"Tidak ada luka serius, mungkin nanti akan sedikit terasa nyeri di bagian tubuh yang terkena benturan," kata dokter memberikan penjelasan kepada Tiysa yang sedang memeriksakan kondisinya.
"Terima kasih Dokter, kalau begitu aku izin pamit," ucap Tiysa dengan nada sopan, setelah itu dia keluar dari ruangan dokter yang sudah memeriksanya.
Di luar, Ibu Tiysa menunggu anaknya dengan cemas, dia tahu bahwa putrinya menyembunyikan sesuatu, namun Ibu Tiysa tidak ingin mendesak anaknya.
Ibu Tiysa mengerti jika Tiysa menutupi kejadian yang menimpanya karena tidak ingin membuatnya cemas.
Begitu Tiysa keluar dari ruangan dokter dia segera menghampiri anaknya.
"Bagaimana hasilnya, Nak? apa kata dokter? apa kamu baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja Ibu," balas Tiysa disertai senyuman lembut kepada ibunya.
"Hah ... syukurlah kalau begitu," ibu Tiysa kini dapat bernafas lega, dia tidak bisa membayangkan jika sesuatu terjadi kepada putrinya.
"Ayo Ibu, aku akan memperkenalkan Ibu kepada Tristan." Dengan bersemangat, Tiysa meraih tangan Kirana dan menuntunnya ke arah lobi Rumah Sakit Cipta.
Kirana mengangguk dan mengikuti permintaan anaknya.
Setibanya di lobi rumah sakit, Tiysa tampak mencari keberadaan Tristan, matanya mengarah ke tempat di mana tadi mereka berpisah, namun dia tidak bisa menemukan keberadaan Tristan dan juga Haris.
Wajahnya mulai terlihat panik, Tiysa lalu melepaskan tangan Ibunya.
"Tunggu sebentar, Bu." Tisya mempercepat langkahnya menuju parkiran rumah sakit, begitu keluar dari pintu, matanya langsung mengarah ke tempat di mana tadi Haris memarkirkan mobilnya. Ekspresi wajahnya menjadi sedih, mobil yang mereka tadi kendarai juga sudah tidak ada di tempat itu.
Tiysa lalu mengambil telepon genggam yang berada di sakunya dan membuka kontak mencari nama Tristan, namun dia baru sadar jika dia belum mendapatkan nomor Tristan. Tisya pun semakin larut dalam kesedihan.
Dari belakang Ibu Tiysa sudah menyusul anaknya, dia bisa melihat ekspresi kekecewaan dalam raut wajah anaknya, dia lalu memegang pundak Tisya.
"Mungkin dia ada keperluan mendesak, Nak," ucap ibunya untuk menghibur Tiysa yang terlihat kecewa.
Ketika mereka hendak kembali ke tempat ayahnya dirawat, seorang perawat muda menghampiri mereka.
"Apakah anda Nona Tiysa?" tanya perawat muda tersebut.
"Iya benar, aku Tiysa," balas Tiysa yang merasa heran karena perawat muda itu mengetahui namanya.
"Orang yang bersama pemuda tampan tadi menitipkan pesan untuk disampaikan kepada anda." ucap perawat muda tersebut.
"Pemuda tampan? ohh ... maksudnya Tristan?" Ekspresi wajah Tiysa kembali ceria mendengar kata-kata dari perawat yang menghampirinya itu .
"Ohh ... nama pemuda tampan itu Tristan," gumam perawat itu sambil mengangguk.
Tiysa dan ibunya langsung tersenyum melihat tingkah dari perawat mda yang berdiri di depannya.
"Ahh maaf ... bukan itu maksud saya." Perawat itu terlihat salah tingkah karena sadar bukan itu tujuannya menemui Tiysa.
"Orang yang tadi bersama pemuda itu mengatakan jika besok malam mereka akan kembali menemui anda," ucap perawat itu menyampaikan pesan yang ditinggalkan Haris.
Mendengar pesan yang disampaikan perawat tadi kini hati Tiysa kembali berbunga-bunga, jika saat ini tidak ada orang di sekitarnya mungkin dia sudah lompat-lompat kegirangan.
Sesudah menyampaikan pesan, perawat muda itu izin pamit untuk kembali ke meja resepsionis rumah sakit, tak lupa Tiysa mengucapkan rasa terima kasihnya, setelah itu Tiysa dan ibunya kembali menuju ruangan tempat ayahnya dirawat.
"Ibu jadi penasaran, setampan apa pria bernama Tristan itu sampai membuat perawat tadi salah tingkah," Ibu Tisya kembali menggoda putrinya yang terlihat sangat senang.
"Trstan sangat tampan Ibu, matanya sangat indah, dia juga sangat baik, dia pasti menjadi menantu yang baik untuk Ibu," balas Tisya menjawab pertanyaan Ibunya.
"Menantu?" Ibu Tisya terkejut mendengar jawaban dari anaknya, ini benar-benar pertama kali bagi dirinya mendengar Tisya memuji dan menyukai pria.
Secara refleks Tisya langsung menoleh ke ibunya sambil menutup mulut dengan kedua tangannya, ekspresinya sangat terkejut, wajahnya kemerahan, dia sadar lagi-lagi ibunya berhasil menggodanya.
"Ibuu ...." Dengan wajah cemberut Tisya mempercepat langkah dan meninggalkan ibunya, Ibu Tisya kembali tertawa melihat tingkah anak gadisnya itu.
—
"Selamat datang Tuan Tristan." Beberapa wanita menyambut Tristan yang baru saja tiba di depan rumah mewah di salah satu komplek elit di Kota Bogor. Dia lalu diantar masuk ke dalam rumah mewah itu, di ruang tamu seorang pria tua sedang menunggunya.
Pria itu hendak berdiri untuk menyambut Tristan, namun Tristan mempercepat langkahnya dan langsung memegang kedua bahu pria tua itu dengan lembut.
"Kakek Subroto tidak perlu berdiri," ucap Tristan sambil membantu Kakek Subroto untuk kembali duduk di kursi.
"Ah ... usia tua menjadikanku kakek-kakek yang tidak berguna, bahkan hanya untuk berdiri menyapamu sangat sulit aku lakukan sekarang," keluh Subroto kepada Tristan.
"Kakek Subroto jangan terlalu merendah, malah jika aku membiarkan Kakek Subroto berdiri menyapaku, aku yang akan menjadi anak muda tidak berguna," balas Tristan menghibur subroto, dia lalu duduk di samping Subroto.
"Haha ... Tristan kamu memang anak yang baik dan juga sopan, sama seperti informasi yang diberikan kakekmu." Tawa lepas kakek Subroto terdengar menggema di ruang tamu.
"Kakek mau minta maaf sebelumnya karena kemarin tidak dapat menghadiri acara pertunanganmu dengan cucuku, kondisiku sekarang tidak memungkinkan untuk melakukan perjalanan," keluh Subroto sambil memegang pundak Tristan.
"Tidak apa-apa kakek, doa dan restu darimu sudah cukup mewakili kehadiranmu," balas Tristan dengan sopan.
Kakek Subroto kembali tersenyum mendengar jawaban dari tunangan cucunya itu.
"Jadi bagaimana tanggapanmu terhadap cucuku?" Kakek Subroto bertanya dengan nada yang cukup serius kali ini.
"Gea gadis yang cantik dan ramah, ayah dan ibunya juga orang yang sangat baik," balas Tristan sambil tersenyum kepada Subroto.
"Baguslah kalau kamu menyukainya," ucap Subroto yang terlihat puas dengan jawaban yang diberikan Tristan.
Setelah itu mereka berdua terus melanjutkan pembicaraan dengan topik beragam.
Setelah makan malam bersama, Tristan mohon pamit kepada Kakek Subroto untuk beristirahat di kamar yang sudah di siapkan oleh Kakek Subroto, hari ini Tristan menginap di rumah ini.
Tristan sebenarnya sudah meminta Haris untuk memesan kamar di salah satu Hotel Bintang 5 di kota itu, namun Kakek Subroto terus meminta agar Tristan mau menginap di rumah ini, karena merasa tidak enak menolak tawaran dari Kakek Subroto dia pun mengiyakan permintaan itu.
Di kamar, pelayan sudah meletakkan baju ganti untuk Tristan, dia lalu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri, sudah sejak tadi Tristan merasa gerah karena terus-terusan menggunakan setelan jas.
Setelah mandi Tristan mengenakan pakaian yang sudah disiapkan, Tristan sedikit terkejut karena pakaian yang disiapkan benar-benar pas di badannya, Kakek Subroto benar-benar mempersiapkan semuanya dengan baik. Setelah itu dia mengistirahatkan badannya di tempat tidur.
Sambil menatap langit-langit, Tristan kembali mengingat kejadian sebelum bertemu Tisya. Dua hari lalu Tristan baru saja bertunangan dengan cucu Kakek Subroto yang bernama Gea Kuncoro, ini merupakan hal yang disepakati kedua keluarga mereka, jadi acara itu merupakan kali pertama dia bertemu dengan tunangannya .
Gea memilik paras yang cantik, gadis yang berumur satu tahun lebih muda darinya itu memiliki sikap yang ramah, seperti yang tadi Tristan sampaikan kepada Kakek Subroto, jadi dia benar-benar jujur ketika menyampaikan hal tersebut.
Pada acara itu juga disepakati, jika Tristan akan menduduki posisi CEO dari salah satu perusahaan yang berada di bawah naungan Tirta Baskara Grup, saat itu terjadi mungkin Tristan akan menjadi salah satu CEO termuda di Indonesia yang memimpin perusahaan.
Keluarga Kuncoro milik Subroto sendiri merupakan pemilik saham kedua terbesar di Tirta Baskara Grup, setelah mengajukan permohonan kepada para pemegang saham, mereka menyepakati usulan jika calon menantu keluarga Kuncoro diberikan Posisi CEO di salah satu perusahaan di bawah naungan grup itu.
Untuk pernikahan sendiri belum diputuskan mengingat Tristan yang baru berumur 20 tahun dan Gea yang baru berumur 19 tahun, oleh karena itu mereka berdua akan tinggal secara terpisah sampai tanggal pernikahan mereka ditentukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Betty Nurbaini
wah tyisa ternyata dia sda ada yg punya..... jgn jatuh hati ya tiysa
2022-06-03
1
Yoon Gi
Ceo Termuda 😍😍😍
2022-06-02
0
Faujianti Yanti
ceritanya seru
2022-05-19
2