KEPUTUSAN DALAM DUA HARI

Kamala tersedak dan langsung batuk-batuk akibat sebagian air terserap ke tenggorokannya. Arya sendiri langsung maju memutari meja dan duduk disisi Kamala.

"Kamu nggak apa-apa?" tanya Arya dengan tenang. Tangannya hendak terulur menyapu punggung wanita itu ketika Kamala mengibaskan tangannya dengan pelan menolak sentuhan lelaki itu.

Kamala megap-megap sejenak lalu batuk lebih keras untuk mendorong air yang tersisa keluar dari tenggorokannya lalu mengambil napas satu persatu dengan pelan untuk meredakan rasa sesak didadanya.

Arya menghormati keputusan wanita itu untuk tidak dibantu sehingga lelaki itu hanya duduk saja memandangi wanita dihadapannya. Setelah normal lagi pernapasannya, Kamala mulai mengomel pelan.

"Wonu mo bisala boyito Pak, de bolo po masolo to pikirangi ito kata-kata." tegur Kamala dengan omelan. "Bapak kira, gampang memutuskan sebuah perkara dalam dua hari?"

"Tapi aku juga sudah terdesak, Mala." tangkis Arya dengan memelas. "Aku juga nggak suka perjodohan. Memangnya ini masih jaman bahuela pake jodoh-jodohin orang?"

"Ya, tapi Bapak membawa-bawa saya dalam masalah Bapak." balas Kamala dengan sengit. "Kalau mau susah, jangan bawa orang lain dong."

"Sekarang ini hanya satu yang saya inginkan." tandas Arya kembali. "Sebuah jawaban, apakah kamu mau apa tidak?"

"Pak... menikah itu keputusan yang nggak sembarangan." nasihat Kamala. "Ada beberapa faktor yang menjadi sebuah pertimbangan, antara lain kesiapan diantara dua pihak...."

"Aku sudah siap..." ujar Arya dengan mantap.

"Tapi saya nggak!" sahut Kamala dengan kesal.

"Begini saja." usul Arya. "Kita buat sebuah kesepakatan. Bagaimana?"

Kamala memicingkan mata. "Kesepakatan yang macam mana?" pancingnya.

"Ya, kita menikah tapi dengan beberapa kesepakatan yang harus kita penuhi bersama." jawab Arya.

"Ya, sama saja, Pak." pungkas Kamala.

"Begini saja. Katakan saja maumu. Aku akan mempertimbangkannya saat kita sama-sama menyetujui kesepakatan ini." usul Arya kembali.

"Bagaimana kalau saya mengatakan, bahwa saya tidak mau disentuh?" pancing Kamala.

"Maksudmu?" tanya Arya.

"Nggak ada namanya sebuah persenggamaan diantara kita berdua. Apa anda bisa mengiyakan hal itu?" pancing Kamala.

"Hanya itu?" tanya Arya.

Kamala diam sejenak. Arya mendekatkan wajahnya. Refleks Kamala memundurkan kepalanya.

"Bapak mau apa?" tanya Kamala dengan lirih.

"Hanya itu kesepakatannya? Tidak adanya persenggamaan?" tanya Arya.

"Ada lagi." cetus Kamala tiba-tiba.

"Apa lagi?" tanya Arya mengerutkan alis.

"Saya nggak mau resign. Saya akan tetap berkarir sampai saya menyatakan sendiri tidak sanggup lagi." ujar Kamala.

Arya tersenyum dan menarik wajahnya menjauh. "Kau pikir, dengan menikah, aku akan memintamu resign dari perusahaan dan berdiam diri dirumah, begitu?" tebak lelaki itu.

"Bisa jadi?" pancing Kamala.

"Picik sekali pikiranmu." sindir Arya. "Baik. Kedua permintaanmu pun aku penuhi." ujarnya kemudian. "Untuk memperkuat, aku akan membuatnya dalam selembar kertas berkekuatan hukum."

"Itu lebih baik." sahut Kamala.

"Bagaimana jika diantara kita berdua, ada yang melanggar kesepakatan-kesepakatan dalam surat itu?" pancing Arya.

"Maka hukum pernikahan berlaku untuk keduanya." jawab Kamala kemudian.

Arya mengangguk-angguk. "Baik... kalau begitu, saya akan segera mengetiknya hari ini."

...******...

Kamala mondar-mandir dikamarnya. Ucapan dan permintaan Arya terngiang lagi dikepalanya. Gadis itu gelisah dan kepalanya sesekali menunduk menatap lantai dan sesekali juga menengadah menatap langit-langit ruangan.

Akhirnya, wanita itu memutuskan untuk melakukan sholat istikharah. Ia mengambil air wudhu dan mulai membasuh semua anggota tubuh yang diwajibkan menurut syari'at. Setelah itu ia menuju kamar dan mengambil sajadah yang terlipat didalan lemari kemudian menghamparkannya.

Wanita itu mengenakan mukena dan mulai melakukan ritual sholat istikharah. Terlihat khusyuk benar wanita itu dalam sholat sebab ia sedang mendiskusikan masalahnya yang pelik dihadapan Allah.

Selesai sholat ia mengangkat tangan dan mulutnya tak hentinya komat-kamit melantunkan do'a sebab hal ini sangat berkaitan dengan masa depannya nantinya.

Entah mengapa selesai berdoa, Kamala merasakan kantuk yang luar biasa. Ia jadi malas melepaskan mukena dari tubuhnya dan memilih berbaring beralaskan sajadah.

Jam dinding telah menunjukkan pukul 02.00 dini hari.

...******...

Kamala berada disebuah ruangan maha luas bagai tak bertepi. Suasana sunyi senyap sebab hanya ia sendirian yang berada disana. Langit-langit ruangan begitu jauh sehingga tak nampak berbalur hamparan kegelapan.

Dimana ini? Tempat apa ini?

Kamala melangkah menyusuri ruangan itu namun ia merasa seperti melangkah ditempat saja. Pasalnya, ruangan itu begitu maha luas dan Kamala seakan merasa seperti sesosok kurcaci saja di dalamnya.

"Kamala...." seru sebuah suara.

Kamala sontak mengintari seantero ruangan itu dengan tatapannya bahkan wanita itu sempat-sempatnya memutar-mutar tubuhnya beberapa kali memastikan arah datangnya suara.

"Siapa?" tanya Kamala.

Gelombang suaranya terdengar memantul diseantero ruangan itu menciptakan echo yang membentuk gema yang saling sahut menyahut.

"Siapa kau? Boleh kutahu namamu?" seru Kamala lagi.

"Kamala..." seru suara itu lagi.

Kamala benar-benar tak mampu memprediksi arah datangnya suara sebab ruangan itu begitu luasnya seakan tanpa batas.

"Kamu siapa?" seru Kamala lebih keras.

"Menikahlah dengan lelaki itu, Kamala." pinta suara tersebut.

"Mengapa aku harus menikah dengannya?" tanya Kamala menantang. "Apa untungnya bagiku?"

"Kau bisa melakukan rencanamu dengan lebih baik dan terarah." jawab suara tersebut.

Kamala terdiam mendengar suara tersebut.

"Selama ini, bukankah kau telah mengatur semuanya dengan baik? Balas dendam itu akan terasa manis jika kau menikahi lelaki itu... begitu ia bertekuk lutut dihadapanmu, kau bisa meninggalkan dia... itulah pembalasan dendam termanis." seru suara tersebut.

"Tapi..." gumam Kamala dengan ragu.

"Kamala, kesempatan tidak akan datang dua kali. Ingatlah, dengan kekuasaan dan kekayaan, kau bisa melibas musuh-musuh yang pernah menyakitimu. Dan Arya adalah target terakhirmu. Dia akan merasakan pembalasan dendam terakhir." seru suara itu lagi.

"Pandulah aku..." pinta Kamala.

"Aku adalah suara hatimu sendiri, Kamala... suara yang datang dari nurani yang paling murni. Aku janji... lukamu akan segera sembuh dan musuhmu akan merasai arti dari sebuah kehilangan." ujar suara tersebut.

"Jadi?..." pancing Kamala.

"Menikahlah... kau pun akan membutuhkan sokongan... jangan hindari takdirmu." ujar suara tersebut.

Sekali lagi, Kamala terdiam dalam sikapnya.

...******...

Arya sedang duduk mendengarkan presentasi melalui aplikasi powerpoint. Ia pernah menyuruh Laila membuat presentasi umum yang disalin ke fleshdisk dan diserahkannya pada sore hari, menjelang check clock out semua karyawan perusahaan.

Pagi itu ia mulai memirsa tayangan presentasi para pimpinan divisi tersebut ketika ketika terdengar deringan pesawat telpon di mejanya.

Arya mengangkat gagang telpon tanpa mengalihkan tatapannya dari video presentasi tersebut.

📞 "Halo..." sapa Arya.

📞 "Sekarang Ibu Kamala didepan pintu. Ia ingin ketemu anda." jawab Laila dari seberang ruangan.

📞 "Suruh dia masuk." ujar Arya.

Lelaki itu meletakkan gagang telpon ke tempatnya dan beberapa saat kemudian pintu membuka. Kamala melangkah maju dan berhenti didepan meja kerja lelaki itu.

"Ada apa?" tanya Arya menatap Kamala.

"Saya setuju, menikah dengan anda." jawab Kamala membuat Arya memamerkan senyum dan menutup laptop yang terbuka.[]

Episodes
1 PROLOGUE
2 KENANGAN YANG PERGI
3 TAWARAN KENCAN
4 SEORANG GADIS BERNAMA KAMALA
5 SANG PSIKIATER
6 SCHNUCKY
7 GADIS DALAM KENANGAN
8 PERLAWANAN
9 SCHNECKE
10 IMPRESI SESAL YANG TERLAMBAT
11 MENATA DURJA DALAM INGATAN
12 KONSPIRASI KEJI
13 THE JUDGEMENT DAY
14 HARAPAN YANG INGIN DIWUJUDKAN
15 TAWARAN KENCAN JILID II
16 MENIKAHLAH DENGANKU
17 KEPUTUSAN DALAM DUA HARI
18 KESEPAKATAN DALAM PERNIKAHAN
19 LAMARAN
20 KESEPAKATAN ULANG
21 ORANG YANG TAK DIINGINKAN
22 MENCARI SESUATU YANG TAK KEMBALI
23 MENGGALANG ASA YANG NYARIS SIRNA
24 LELAKI YANG KECEWA
25 KEJUTAN DITENGAH GERINGAN
26 TIGA LELAKI BERSENJATA TAJAM
27 TANTANGAN UNTUK SEBUAH HARAPAN
28 AERYNA ZAHRA DATAU
29 MERANGKAI MASA DEPAN
30 RENCANA LICIK ISWAN
31 MEMENUHI JANJI
32 GERING DALAM SESALAN
33 KOLOID YANG DITUTUPI
34 PENGANTAR HATI
35 BERAT JADI LAKI-LAKI...
36 PAKAIAN SIAPA???
37 PANTASKAH AKU?
38 INTEL MELAYU
39 BAHKAN SEMUT BISA TERLUKA HATINYA
40 MISTERI MUZDALIFAH
41 PENEBOK
42 CAROK
43 TUNTUTAN SANG WAROK
44 CELANA YANG BASAH
45 SPECHLESS
46 SEBUAH SANGKA
47 SEPERCIK SALAM DARI SEBERANG
48 RENJANA DALAM SUNYI
49 DIDALAM SENDIRI AKU MENYAPAMU...
50 WANITA BERNAMA NINGSIH
51 GUGUP
52 KECURIGAAN
53 KEBENARAN YANG TERSEMBUNYI
54 KEPUTUSAN YANG BERAT
55 HOROR IN ESCAPE
56 BANTUAN BERUJUNG JEBAKAN
57 SEBUAH KEBENARAN BARU
58 PENGADILAN CINTA
59 IN THE NAME OF VENGEANCE
60 URUS SAJA BAHAGIAMU
Episodes

Updated 60 Episodes

1
PROLOGUE
2
KENANGAN YANG PERGI
3
TAWARAN KENCAN
4
SEORANG GADIS BERNAMA KAMALA
5
SANG PSIKIATER
6
SCHNUCKY
7
GADIS DALAM KENANGAN
8
PERLAWANAN
9
SCHNECKE
10
IMPRESI SESAL YANG TERLAMBAT
11
MENATA DURJA DALAM INGATAN
12
KONSPIRASI KEJI
13
THE JUDGEMENT DAY
14
HARAPAN YANG INGIN DIWUJUDKAN
15
TAWARAN KENCAN JILID II
16
MENIKAHLAH DENGANKU
17
KEPUTUSAN DALAM DUA HARI
18
KESEPAKATAN DALAM PERNIKAHAN
19
LAMARAN
20
KESEPAKATAN ULANG
21
ORANG YANG TAK DIINGINKAN
22
MENCARI SESUATU YANG TAK KEMBALI
23
MENGGALANG ASA YANG NYARIS SIRNA
24
LELAKI YANG KECEWA
25
KEJUTAN DITENGAH GERINGAN
26
TIGA LELAKI BERSENJATA TAJAM
27
TANTANGAN UNTUK SEBUAH HARAPAN
28
AERYNA ZAHRA DATAU
29
MERANGKAI MASA DEPAN
30
RENCANA LICIK ISWAN
31
MEMENUHI JANJI
32
GERING DALAM SESALAN
33
KOLOID YANG DITUTUPI
34
PENGANTAR HATI
35
BERAT JADI LAKI-LAKI...
36
PAKAIAN SIAPA???
37
PANTASKAH AKU?
38
INTEL MELAYU
39
BAHKAN SEMUT BISA TERLUKA HATINYA
40
MISTERI MUZDALIFAH
41
PENEBOK
42
CAROK
43
TUNTUTAN SANG WAROK
44
CELANA YANG BASAH
45
SPECHLESS
46
SEBUAH SANGKA
47
SEPERCIK SALAM DARI SEBERANG
48
RENJANA DALAM SUNYI
49
DIDALAM SENDIRI AKU MENYAPAMU...
50
WANITA BERNAMA NINGSIH
51
GUGUP
52
KECURIGAAN
53
KEBENARAN YANG TERSEMBUNYI
54
KEPUTUSAN YANG BERAT
55
HOROR IN ESCAPE
56
BANTUAN BERUJUNG JEBAKAN
57
SEBUAH KEBENARAN BARU
58
PENGADILAN CINTA
59
IN THE NAME OF VENGEANCE
60
URUS SAJA BAHAGIAMU

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!