Bab 4 : Happy Birthday Tiysa

Suara canda tawa terdengar di salah satu ruangan rawat inap di Rumah Sakit Cipta, di kamar itu Tisya , Kirana dan ayahnya Bimo Harsa saling bersenda gurau, setelah di tangani dokter ayah Tiysa sudah dalam kondisi yang lebih baik.

"Tisya ... mengapa kamu terus memandangi jam tangan mu," tanya ayah Tisya penasaran, Tiysa terlihat sudah beberapa kali melirik jam tangannya.

"Itu ayah ... anu ...," jawab Tisya terbata-bata.

Melihat itu Ibu Tisya kembali menggoda anaknya.

"Tisya lagi menunggu Tris ...."

"Ibuu ...."dengan suara manja Tisya tidak membiarkan Kirana menyelesaikan kalimatnya.

Lagi-lagi ibunya kembali tertawa, sejak kemarin Kirana terus-terusan menggoda anak gadisnya.

Melihat tingkah ibu dan anak ini Ayah Tisya terlihat kebingungan. Ayah Tisya baru saja dipindahkan dari ruang ICU ke ruang rawat inap, jadi dia tidak mengetahui kisah asmara putrinya ini.

"Nanti aku ceritakan ketika kamu sudah baikan," ucap ibu Tiysa sambil membelai rambut suaminya.

Tiysa tersenyum mendengar jawaban dari ibunya, sedangkan ayah Tiysa hanya bisa mengangguk walaupun sebenarnya dia sangat ingin mengetahui apa yang menyebabkan putrinya bereaksi seperti anak kecil.

Tak berselang lama seorang perawat masuk ke dalam kamar mereka, Tiysa mengenali perawat muda itu, perawat itu yang kemarin menyampaikan pesan kepada Tiysa.

"Nona Tiysa, seseorang sedang menunggu anda di lobi Rumah Sakit," ucap perawat itu kepada Tiysa.

Tisya sangat senang saat mendengar pesan yang disampaikan perawat muda itu, namun kali ini dia menahan diri, dia tidak mau lagi terlihat memalukan seperti kemarin, apalagi saat ini ayah Tiysa juga berada disini.

"Terima kasih suster," jawab Tisya sambil tersenyum.

Setelah menyampaikan itu kepada Tiysa, perawat muda tadi izin pamit kepada kedua orang tua Tiysa, lalu meninggalkan ruangan itu.

Tisya melihat kedua orang tuanya, dengan wajah memelas dia berkata. "Ayah, Ibu ...."

Ibu Tiysa tersenyum bahagia, akhirnya pemuda yang ditunggu anaknya tiba.

"Pergilah, Nak, biar Ibu yang menjaga ayahmu." Ibu Tiysa memberikan izin kepada putrinya yang sudah terlihat gelisah.

"Terima kasih Ibu." Tisya mengecup kening ayah dan ibunya, setelah itu dia meninggalkan ruangan tersebut.

"Istriku, ada apa dengan anak kita?" Ayah Tiysa semakin heran dengan sikap anaknya, bagi Bimo Harsa ini juga permata kali dia melihat Tiysa bertingkah menggemaskan seperti itu.

Karena Tiysa sudah meninggalkan ruangan, ibu Tiysa akhirnya bercerita mengenai pemuda yang bernama Tristan kepada ayah Tiysa, dan kejadian lucu lainnya ketika ayah Tiysa tidak sadarkan diri. Ayah Tiysa terlihat beberapa kali tertawa lepas mendengar cerita dari Ibu Tiysa.

Tisya sudah sampai di lobi rumah sakit, dia melihat orang-orang yang berada di lobi itu, namun dia tidak menemukan sosok pemuda yang telah membuatnya gelisah sepanjang hari.

"Nona Tiysa, Tuan Muda menunggu anda di mobil," kata seorang pria dari arah belakang Tiysa.

Tentu saja Tiysa mengenali suara tersebut, itu adalah suara Haris, Tiysa menoleh ke belakang dan mohon pamit kepada Haris, lalu segera menuju pelataran parkir Rumah Sakit Cipta.

Di parkiran Tiysa menghampiri mobil yang kemarin mengantarnya ke Rumah Sakit Cipta, Tiysa tentu saja tidak langsung membuka pintu mobil, dia terlebih dahulu mengetuk kaca pintu mobil.

Tristan yang sudah melihat Tiysa berdiri diluar, segera membuka pintu mobil, lalu turun untuk bertemu Tiysa.

"Bagaimana kabar ayahmu?" ucap Tristan sambil menutup pintu mobil yang berada di belakangnya.

"Dia sudah siuman, kondisinya sudah semakin membaik, saat ini ayahku sudah dipindahkan ke ruang rawat inap," balas Tiysa sambil menatap wajah Tristan.

"Oh, syukurlah kalau begitu." Tristan lalu mulai berjalan yang diikuti Tisya di sampingnya.

Tidak jauh dari parkiran mobil terdapat sebuah taman kecil yang biasa digunakan keluarga pasien untuk beristirahat, Tristan dan Tiysa berhenti di tempat itu. Beberapa bangku yang terbuat dari besi terlihat kosong, mungkin karena saat ini sedang jam besuk, sehingga keluarga pasien diperbolehkan masuk ke dalam kamar untuk bertemu keluarga mereka.

"Maaf Tiysa, aku mungkin tidak akan sempat untuk bertemu kedua orang tuamu," ucap Tristan sambil mempersilahkan Tiysa duduk di sampingnya.

"Tidak apa-apa," balas Tiysa, dia lalu berkata, "Bagaimana dengan urusan mu apakah sudah selesai?"

"Iya, setelah ini kami berencana kembali ke Jakarta," balas Tristan.

Mendengar itu ekspresi wajah Tiysa terlihat sedikit kecewa, Tiysa sebenarnya ingin memperkenalkan Tristan, orang yang telah menolongnya ini kepada kedua orang tuanya saat kondisi ayahnya sudah lebih baik.

Ayah dan ibu Tiysa berdomisili di kota Bogor, dan dari apa yang baru saja Tristan sampaikan, dia dapat menyimpulkan jika Tristan berdomisili di Jakarta, untuk mempertemukan mereka tentu saja akan menjadi sulit.

Tristan juga dapat menyadari ekspresi Tiysa yang terlihat kecewa, oleh karena itu Tristan mengubah topik pembicaraan menjadi seputar ayah dan ibu Tiysa.

Sepertinya topik yang dipilih Tristan tepat mengenai sasaran, ketika Tiysa berbicara mengenai kedua orang tuanya, kini dia terlihat lebih ceria, Tristan memperhatikan wajah Tiysa yang terus dihiasi senyuman selama bercerita. Dalam hati dia terus mengagumi kecantikan dan kepribadian dari Tiysa.

Selama 30 menit Tiysa terus bercerita mengenai ayah dan ibunya, dan selama 30 menit pula Tristan mendengarkan Tiysa bercerita, sambil memanjakan matanya dengan kecantikan Tiysa.

"Tiysa ...," ucap Tristan sambil memegang tangan Tiysa.

Tiysa yang sedang asik bercerita sedikit terkejut ketika Tristan menggenggam tangannya, Tiysa lalu menoleh ke arah Tristan, belum sempat ia menjawab Tristan, sebuah ciuman sudah mendarat di bibirnya.

Selama 5 detik Tiysa diam tak bergerak sama sekali, Tiysa bingung untuk merespon ciuman dari Tristan, dia terkejut dan ingin marah karena pria yang baru dikenalnya ini berani menciumnya.

Namun entah mengapa dilain sisi dia juga merasa senang, dan rasa senang itu mendominasi perasaan marah, untuk Tiysa ini pengalaman baru baginya, ketika dia merasa terkejut, senang, dan marah di saat yang bersamaan.

Setelah Tristan mencium bibirnya, Tiysa tak lagi berani melihat wajah Tristan, dia menunduk, wajahnya tersipu kemerahan. Tiysa ingin segera melarikan diri dari tempat itu, namun entah mengapa dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya.

Tristan menatap wajah Tiysa, dia tersenyum, Tristan sendiri sudah siap jika Tisya menamparnya seperti Yono, dan tentu saja dia bersyukur Tiysa tidak melakukan hal tersebut, malam itu di mata Tristan, Tisya terlihat sangat cantik dan anggun, hal itu yang membuat dirinya nekat mengambil resiko.

"Ayo Tiysa, kita berdua sudah cukup lama disini, aku tidak mau membuat ayah dan ibumu khawatir." Tristan berdiri sambil menarik tangan Tiysa dengan lembut.

Tiysa menurut, tak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya, dia juga masih tidak berani melihat wajah Tristan. Mereka berdua kembali menuju lobi Rumah Sakit.

"Tiysa ... Tiysa...." Tristan memanggil nama Tiysa saat mereka sudah berada tepat di depan pintu masuk Rumah Sakit.

"Iya ...," jawab Tisya dengan singkat.

"Kita sudah sampai di depan pintu masuk" balas Tristan sambil menunjuk pintu rumah sakit dengan tangan kirinya, karena sejak tadi tangan kanannya masih memegang tangan Tiysa.

"Oh ... iya ...," jawab Tiysa singkat, pikiran Tiysa masih memproses kejadian yang baru saja terjadi. Jadi dia tidak sadar akan situasi di sekitarnya.

Tristan lalu mengusap kepala Tiysa dan berkata. "Tiysa Happy Birthday."

Setelah mendengar kalimat itu barulah Tiysa tersadar. Dengan ekspresi malu, dia langsung melepas tangannya yang masih dipegang oleh Tristan.

"Te ... terima kasih Tristan." Dengan terbata-bata Tiysa menjawab ucapan selamat ulang tahun dari Tristan.

Dari arah parkiran, Haris menghampiri Tiysa dan Tristan, di tangannya Haris memegang jaket yang kemarin ketinggalan di mobil.

"Nona Tiysa ini jaket anda," ucap Haris sambil menyerahkan jaket yang berada di tangannya kepada Tiysa.

"Terima kasih Pak Haris," balas Tiysa sambil tersenyum ramah kepada Haris.

Setelah menyerahkan Jaket, Haris langsung kembali menuju parkiran mobil.

Tiysa sendiri masih belum berani menatap wajah Tristan, dia masih merasa gugup karena kejadian di taman tadi.

"Tiysa apakah kamu marah kepadaku?" Tristan bertanya kepada Tiysa yang sejak tadi tidak mau menatap wajahnya.

Tisya menoleh ke arah Tristan dan berkata "Tidak Tristan ... aku ...."

"Apakah kamu tidak menyukai yang baru saja aku lakukan?" Tristan kembali bertanya kepada Tiysa dengan rasa penasaran.

"Tentu saja aku menyukainya," sahut Tiysa, "Ahh ...." Dia langsung membekap mulutnya dengan tangannya sendiri ketika menyadari yang baru saja dia katakan. "Ahhhh mulut bodoh," gumam Tiysa dalam hati.

Tristan tersenyum mendengar jawaban spontan dari Tiysa.

"Kalau begitu aku mohon pamit, sampaikan salamku kepada kedua orang tuamu." ucap Tristan sambil berbalik menuju ke arah pelataran parkir.

"Tungu Tristan!" Tiysa menarik lengan jas yang dikenakan Tristan untuk menahannya.

"Terima kasih untuk semuanya," sambung Tiysa sambil tersipu malu.

"Sama-sama Cantik," balas Tristan sambil mengelus pipi Tiysa. Setelah itu Tristan kembali ke mobil, tak berselang lama, mobil mereka terlihat meninggalkan Rumah Sakit Cipta.

"Astaga dia menciumku." Tiysa memegang kedua pipinya sambil mengingat peristiwa yang terjadi di taman, dia tidak menyangka jika Tristan akan melakukan itu.

"Tristan ternyata pacar Nona Tiysa, kalian memang pasangan yang serasi."

Suara seorang wanita membangunkan Tiysa dari lamunannya.

Tiysa segera menoleh ke arah suara tersebut, ternyata itu adalah perawat muda yang sudah dua kali menyampaikan pesan kepadanya.

"Trisan bukan pacarku ...," balas Tiysa kepada perawat dengan ekspresi wajah yang terlihat sedikit panik.

"Oh ..., meskipun dia sudah mengelus kepala dan pipimu dengan mesra?" perawat tadi kembali bertanya kepada Tiysa.

"Bagaimana kamu mengetahuinya?" balas Tiysa yang merasa bingung karena perawat itu mengetahui apa yang baru saja Tristan lakukan.

Walaupun tadi pikirannya kemana-mana setidaknya dia sadar jika saat itu tidak ada orang disekitarnya.

"Bagaimana mungkin aku tidak mengetahuinya, kalian beradegan mesra di depan pintu masuk," balas perawat itu sambil menunjuk pintu masuk Rumah Sakit yang terbuat dari kaca transparan.

Tiysa menoleh ke arah yang di tunjuk perawat, dari balik kaca dia melihat jika orang-orang yang berada di lobi kini sedang menatapnya, mereka tentu saja juga dapat melihat adegan bak film drama tadi.

"Astaga..!" ucap Tisya sambil menutup muka dengan jaketnya, dia lalu pamit kepada perawat tadi untuk kembali ke ruangan tempat ayahnya dirawat.

Perawat dan orang-orang di lobi tentu saja tertawa melihat tingkah Tiysa yang seperti itu.

Terpopuler

Comments

Betty Nurbaini

Betty Nurbaini

hem tiysa kmu cpet banget membuka hati

2022-06-03

1

Yoon Gi

Yoon Gi

So sweet 🥰🥰

2022-06-02

0

Rara

Rara

keren thor👍👍

2022-06-01

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Aku Pacarnya!
2 Bab 2 : Aku Sudah Menjadi Bantal Tidurmu
3 Bab 3 : Calon Menantu?
4 Bab 4 : Happy Birthday Tiysa
5 Bab 5 : Bukan 5 Juta melainkan ?
6 Bab 6 : Kencan Resmi Pertama Bersama Gea
7 Bab 7 : Dia Wanitaku !
8 Bab 8 : Rencana Balas Dendam Devan
9 Bab 9 : Gadis Bernama Nindya
10 Bab 10 : Devan Mengeroyok Tristan
11 Bab 11 : Kenangan Buruk Nindya Tentang Devan
12 Bab 12 : Latar Belakang Keluarga Tristan
13 Bab 13 : Manager Marketing Bernama Dian
14 Bab 14 : Transaksi 314 Milyar di hari pertama bekerja
15 Bab 15 : Tristan Yang Murka
16 Bab 16 : Purwadi membela Tindakan Tristan ?
17 Bab 17 : Kamar dengan tarif 42 Juta semalam
18 Bab 18 : Akting Dian Membodohi Tristan
19 Bab 19 : Tiysa Kembali ke Kantor Yono
20 Bab 20 : Yono Minta Ampun dan Tiysa menolak pemberian Haris.
21 Bab 21 : Pria Bernama Hendra
22 Bab 22 : Tristan memukul Hendra
23 Bab 23 : Menghubungi Paman James
24 Bab 24 : Semua akan baik-baik saja
25 Bab 25 : Cakra Berniat Buruk Kepada Tiysa?
26 Bab 26 : Gea berbohong
27 Bab 27 : Gea Mengkhianati Tristan
28 Bab 28 : Tiysa dijebak dengan obat tidur
29 Bab 29 : Menyelamatkan Tiysa
30 Bab 30 : Haris Menyiksa Cakra dan Devan.
31 Bab 31 : Tiysa melepas kerinduan
32 Bab 32 : Tristan dan Tiysa
33 Bab 33 : Purwadi berniat menyingkirkan Tristan
34 Bab 34 : Gea minta maaf ke Tristan
35 35 : Subroto Sakit, Tristan Foto Bersama orang tua Tiysa
36 Bab 36 : Maukah kamu menjadi pacarku
37 Bab 37 : Makan Bersama Orang Tua Tiysa
38 Bab 38 : Tristan dimarahi Ayah Tiysa
39 Bab 39 : Tristan mengajak Bisma dan Damar bertemu subroto
40 Bab 40 : Gea melihat Tristan bersama Tiysa
41 Bab 41 : Subroto Meninggal, Gea menemui Tiysa
42 Bab 42 : Mempermalukan Purwadi dan Istrinya
43 Bab 43 : Tiysa berusaha menjauh dari Tristan.
44 Bab 44 : Gea menemui Tristan
45 Bab 45 : Acara perpisahan Tristan
46 Bab 46 : Gea mendatangi rumah Tristan
47 Bab 47 : Yono dan Janjinya kepada Tristan
48 Bab 48 : Tangisan Memilukan Tiysa
49 Bab 49 : Alasan Haris memberitahu Yono
50 Bab 50 : Hadiah dari Tristan
51 Bab 51 : Dian bertemu Tiysa
52 Bab 52 : Pesan Tersirat dari Tristan
53 Bab 53 : Perasaan Khawatir Tiysa
54 Bab 54 : Deklarasi perang keluarga Yaroslav
55 Bab 55 : Riwayat panggilan masuk dari Tristan
56 Bab 56 : Pria bernama Gino
57 Bab 57 : Tiysa melawan Gea
58 Bab 58 : Gino mengamuk
59 Bab 59 : Gino dan Tristan
60 Bab 60 : Tamu yang dinantikan
61 Bab 61 : Maafkan Aku
62 Bab 62 : Bukan Janji tapi Deklarasi.
63 Bab 63 : Itu artinya?
64 Bab 64 : Pesan beruntun dan Tangisan Damar
65 Bab 65 : Ratu Gengster?
66 Bab 66 : Pengacau Bernama Boby
67 Bab 67 : Penyebab Tiysa terdiam
68 Bab 68 : Menghajar Boby.
69 Bab 69 : Fisik dan mental mereka dirusak
70 Bab 70 : Teori konspirasi tentang keluarga Yaroslav
71 Bab 71 : Saatnya Penghakiman
72 Bab 72 : Gino mempermainkan Boby
73 Bab 73 : Hubungan 21 Wanita dengan Tiysa.
74 Bab 74 : Bukan amanat tapi kutukan
75 Bab 75 : Kamar kita berdua.
76 Bab 76 : 21 Pria bertemu 21 wanita
77 Bab 77 : Ujian dari Tristan
78 Bab 78 : Gino Jatuh Cinta
79 Bab 79 : Pria bernama Ivan
80 Bab 80 : Bertemu Istri Yono
81 Bab 81 : Kesedihan Adelia
82 Bab 82 : Yono bertemu Tristan
83 Bab 83 : Bintang keberuntungan Yono
84 Bab 84 : Showroom Baru untuk Yono
85 Bab 85 : Wakil direktur baru showroom milik Yono.
86 Bab 86 : Wapresdir baru kekasih Tiysa
87 Bab 87 : Vladimir Yaroslav
88 Bab 88 : Karangan Bunga ucapan selamat dan tamu penting
89 Bab 89 : Putri Crazy Rich Baru yang Viral
90 Bab 90 : Gea dan Jacob
91 Bab 91 : Jacob datang ke Showroom Yono.
92 Bab 92 : Perbedaan kekuatan
93 Bab 93 : Jacob bersimbah darah
94 Bab 94 : Aku yang menyerahkannya kepadamu
95 Bab 95 : Video Viral tentang Gea
96 Bab 96 : Hancurnya Showroom milik Jacob
97 Bab 97 : Oscar, Lingga, dan Winata
98 Bab 98 : Kisah Ayah dan Ibu Tristan 26 tahun yang lalu
99 Bab 99 : Undangan Pernikahan dan Perintah Pembunuhan
100 Bab 100 : Mereka berkumpul kembali
101 Bab 101 : Tidak Bisa Menahan Diri?
102 Bab 102 : Tiysa menyerah
103 Bab 103 : Kediaman Keluarga Yaroslav.
104 Bab 104 : Paman dan Bibi Tristan
105 Bab 105 : Sofia
106 Bab 106 : Restu dari Kakek Tristan
107 Bab 107 : Cucu Angkat
108 Bab 108 : Kamar mereka berdua
109 Bab 109 : Keluarga Prabaswara di lengsengserkan
110 Bab 110 : Ampuni Gea
111 Bab 111 : Cakra bertemu Haris
112 Bab 112 : Tiysa kembali ke Indonesia tanpa Tristan
113 Bab 113 : Tiysa tiba di Indonesia
114 Bab 114 : Bisma dan Bimo emosi
115 Bab 115 : Bawahan keluarga Yaroslav di Indonesia
116 Bab 116 : Pimpinan Moneyra Global Trade Tiba
117 Bab 117 : Operasi Pembasmian Ikan Teri
118 118 : Identitas Tristan yang sebenarnya
119 Bab 119 : Pengumuman penting dari Tristan
120 Bab 120 : Aku beruntung karena di cintai olehmu
121 Bab 121 : Kamu masih hidup?
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Bab 1 : Aku Pacarnya!
2
Bab 2 : Aku Sudah Menjadi Bantal Tidurmu
3
Bab 3 : Calon Menantu?
4
Bab 4 : Happy Birthday Tiysa
5
Bab 5 : Bukan 5 Juta melainkan ?
6
Bab 6 : Kencan Resmi Pertama Bersama Gea
7
Bab 7 : Dia Wanitaku !
8
Bab 8 : Rencana Balas Dendam Devan
9
Bab 9 : Gadis Bernama Nindya
10
Bab 10 : Devan Mengeroyok Tristan
11
Bab 11 : Kenangan Buruk Nindya Tentang Devan
12
Bab 12 : Latar Belakang Keluarga Tristan
13
Bab 13 : Manager Marketing Bernama Dian
14
Bab 14 : Transaksi 314 Milyar di hari pertama bekerja
15
Bab 15 : Tristan Yang Murka
16
Bab 16 : Purwadi membela Tindakan Tristan ?
17
Bab 17 : Kamar dengan tarif 42 Juta semalam
18
Bab 18 : Akting Dian Membodohi Tristan
19
Bab 19 : Tiysa Kembali ke Kantor Yono
20
Bab 20 : Yono Minta Ampun dan Tiysa menolak pemberian Haris.
21
Bab 21 : Pria Bernama Hendra
22
Bab 22 : Tristan memukul Hendra
23
Bab 23 : Menghubungi Paman James
24
Bab 24 : Semua akan baik-baik saja
25
Bab 25 : Cakra Berniat Buruk Kepada Tiysa?
26
Bab 26 : Gea berbohong
27
Bab 27 : Gea Mengkhianati Tristan
28
Bab 28 : Tiysa dijebak dengan obat tidur
29
Bab 29 : Menyelamatkan Tiysa
30
Bab 30 : Haris Menyiksa Cakra dan Devan.
31
Bab 31 : Tiysa melepas kerinduan
32
Bab 32 : Tristan dan Tiysa
33
Bab 33 : Purwadi berniat menyingkirkan Tristan
34
Bab 34 : Gea minta maaf ke Tristan
35
35 : Subroto Sakit, Tristan Foto Bersama orang tua Tiysa
36
Bab 36 : Maukah kamu menjadi pacarku
37
Bab 37 : Makan Bersama Orang Tua Tiysa
38
Bab 38 : Tristan dimarahi Ayah Tiysa
39
Bab 39 : Tristan mengajak Bisma dan Damar bertemu subroto
40
Bab 40 : Gea melihat Tristan bersama Tiysa
41
Bab 41 : Subroto Meninggal, Gea menemui Tiysa
42
Bab 42 : Mempermalukan Purwadi dan Istrinya
43
Bab 43 : Tiysa berusaha menjauh dari Tristan.
44
Bab 44 : Gea menemui Tristan
45
Bab 45 : Acara perpisahan Tristan
46
Bab 46 : Gea mendatangi rumah Tristan
47
Bab 47 : Yono dan Janjinya kepada Tristan
48
Bab 48 : Tangisan Memilukan Tiysa
49
Bab 49 : Alasan Haris memberitahu Yono
50
Bab 50 : Hadiah dari Tristan
51
Bab 51 : Dian bertemu Tiysa
52
Bab 52 : Pesan Tersirat dari Tristan
53
Bab 53 : Perasaan Khawatir Tiysa
54
Bab 54 : Deklarasi perang keluarga Yaroslav
55
Bab 55 : Riwayat panggilan masuk dari Tristan
56
Bab 56 : Pria bernama Gino
57
Bab 57 : Tiysa melawan Gea
58
Bab 58 : Gino mengamuk
59
Bab 59 : Gino dan Tristan
60
Bab 60 : Tamu yang dinantikan
61
Bab 61 : Maafkan Aku
62
Bab 62 : Bukan Janji tapi Deklarasi.
63
Bab 63 : Itu artinya?
64
Bab 64 : Pesan beruntun dan Tangisan Damar
65
Bab 65 : Ratu Gengster?
66
Bab 66 : Pengacau Bernama Boby
67
Bab 67 : Penyebab Tiysa terdiam
68
Bab 68 : Menghajar Boby.
69
Bab 69 : Fisik dan mental mereka dirusak
70
Bab 70 : Teori konspirasi tentang keluarga Yaroslav
71
Bab 71 : Saatnya Penghakiman
72
Bab 72 : Gino mempermainkan Boby
73
Bab 73 : Hubungan 21 Wanita dengan Tiysa.
74
Bab 74 : Bukan amanat tapi kutukan
75
Bab 75 : Kamar kita berdua.
76
Bab 76 : 21 Pria bertemu 21 wanita
77
Bab 77 : Ujian dari Tristan
78
Bab 78 : Gino Jatuh Cinta
79
Bab 79 : Pria bernama Ivan
80
Bab 80 : Bertemu Istri Yono
81
Bab 81 : Kesedihan Adelia
82
Bab 82 : Yono bertemu Tristan
83
Bab 83 : Bintang keberuntungan Yono
84
Bab 84 : Showroom Baru untuk Yono
85
Bab 85 : Wakil direktur baru showroom milik Yono.
86
Bab 86 : Wapresdir baru kekasih Tiysa
87
Bab 87 : Vladimir Yaroslav
88
Bab 88 : Karangan Bunga ucapan selamat dan tamu penting
89
Bab 89 : Putri Crazy Rich Baru yang Viral
90
Bab 90 : Gea dan Jacob
91
Bab 91 : Jacob datang ke Showroom Yono.
92
Bab 92 : Perbedaan kekuatan
93
Bab 93 : Jacob bersimbah darah
94
Bab 94 : Aku yang menyerahkannya kepadamu
95
Bab 95 : Video Viral tentang Gea
96
Bab 96 : Hancurnya Showroom milik Jacob
97
Bab 97 : Oscar, Lingga, dan Winata
98
Bab 98 : Kisah Ayah dan Ibu Tristan 26 tahun yang lalu
99
Bab 99 : Undangan Pernikahan dan Perintah Pembunuhan
100
Bab 100 : Mereka berkumpul kembali
101
Bab 101 : Tidak Bisa Menahan Diri?
102
Bab 102 : Tiysa menyerah
103
Bab 103 : Kediaman Keluarga Yaroslav.
104
Bab 104 : Paman dan Bibi Tristan
105
Bab 105 : Sofia
106
Bab 106 : Restu dari Kakek Tristan
107
Bab 107 : Cucu Angkat
108
Bab 108 : Kamar mereka berdua
109
Bab 109 : Keluarga Prabaswara di lengsengserkan
110
Bab 110 : Ampuni Gea
111
Bab 111 : Cakra bertemu Haris
112
Bab 112 : Tiysa kembali ke Indonesia tanpa Tristan
113
Bab 113 : Tiysa tiba di Indonesia
114
Bab 114 : Bisma dan Bimo emosi
115
Bab 115 : Bawahan keluarga Yaroslav di Indonesia
116
Bab 116 : Pimpinan Moneyra Global Trade Tiba
117
Bab 117 : Operasi Pembasmian Ikan Teri
118
118 : Identitas Tristan yang sebenarnya
119
Bab 119 : Pengumuman penting dari Tristan
120
Bab 120 : Aku beruntung karena di cintai olehmu
121
Bab 121 : Kamu masih hidup?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!