Bandung

" Boleh sayang. " ujar bunda lembut mana mungkin dia menolak.

" Namun kalian harus hati hati di sana nanti. " Nasehat ayah kepada anaknya. Calista dan Radit hanya mengangguk paham. Bagaimana pun keselamatan mereka juga penting.

" kakak Dinda juga ikut ya " pinta Dinda dengan wajah memelas.

" Dinda di rumah aja. " ucap Calista lembut.

" Tapi Dinda kan udah lama gak jalan-jalan ke Bandung kak, Dinda jg kangen sama A'a Rio "

" Lagian Dinda gak ada ngapa-ngapain kan, Dinda jg udah tamat kak. " tambah nya lagi agar meyakinkan Calista.

yah, Dinda sudah tamat SMP jadi dia sangat butuh refreshing untuk menyegarkan pikiran nya.

" ya udah Dinda ikut " Calista merasa tidak tega melihat wajah dinda.

" yes. " gembira Dinda.

" oh iya lista, masalah ibu tiri kamu gimana? Semakin di biarin dia jadi ngelunjak. " ucap ayah mengingat wanita iblis yang pernah menyiksa putrinya.

" Sementara waktu kita tidak perlu berbuat apa-apa dulu yah, calista lagi mencari bukti-bukti kejahatan mereka. "

" jadi calista lagi nyari bukti ? " Ridho bertanya karena dia tidak tau.

" iya"

" wih pintar nya adek Abang ." puji satria merasa bangga.

" Cuma kak lista aja nih yang di bilang pintar " ngambek dinda.

Ridho tertawa dengan berkata." uluh uluh jangan ngambek dong, Dinda juga pintar kok." ucapan ridho membuat Dinda bangga

" iya, dong siapa dulu gitu loh Dinda Syafitri winata. " Bangga nya sambil berdiri dan tangan kanan nya memukul dada nya.

mereka yang melihat kelakuan Dinda termasuk pelayan yang lewat, tertawa pecah.

******

keesokan hari nya

" bang Radit cepat, dinda dan kakak udah siap. " Teriak Dinda sambil mengetok pintu dengan keras.

" Iya sabar. " Teriak dari dalam kamar.

Saat Radit membuka pintu ia

langsung mendapat kan Omelan dari Dinda.

" abang ni lama banget sih kayak perempuan aja. Sedang Dinda aja yang perempuan gak lama kayak abang, lagian kita kan gak K bawa banyak barang, apakah Abang udah siap, Dinda tu udah gak sabar mau ke Bandung. " cerocos Dinda panjang lebar. Bahkan dia sampai kehabisan nafas saat berbicara.

Radit hanya sabar mendengar adek angkat yamg satu ini sangat cerewet berbanding balik dengan Kaka nya.

" Udah siap kok ayo turun." ucapan Radit membuat Omelan Dinda berhenti dan langsung berkata dengn semangat.

" ayok "

mereka berdua pun sampai di depan rumah. Terlihat di sana ada Calista, bunda , ayah dan ridho.

sedangkan satria sudah dari pagi pagi pergi meeting.

Terlihat bunda lagi menasehati calista dengan gaya ibu yang baik.

" Calista di sana jangan telat makan."

" Jaga kesehatan kalian di sana."

" Ridho tugas mu memastikan anak perempuan bunda yang cantik-cantik ini sehat-sehat setelah pulang dari sana dan jangn lupa kamu suruh Dinda dan calista makan. " Ucap bunda panjang lebar.

" iya Bun " patuh Radit, lagian tidak mungkin dia akan menelantarkan adiknya di sana.

" hati hati di jalan. " ucap ayah pada mereka.

" dan jangan lupa bawa oleh oleh " sahut ridho tidak ingin ketinggalan.

Ini sebenar nya mau ke Bandung atau ke luar negri sih pikir mereka dengan heran.

"Iya Bun, yah , bang. " ucap radit dengan sabar.

" Kalian di sana berapa lama? " Tanya ayah yang belum sempat bertanya tadi.

" paling cuman seminggu. " balas Calista yang memang tidak ada niat untuk berlama-lama.

" ya udah ayo kita berangkat keburu udah siang." Tambah lgi, dan langsung memeluk mereka semua begitu jg dengan Dinda dan Radit

" kami pergi dulu ya bun, yah "

" iya hati hati "

entah berapa kali mereka mendengar perkataan bunda dengan menyebut kata ' hati hati'.

" Asalamualaikum " ucap Calista Dinda dan Radit bersamaan.

" Waalaikumsalam " balas mereka menatap mobil yang meningal kan pekarangan rumah.

*****

Di Bandung " kafe Lis'da"

Terlihat segerombolan keluarga kiyai masuk ke kafe, mereka adalah keluarga Rifqi dan Fiki.

" Apa di sini kafe nya umi? " tanya Abi ahmad kepada istrinya yang tidak lain orang tua Fiki.

" Iya Abi di sini kafe yang umi mau. " balas Vita istri dari Ahmad, umi Fiki.

" Yaudah ayok kita duduk di sana. " Ahmad menunjuk salah satu meja kosong.

" Tapi umi mau nya yang di lantai atas Abi. " Manja Vita dengan memeluk tangan Ahmad.

Vita lagi hamil muda jadi semua keinginan nya harus di turuti. Termasuk dia tiba tiba mengajak Kaka nya ( Aisah, umi Rifqi) untuk ke kafe yang lagi heboh di perbincangkan di daerah Bandung.

dengan kelezatan nya dan juga dekorasinya yang sangat cantik.

dengar-dengar juga itu semua pemilik nya yang menumpahkan ide-ide itu dan resep-resep makanan nya. Tapi tidak ada yang tau siapa pemilik nya hanya manajer di Bandung saja yg tau.

" yaudah ayok kita ke atas vi. " ucap Aisah kepada adek kandung nya.

 

bersambung.....

terimakasih telah membaca cerita dai author ini....

jangan lupa like, komen, favorit, hadiah, kasih mawar dan bintang lima

sampai jumpa di bab berikut nya.....

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!