Sementara itu Sean setelah mengantar pengacara dan pegawai notaris pulang, dia hendak menemui Lidia. Namun ternyata wanita itu sudah tidak ada di ruang tamu. Jadi Sean memilih keluar untuk menjemput Chandra yang sebentar lagi pulang sekolah.
Jujur saja tidak mudah bagi Sean menjalankan wasiat yang diberikan oleh mantan bosnya itu. Dan entah berdasarkan apa sehingga bosnya mempercayakan dirinya untuk menjadi ayah sambung anak Lidia dan juga menjadi suami keduanya.
Memang Sean akui sejak dulu sangat mendambakan sosok Lidia untuk menjadi pendamping hidupnya. Namun sadar kalau wanita itu milik bosnya, jadi dia hanya bisa mencintai wanita itu dalam diam.
Sean juga sebelumnya tidak pernah membayangkan akan hidup berumah tangga. Dia berkaca dari pengalaman Billal yang dua kali gagal membina rumah tangga dan masalahnya pun bersumber dari si wanitanya. Istri pertama Billal dulu seorang model terkenal, namun dia selingkuh dari Billal dan lebih memilih pria yang usianya jauh lebih muda. Setelah itu Billal menikah lagi dengan seorang wanita muda bekas pelayan Club. Awalnya Sean mengira wanita itu benar-benar mencintai bosnya. Ternyata salah, kepolosan wanita itu ternyata digunakan untuk mengambil harta Billal kemudian pergi dengan pria lain.
Dari pengalaman Billal itulah yang membuat Sean tidak ingin menjalin hubungan serius di saat usianya sudah matang. Namun saat itu Sean sepertinya ingin membatalkan niatnya yang ingin menjomlo seumur hidup karena dia merasa menemukan sosok perempuan cantik dan lemah lembut. Dan lagi-lagi dewa keberuntungan tidak berpihak padanya. Karena ternyata sosok perempuan yang ia kagumi adalah istri ketiga Billal yaitu Lidia.
Mulai saat itu hingga sekarang usia Sean menginjak 36 tahun, dia masih betah dengan kesendiriannya. Hal itu disebabkan karena hatinya sudah terpaut dengan Lidia. Dan tanpa seorang pun yang tahu bahwa Sean sudah memendam perasaannya terhadap Lidia selama kurang lebih enam tahun. Kecuali Leon, sahabatnya.
Dan sekarang kesempatan emas itu datang. Sean diminta untuk menjadi suami kedua Lidia. Entah itu berkah atau musibah. Meski dirinya sangat mencintai Lidia, namun bagaimana dengan Lidia? Sean sendiri tidak tahu.
Yang Sean tahu selama ini sosok Lidia adalah wanita yang sangat mencintai keluarga. Beruntung selama enam tahun ini Billal mendapatkan kasih sayang tulus dari Lidia. Namun jika nanti dirinya sudah menjadi suami Lidia, apakah dia akan mendapatkan kasih sayang yang sama seperti yang Lidia berikan untuk Billal.
Tanpa terasa mobil Sean sudha berhenti di depan pintu gerbang sekolah Chandra. Belum sempat ia keluar dari mobil, sudah terdengar suara anak kecil berteriak sambil mengetuk pintu mobil. Sean dengan cepat membukakannya.
“Hai ganteng!! Bagaimana sekolahnya hari ini?” tanya Sean sambil mencubit gemas pipi Chandra.
“Hai juga Uncle! Hari ini Chan sekolahnya hanya bermain menangkap bola. Tadi teman-teman Chan dan bu guru memeluk Chan sambil mengajak doa bersama untuk Papa.” Anak kecil itu bercerita dengan antusias.
“Apa kamu merindukan Papa?” tanya Sean, dan diangguki oleh Chandra.
“Kata Mama kalau Chan kangen sama Papa, Chan cukup mendoakannya saja.” Ucap Chandra.
Mata Sean berair mendengar ucapan Chandra yang menurutnya sudah mengerti dengan keadaan. Bahkan sifat dewasa anak kecil itu mengingatkan dirinya pada mendiang Billal.
Setelah itu Sean melajukan mobilnya untuk pulang mengantar Chandra. Dia tidak ingin membuat Lidia khawatir karena Chandra telat sampai rumah.
“Uncle, bagaimana tentang permintaan Chan saat itu?” tanya Chandra tiba-tiba.
“Memangnya Chan minta sesuatu sama Uncle? Kok Uncle nggak ingat sama sekali ya.” Jawab Sean masih fokus menyetir.
“Ah Uncle pikun. Padahal belum jadi kakek-kakek loh.” Ucap Chandra dengan cemberut.
Sean tersenyum dan sangat gemas melihat tingkah lucu Chandra. “Coba bilang saja, maaf Uncle benar-benar lupa.” Ucap Sean.
“Yang itu loh Uncle, mau nggak Uncle jadi Papanya Chan? Sekarang kan Chan sudah tidak punya Papa lagi.” Ucap Chandra.
Sean terdiam setelah mendengar permintaan Chandra. Apakah bocah kecil itu benar-benar merindukan Papanya hingga ingin sekali meminta dirinya untuk menjadi Papanya. Sean bingung harus menjawab apa. Kalau menolak, pasti anak itu akan kecewa. Sedangkan jika mengijinkan, Sean takut dikira memanfaatkan keadaan.
“Chandra, tanpa kamu minta pun Uncle sudah menganggap kamu seperti anak Uncle. Jadi jangan bersedih lagi ya. Uncle akan selalu bersama Chan.” Jawab Sean.
“Tapi aku ingin panggil Papa bukan Uncle lagi, biar teman-teman nggak meledek Chan kalau Chan sudah tidak punya Papa.” Ucap Chandra.
Ternyata ini alasan Chandra. Dia tidak ingin dikatai temannya kalau sudah tidak punya Papa lagi. Sungguh Sean sangat sedih mendengarnya.
“Ya sudah boleh. Tapi jangan panggil Papa, ya? Panggil Ayah saja. Mau?” tawar Sean.
“Horeee!!! Sekarang Chan akan panggil Uncle, ayah ya?” ucap Chandra dengan senang.
Sesampainya di rumah, Sean hanya mengantar Chandra sampai turun dari mobil saja. Karena dia akan bertemu dengan Leon yang akan mengajaknya makan siang.
Dan kini Sean sudah ada di sebuah restaurant dimana Leon sudah menunggunya. Terlihat pria sedang asyik berbicara melalui sambungan telepon. Sean langsung duduk dan memilih menu makanan.
“Kemana aja kamu akhir-akhir ini nggak pernah ke Club langganan kita?” tanya Leon setelah mengakhiri pembicaraannya melalui sambungan telepon.
“Yang benar saja, aku masih berduka. Nggak mungkin lah aku ke Club.” Jawab Sean.
Leon tergelak mendengar jawaban sahabatnya. “Sejak kapan kamu berubah seperti ini. atau memang ini alasan kamu saja untuk mendekati jandanya Tuan Billal?” goda Leon dan mendapat tatapan tajam dari Sean.
“Ok ok sorry. Aku lupa kalau kamu sudah ada di kota ini, nggak mungkin kamu pergi ke Club untuk mengencani Lidia KW.” Sekali lagi Leon mendapatkan tatapan tajam dari Sean.
“Ah sudahlah, mending aku pulang saja.” Ucap Sean dan segera beranjak. Namun dengan cepat Leon menahannya dan meminta Sean duduk lagi.
“Bercanda bro! baperan amat sih jadi laki. Oh iya bagaimana urusan proyek yang kemarin kita kerjakan? Aku yakin kalau saat ini perusahaan Tuan Billal kamu yang pegang sementara.” Tanya Leon.
“Kemarin filenya masih aku periksa tapi belum selesai. mungkin nanti malam aku pelajari lagi.” Jawab Sean.
Tak lama kemudian pesanan makanan mereka datang. Mereka berdua segera menikmati makan siangnya, sebelum melanjutkan kembali obrolannya yang sempat terputus.
“Bagaimana kepemimpinan perusahaan Tuan Billal setelah ini? apakah akan diteruskan oleh keponakannya? Setahuku dia punya keponakan laki-laki yang juga seorang pengusaha.” Tanya Leon setelah menyelesaikan makan siangnya lebih dulu.
Sean masih belum menjawab karena dia masih mengunyah makanannya. “Aku yang akan melanjutkannya.” Jawab Sean singkat.
“Wow…serius kamu? Kok bisa Tuan Billal menyerahkan perusahaannya pada asisten pribadinya yang sama sekali tidak ada hubungan keluarga.” Tanya leon tak percaya.
“Serius, tapi setelah aku menjadi suami kedua Lidia.” Jawab Sean dengan santai.
Uhukkk
Leon terbatuk saat sedang minum. Bahkan minumannya
sampai menyembur ke meja.
.
.
.
*TBC
Happy Reading‼️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 243 Episodes
Comments
Turifatul Hasanah
Sean menang banyak 😂
2023-07-03
1
Iiq Rahmawaty
jd bilal udh 2 kali mnikah sblum nya,, dan ini si lidia istri ketiga
2022-07-07
3
Devi Handayani
ini jangan jangan leon informan tuan david🙄🤔
2022-07-04
1