Tiysa melirik jam tangan yang berada di tangan kirinya, dia terlihat gugup, hari ini Tiysa kembali ke perusahaan milik Yono, Tiysa sendiri sebenarnya sudah malas untuk kembali kesini, walaupun sudah seminggu berlalu, dia masih merasa kesal terhadap Yono.
Namun hari ini Tiysa tetap datang di tempat ini, dia bermaksud untuk mengambil beberapa barang pribadinya yang berada di kantor Yono.
“Tiysa!” teriak Yono, saat ini Yono sedang berdiri di depan pintu masuk kantor dengan wajah yang terlihat sangat marah.
Ini adalah hari yang sudah Yono nantikan, dia akhirnya bisa melampiaskan amarahnya kepada Tiysa, orang yang waktu itu membantu Tiysa sudah tidak ada, Yono bermaksud mempermalukan Tiysa di hadapan karyawan lain. Dia ingin Tiysa menjadi contoh bagi karyawan yang berani melawannya.
Tiysa menuju ke tempat Yono, Tiysa juga sudah siap bahkan jika harus mendapat caci maki dari Yono. Namun ketika sudah berada tepat di depan Yono, Tiysa melihat ekspresi ketakutan dari wajah Yono, Tiysa sendiri merasa heran dengan hal itu.
“Nona Tiysa.”
Tiysa langsung menoleh ke arah suara yang memanggil namanya. Dia sangat mengenali suara itu.
“Pak Haris.” Tiysa tersenyum bahagia ketika melihat wajah Haris, dia tidak menyangka jika Haris akan datang menemuinya di hari pertama dia kembali dari Bogor.
Haris menunduk sambil tersenyum.
“Ada keperluan apa Pak Haris kesini?” Tiysa bertanya karena merasa heran dengan kehadiran Haris di tempat Yono.
“Aku ada urusan sedikit dengan orang ini,” jawab Haris sambil menunjuk Yono yang masih terlihat ketakutan.
“Silahkan masuk Nona Tiysa.” Haris membuka pintu dan mempersilahkan Tiysa masuk sambil mendorong tubuh Yono yang menghalangi jalan masuk.
“Terima kasih pak Haris,” balas Tiysa sambil tersenyum.
Yono yang terdorong ke samping ikut di belakang mereka berdua. Di perusahaan miliknya sendiri, Yono terlihat seperti pembantu di tempat itu.
Begitu tiba di meja Tiysa, Haris lalu menarik sandaran kursi dan mempersilahkan Tiysa duduk.
“Terima kasih pak Haris,” ucap Tiysa sambil tersenyum.
Haris tersenyum dan setelah itu pamit kepada Tiysa diikuti Yono yang tertunduk lesu di belakang Haris.
Tiysa sudah tahu karakter Haris, mungkin bagi orang lain yang melihat itu, dia akan merasa Tiysa berlagak bak seorang putri raja, namun bagi Tiysa yang sudah mengenal Haris, menolak kebaikan Haris, sama saja dengan tidak menghargainya.
Beberapa karyawan lain tentu saja dapat melihat kejadian itu, mereka juga menyaksikan pimpinan mereka yang arogan kini diperlakukan seperti sampah oleh orang yang datang bersama Tiysa. Yono bahkan membuka pintu ruangannya dan mempersilahkan Haris masuk.
Gina, Mahasiswi yang sedang Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di tempat itu adalah salah satu orang yang melihat kejadian itu. Gina adalah salah satu junior yang dekat dengan Tiysa, ketika Tiysa masih berkuliah.
Begitu Yono dan Haris masuk ke dalam ruangan, Gina langsung berlari ke tempat Tiysa.
“Kak Tiysa, siapa orang itu?” tanya Gina yang merasa heran dengan kejadian tadi.
“Oh, itu pak Haris,” jawab Tiysa sambil memasukkan barang-barang pribadi miliknya ke dalam Tas.
“Kak Tiysa, jangan-jangan kamu adalah seorang putri bangsawan?” Gina kembali bertanya kepada Tiysa, menurut Gina, perlakukan Haris kepada Tiysa, hanya sering Gina lihat di film-film yang menampilkan cerita tentang bangsawan.
Tiysa tertawa mendengar ucapan dari Gina. “Kamu terlalu banyak menonton film, tentu saja tidak seperti itu,” balas Tiysa.
“Kalau bukan bangsawan berarti itu adalah om om ka-”
Belum sempat Gina menyelesaikan kalimatnya, Tiysa langsung menutup mulut Gina dengan kedua tangannya.
“Husstt! Apa kamu gila? Tentu saja tidak seperti itu,” ucap Tiysa sambil menoleh ke ruangan Yono. Tiysa takut jika ucapan Gina tadi terdengar oleh Haris.
“Pak Haris bukan orang seperti itu, jadi buang jauh-jauh pikiran aneh yang ada di kepalamu, oke!” ucap Tiysa sambil menatap mata Gina dengan serius.
Gina mengangguk tanda setuju dengan apa yang diperintahkan oleh Tiysa.
“Akan kuceritakan padamu, tapi kamu harus berjanji tidak menceritakan ini kepada orang lain,” ucap Tiysa. Setelah itu Tiysa mulai menceritakan tentang pertemuannya dengan Haris dan Tristan.
__
Dikalangan pengusaha yang bergerak di bidang penjualan mobil mewah, Yono dikenal sebagai Raja di bidang itu, Showroom miliknya yang juga merupakan tempat Tiysa bekerja saat ini, merupakan salah satu Showroom penjualan mobil mewah terbesar di Jakarta.
Orang-orang yang bergerak di bidang yang sama bahkan menyebut Yono Raja Showroom. Namun saat ini sebutan Raja terasa tidak pantas disematkan kepadanya, saat ini Yono sedang berkeringat dingin, itu karena Haris yang sedang berada di ruangannya terus menatap Yono dengan tatapan yang tidak bersahabat.
“Tuan Haris, apakah anda ingin minum sesuatu?” ucap Yono disertai senyuman yang terlihat dipaksakan.
“Yono, apakah kamu tahu maksud kedatanganku disini?” balas Haris.
“Ah ... itu-”
Belum sempat Yono menyelesaikan kalimatnya, telepon genggam miliknya tiba-tiba berdering.
Yono terlihat serba salah, bahkan hanya untuk menjawab panggilan telepon di depan Haris, Yono tidak berani melakukannya.
“Silahkan angkat telepon itu,” ucap Haris memberikan izin kepada Yono.
Mendapat izin dari Haris, Yono langsung mengangkat teleponnya.
“Yono apa kamu sudah membaca emailmu ?!” Suara orang yang menghubungi Yono terdengar sangat marah.
Orang yang menghubungi Yono adalah Kakaknya, dia juga adalah orang yang mengurus bisnis keluarga yang di jalankan oleh Yono.
“Yono, Siapa yang sudah kamu singgung?! Aku tidak mau tahu, pokoknya selesaikan urusanmu secepatnya,” hardik kakaknya dengan emosi.
Setelah mengatakan itu Kakak Yono langsung menutup teleponnya.
Yono semakin kebingungan. Dia tidak tahu masalah apa yang membuat Kakaknya sampai semarah itu kepadanya.
Setelah itu Yono melihat Haris di depannya. Dia lalu meminta izin untuk melihat email di laptopnya.
Haris mengangguk dan mengizinkan Yono.
Setelah melihat email masuk di laptopnya, keringat Yono mulai bercururan. Yono mendapat beberapa email dari Produsen mobil mewah yang sudah menjalin kerjasama dengan Showroom milik keluarganya.
Di email itu tertulis.
Karena berita kurang baik yang tengah beredar terkait Saudara Yono, kami dari pihak produsen memutuskan, untuk sementara waktu menghentikan kerja sama kami dengan Showroom milik Saudara Yono, dan Showroom yang berafiliasi dengan saudara Yono, sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Email dari produsen mobil mewah yang lain juga berbunyi seperti itu, semuanya menghentikan Kerjasama mereka dengan showroom milik Yono sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Beberapa email lain dikirim oleh beberapa Bank yang bekerjasama dengan perusahaan Yono, bunyinya juga sama, menghentikan kerjasama sampai batas waktu yang tidak ditentukan.
Wajah Yono semakin pucat, dia tidak mengerti kesalahan apa yang telah dia lakukan, dia tertunduk lemas sambil memikirkan apa yang sedang terjadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Ita Ita
banyak kali ceweku
2022-05-17
2
Leny Angie Chavella
kerjanya si tristan nie.
2022-05-15
1
Author yang kece dong
Aku udah mampir kakak
2022-05-09
2