LAMARAN

All New Avanza hitam itu tiba di depan Kediaman Datau-Datunsolang. Arya keluar duluan dari mobil dan memutari kendaraan itu tiba diseberangnya untuk membukakan pintu untuk Kamala.

Wanita itu keluar dari mobil dan tersenyum. "Terima kasih Pak." responnya.

"Mulai saat ini, panggillah namaku." pinta Arya, "Tanpa embel-embel Pak atau Tuan."

"Baiklah, Arya." ujar Kamala memperbaiki cara pengucapannya.

"Ayo..." ajak Arya seraya mengulurkan tangannya.

Kamala tersenyum dan menyambut uluran tangan lelaki itu. Keduanya bergandengan tangan melangkah memasuki kediaman tersebut.

"Assalamualaikum...." seru Arya mengucap salam didepan pintu.

Tak lama kemudian, muncul Mirnawati Datunsolang, ibu dari Arya yang melangkah anggun penuh senyum hangat.

"Ahhh... kalian sudah datang rupanya. Silahkan masuk." ujar Mirnawati sembari melangkah mundur sejenak ke sisi dinding memberi kesempatan Arya dan Kamala melangkah memasuki ruangan dan tak lama kemudian seorang pria parobaya juga muncul dari sebelah ruangan.

"Arya, jadi inikah calon istrimu?" tanya lelaki parobaya tersebut.

Arya tersenyum menatap lelaki itu. "Iya Papa."

Lelaki itu mengamati Kamala beberapa saat lalu menatap istrinya. "Bagaimana menurut Mama?"

Mirnawati tersenyum mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut suaminya. Wanita parobaya itu menatap Arya dan Kamala.

"Silahkan duduk." ujarnya mempersilahkan.

"Terima kasih." sahut Kamala dengan elegan membuat Mirnawati merasakan kesan tersendiri yang membuatnya kagum.

Kamala duduk diapit oleh Arya sedangkan Mirnawati duduk bersama suaminya. Wanita parobaya itu memandang Kamala.

"Boleh kutahu, namamu?" tanya Mirnawati sembari mengulurkan tangan.

"Kamala Tamara Laiya, M.Pd, Kons." jawab Kamala menjabat tangan wanita parobaya dihadapannya. "Senang bertemu dengan anda."

"Wah, seorang magister rupanya." puji Mirnawati seraya menatap Arya. "Kamu memilih wanita terlalu tinggi." sindirnya.

"Sama seperti Mama yang memilih Papa bukan?" balas Arya dengan senyum pula.

"Kau paling bisa membalas Mama." sahut Mirnawati dengan senyum lalu menatap Kamala.

"Kalian berdua..." ujarnya hendak mengintrogasi.

"Maa... ini bukan interogasi, kan?" tegur Arya dengan senyum.

Kamala tersenyum lagi. "Kami sebenarnya rekan sejawat. Perbedaannya hanya pada status bahwa dia adalah atasan saya secara penuh." jawabnya.

"Bagus juga. Jadi kalian bisa berangkat dan pulang bersama-sama." tambah lelaki parobaya itu lagi.

"Ahhh... saya sampai lupa." cetus Mirnawati tiba-tiba. "Kamu mau minum apa, Kamala?" tanya wanita itu.

"Mungkin teh, lebih baik untuk saya." ujar Kamala.

Mirnawati mengangguk. "Baiklah. Tunggu sebentar." ujarnya kemudian bangkit dan melangkah meninggalkan ruangan itu.

Tinggallah Arya dan Kamala ditemani oleh lelaki itu sendirian. Lelaki itu kemudian memandang Kamala.

"Kamu asal mana, nak?" tanya lelaki tersebut.

"Saya sebenarnya asli kota ini juga Pak." jawab Kamala. "Keluarga saya sebenarnya pernah tinggal di Kecamatan Tapa."

"Masih disana juga?" tanya lelaki itu.

Kamala menggeleng dan tersenyum. "Kedua orang tua saya sudah wafat. Saya yatim-piatu sekarang."

"Aduh, maaf ya?" ujar lelaki itu dengan canggung.

Kamala tersenyum. "Tidak apa-apa Pak." tepisnya. "Mengetahui diri calon mantu memang merupakan salah satu persyaratan sebuah ikatan kekeluargaan bisa dipersatukan."

Lelaki itu tertawa lalu menatap Arya. "Kamu memang tak salah pilih nak."

"Bukankah ke depannya, saya juga akan menjadi anaknya Bapak?" tambah Kamala lagi dan membuat lelaki parobaya itu makin tertawa dan mengangguk-angguk.

Tak lama kemudian, Mirnawati muncul ditemani seorang pembantu rumah tangga yang usianya lebih mirip seorang nenek. Nenek itu membawa baki berisi minuman dan setoples kue.

"Wah, kelihatannya saya ketinggalan bahan pembicaraan nih." sindir Mirnawati sembari mengisyaratkan ART itu meletakkan minuman dan makanan di meja.

"Saya sudah boleh gabung, kan?" tanya Mirnawati disambut tawa oleh suami dan putranya, sedangkan Kamala hanya tersenyum saja.

ART itu kemudian pamit ke belakang dan Mirnawati kembali menatap Arya.

"Nak, Mama sudah tidak mau lagi menunggu lebih lama. Jadi Mama minta, dalam sebulan ini persiapkan diri kalian." ujar Mirnawati.

Kamala terlihat gugup sedang Arya menegur ibunya. "Ma... beri sedikit waktu lagi."

Mirnawati menggeleng.

"Nggak. Mama nggak mau." ujarnya menandaskan. "Awal bulan depan, Kamala sudah harus jadi menantu keluarga ini." Mirnawati kemudian menatap Kamala. "Kamu bersedia untuk siap-siap menjadi bagian keluarga Datau-Datunsolang, kan?" todongnya.

"Maa..." tegur Arya lagi.

Kamala menegakkan wajah.

"Baiklah Bu. Saya sudah siap menjadi menantu keluarga ini." ujar Kamala dengan mantap.

"Bagus..." respon Mirnawati kemudian menatap suaminya. "Jadi awal bulan depan, akad dan resepsi pernikahan putra pertama keluarga Datau-Datunsolang akan digelar." ujar wanita itu dengan mantap pula.[]

Episodes
1 PROLOGUE
2 KENANGAN YANG PERGI
3 TAWARAN KENCAN
4 SEORANG GADIS BERNAMA KAMALA
5 SANG PSIKIATER
6 SCHNUCKY
7 GADIS DALAM KENANGAN
8 PERLAWANAN
9 SCHNECKE
10 IMPRESI SESAL YANG TERLAMBAT
11 MENATA DURJA DALAM INGATAN
12 KONSPIRASI KEJI
13 THE JUDGEMENT DAY
14 HARAPAN YANG INGIN DIWUJUDKAN
15 TAWARAN KENCAN JILID II
16 MENIKAHLAH DENGANKU
17 KEPUTUSAN DALAM DUA HARI
18 KESEPAKATAN DALAM PERNIKAHAN
19 LAMARAN
20 KESEPAKATAN ULANG
21 ORANG YANG TAK DIINGINKAN
22 MENCARI SESUATU YANG TAK KEMBALI
23 MENGGALANG ASA YANG NYARIS SIRNA
24 LELAKI YANG KECEWA
25 KEJUTAN DITENGAH GERINGAN
26 TIGA LELAKI BERSENJATA TAJAM
27 TANTANGAN UNTUK SEBUAH HARAPAN
28 AERYNA ZAHRA DATAU
29 MERANGKAI MASA DEPAN
30 RENCANA LICIK ISWAN
31 MEMENUHI JANJI
32 GERING DALAM SESALAN
33 KOLOID YANG DITUTUPI
34 PENGANTAR HATI
35 BERAT JADI LAKI-LAKI...
36 PAKAIAN SIAPA???
37 PANTASKAH AKU?
38 INTEL MELAYU
39 BAHKAN SEMUT BISA TERLUKA HATINYA
40 MISTERI MUZDALIFAH
41 PENEBOK
42 CAROK
43 TUNTUTAN SANG WAROK
44 CELANA YANG BASAH
45 SPECHLESS
46 SEBUAH SANGKA
47 SEPERCIK SALAM DARI SEBERANG
48 RENJANA DALAM SUNYI
49 DIDALAM SENDIRI AKU MENYAPAMU...
50 WANITA BERNAMA NINGSIH
51 GUGUP
52 KECURIGAAN
53 KEBENARAN YANG TERSEMBUNYI
54 KEPUTUSAN YANG BERAT
55 HOROR IN ESCAPE
56 BANTUAN BERUJUNG JEBAKAN
57 SEBUAH KEBENARAN BARU
58 PENGADILAN CINTA
59 IN THE NAME OF VENGEANCE
60 URUS SAJA BAHAGIAMU
Episodes

Updated 60 Episodes

1
PROLOGUE
2
KENANGAN YANG PERGI
3
TAWARAN KENCAN
4
SEORANG GADIS BERNAMA KAMALA
5
SANG PSIKIATER
6
SCHNUCKY
7
GADIS DALAM KENANGAN
8
PERLAWANAN
9
SCHNECKE
10
IMPRESI SESAL YANG TERLAMBAT
11
MENATA DURJA DALAM INGATAN
12
KONSPIRASI KEJI
13
THE JUDGEMENT DAY
14
HARAPAN YANG INGIN DIWUJUDKAN
15
TAWARAN KENCAN JILID II
16
MENIKAHLAH DENGANKU
17
KEPUTUSAN DALAM DUA HARI
18
KESEPAKATAN DALAM PERNIKAHAN
19
LAMARAN
20
KESEPAKATAN ULANG
21
ORANG YANG TAK DIINGINKAN
22
MENCARI SESUATU YANG TAK KEMBALI
23
MENGGALANG ASA YANG NYARIS SIRNA
24
LELAKI YANG KECEWA
25
KEJUTAN DITENGAH GERINGAN
26
TIGA LELAKI BERSENJATA TAJAM
27
TANTANGAN UNTUK SEBUAH HARAPAN
28
AERYNA ZAHRA DATAU
29
MERANGKAI MASA DEPAN
30
RENCANA LICIK ISWAN
31
MEMENUHI JANJI
32
GERING DALAM SESALAN
33
KOLOID YANG DITUTUPI
34
PENGANTAR HATI
35
BERAT JADI LAKI-LAKI...
36
PAKAIAN SIAPA???
37
PANTASKAH AKU?
38
INTEL MELAYU
39
BAHKAN SEMUT BISA TERLUKA HATINYA
40
MISTERI MUZDALIFAH
41
PENEBOK
42
CAROK
43
TUNTUTAN SANG WAROK
44
CELANA YANG BASAH
45
SPECHLESS
46
SEBUAH SANGKA
47
SEPERCIK SALAM DARI SEBERANG
48
RENJANA DALAM SUNYI
49
DIDALAM SENDIRI AKU MENYAPAMU...
50
WANITA BERNAMA NINGSIH
51
GUGUP
52
KECURIGAAN
53
KEBENARAN YANG TERSEMBUNYI
54
KEPUTUSAN YANG BERAT
55
HOROR IN ESCAPE
56
BANTUAN BERUJUNG JEBAKAN
57
SEBUAH KEBENARAN BARU
58
PENGADILAN CINTA
59
IN THE NAME OF VENGEANCE
60
URUS SAJA BAHAGIAMU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!