" Dinda membutuhkan donor darah, namun di rumah sakit ini sudah habis. " ucap radit dengan sedih.
" Kalau begitu ambil saja darah ku, golongan darah ku sama. " ujar Calista dengan bermuka datar. Walaupun di luar biasa saja, namun di dalam hatinya di sangat khawatir dengan Dinda.
Bila dia bisa biar kan lah dia yg terbaring lemah yang penting adeknya sehat selalu dan bahagia, cuma itu sekarang tujuan hidup nya hanya untuk membahagiakan adek nya.
" Tapi keadaan mu dek? " tanya satria dengan nada khawatir.
Radit yang tidak memperhatikan keadaan Calista pun terkejut
" Kenapa dengan mu lista? " tanya dengan wajah terkejut.
Dengan santai nya Calista berkata.
" gue Gak papa. "
" Cepet ambil darah gue bang, gue gak K mau Dinda kenapa-napa. " lanjut nya lagi.
" Tapi..." Ucapan nya di potong oleh Calista dengn nada yang membuat nya merinding dengan adek angkat nya itu.
" Gak ada tapi-tapian,cepet atau Dinda gak bakal selamat. " ucap Calista dengan wajah sedatar tembok, dan sedingin es kutub Utara.
" Baik lah." Ucap nya dengan pasrah melihat betapa sayang nya Calista dengan Dinda.
" Tapi sebelum itu sebaik nya adek mandi di kamar VIP tempat Dinda nanti istirahat di sana udah ada baju nya. " Perintah tegas dari satria, arti nya tidak ada penolakan
" Baik lah"
*******
Sebuah mobil masuk di pekarangan pesantren terbesar di Bandung yaitu pesantren 'al- Muhsinin' , Rifqi,Fiki dan pak toni keluar mobil.
" Assalamu'alaikum ", Ucap mereka bertiga.
" Waalaikumsalam " Balas dari dlm rumah
" Akhir nya kalian nyampe jg, yaudah sebaik nya istirahat pasti lelah dari perjalan jauh " ucap umi Rifqi setelah anak nya dan anak dari adek (Fiki) nya menyalami punggung telapak tangan nya.
Mereka pun memasuk kamar masing-masing untuk tidur. Tapi berbeda dengan kamar yang di lantai dua, yaitu 'kamar rifqi ' dia sama sekali tidak bisa tidur karna terus kepikiran sama Calista.
karna tidak bisa tidur dia pun memutus kan salat,setelah itu baru bisa tidur dengn nyenyak.
*******
Di pagi yang cerah ini di sebuah kamar mewah terlihat seorang wanita berumur 30 tahunan sedang berbicara dengan seseorang di ujung telpon yang di yakini anak buah setia nya.
" Apa!!!...dasar sialan mereka, membunuh satu gadis saja gak becus, sia-sia aku membayar mereka mahal hasil nya sama sekali tidak ada. " Marah wanita itu sambil mematikan telepon.
Dengan kemarahan yang memuncak wanita itu membanting barang-barang yang ada di kamarnya itu.
Brak!
Brak!
cetar!
Suara pecahan menggema di ruangan itu dengan dada naik turun. " Suatu hari nanti aku akan membunuh mu Calista." Ucap dengan penuh kebencian.
Wanita itu adalah ibu tiri Calista dan Dinda yang selalu menyiksa Calista dan hinda. Lebih tepat
nya Calista karna Calista tidak ada kan terima jika adek tersayang nya di pukuli walau hanya seujung kuku dia tidak akan terima.
Biar lah dia yang merasakan sakit fisik dan batin asal adeknya tidak di perilaku kan sama seperti nya.
yah ,wanita itu bernama Raisa Karmila.
tok...
tok..
tok.
Terdengar ketukan pintu dari luar
" Mama... ma..buka pintu nya. "Ucap seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah anak raisa yang bernama olivia putri Hermawan
clek!... pintu terbuka
" Astaga ma , ada apa dengan kamar mama. " pekiknya setelah masuk betapa kaget nya diri nya
saat melihat kamar mama nya seperti kapal pecah
.......
sampai di sini dulu ya guys?
jangan lupa like,komen,favorit, vote, kasih 🌹dan bintang 5
sampai jumpa di bab berikut nya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments