Keheningan masih menyelimuti kantin itu dan Arya terpaksa menahan kedongkolan karena berhasil dikalahkan oleh seorang adik kelas berpakaian mirip wanita-wanita thaliban di Afghanistan.
Rudi menyentuh pundak Arya dan mengisyaratkan pemuda itu untuk duduk kembali. Dengan harga diri yang terluka, Arya terpaksa duduk kembali.
"Sabar, men." ujar Rudi. "Kemarahan kamu jangan diumbar disini." tegurnya dengan lirih.
"Kalian lihat apa yang dia lakukan?" seru Arya melengkingkan suaranya. "Dia berani mendebatku!"
"Memang perempuan itu nggak tau diri." sela Iswan. "Nggak bersyukur dia bisa sekolah disini, sekolahnya orang-orang gedongan. Dia itu mirip iblis yang tinggal dan berkumpul dengan para malaikat disyurga!"
"Perempuan sombong itu memang harus diberikan pelajaran." ujar Rudi dengan suara pelan.
"Tentu! Itu harus, Rud!" tambah Arya dengan gemas. "Sebelumnya, aku nggak pernah terluka seperti ini."
"Dia harus tahu, siapa kita!" ujar Rudi.
"Gimana kalau kita gangbang saja perempuan cabo itu?" usul Iswan dengan senyum nakalnya.
Arya dan Rudi langsung tertawa. Iswan hanya senyum-senyum saja.
"Wan, wan! Pikiran kotor kamu itu jangan bawa-bawa disini!" tukas Arya.
"Dasar perogol cap rica." olok Rudi, "Ngapain kamu kasih usul kita-kita untuk menaklukkan perempuan itu pakai cara sadis begitu? Kalau nafsumu sama Jasmin nggak kesampaian, jangan arahkan sama Si Muz dong." tegurnya, "Itu mata sama pikiran disinkronkan sedikit."
"Hei, aku hanya mengajukan usul." kilah Iswan lalu tersenyum kembali. "Toh... dia sudah nggak perawan lagi, kan? lobangnya itu sudah longgar tuh ditembusi terus sama Pak Basyir."
Arya dan Rudi terdiam lalu menatap Iswan dengan sorot menyelidik.
"Kamu sungguh-sungguh... Wan?" tanya Rudi dengan lirih.
"Kamu mau rasai punyanya si Muz, nggak?" goda Iswan sembari memprovokasi.
Rudi menelan salivanya. Arya sendiri hanya menarik napas dan membuangnya dengan pelan.
"Ini bukan perkara main-main, Wan." tegur Arya sembari memajukan punggungnya. "Ini bukan kayak kamu nyewa munci di Tenda Biru*) terus kamu ngentoti sesukamu. Ini anak orang, Wan."
"Sekarang aku tanya sama kamu berdua." ujar Iswan. "Kamu mau memberi pelajaran sama dia, atau nggak?"
"Kenapa harus melakukan itu kepadanya?" tanya Arya.
"Lho? Pembalasan terbesar ya hanya itu, Ya! Hanya dengan tindakan itu, kita bisa membungkam mulut si Muz yang kurang ajar itu. Aku yakin, jika kita merudapaksa dia, perempuan itu nggak akan berani lagi macam-macam." tandas Iswan dengan mimik bengis.
Rudi manggut-manggut lalu menatap Arya. "Kurasa yang dibilang Iswan masuk akal juga, Ya. Hanya cara itu yang bisa kita lakukan untuk menyetop perilaku Si Schencke yang..."
"Tunggu." sela Arya. "Schencke?"
Rudi mengangguk. "Iya... itu salah satu istilah dalam bahasa jerman, merujuk kepada perempuan yang terlihat menarik secara seksual."
Arya tertawa, "Apanya dari Si Muz itu yang kelihatan seksi? Kalian berdua punya mata katarak ya? Perempuan terkurung seperti itu kok dibilang seksi. Ada-ada saja kamu Rud."
"Eh, siapa tahu?" kilah Rudi. "Dibalik baju kurungnya itu, dia memiliki tubuh seindah Aphrodite?"
Arya tertawa lagi. "Kamu itu saintis atau sejarahwan sih? Kok malah milih kelas IPA?" olok Arya.
"Sudah! Sekarang semua tergantung kamu. Mau, apa nggak?" todong Rudi.
"Apaan sih?" ujar Arya dengan risih.
"Lho? Ini proyek enak Ya! Mau, apa nggak?" todong Rudi lagi.
"Okelah! Tapi, aku yang dapat jatah pertama, ya?!" ujar Arya dengan setengah dongkol, tapi tertarik juga untuk melakukan hal tersebut.
"Beres... mau nggak?" tanya Rudi sekali lagi.
Arya kemudian tersenyum. "Oke deh... kita kentot dia rame-rame." jawab pemuda itu pada akhirnya.
Rudi dan Iswan hanya tertawa dan mengangguk-angguk senang.[]
Tenda Biru *) adalah pusat lokalisasi tuna susila yang berada di kawasan Leato (Pelabuhan Gorontalo) yang dipenuhi oleh para PSK.*) Bahkan alumni-alumni Dolly dari Surabaya didatangkan ke tempat itu. Oleh pengelola kompleks itu, para PSK ini disebar di kafe-kafe dan karaoke yang terdapat di kota Gorontalo.
PSK*) adalah singkatan dari Pekerja **** Komersial.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments