"Mama sama saja menyebalkan," gayanya yang sudah kesal sambil melenggang pergi keluar.
***
Kembali ke Rere
Dia masih asik merebahkan dirinya diatas kasur king sizenya sambil memandangi langit-langit kamarnya, entah apa lagi yang dipirkan gadis itu hingga tak ingin beranjak dari kasurnya.
Hingga suara dari Agnes membuyarkan lamunannya. "Bu booosss..., banguuun, sudah hampir siang ini. Ada Liam dibawah mencarimu," teriak Agnes sambil menggedor-nggedor pintu kamar Rere.
Pemilik kamar itupun langsung menyahuti "suruh tunggu 30 menit lagi aku akan kebawah", sahut Rere dari dalam kamarnya. Segera iapun betanjak dari kasurnya menuju kamar mandi.
Diluar kamar Agnes menggerutu kesal karena kebiasaan Rere yang susah di bangunkan, "dassar orang itu, kebiasaan," Agnes segera turun dan menuju dapur.
"Tuan Li, tunggu sebentar ya. Kata bu bos 30 menit lagi, silahkan diminum dulu," tawar Agnes.
"Terima kasih nona, tak perlu repot-repot aku kesini hanya sebentar saja".
Tak lama kemudian, Rere pun turun menuju ruang tamu.
Liam langsung memberikan berkas laporan yang dibawanya dan mulai menjelaskan semuanya, mulai dari perkembangan perusahaan, markas dan usaha yang dimiliki oleh Rere.
"Markas yang ada disini aman terkendali nona, perusahaan juga tidak ada masalah dan banyak yang mengajukan kontrak kerja sama terutama Abraham group yang di pimpin oleh tuan Rey sendiri," jelas Liam.
Seketika aktifitas Rere terhenti dan menoleh kearah Liam, "kau setujui saja untuk Abraham group, bagaimana dengan dirinya selama aku pergi?" Tanya Rere dengan wajah datarnya kembali membaca berkas-berkas yang ada ditangannya
Liam juga menceritakan bagaimana Rey selama ini, Rey yang hampir setiap hari datang kerumah orang tua Rere menanyakan keberadaan dan kabar Rere.
Rey juga meminta maaf kepada kedua orang tua Rere atas apa yang sudah ia lakukan pada Rere.
Bohong jika Rere tidak pernah memikirkan Rey bahkan hingga sekarang perasaannya pada Rey tetap sama. Hampir tiap malam Rere selalu menangis dalam diam memikirkan Rey. Sejauh kemanapun Rere pergi, seberapa lama ia pergi tidak bisa mengubah rasa itu pada Rey. Rere hanya ingin memberikan pelajaran yang berharga untuk Rey. Jika kesabaran tidak bisa menyadarkannya, maka kehilanganlah yang akan menyadarkannya.
Rere tak pernah memiliki dendam pada Rey hanya karena dia dihianati. Hanya saja sikapnya yang sekarang lebih banyak diam, dingin dan cuek terhadap sekitar, berbicara hanya seperlunya saja.
"Emm yasudah kalau begitu, bagaimana dengan orang-orang yang aku suruh semalam? kapan mereka tiba?"
"Mereka akan segera sampai nona."
Tak berselang lama orang-orang yang yang di maksud Rere dan Liam baru saja tiba, 2 orang sopir pribadi dan 10 Art. Tak lupa merekapun memperkenalkan diri mereka masing-masing.
"Tugas kalian sudah tahu sendiri bukan tanpa harus di jelaskan panjang lebar?, kalian harus saling membantu dan bagi tugas, bersikaplah jujur, aku tak suka menerima orang pembohong, untuk kamar, kalian pilih sendiri-sendiri yang sudah tersedia. Untuk Bi Nunung, bertugas membersihkan kamar pribadiku & ruang kerjaku. Kalian boleh bubar dan melaksanankan tugas masing-masing, siapkan makan malam nanti, saat ini aku ada urusan di luar," ujar Rere pada mereka semua.
"Baik nona," jawab mereka bersamaan.
"Panggil aku nona sulung," ujar Rere sambil berjalan keluar di ikuti Agnes dan Liam.
"Nona, kalau begitu saya pamit undur diri," pamit Liam.
"Hmmm," hanya disahuti deheman oleh Rere sambil menganggukkan kepalanya.
"Sekarang kita mau kemana bu bos?" tanya Agnes
"Kita keliling sebentar dan mengunjungi cafe ku disini, setelah itu kita kerumah mama," ucap Rere sambil melempar kunci mobil ke Agnes.
"Aahh... siap bu bos. Kita main balap-balap, hihihii," semangat Agnes 45 sambil memasuki mobil mewah Rere.
Tak lama mobil mewah yang di kendarai Rere dan Agnes pun melesat cepat membelah jalanan kota. Agnes tak peduli sumpah serapah yang di lontarkan padanya karena mengemudi dengan kencangnya.
***
Setelah menempuh perjalanan 1 jam akhirnya tiba di cafe Rere yang diberi nama Cassandra Cafe. Cafe memiliki desain yang elegan dan nyaman sehingga banyak pengunjung yang menyukainya, bahkan kalangan pebisnis pun sering datang ke cafe itu.
Agnes dan Rere keluar dari mobilnya tak lupa menggunakan masker dan kaca mata hitamnya agar tak banyak orang yang mengenalinya, sesampainya didalam mereka memilih tempat duduk yang berada di pinggir jendela yang menghadap ke jalan raya.
"Aku mau keruang manajer dulu, kau disini sebentar. Pesan saja sesuka hatimu," ujar Rere pada Agnes.
"Bener ya boleh?" Dengan semangat 45 nya. Kalau sudah berhadapan dengan makanan Agnes juaranya.
Rere langsung menemui manajernya yang bernama Audrey di dalam untuk melihat laporan perkembangan cafenya.
Tak perlu berlama-lama Rere langsung keluar menuju meja makan tadi bersama Agnes. Rere di buat melongo dengan apa yang di pesan oleh Agnes, bagaimana tidak? Hampir semua menu ada dihadapannya.
"Perutmu itu karung atau apa, hah? Bisa-bisanya semua makanan kau pesan." Ledek Rere pada Agnes.
"Semua menu disini enak bu boss aku suka, tempatnya juga nyaman pantas saja banyak pengunjung yang datang."
Seketika mata Agnes pun menangkap sosok yang sepertinya dia kenal, yang sepertinya pernah dia lihat tapi entah kapan.
"Bu boosss ... bukankah orang itu.... " ucap Agnes yang dijeda sambil menunjuk orang yang di maksud. Rere pun ikut menoleh kesumber yang ditunjuk oleh Agnes
Yaaa... orang yang dimaksud Agnes adalah Rey, mantan dari bosnya yang cantik itu. Agnes ingat jika dia pernah melihat foto yang tergantung dikamar Rere saat masih di Amerika.
Bahkan di mension Rere sekarang dikamar pribadi dan ruang kerjanya terdapat foto mereka berdua. Rere tak pernah membuang foto-foto mereka. Ada satu foto yang paling menonjol diruang kerjanya terdapat foto mereka berdua dengan ukuran yang sangat besar. Sebelumnya Rere sudah berpesan pada Liam untuk mengatur semuanya.
Dengan perasaan yang tak karuan Rere melihat orang yang selama ini memnuhi pikirannya, orang yang dirindukannya. Saat ini perasaan Rere tak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Tanpa suara sekatapun Rere tiba-tiba berdiri dari duduknya begitu saja melenggang pergi. Yang dilakukan Rere membuat Agnes bingung entah apa yang dilakukan oleh bosnya itu.
Tak lama kemudian Rere kembali ketempat Agnes "ayo kita pergi dari sini, mama sudah menungguku," ucap Rere sambil berjalan keluar diikuti Agnes.
"Kau dari mana bos? kenapa pergi begitu saja?" tanya Agnes yang tak disahuti oleh Rere.
Bu boss kenapa ya? kenapa jadi aneh begitu? aahh sudahlah. Batin Agnes
Keduanya pun kembali melesat membelah jalanan menuju rumah keluarga Rere
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
VLav
aduh rere, move on dong say
aq mampir lagi ya 👍
2022-07-02
2
Bunda Abizzan
Aduh Rere, apa gunanya pergi jauh, kalo kenangan tentang ya masih terus disimpan??
Tapi masih belum jelas ya, alasan di balik rey bersama perempuan itu..
Salam dari " Perjalanan Cinta Qonita"
2022-06-12
1
Bunda Abizzan
Secinta itu kamu Re?
2022-06-12
1