Bab 9 : Gadis Bernama Nindya

"Tristan kami pinjam tunanganmu dulu sebentar." ucap Dini sambil memegang lengan Gea, dia meminta izin kepada Tristan yang sedang asik membaca buku novel.

"Ayo Gea, di butik sebelah ada koleksi tas baru," kata Dewi yang juga ikut memegang dan menarik lengan Gea dengan lembut.

"Iya Gea, sebelum pulang mari kita singgah di butik sebelah, aku yakin tuan pengusaha kuliner Amerika ini akan mengerti, benar kan Tristan?" ucap Fika dengan sedikit mencibir.

Tristan sedikit terkejut melihat perubahan sikap ketiga sahabat Gea kepadanya, Tristan merasa setelah mereka mendapat pesan, ketiga sahabat Gea mulai bersikap aneh kepadanya.

"Tapi Tristan ...," ucap Gea sambil melihat ke arah Tristan.

"Tidak apa-apa, kamu pergi saja dengan mereka bertiga, aku juga masih membaca novel ini," balas Tristan sambil menunjukkan novel yang berada di tangannya ke Gea yang terlihat tidak enak meninggalkan Tristan sendirian.

"Baiklah aku jnji tidak akan lama," ucap Gea sambil tersenyum kepada Tristan.

Beberapa saat setelah Gea dan temannya meninggalkan Cafezoid, Devan kembali bersama kedua orang temannya, orang-orang yang berada di situ tentu saja masih mengingat kejadian tadi, mata mereka kini tertuju kepada ketiga orang yang baru saja masuk, mereka merasa jika kali ini ketiga orang itu pasti akan menghajar Tristan.

"Ohh karena ini," guman Tristan dalam hati ketika melihat Devan dan kedua temannya kembali. Dia bisa menebak jika perubahan sikap ketiga sahabat Gea ada hubungannya dengan Devan.

"Ada apa?" tanya Tristan sambil meletakkan buku novel yang dia baca di meja.

"Kalau kamu memang seorang pria sekarang ikut dengan kami," tantang Devan dengan nada kesal.

"Kalau aku tidak mau?" tanya Tristan sambil menguap dan merenggangkan badannya. Dia mulai merasa mengantuk setelah membaca novel tadi.

Emosi Devan langsung terpancing ketika melihat tingkah Tristan. "Kami akan menghajarmu disini," balas Devan sambil memukul meja di depan Tristan.

"Ahh..merepotkan sekali," gumam Tristan dalam hati, "Baiklah, tunggu aku di depan pintu masuk, aku akan ke kasir terlebih dahulu untuk membayar ini." Tristan menunjuk piring dan gelas kosong yang berada di meja, bekas mereka tadi makan.

"Kamo jangan coba-coba melarikan diri," hardik Devan dengan arogan. Setelah itu dia meninggalkan Tristan dan menunggu di depan pintu masuk.

Tristan berdiri lalu menuju kasir, seorang pria yang duduk sendiri di cafe itu terlihat menghampiri Tristan.

"Tuan Muda, apa perlu kami bereskan?" tanya pria itu sambil berbisik kepada Tristan.

"Tidak usah," balas Tristan kepada orang itu, yang ternyata merupakan anak buah Haris.

"Siap Tuan Muda," jawab pria itu lalu kembali ke tempat duduknya.

Begitu tiba di kasir, Tristan menyerahkan uang kepada gadis yang bekerja sebagai kasir di cafe itu, sambil menunggu kembalian Tristan melipat kedua lengan baju kemeja yang dia kenakan.

"Kak, apa perlu aku menghubungi polisi ?" tanya gadis yang bekerja sebagai kasir di tempat itu.

Tristan sedikit terkejut mendengar ucapan dari gadis itu. "Tidak usah," balas Tristan sambil tersenyum.

"Apa kakak yakin? mereka sepertinya ingin melukai kakak." Gadis itu kembali bertanya sambil menyerahkan uang kembalian kepada Tristan.

"Mereka melukaiku? tidak mungkin, mereka hanya sekumpulan orang bodoh," balas Tristan sambil mengambil uang kembalian dari gadis itu.

Ketika ristan hendak pergi, gadis itu menarik dengan halus kemeja yang digunakan Tristan untuk menahannya. "Kak ...," ucap gadis itu yang terlihat khawatir.

Tristan menoleh ketika gadis itu menarik bajunya, dia dapat melihat jika gadis itu benar-benar mengkhawatirkan keselamatannya.

Tristan lalu berbalik ke arah gadis itu dan tersenyum, Tristan mulai khawatir jika setelah dia pergi, gadis itu benar-benar akan menghubungi polisi, tentu akan semakin merepotkan jika pihak kepolisian ikut terlibat dalam hal sepele seperti ini.

"Siapa namamu?" tanya Tristan kepada gadis itu.

"Namaku Nindya Kak," balasnya dengan ekspresi wajah cemas.

"Aku Tristan, salam kenal Nindya," ucap Tristan memperkenalkan dirinya sambil mencari cara untuk menenangkan Nindya.

Sebuah ide muncul di kepala Tristan.

"Atau begini saja," ucap Tristan sambil mengeluarkan lima lembar pecahan uang seratus ribu dari saku celananya.

"Ayo kita bertaruh, jika aku menang kamu harus menerima uang ini sebagai tips, dan jika aku kalah aku tidak akan pergi bersama mereka dan aku sendiri yang akan menghubungi polisi," ucap Tristan sambil meletakkan uang di atas meja kasir.

Nindya terlihat kebingungan dengan tindakan Tristan.

"Aku bertaruh jika ketiga orang itu hanya sekumpulan orang bodoh," ucap Tristan kepada Nindya.

"Dan bagaimana cara mengetahui jika mereka bodoh?" tanya Nindya yang terlihat semakin bingung.

"Gampang ...," kata Tristan dengan percaya diri, dia lalu berbalik ke arah Devan dan kedua temannya.

"Apa kalian bodoh?" ucap Tristan dengan suara yang tidak terlalu keras.

Letak antara kasir dan pintu masuk cukup jauh, tentu saja Devan tidak mungkin bisa mendengar apa yang dikatakan Tristan, yang bisa mendengar itu hanya Tristan dan Nindya.

Setelah mengatakan itu Tristan menatap Devan dengan gestur menantang, Tristan lalu mengangguk ke arah Devan dan kedua temannya, yang langsung dibalas anggukan oleh ketiga orang itu.

"Benarkan kataku, mereka mengiyakan jika mereka bodoh," ucap Tristan kepada kepada Nindya.

Melihat itu Nindya langsung tertawa, dia tidak menyangka jika cara yang digunakan Tristan seperti itu. Dia juga tertawa karena kebodohan Devan dan dua temannya yang ikut mengangguk secara bersamaan tanpa mengetahui apa yang Tristan katakan.

"Aduh kak ...," ucap Nindya menahan tawanya.

"Jadi kamu harus menerima uang ini karena aku sudah memenangkan taruhan," ucap Tristan sambil menggeser uang yang berada di meja ke arah Nindya.

"Tidak usah Kak," balas Nindya menolak uang yang diserahkan Tristan.

"Hei ... kita sudah janji kan," protes Tristan sambil mengernyitkan dahinya.

"Baiklah, ... jika Kakak kembali lagi di cafe ini aku akan membayar minuman Kakak," balas Nindya sambil mengambil uang di atas meja.

"Aku pasti akan sering datang ke Cafe ini," ucap Tristan, setelah itu dia langsung menuju ke tempat Devan dan kedua temannya menunggu.

"Hati-hati Kak," sahut Nindya.

Tristan membalas dengan mengacungkan jempol sambil terus berjalan ke tempat Devan.

Terpopuler

Comments

Leny Angie Chavella

Leny Angie Chavella

mantap kak.

2022-05-15

2

Author yang kece dong

Author yang kece dong

Semangat kakak

2022-05-08

4

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Aku Pacarnya!
2 Bab 2 : Aku Sudah Menjadi Bantal Tidurmu
3 Bab 3 : Calon Menantu?
4 Bab 4 : Happy Birthday Tiysa
5 Bab 5 : Bukan 5 Juta melainkan ?
6 Bab 6 : Kencan Resmi Pertama Bersama Gea
7 Bab 7 : Dia Wanitaku !
8 Bab 8 : Rencana Balas Dendam Devan
9 Bab 9 : Gadis Bernama Nindya
10 Bab 10 : Devan Mengeroyok Tristan
11 Bab 11 : Kenangan Buruk Nindya Tentang Devan
12 Bab 12 : Latar Belakang Keluarga Tristan
13 Bab 13 : Manager Marketing Bernama Dian
14 Bab 14 : Transaksi 314 Milyar di hari pertama bekerja
15 Bab 15 : Tristan Yang Murka
16 Bab 16 : Purwadi membela Tindakan Tristan ?
17 Bab 17 : Kamar dengan tarif 42 Juta semalam
18 Bab 18 : Akting Dian Membodohi Tristan
19 Bab 19 : Tiysa Kembali ke Kantor Yono
20 Bab 20 : Yono Minta Ampun dan Tiysa menolak pemberian Haris.
21 Bab 21 : Pria Bernama Hendra
22 Bab 22 : Tristan memukul Hendra
23 Bab 23 : Menghubungi Paman James
24 Bab 24 : Semua akan baik-baik saja
25 Bab 25 : Cakra Berniat Buruk Kepada Tiysa?
26 Bab 26 : Gea berbohong
27 Bab 27 : Gea Mengkhianati Tristan
28 Bab 28 : Tiysa dijebak dengan obat tidur
29 Bab 29 : Menyelamatkan Tiysa
30 Bab 30 : Haris Menyiksa Cakra dan Devan.
31 Bab 31 : Tiysa melepas kerinduan
32 Bab 32 : Tristan dan Tiysa
33 Bab 33 : Purwadi berniat menyingkirkan Tristan
34 Bab 34 : Gea minta maaf ke Tristan
35 35 : Subroto Sakit, Tristan Foto Bersama orang tua Tiysa
36 Bab 36 : Maukah kamu menjadi pacarku
37 Bab 37 : Makan Bersama Orang Tua Tiysa
38 Bab 38 : Tristan dimarahi Ayah Tiysa
39 Bab 39 : Tristan mengajak Bisma dan Damar bertemu subroto
40 Bab 40 : Gea melihat Tristan bersama Tiysa
41 Bab 41 : Subroto Meninggal, Gea menemui Tiysa
42 Bab 42 : Mempermalukan Purwadi dan Istrinya
43 Bab 43 : Tiysa berusaha menjauh dari Tristan.
44 Bab 44 : Gea menemui Tristan
45 Bab 45 : Acara perpisahan Tristan
46 Bab 46 : Gea mendatangi rumah Tristan
47 Bab 47 : Yono dan Janjinya kepada Tristan
48 Bab 48 : Tangisan Memilukan Tiysa
49 Bab 49 : Alasan Haris memberitahu Yono
50 Bab 50 : Hadiah dari Tristan
51 Bab 51 : Dian bertemu Tiysa
52 Bab 52 : Pesan Tersirat dari Tristan
53 Bab 53 : Perasaan Khawatir Tiysa
54 Bab 54 : Deklarasi perang keluarga Yaroslav
55 Bab 55 : Riwayat panggilan masuk dari Tristan
56 Bab 56 : Pria bernama Gino
57 Bab 57 : Tiysa melawan Gea
58 Bab 58 : Gino mengamuk
59 Bab 59 : Gino dan Tristan
60 Bab 60 : Tamu yang dinantikan
61 Bab 61 : Maafkan Aku
62 Bab 62 : Bukan Janji tapi Deklarasi.
63 Bab 63 : Itu artinya?
64 Bab 64 : Pesan beruntun dan Tangisan Damar
65 Bab 65 : Ratu Gengster?
66 Bab 66 : Pengacau Bernama Boby
67 Bab 67 : Penyebab Tiysa terdiam
68 Bab 68 : Menghajar Boby.
69 Bab 69 : Fisik dan mental mereka dirusak
70 Bab 70 : Teori konspirasi tentang keluarga Yaroslav
71 Bab 71 : Saatnya Penghakiman
72 Bab 72 : Gino mempermainkan Boby
73 Bab 73 : Hubungan 21 Wanita dengan Tiysa.
74 Bab 74 : Bukan amanat tapi kutukan
75 Bab 75 : Kamar kita berdua.
76 Bab 76 : 21 Pria bertemu 21 wanita
77 Bab 77 : Ujian dari Tristan
78 Bab 78 : Gino Jatuh Cinta
79 Bab 79 : Pria bernama Ivan
80 Bab 80 : Bertemu Istri Yono
81 Bab 81 : Kesedihan Adelia
82 Bab 82 : Yono bertemu Tristan
83 Bab 83 : Bintang keberuntungan Yono
84 Bab 84 : Showroom Baru untuk Yono
85 Bab 85 : Wakil direktur baru showroom milik Yono.
86 Bab 86 : Wapresdir baru kekasih Tiysa
87 Bab 87 : Vladimir Yaroslav
88 Bab 88 : Karangan Bunga ucapan selamat dan tamu penting
89 Bab 89 : Putri Crazy Rich Baru yang Viral
90 Bab 90 : Gea dan Jacob
91 Bab 91 : Jacob datang ke Showroom Yono.
92 Bab 92 : Perbedaan kekuatan
93 Bab 93 : Jacob bersimbah darah
94 Bab 94 : Aku yang menyerahkannya kepadamu
95 Bab 95 : Video Viral tentang Gea
96 Bab 96 : Hancurnya Showroom milik Jacob
97 Bab 97 : Oscar, Lingga, dan Winata
98 Bab 98 : Kisah Ayah dan Ibu Tristan 26 tahun yang lalu
99 Bab 99 : Undangan Pernikahan dan Perintah Pembunuhan
100 Bab 100 : Mereka berkumpul kembali
101 Bab 101 : Tidak Bisa Menahan Diri?
102 Bab 102 : Tiysa menyerah
103 Bab 103 : Kediaman Keluarga Yaroslav.
104 Bab 104 : Paman dan Bibi Tristan
105 Bab 105 : Sofia
106 Bab 106 : Restu dari Kakek Tristan
107 Bab 107 : Cucu Angkat
108 Bab 108 : Kamar mereka berdua
109 Bab 109 : Keluarga Prabaswara di lengsengserkan
110 Bab 110 : Ampuni Gea
111 Bab 111 : Cakra bertemu Haris
112 Bab 112 : Tiysa kembali ke Indonesia tanpa Tristan
113 Bab 113 : Tiysa tiba di Indonesia
114 Bab 114 : Bisma dan Bimo emosi
115 Bab 115 : Bawahan keluarga Yaroslav di Indonesia
116 Bab 116 : Pimpinan Moneyra Global Trade Tiba
117 Bab 117 : Operasi Pembasmian Ikan Teri
118 118 : Identitas Tristan yang sebenarnya
119 Bab 119 : Pengumuman penting dari Tristan
120 Bab 120 : Aku beruntung karena di cintai olehmu
121 Bab 121 : Kamu masih hidup?
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Bab 1 : Aku Pacarnya!
2
Bab 2 : Aku Sudah Menjadi Bantal Tidurmu
3
Bab 3 : Calon Menantu?
4
Bab 4 : Happy Birthday Tiysa
5
Bab 5 : Bukan 5 Juta melainkan ?
6
Bab 6 : Kencan Resmi Pertama Bersama Gea
7
Bab 7 : Dia Wanitaku !
8
Bab 8 : Rencana Balas Dendam Devan
9
Bab 9 : Gadis Bernama Nindya
10
Bab 10 : Devan Mengeroyok Tristan
11
Bab 11 : Kenangan Buruk Nindya Tentang Devan
12
Bab 12 : Latar Belakang Keluarga Tristan
13
Bab 13 : Manager Marketing Bernama Dian
14
Bab 14 : Transaksi 314 Milyar di hari pertama bekerja
15
Bab 15 : Tristan Yang Murka
16
Bab 16 : Purwadi membela Tindakan Tristan ?
17
Bab 17 : Kamar dengan tarif 42 Juta semalam
18
Bab 18 : Akting Dian Membodohi Tristan
19
Bab 19 : Tiysa Kembali ke Kantor Yono
20
Bab 20 : Yono Minta Ampun dan Tiysa menolak pemberian Haris.
21
Bab 21 : Pria Bernama Hendra
22
Bab 22 : Tristan memukul Hendra
23
Bab 23 : Menghubungi Paman James
24
Bab 24 : Semua akan baik-baik saja
25
Bab 25 : Cakra Berniat Buruk Kepada Tiysa?
26
Bab 26 : Gea berbohong
27
Bab 27 : Gea Mengkhianati Tristan
28
Bab 28 : Tiysa dijebak dengan obat tidur
29
Bab 29 : Menyelamatkan Tiysa
30
Bab 30 : Haris Menyiksa Cakra dan Devan.
31
Bab 31 : Tiysa melepas kerinduan
32
Bab 32 : Tristan dan Tiysa
33
Bab 33 : Purwadi berniat menyingkirkan Tristan
34
Bab 34 : Gea minta maaf ke Tristan
35
35 : Subroto Sakit, Tristan Foto Bersama orang tua Tiysa
36
Bab 36 : Maukah kamu menjadi pacarku
37
Bab 37 : Makan Bersama Orang Tua Tiysa
38
Bab 38 : Tristan dimarahi Ayah Tiysa
39
Bab 39 : Tristan mengajak Bisma dan Damar bertemu subroto
40
Bab 40 : Gea melihat Tristan bersama Tiysa
41
Bab 41 : Subroto Meninggal, Gea menemui Tiysa
42
Bab 42 : Mempermalukan Purwadi dan Istrinya
43
Bab 43 : Tiysa berusaha menjauh dari Tristan.
44
Bab 44 : Gea menemui Tristan
45
Bab 45 : Acara perpisahan Tristan
46
Bab 46 : Gea mendatangi rumah Tristan
47
Bab 47 : Yono dan Janjinya kepada Tristan
48
Bab 48 : Tangisan Memilukan Tiysa
49
Bab 49 : Alasan Haris memberitahu Yono
50
Bab 50 : Hadiah dari Tristan
51
Bab 51 : Dian bertemu Tiysa
52
Bab 52 : Pesan Tersirat dari Tristan
53
Bab 53 : Perasaan Khawatir Tiysa
54
Bab 54 : Deklarasi perang keluarga Yaroslav
55
Bab 55 : Riwayat panggilan masuk dari Tristan
56
Bab 56 : Pria bernama Gino
57
Bab 57 : Tiysa melawan Gea
58
Bab 58 : Gino mengamuk
59
Bab 59 : Gino dan Tristan
60
Bab 60 : Tamu yang dinantikan
61
Bab 61 : Maafkan Aku
62
Bab 62 : Bukan Janji tapi Deklarasi.
63
Bab 63 : Itu artinya?
64
Bab 64 : Pesan beruntun dan Tangisan Damar
65
Bab 65 : Ratu Gengster?
66
Bab 66 : Pengacau Bernama Boby
67
Bab 67 : Penyebab Tiysa terdiam
68
Bab 68 : Menghajar Boby.
69
Bab 69 : Fisik dan mental mereka dirusak
70
Bab 70 : Teori konspirasi tentang keluarga Yaroslav
71
Bab 71 : Saatnya Penghakiman
72
Bab 72 : Gino mempermainkan Boby
73
Bab 73 : Hubungan 21 Wanita dengan Tiysa.
74
Bab 74 : Bukan amanat tapi kutukan
75
Bab 75 : Kamar kita berdua.
76
Bab 76 : 21 Pria bertemu 21 wanita
77
Bab 77 : Ujian dari Tristan
78
Bab 78 : Gino Jatuh Cinta
79
Bab 79 : Pria bernama Ivan
80
Bab 80 : Bertemu Istri Yono
81
Bab 81 : Kesedihan Adelia
82
Bab 82 : Yono bertemu Tristan
83
Bab 83 : Bintang keberuntungan Yono
84
Bab 84 : Showroom Baru untuk Yono
85
Bab 85 : Wakil direktur baru showroom milik Yono.
86
Bab 86 : Wapresdir baru kekasih Tiysa
87
Bab 87 : Vladimir Yaroslav
88
Bab 88 : Karangan Bunga ucapan selamat dan tamu penting
89
Bab 89 : Putri Crazy Rich Baru yang Viral
90
Bab 90 : Gea dan Jacob
91
Bab 91 : Jacob datang ke Showroom Yono.
92
Bab 92 : Perbedaan kekuatan
93
Bab 93 : Jacob bersimbah darah
94
Bab 94 : Aku yang menyerahkannya kepadamu
95
Bab 95 : Video Viral tentang Gea
96
Bab 96 : Hancurnya Showroom milik Jacob
97
Bab 97 : Oscar, Lingga, dan Winata
98
Bab 98 : Kisah Ayah dan Ibu Tristan 26 tahun yang lalu
99
Bab 99 : Undangan Pernikahan dan Perintah Pembunuhan
100
Bab 100 : Mereka berkumpul kembali
101
Bab 101 : Tidak Bisa Menahan Diri?
102
Bab 102 : Tiysa menyerah
103
Bab 103 : Kediaman Keluarga Yaroslav.
104
Bab 104 : Paman dan Bibi Tristan
105
Bab 105 : Sofia
106
Bab 106 : Restu dari Kakek Tristan
107
Bab 107 : Cucu Angkat
108
Bab 108 : Kamar mereka berdua
109
Bab 109 : Keluarga Prabaswara di lengsengserkan
110
Bab 110 : Ampuni Gea
111
Bab 111 : Cakra bertemu Haris
112
Bab 112 : Tiysa kembali ke Indonesia tanpa Tristan
113
Bab 113 : Tiysa tiba di Indonesia
114
Bab 114 : Bisma dan Bimo emosi
115
Bab 115 : Bawahan keluarga Yaroslav di Indonesia
116
Bab 116 : Pimpinan Moneyra Global Trade Tiba
117
Bab 117 : Operasi Pembasmian Ikan Teri
118
118 : Identitas Tristan yang sebenarnya
119
Bab 119 : Pengumuman penting dari Tristan
120
Bab 120 : Aku beruntung karena di cintai olehmu
121
Bab 121 : Kamu masih hidup?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!