Lidia masih dihinggapi rasa bersalah pada Sean. Apakah perubahan sikapnya pagi ini gara-gara kejadian semalam. Kalau iya, kenapa dia marah? Tidak mungkin juga pria itu menyukainya. Namun Lidia teringat dengan ciuman pria itu semalam saat di dalam mobil. Ciumannya yang hangat dan penuh dengan kelembutan. Lidia menggelengkan kepalanya saat mengingat ciuman itu. Memang tidak ada salahnya dia berciuman dengan pria yang sudah sah menjadi suaminya. tapi kenapa diam-diam Lidia merindukan ciuman pria itu.
Akhirnya Lidia masuk ke dalam kamarnya. Dia akan membangunkan Viana untuk diajak berjemur. Karena sinar matahari pagi sangat bagus. Dan siang nanti Lidia berencana akan datang ke kantor untuk meminta maaf pada Sean akan kesalahannya semalam. Sekaligus membawakan makan siang.
Sementara itu Sean setelah mengantar Chandra ke sekolah, pria itu tidak langsung pergi kantor. melainkan pergi ke kantor Tuan David. Dia akan membuat perhitungan dengan pria yang semalam telah melecehkan istrinya.
Sesampainya di kantor Tuan David, Sean segera menuju ruangannya setelah bertanya pada sekretarisnya. Sean tidak peduli meski sekretaris Tuan David melarangnya masuk tanpa ada janji.
“Selamat pagi Tuan asisten yang terhormat! Ada apa pagi-pagi sudah datang ke kantor saya? Apakah anda ingin melakukan perjanjian dengan saya?” tanya pria itu santai.
Bugh
Satu pukulan mendarat tepat di rahang pria itu. Kemudian Sean menarik kerah bajunya.
“Bukankah sudah saya peringatkan berulangkali kalau sampai kapanpun saya tidak akan keluar dari perusahaan Graham Corp. terlebih sekarang sayalah yang menjadi pemimpinnya.” Ucap Sean.
“Wow licik sekali cara anda. Pertama, menikahi jandanya Tuan Billal setelah itu mengambil alih perusahaannya. Kalau begitu bolehkan saya kerjasama dengan anda? Sekaligus kerjasama berbagi istri. Bukankah janda Tuan Billal masih sangat muda dan cantik?” ucap pria itu.
Bugh bugh bugh
Sean kembali memukui Tuan David. Tuan David pun tidak bisa melawan karena kekuatannya jauh di bawah Sean. Sean tidak terima kalau wanitanya dijadikan barang rebutan. “Ingat Tuan David yang terhormat, sampai kapanpun saya tidak akan membiarkan istri saya atau bahkan perusahaan jatuh ke tangan anda. Saya tidak takut dnegan ancman anda.” Ucap Sean lalu menghempaskan pria itu hingga jatuh tersungkur.
Setelah itu Sean keluar dari ruangan Tuan David.
Selepas kepergian Sean, Tuan David meraih ponselnya dan menghubungi seseorang agar memberikan balasan yang setimpal pada Sean. Pria tua itu sangat murka dengan Sean. Darahnya semakin mendidih setelah mendengar bahwa Sean sama sekali tidak takut dengan ancamannya.
Setelah dari kantor Tuan David, Sean segera pergi ke kantornya. Dalam perjalanan dia melihat ada dua motor yang sedang melaju di belakang mobilnya. Dia tahu itu pasti orang suruhan Tuan David. Sean pun mengikuti permainan pria itu. Dia sengaja melajukan mobilnya ke tempat yang sepi. Dia juga akan melawan semua anak buah Tuan David dengan tangannya sendiri.
Ckittt
Sean mengerem mendadak mobilnya, hingga membuat salah satu pengendara motor itu menabrak mobilnya. Tak lama kemudian Sean keluar dan menantang tiga pria itu. Salah satu dari ketiga pria itu maju lebih dulu dan langsung menghajar Sean. Sean pun dengan gesit melawannya. Tak lama kemudian dua pria lainnya ikut menyerang. Kini Sean sedang menghadapi tiga orang pria yang sama kuatnya.
Mereka menyerang Sean bergantian. Tak sedikit pula Sean mendapatkan pukulan tepat menegnai wajahnya. Namun dia masih bisa bertahan. Sean berhasil melumpuhkan salah satunya. Dan masih tersisa dua pria lagi.
Salah satu pria itu menyerang Sean dan satunya lagi mengambil sebuah bata untuk dihantamkan pada Sean. Sean yang mengetahuinya dengan cepat dia menghindar. Dan dengan gerakan gesit dia mengumpan salah satu pria yang sedang baku hantam dengannya saat bata itu akan dilemparkan padanya. Alhasil teman pria itulah yang terkena lemparan bata tepat di kepalanya.
Dan saat si pelempar bata itu lengah, Sean segera menendang perut pria itu hingga jatuh tersungkur. Sekarang ketiga pria suruhan Tuan David telah berhasil ia kalahkan. Sean segera pergi meninggalkan tempat itu.
Sesampainya di kantor, banyak karyawan yang menatap penampilan Sean jauh dari kata rapi. Namun pria itu tampak acuh. Sebelum memasuki ruangannya, Sean meminta Silvia agar mengambilkan obat. Silvia pun terkejut dengan wajah pria pujaannya penuh dengan luka.
Sean kini sedang duduk di sofa dengan posisi menyandar. Tak lama kemudian Silvia masuk dengan membawa kotak obat.
“Bolehkah saya bantu mengobati luka Tuan?” tanya Silvia.
“Hmm” jawab Sean singkat karena bibirnya terasa perih untuk berbicara.
Silvia pun mulai mengibati luka Sean. Dengan membersihkannya dengan alcohol terlebih dulu sebelum memberikan betadine. Sean tampak meringis kesakitan karena lukanya terasa perih saat terkena alcohol.
Cklek
Tiba-tiba saja pintu ruangan terbuka. Sean dan Silvia masih belum menyadari kedatangan seseorang itu. Namun tidak dengan Lidia. Wanita itu melihat Sean sedang duduk bersandar denagn silvia berada di dekatnya seperti sedang meniup-niup ke wajah Sean.
Dan ini kedua kalinya Lidia merasa hatinya terusik saat melihat kedekatan Sean dengan Silvia. “Ehm, maaf mengganngu kegiatan kalian.” Ucap Lidia.
Sontak saja Sean langsung bangkit dari duduknya dan melihat Lidia yang hendak keluar dari ruangannya. Sedangkan Silvia memanfaatkan kesempatan dengan cara menekan luka Sean hingga pria itu mengaduh kesakitan. “Tuan, tunggu dulu ini masih keluar darahnya.” Ucap Silvia dengan tangan yang menahan Sean agar tidak mengejar Lidia.
“Lidia tunggu! Kamu pergilah sekarang juga!” ucap Sean dengan tatapan tajam. Seketika nyali Silvia menciut.
Sean berhasil menahan Lidia agar tidak keluar. Lalu menyuruh wanita itu duduk. Sean juga melihat kotak bekal yang dibawa oleh istrinya. Hatinya menghangat dengan perhatian kecil yang ditunjukkan oleh istrinya. Namun dia kembali teringat kejadian semalam.
“Apa ada hal penting yang membuatmu datang kesini?” tanya Sean.
“Nggak ada. Ya sudah aku pulang. maaf mengganggu waktu kamu.” Jawab Lidia dan segera berdiri dengan membawa lagi kotak bekalnya.
Aww
Sean pura-pura kesakitan. Dan benar saja Lidia menghentikan langkahnya. Dia sangat terkejut saat melihat beberapa luka memar pada wajah Sean.
“Kenapa dengan muka kamu? Siapa yang melakukannya?” tanya Lidia khawatir.
“Nggak apa-apa. Hanya luka ringan saja.” Jawab Sean.
Lidia pun segera mengambil obat dan melanjutkan mengobati luka Sean. Wanita itu sangat telaten. Bahkan Sean sangat menikmati sentuhan itu, meski merasakan perih di wajahnya.
“Sudah selesai. aku akan pulang.” ucap Lidia.
“Lalu bekal itu untuk siapa?” tanya Sean.
“Ambillah kalau mau. Aku tadi tidak sengaja membawanya.” Ucap Lidia acuh, lalu meletakkan bekal itu di atas meja.
Sean tersenyum mendengar alasan Lidia yang tak masuk akal. Tapi jujur saja dia sangat senang.
“Ya sudah terima kasih, tolong panggilkan Silvia kalau kamu keluar. Suruh dia menyuapiku makan. Karena tanganku sakit untuk digerakkan.” Ucap Sean tanpa melihat wajah kesal Lidia.
“Duduklah yang benar! Aku yang akan menyuapimu.”
.
.
.
*TBC
Happy Reading‼️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments
Iiq Rahmawaty
nah nah cemburu yeeee😂😂
2022-07-07
1
Iiq Rahmawaty
tolong pake bodyguard donk sean klo kluar rmh .. ngeri ihh dirimu lg di incar sma si david itu
2022-07-07
2
Nur Suci Aeni
🤣🤣🤣🤣 pinter yah kamu sen
2022-07-06
3