Bab 13 : Manager Marketing Bernama Dian

Setelah itu Cakra mulai bercerita kepada Tristan alasan dibalik pemecatan Bisma Kuncoro yang juga adalah Kakak dari Calon Ayah mertua Tristan. Mulai dari penggelapan Dana, sampai dengan kehebatan Purwadi mengungkap kejahatan CEO sebelumnya.

Cakra juga beberapa kali menyombongkan diri dengan mengatakan jika dia juga ikut mengumpulkan bukti kejahatan dari Bisma Kuncoro. Tentu saja cerita yang di sampaikan adalah versi Cakra dan Purwadi menjadi pahlawan.

Tristan bisa mengambil kesimpulan jika ada sesuatu yang salah, bahkan tanpa melihat bukti, dengan analisa sederhana saja, Tristan menyimpulkan jika CEO lama itu sengaja dilengserkan dari jabatannya.

Apalagi dari cerita yang disampaikan Cakra, setelah dipecat, Bisma Kuncoro juga dihapus dari keluarga Kuncoro, dan Kakek Subroto sendiri yang melakukan itu.

"Tristan tidak usah membahas itu lagi, kita bahas karyawan disini saja," ucap Cakra, "Apakah ada karyawan wanita disini yang membuatmu tertarik?" sambung Cakra sambil tersenyum.

"Hoo ... ini menarik," gumam Tristan dalam hati, "Apa maksud dari Pak Cakra?" sambil tersenyum Tristan pura-pura bertanya dengan lugu.

"Hahaha, kita berdua laki-laki, tentu saja kamu mengerti maksudku, jika ada yang kamu suka, aku akan mengaturnya," balas Cakra yang lagi-lagi terlihat menyombongkan diri.

Tristan kembali tersenyum mendengar jawaban dari Cakra.

"Kalau begitu, aku sekarang mau bertemu dengan Dian, Jika Pak Cakra keluar tolong sampaikan kepada Dian untuk datang ke ruanganku," balas Tristan menyebut nama dari marketing manager yang bekerja di tempat itu.

"Oh, jadi tipe yang kamu suka itu seperti Dian, hahaha ..., gampang diatur, kalau begitu aku sekalian permisi," ucap cakra sambil meninggalkan ruangan Tristan.

Saat ini Tristan terlalu malas menjelaskan, alasan dia memanggil manager marketing tentu saja untuk membicarakan tentang pekerjaan, namun dia kembali membiarkan pikiran Cakra bergerak sesuka hatinya.

Beberapa saat kemudian, Dian yang menjabat sebagai manager marketing sudah menghadap Tristan. Setelah mempersilakan Dian duduk, Tristan mencari beberapa dokumen di lemari yang berada di ruangan kerjanya.

"Pak Tristan, bukankah ini masih jam kantor?" tanya Dian dengan sedikit canggung.

"Iya, terus?" Tristan menjawab Dian sambil mencari beberapa dokumen Transaksi penjualan.

"Bukankah sebaiknya setelah jam kantor saja?" Dian kembali bertanya dengan suara yang sedikit bergetar.

"Setelah jam kantor?" Tristan sedikit heran dengan apa yang diucapkan oleh Dian.

"Ah, ... si Cakra berengsek itu," Tristan mengumpat dalam hati.

Tristan sudah mengerti ke mana arah pembicaraan mereka.

"Apakah kamu tidak menyukaiku? apakah aku kurang tampan di matamu?" Tristan bertanya kepada Dian yang masih terlihat menunduk. Saat ini Tristan memutuskan untuk ikut arus pembicaraan, Tristan ingin tahu seperti apa karakter Dian terlebih dahulu.

"Tentu saja aku menyukai Pak Tristan," balas Dian.

Menurut Dian Tristan sangat tampan, dan tentu saja wanita manapun yang berstatus lajang sepertinya pasti akan tergoda jika melihat ketampanan Tristan, namun dia juga adalah wanita baik-baik, yang tentu tidak sudi dipermainkan oleh bos-bos kaya seperti Tristan.

Jika bukan karena kondisi ekonomi yang sulit, tentu dia akan lebih memilih pindah kerja ke tempat lain. Namun dia sendiri sadar jika tidak mudah untuk bisa masuk ke perusahaan besar seperti Tirta Wira Perkasa, tempatnya bekerja saat ini.

Dian Sendiri sudah siap jika harus di cap jelek demi meraih ambisinya membuat kehidupan keluarganya menjadi lebih baik.

"Apa kamu sudah tidur dengan Cakra? maaf saja aku tidak menerima barang bekas pakai orang lain," sindir Tristan dengan nada sedikit merendahkan, tentu saja ini semua adalah akting yang dipersiapkan oleh Tristan untuk menguji Dian.

Mendengar ucapan Tristan, Dian langsung berdiri.

"Pak Tristan! apa kamu pikir aku ini wanita murahan ! Pak Tristan memang kaya dan juga adalah atasanku, tapi apa yang baru saja pak Tristan katakan sudah keterlaluan," seru Dian dengan mata berkaca-kaca.

Setelah melihat respon dari Dian, Tristan lalu menghubungi salah satu karyawan menggunakan pesawat telepon yang berada di mejanya, dia mengatakan untuk tidak diganggu oleh siapa pun karena sedang meeting. Setelah itu Tristan menuju ke pintu ruang kerjanya lalu menguncinya dari dalam.

Dian masih berdiri sambil menahan air matanya, saat ini dia sudah pasrah, setelah Tristan mengunci pintu dan meminta untuk tidak diganggu, Dian sudah dapat menduga apa yang akan dilakukan oleh Tristan.

Tristan kembali ke tempat duduknya, dia lalu bertanya kepada Dian. "Menurutmu apa alasanku memanggilmu kesini?" tanya Tristan.

"Tentu saja untuk ...." Belum sempat Dian menyelesaikan kalimatnya, matanya melihat ke arah dokumen yang berada di atas meja.

Sewaktu Dian baru saja masuk ruangan, Dian melihat Tristan sedang mengambil beberapa dokumen di lemari, dan dokumen itu yang saat ini berada di atas meja.

Sebagai Marketing Manager Dian tentu saja mengenali dokumen itu, dia juga sudah beberapa kali melihat dokumen itu.

Dokumen itu adalah dokumen penjualan beberapa tahun terakhir, juga beberapa data tentang transaksi penjualan yang belum berhasil diselesaikan.

"Tapi bukankah Pak Cakra mengatakan ...."

"Itu perkataan Pak Cakra, dan bukan perkataan ku, tadi aku hanya mengikuti arus pembicaraanmu," balas Tristan.

Dian akhirnya mulai menyadari tindakannya, ketika dia baru masuk, dia langsung mengatakan jika ini masih jam kerja, pantas saja jawaban Tristan tadi seperti itu. Dian mulai merasa malu akan tindakannya.

"Dian duduklah," ucap Tristan dengan lembut.

Dian lalu mengikuti perintah dari bosnya itu. Dia duduk sambil tetap menunduk tidak berani menatap wajah Tristan.

"Sebelumnya aku meminta maaf atas ucapanku yang merendahkanmu, tapi jujur aku harus melakukan itu untuk mengetahui, seperti apa dirimu," ucap Tristan.

"Jika tadi kamu tidak bereaksi seperti ini, dan mencoba menggodaku, yakinlah besok aku akan memecatmu, saat ini aku CEO di tempat ini, aku berhak menentukan orang-orang yang akan bekerja bersamaku," sambung Tristan yang mulai menjelaskan alasannya bertindak seperti itu.

Dian semakin merasa malu mengingat apa yang baru saja dia katakan kepada atasannya.

"Aku tidak tahu apa yang disampaikan Cakra kepadamu tentangku, namun percayalah jika aku bukan pria mesum," ucap Tristan.

"Apakah kamu melihat ini?" Tristan menunjukkan cincin yang berada di jari manisnya kepada Dian.

Dian mengangkat kepalanya dan melihat cincin di jari manis Tristan.

"Aku sudah bertunangan dengan Gea, anak dari Purwadi Kuncoro, dan aku tipe orang yang menghargai suatu hubungan."

"Dan aku berjanji selama aku memimpin perusahaan ini, aku akan menghargai kamu sebagai wanita, begitu juga dengan karyawan wanita lainnya yang bekerja di perusahaan ini."

Mendengar penjelasan Tristan, Dian akhirnya tidak mampu lagi membendung air matanya, dia mulai menangis, beberapa bulan bekerja di tempat ini, Dian selalu mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan dari Cakra, namun dia harus bersabar, dan itu menjadi hari-hari yang berat baginya.

Walaupun Cakra masih belum mengajaknya tidur bersama, Dian yakin dengan berjalannya waktu, suatu saat nanti Cakra akan meminta hal itu, dan jika itu terjadi Dian akan pasrah demi menaikkan status keluarganya yang sedang sulit.

Tristan lalu memberikan tisu kepada Dian. "Tenangkan dirimu, setelah itu mari kita bekerja," ucap Tristan.

Beberapa saat berlalu, Dian sudah terlihat baikan, kini Tristan sedang meminta Dian untuk menjelaskan Dokumen yang berada di atas meja. Mereka berdua terlihat sangat serius, beberapa permasalahan mulai mereka bahas, dari penjualan yang menurun drastis, sampai dengan pelanggan yang berhenti menggunakan produk mereka.

Tristan sudah dapat mengetahui kemampuan dari Dian, menurutnya Dian memang bagus, namun hanya untuk ukuran lulusan baru atau fresh graduate, sayangnya dalam dunia marketing, selain ilmu secara Teori, pengalaman atau jam terbang juga turut memberikan peran yang besar.

Tristan saat ini sudah tidak mengenakan jasnya, itu karena saat ini, dia sibuk bolak-balik mencari data untuk membuat rencana kerja. Dia juga terlihat membantu Dian yang sedikit kesulitan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 12.15.

"Dian lebih baik kita istirahat dulu," ucap Tristan sambil meletakkan tumpukan dokumen di mejanya.

"Tapi masih banyak yang harus dikerjakan Pak," balas Dian sambil menunjuk tumpukan dokumen di sisi meja lainnya.

"Untuk menghemat waktu, bagaimana jika kita makan disini saja, kita bisa pesan makanan dari luar, begitu selesai kita bisa melanjutkan pekerjaan," sambung Dian.

Tristan tersenyum mendengar ucapan Dian, Tristan bisa melihat jika Dian memang seorang pekerja keras.

"Baiklah aku akan menyetujui idemu, silahkan lanjutkan pekerjaanmu, biar aku yang memberitahu karyawan di luar untuk memesan makanan," ucap Tristan yang dibalas anggukan oleh Dian.

Terpopuler

Comments

kak masun

kak masun

makin banyak peran wanitanya thor.apakah Tristan akan bertemu lagi dengan tiysa

2022-05-15

2

Author yang kece dong

Author yang kece dong

Bagus kakak 👍💪

2022-05-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Aku Pacarnya!
2 Bab 2 : Aku Sudah Menjadi Bantal Tidurmu
3 Bab 3 : Calon Menantu?
4 Bab 4 : Happy Birthday Tiysa
5 Bab 5 : Bukan 5 Juta melainkan ?
6 Bab 6 : Kencan Resmi Pertama Bersama Gea
7 Bab 7 : Dia Wanitaku !
8 Bab 8 : Rencana Balas Dendam Devan
9 Bab 9 : Gadis Bernama Nindya
10 Bab 10 : Devan Mengeroyok Tristan
11 Bab 11 : Kenangan Buruk Nindya Tentang Devan
12 Bab 12 : Latar Belakang Keluarga Tristan
13 Bab 13 : Manager Marketing Bernama Dian
14 Bab 14 : Transaksi 314 Milyar di hari pertama bekerja
15 Bab 15 : Tristan Yang Murka
16 Bab 16 : Purwadi membela Tindakan Tristan ?
17 Bab 17 : Kamar dengan tarif 42 Juta semalam
18 Bab 18 : Akting Dian Membodohi Tristan
19 Bab 19 : Tiysa Kembali ke Kantor Yono
20 Bab 20 : Yono Minta Ampun dan Tiysa menolak pemberian Haris.
21 Bab 21 : Pria Bernama Hendra
22 Bab 22 : Tristan memukul Hendra
23 Bab 23 : Menghubungi Paman James
24 Bab 24 : Semua akan baik-baik saja
25 Bab 25 : Cakra Berniat Buruk Kepada Tiysa?
26 Bab 26 : Gea berbohong
27 Bab 27 : Gea Mengkhianati Tristan
28 Bab 28 : Tiysa dijebak dengan obat tidur
29 Bab 29 : Menyelamatkan Tiysa
30 Bab 30 : Haris Menyiksa Cakra dan Devan.
31 Bab 31 : Tiysa melepas kerinduan
32 Bab 32 : Tristan dan Tiysa
33 Bab 33 : Purwadi berniat menyingkirkan Tristan
34 Bab 34 : Gea minta maaf ke Tristan
35 35 : Subroto Sakit, Tristan Foto Bersama orang tua Tiysa
36 Bab 36 : Maukah kamu menjadi pacarku
37 Bab 37 : Makan Bersama Orang Tua Tiysa
38 Bab 38 : Tristan dimarahi Ayah Tiysa
39 Bab 39 : Tristan mengajak Bisma dan Damar bertemu subroto
40 Bab 40 : Gea melihat Tristan bersama Tiysa
41 Bab 41 : Subroto Meninggal, Gea menemui Tiysa
42 Bab 42 : Mempermalukan Purwadi dan Istrinya
43 Bab 43 : Tiysa berusaha menjauh dari Tristan.
44 Bab 44 : Gea menemui Tristan
45 Bab 45 : Acara perpisahan Tristan
46 Bab 46 : Gea mendatangi rumah Tristan
47 Bab 47 : Yono dan Janjinya kepada Tristan
48 Bab 48 : Tangisan Memilukan Tiysa
49 Bab 49 : Alasan Haris memberitahu Yono
50 Bab 50 : Hadiah dari Tristan
51 Bab 51 : Dian bertemu Tiysa
52 Bab 52 : Pesan Tersirat dari Tristan
53 Bab 53 : Perasaan Khawatir Tiysa
54 Bab 54 : Deklarasi perang keluarga Yaroslav
55 Bab 55 : Riwayat panggilan masuk dari Tristan
56 Bab 56 : Pria bernama Gino
57 Bab 57 : Tiysa melawan Gea
58 Bab 58 : Gino mengamuk
59 Bab 59 : Gino dan Tristan
60 Bab 60 : Tamu yang dinantikan
61 Bab 61 : Maafkan Aku
62 Bab 62 : Bukan Janji tapi Deklarasi.
63 Bab 63 : Itu artinya?
64 Bab 64 : Pesan beruntun dan Tangisan Damar
65 Bab 65 : Ratu Gengster?
66 Bab 66 : Pengacau Bernama Boby
67 Bab 67 : Penyebab Tiysa terdiam
68 Bab 68 : Menghajar Boby.
69 Bab 69 : Fisik dan mental mereka dirusak
70 Bab 70 : Teori konspirasi tentang keluarga Yaroslav
71 Bab 71 : Saatnya Penghakiman
72 Bab 72 : Gino mempermainkan Boby
73 Bab 73 : Hubungan 21 Wanita dengan Tiysa.
74 Bab 74 : Bukan amanat tapi kutukan
75 Bab 75 : Kamar kita berdua.
76 Bab 76 : 21 Pria bertemu 21 wanita
77 Bab 77 : Ujian dari Tristan
78 Bab 78 : Gino Jatuh Cinta
79 Bab 79 : Pria bernama Ivan
80 Bab 80 : Bertemu Istri Yono
81 Bab 81 : Kesedihan Adelia
82 Bab 82 : Yono bertemu Tristan
83 Bab 83 : Bintang keberuntungan Yono
84 Bab 84 : Showroom Baru untuk Yono
85 Bab 85 : Wakil direktur baru showroom milik Yono.
86 Bab 86 : Wapresdir baru kekasih Tiysa
87 Bab 87 : Vladimir Yaroslav
88 Bab 88 : Karangan Bunga ucapan selamat dan tamu penting
89 Bab 89 : Putri Crazy Rich Baru yang Viral
90 Bab 90 : Gea dan Jacob
91 Bab 91 : Jacob datang ke Showroom Yono.
92 Bab 92 : Perbedaan kekuatan
93 Bab 93 : Jacob bersimbah darah
94 Bab 94 : Aku yang menyerahkannya kepadamu
95 Bab 95 : Video Viral tentang Gea
96 Bab 96 : Hancurnya Showroom milik Jacob
97 Bab 97 : Oscar, Lingga, dan Winata
98 Bab 98 : Kisah Ayah dan Ibu Tristan 26 tahun yang lalu
99 Bab 99 : Undangan Pernikahan dan Perintah Pembunuhan
100 Bab 100 : Mereka berkumpul kembali
101 Bab 101 : Tidak Bisa Menahan Diri?
102 Bab 102 : Tiysa menyerah
103 Bab 103 : Kediaman Keluarga Yaroslav.
104 Bab 104 : Paman dan Bibi Tristan
105 Bab 105 : Sofia
106 Bab 106 : Restu dari Kakek Tristan
107 Bab 107 : Cucu Angkat
108 Bab 108 : Kamar mereka berdua
109 Bab 109 : Keluarga Prabaswara di lengsengserkan
110 Bab 110 : Ampuni Gea
111 Bab 111 : Cakra bertemu Haris
112 Bab 112 : Tiysa kembali ke Indonesia tanpa Tristan
113 Bab 113 : Tiysa tiba di Indonesia
114 Bab 114 : Bisma dan Bimo emosi
115 Bab 115 : Bawahan keluarga Yaroslav di Indonesia
116 Bab 116 : Pimpinan Moneyra Global Trade Tiba
117 Bab 117 : Operasi Pembasmian Ikan Teri
118 118 : Identitas Tristan yang sebenarnya
119 Bab 119 : Pengumuman penting dari Tristan
120 Bab 120 : Aku beruntung karena di cintai olehmu
121 Bab 121 : Kamu masih hidup?
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Bab 1 : Aku Pacarnya!
2
Bab 2 : Aku Sudah Menjadi Bantal Tidurmu
3
Bab 3 : Calon Menantu?
4
Bab 4 : Happy Birthday Tiysa
5
Bab 5 : Bukan 5 Juta melainkan ?
6
Bab 6 : Kencan Resmi Pertama Bersama Gea
7
Bab 7 : Dia Wanitaku !
8
Bab 8 : Rencana Balas Dendam Devan
9
Bab 9 : Gadis Bernama Nindya
10
Bab 10 : Devan Mengeroyok Tristan
11
Bab 11 : Kenangan Buruk Nindya Tentang Devan
12
Bab 12 : Latar Belakang Keluarga Tristan
13
Bab 13 : Manager Marketing Bernama Dian
14
Bab 14 : Transaksi 314 Milyar di hari pertama bekerja
15
Bab 15 : Tristan Yang Murka
16
Bab 16 : Purwadi membela Tindakan Tristan ?
17
Bab 17 : Kamar dengan tarif 42 Juta semalam
18
Bab 18 : Akting Dian Membodohi Tristan
19
Bab 19 : Tiysa Kembali ke Kantor Yono
20
Bab 20 : Yono Minta Ampun dan Tiysa menolak pemberian Haris.
21
Bab 21 : Pria Bernama Hendra
22
Bab 22 : Tristan memukul Hendra
23
Bab 23 : Menghubungi Paman James
24
Bab 24 : Semua akan baik-baik saja
25
Bab 25 : Cakra Berniat Buruk Kepada Tiysa?
26
Bab 26 : Gea berbohong
27
Bab 27 : Gea Mengkhianati Tristan
28
Bab 28 : Tiysa dijebak dengan obat tidur
29
Bab 29 : Menyelamatkan Tiysa
30
Bab 30 : Haris Menyiksa Cakra dan Devan.
31
Bab 31 : Tiysa melepas kerinduan
32
Bab 32 : Tristan dan Tiysa
33
Bab 33 : Purwadi berniat menyingkirkan Tristan
34
Bab 34 : Gea minta maaf ke Tristan
35
35 : Subroto Sakit, Tristan Foto Bersama orang tua Tiysa
36
Bab 36 : Maukah kamu menjadi pacarku
37
Bab 37 : Makan Bersama Orang Tua Tiysa
38
Bab 38 : Tristan dimarahi Ayah Tiysa
39
Bab 39 : Tristan mengajak Bisma dan Damar bertemu subroto
40
Bab 40 : Gea melihat Tristan bersama Tiysa
41
Bab 41 : Subroto Meninggal, Gea menemui Tiysa
42
Bab 42 : Mempermalukan Purwadi dan Istrinya
43
Bab 43 : Tiysa berusaha menjauh dari Tristan.
44
Bab 44 : Gea menemui Tristan
45
Bab 45 : Acara perpisahan Tristan
46
Bab 46 : Gea mendatangi rumah Tristan
47
Bab 47 : Yono dan Janjinya kepada Tristan
48
Bab 48 : Tangisan Memilukan Tiysa
49
Bab 49 : Alasan Haris memberitahu Yono
50
Bab 50 : Hadiah dari Tristan
51
Bab 51 : Dian bertemu Tiysa
52
Bab 52 : Pesan Tersirat dari Tristan
53
Bab 53 : Perasaan Khawatir Tiysa
54
Bab 54 : Deklarasi perang keluarga Yaroslav
55
Bab 55 : Riwayat panggilan masuk dari Tristan
56
Bab 56 : Pria bernama Gino
57
Bab 57 : Tiysa melawan Gea
58
Bab 58 : Gino mengamuk
59
Bab 59 : Gino dan Tristan
60
Bab 60 : Tamu yang dinantikan
61
Bab 61 : Maafkan Aku
62
Bab 62 : Bukan Janji tapi Deklarasi.
63
Bab 63 : Itu artinya?
64
Bab 64 : Pesan beruntun dan Tangisan Damar
65
Bab 65 : Ratu Gengster?
66
Bab 66 : Pengacau Bernama Boby
67
Bab 67 : Penyebab Tiysa terdiam
68
Bab 68 : Menghajar Boby.
69
Bab 69 : Fisik dan mental mereka dirusak
70
Bab 70 : Teori konspirasi tentang keluarga Yaroslav
71
Bab 71 : Saatnya Penghakiman
72
Bab 72 : Gino mempermainkan Boby
73
Bab 73 : Hubungan 21 Wanita dengan Tiysa.
74
Bab 74 : Bukan amanat tapi kutukan
75
Bab 75 : Kamar kita berdua.
76
Bab 76 : 21 Pria bertemu 21 wanita
77
Bab 77 : Ujian dari Tristan
78
Bab 78 : Gino Jatuh Cinta
79
Bab 79 : Pria bernama Ivan
80
Bab 80 : Bertemu Istri Yono
81
Bab 81 : Kesedihan Adelia
82
Bab 82 : Yono bertemu Tristan
83
Bab 83 : Bintang keberuntungan Yono
84
Bab 84 : Showroom Baru untuk Yono
85
Bab 85 : Wakil direktur baru showroom milik Yono.
86
Bab 86 : Wapresdir baru kekasih Tiysa
87
Bab 87 : Vladimir Yaroslav
88
Bab 88 : Karangan Bunga ucapan selamat dan tamu penting
89
Bab 89 : Putri Crazy Rich Baru yang Viral
90
Bab 90 : Gea dan Jacob
91
Bab 91 : Jacob datang ke Showroom Yono.
92
Bab 92 : Perbedaan kekuatan
93
Bab 93 : Jacob bersimbah darah
94
Bab 94 : Aku yang menyerahkannya kepadamu
95
Bab 95 : Video Viral tentang Gea
96
Bab 96 : Hancurnya Showroom milik Jacob
97
Bab 97 : Oscar, Lingga, dan Winata
98
Bab 98 : Kisah Ayah dan Ibu Tristan 26 tahun yang lalu
99
Bab 99 : Undangan Pernikahan dan Perintah Pembunuhan
100
Bab 100 : Mereka berkumpul kembali
101
Bab 101 : Tidak Bisa Menahan Diri?
102
Bab 102 : Tiysa menyerah
103
Bab 103 : Kediaman Keluarga Yaroslav.
104
Bab 104 : Paman dan Bibi Tristan
105
Bab 105 : Sofia
106
Bab 106 : Restu dari Kakek Tristan
107
Bab 107 : Cucu Angkat
108
Bab 108 : Kamar mereka berdua
109
Bab 109 : Keluarga Prabaswara di lengsengserkan
110
Bab 110 : Ampuni Gea
111
Bab 111 : Cakra bertemu Haris
112
Bab 112 : Tiysa kembali ke Indonesia tanpa Tristan
113
Bab 113 : Tiysa tiba di Indonesia
114
Bab 114 : Bisma dan Bimo emosi
115
Bab 115 : Bawahan keluarga Yaroslav di Indonesia
116
Bab 116 : Pimpinan Moneyra Global Trade Tiba
117
Bab 117 : Operasi Pembasmian Ikan Teri
118
118 : Identitas Tristan yang sebenarnya
119
Bab 119 : Pengumuman penting dari Tristan
120
Bab 120 : Aku beruntung karena di cintai olehmu
121
Bab 121 : Kamu masih hidup?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!