Bab 14 : Transaksi 314 Milyar di hari pertama bekerja

Tristan membuka pintu, dia meminta salah satu karyawan wanita di sana memesan makanan untuk dia dan Dian. Setelah itu dia kembali menutup pintu ruangannya.

Beberapa saat kemudian, karyawan tadi kembali membawa makanan yang Tristan pesan, ketika melihat makanan sudah datang, Dian hendak berdiri untuk mengatur makanan itu di meja, namun Tristan melarangnya dan memintanya untuk melanjutkan pekerjaan, Tristan sendiri yang kemudian mengatur makanan di meja.

Setelah semuanya siap, barulah Tristan memanggil Dian untuk makan bersama, sambil makan, mereka berdua berdiskusi tentang pekerjaan, Dian terlihat sangat menikmati waktu yang dia habiskan bersama pimpinannya.

Semenjak bergabung dengan Tirta Wira Perkasa, ini pertama kali baginya merasa senang dengan pekerjaannya. Sebelumnya dia merasa jika bekerja di perusahaan ini adalah neraka baginya.

Setelah makan pun sama, ketika Dian hendak merapikan meja tempat mereka makan tadi, Tristan kembali melarangnya dan memintanya kembali bekerja. Sambil menyortir dokumen di meja, Dian sesekali melirik Tristan yang sedang merapikan tempat mereka tadi makan bersama.

Cakra yang baru saja kembali dari makan siang melihat ke arah ruangan Tristan yang pintunya masih tertutup. Dia kemudian bertanya kepada salah satu karyawan wanita yang juga baru kembali dari makan siang.

"Sejak Dian masuk, apakah dia belum keluar dari ruangan CEO?" tanya Cakra sambil menatap pintu ruangan Tristan.

"Iya Pak Cakra, waktu makan siang pun mereka makan bersama di ruangan Pak Tristan," Jawab Karyawan wanita itu tanpa menaruh curiga sama sekali dengan pertanyaan dari Cakra.

"Hahaha ..., si Tristan itu sebegitu senangnya sama Dian, bahkan dia melakukannya di siang bolong," ucap Cakra yang terlihat berbicara sendiri lalu meninggalkan karyawan wanita tadi yang terlihat kebingungan.

Dian melirik jam tangan yang berada di tangan kirinya, waktu sudah menunjukkan pukul 15.00, sudah 5 jam mereka terus bekerja, ini pertama kali bagi dia sesibuk itu, dia merenggangkan badannya, sambil memijat sendiri lehernya yang terasa sedikit tegang.

"Sini kubantu," ucap Tristan sambil menyentuh leher bagian belakang Dian.

"Tidak usah Pak Tristan," balas Dian yang terlihat ingin menolak tawaran dari Tristan.

"Sudah, tidak apa-apa, kamu memang membutuhkan ini, sejak tadi kamulah yang paling bekerja keras, anggap saja ini sebagai ucapan terima kasihku," ucap Tristan sambil memijat leher Dian dengan lembut.

Mendengar itu, Dian pun menerima tawaran dari Tristan, dia lalu bersandar di kursinya dan menikmati pijatan yang diberikan Tristan.

"Dian maafkan aku karena sudah merepotkanmu di hari pertamaku kerja." Tristan sedikit merasa bersalah kepada Dian, walaupun sudah menjadi kewajiban Dian untuk bekerja, namun pekerjaan ini seharusnya dilakukan oleh beberapa orang secara bertahap.

Sedangkan hari ini pekerjaan beberapa orang itu dia serahkan kepada Dian, bukan tanpa alasan, saat ini yang bisa Tristan percaya di kantornya hanya Dian.

"Tidak apa-apa Pak, ini juga sudah menjadi tugasku, malah sebenarnya aku yang harus minta maaf kepada Pak Tristan karena tidak mengerti apa yang harus aku kerjakan, sehingga setiap hari tumpukan dokumen ini semakin menumpuk tanpa penyelesaian," balas Dian.

Tristan tersenyum mendengar jawaban dari Dian, Tristan tahu saat ini hanya Dian yang bisa dia andalkan.

Sedangkan Dian sendiri sudah jatuh hati kepada Tristan, tidak hanya karena Tristan tampan, namun sikap lembut Tristan kepadanya juga menjadi salah satu faktor yang membuatnya menyukai Tristan.

Dian sendiri sadar jika cintanya hanya akan bertepuk sebelah tangan, apalagi Tristan tadi juga sudah memperjelas kepada Dian bahwa dia sudah bertunangan, dan dia termasuk orang yang menghargai suatu hubungan.

Hal itu juga yang membuat Dian akhirnya menerima tawaran Tristan memijat lehernya, dia tahu ketika Tristan menawarkan itu, itu benar-benar bentuk perhatian Tristan kepada dia sebagai karyawan di perusahaan itu, dan tidak lebih.

Setelah menerima pijatan dari Tristan, rasa tegang di leher Dian sudah hilang, mereka berdua melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda.

Di luar ruangan Gea datang mengunjungi Tristan, dia saat ini sedang berbicara dengan salah seorang karyawan dan meminta izin untuk bertemu dengan Tristan. Semua karyawan di tempat itu tentu saja sudah mengenal Gea sebagai anak Purwadi Kuncoro yang juga adalah tunangan dari CEO baru mereka.

Gea sudah beberapa kali menemani ayahnya ketika datang ke perusahaan ini. Namun karyawan itu tetap menahannya karena pesan yang ditinggalkan Tristan tadi sudah jelas, bahwa dia tidak ingin diganggu.

"Siapa yang Tristan temui di ruangan itu ?" tanya Gea kepada karyawan di depannya.

"Oh, Pak Tristan lagi meeting dengan Ibu Dian, manager marketing di perusahaan ini," jawab karyawan tersebut.

"Manager marketing?" gumam Gea, dia kembali mengingat ketika dia dulu datang bersama ayahnya ke tempat ini. Seingatnya waktu itu ayahnya sempat memperkenalkan Gea dengan manager marketing disini.

"Ah ..., wanita cantik itu," ucap Gea yang akhirnya bisa mengingat sosok Dian.

"Sudah berapa lama mereka di dalam?" tanya Gea dengan ekspresi wajah yang terlihat panik.

Karyawan tadi langsung melirik jam dinding yang berada tidak jauh dari tempatnya. "Sudah 5 jam lebih," jawab karyawan itu.

" 5 Jam lebih ?! apa yang mereka lalukan ?!" sahut Gea, dia mulai panik dan dengan cepat langsung menuju ruangan Tristan.

Melihat Gea menuju ruangan Tristan, karyawan wanita tadi langsung mengejarnya, dia takut jika Tristan akan marah karena sudah membiarkan orang masuk keruangannya.

Namun Gea sudah lebih dulu lari dan tidak terkejar lagi, tanpa mengetuk, Gea langsung membuka pintu ruangan Tristan yang tidak terkunci.

Tristan sempat mengunci pintu ruangannya, itu karena dia tidak mau orang salah paham ketika Dian sedang menangis di ruangannya, setelah mereka mulai bekerja, Tristan tidak lagi mengunci pintu ruangannya, oleh karena itu Gea dapat membuka pintu ruangan Tristan.

"Tristan ..!" seru Gea.

Tristan menoleh ke pintu yang dibuka tiba-tiba, "Gea ..?" ucapnya dengan sedikit terkejut, dia lalu melirik jam dinding yang berada di atas pintu masuk ruangannya, waktu menunjukkan sudah pukul 15:22.

"Ah ... sudah selama itu ya," gumam Tristan ketika menyadari jika mereka sudah bekerja selama 5 jam lebih.

Dari belakang tampak karyawan wanita tadi berhasil mengejar Gea, dia langsung meminta maaf kepada Tristan.

"Tidak apa-apa dia tunanganku," balas Tristan sambil tersenyum kepada karyawan tadi. Mendengar jawaban Tristan, karyawan tadi bernafas lega, dia lalu mohon pamit kepada Tristan dan Gea.

Dian juga langsung menyapa Gea ketika melihatnya di pintu. "Nona Gea," sapa Dian sambil sedikit menunduk.

Gea membalas sapaan dari Dian dengan tersenyum, dia lalu melihat ruangan kerja Tristan yang kini penuh dengan dokumen yang bertumpuk. Beberapa kertas bahkan dibiarkan tergeletak di lantai ruangan itu.

Gea sudah sering datang ke ruangan ini, dan ini pertama kali dia melihat ruangan ini seperti kapal pecah.

"Gea, maaf aku lupa jika sudah berjanji menjemputmu setelah pulang kuliah," ucap Tristan yang merasa bersalah kepada Gea.

"Ah tidak apa-apa," jawab Gea, "tapi Tristan ada apa ini?" tanya Gea sambil melihat kembali ruangan Tristan yang berantakan.

"Kami sedang membuat rencana penjualan, dan itu butuh data perusahaan beberapa tahun terakhir, jadi karena itulah tempat ini berantakan" balas Tristan sambil kembali melanjutkan pekerjaannya.

Gea menutup pintu ruangan Tristan dan mulai melihat dokumen yang tersebar, Gea sendiri saat ini sedang mengambil jurusan manajemen bisnis jadi setidaknya dia bisa membaca grafik dan data yang tertera di dokumen.

Gea lalu menuju ketempat Dian, dan mengamati apa yang Dian kerjakan.

Dian sendiri tetap fokus mengerjakan pekerjaannya.

Tak berselang lama Tristan juga menghampiri Dian, dia lalu mengambil beberapa berkas yang telah selesai dikerjakan oleh Dian.

Tristan melihat data yang tertera di salah satu dokumen di tangannya, Perusahaan Tambang di Kalimantan yang berkantor pusat di Jakarta, dari data yang tertulis, perusahaan itu membutuhkan 25 unit armada alat berat, dengan nilai transaksi 33 Milyar Rupiah. Sudah lima bulan Dian mencoba menjual di tempat itu, namun selalu menemui jalan buntu.

Di berkas itu terdapat tiga nama beserta nomor ponsel mereka, Hendra - Manager Pembelian, Slamet - CEO, dan James pria asal California Amerika Serikat sebagai owner dari Perusahaan itu. Tristan sendiri cukup terkejut melihat data yang tertera, tidak mudah untuk mendapatkan nomor telepon dari owner perusahaan, apalagi jika owner itu berasal dari luar negeri.

Hal itu yang membuat Tristan semakin yakin jika CEO yang dulu menjabat benar-benar handal dalam memimpin perusahaan ini.

Ketika Tristan sedang mengetik nomor james di ponselnya, sebuah nama muncul dilayar ponselnya, dan nomor itu sama dengan nomor yang tertera di dokumen.

"Oh, uncle James," gumam Tristan dalam hati sambil tersenyum. Tristan lalu menghubungi nomor tersebut.

Perhatian Dian dan Gea kini tertuju pada Tristan yang sedang menunggu jawaban panggilan telepon. Mereka juga terlihat cemas, karena tahu nilai transaksi ini cukup besar.

"Hello," jawab orang itu.

"Uncle James, it's me Tristan," balas Tristan dengan menggunakan Bahasa Inggris.

"Tristan? oh Putra Gennady, bagaimana kabarmu?" jawab James yang langsung mengenali suara Tristan.

Dian dan Gea sedikit terkejut melihat Tristan yang menggunakan bahasa inggris, mereka tidak menyangka jika Tristan akan menghubungi owner dari perusahaan itu. Dian sendiri sudah merasa sangat kesulitan untuk menghubungi Manager perusahaan itu, sedangkan Tristan kini dengan mudahnya menghubungi pemilik dari perusahaan itu.

Ketika mereka berbicara juga tidak terlihat seperti negosiasi, itu lebih terlihat seperti seorang anak yang berbicara dengan pamannya.

Setelah berbicara selama beberapa menit, Tristan mengakhiri pembicaraannya dengan James, Dian dan Gea tentu semakin gugup menunggu hasil negosiasi Tristan.

"Dia tidak butuh 25 unit," jawab Tristan dengan nada sedih.

Dian dan Gea ikut tertunduk sedih mendengar jawaban dari Tristan.

"Dia butuh 240 unit dengan metode pembayaran Tunaim" sambung Tristan sambil tersenyum kepada Dian dan Gea yang berhasil dikerjai olehnya.

"240?" Dian dan Gea saling menatap seakan tidak percaya.

"Iya 240 unit dengan nilai transaksi 314 Milyar rupiah," ucap Tristan sambil tertawa melihat ekspresi Dian dan Gea.

Dian dan Gea langsung meloncat kegirangan, mereka berdua langsung memeluk Tristan secara bersamaan.

Tristan hanya bisa tertawa melihat tingkah mereka yang seperti anak kecil, Gea juga tidak mempermasalahkan ketika Dian memeluk tunangannya, dengan melihat kondisi ruangan Tristan, Gea tahu jika Dian sudah sangat membantu tunangannya, bahkan dalam hati dia juga berterima kasih kepada Dian yang sudah membantu Tristan.

Terpopuler

Comments

Nuhda Rahman

Nuhda Rahman

mana tisya munculkn dong thor

2022-05-19

1

Leny Angie Chavella

Leny Angie Chavella

tiysa mana?

2022-05-15

2

kak masun

kak masun

apakabar dg tiysa??

2022-05-15

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Aku Pacarnya!
2 Bab 2 : Aku Sudah Menjadi Bantal Tidurmu
3 Bab 3 : Calon Menantu?
4 Bab 4 : Happy Birthday Tiysa
5 Bab 5 : Bukan 5 Juta melainkan ?
6 Bab 6 : Kencan Resmi Pertama Bersama Gea
7 Bab 7 : Dia Wanitaku !
8 Bab 8 : Rencana Balas Dendam Devan
9 Bab 9 : Gadis Bernama Nindya
10 Bab 10 : Devan Mengeroyok Tristan
11 Bab 11 : Kenangan Buruk Nindya Tentang Devan
12 Bab 12 : Latar Belakang Keluarga Tristan
13 Bab 13 : Manager Marketing Bernama Dian
14 Bab 14 : Transaksi 314 Milyar di hari pertama bekerja
15 Bab 15 : Tristan Yang Murka
16 Bab 16 : Purwadi membela Tindakan Tristan ?
17 Bab 17 : Kamar dengan tarif 42 Juta semalam
18 Bab 18 : Akting Dian Membodohi Tristan
19 Bab 19 : Tiysa Kembali ke Kantor Yono
20 Bab 20 : Yono Minta Ampun dan Tiysa menolak pemberian Haris.
21 Bab 21 : Pria Bernama Hendra
22 Bab 22 : Tristan memukul Hendra
23 Bab 23 : Menghubungi Paman James
24 Bab 24 : Semua akan baik-baik saja
25 Bab 25 : Cakra Berniat Buruk Kepada Tiysa?
26 Bab 26 : Gea berbohong
27 Bab 27 : Gea Mengkhianati Tristan
28 Bab 28 : Tiysa dijebak dengan obat tidur
29 Bab 29 : Menyelamatkan Tiysa
30 Bab 30 : Haris Menyiksa Cakra dan Devan.
31 Bab 31 : Tiysa melepas kerinduan
32 Bab 32 : Tristan dan Tiysa
33 Bab 33 : Purwadi berniat menyingkirkan Tristan
34 Bab 34 : Gea minta maaf ke Tristan
35 35 : Subroto Sakit, Tristan Foto Bersama orang tua Tiysa
36 Bab 36 : Maukah kamu menjadi pacarku
37 Bab 37 : Makan Bersama Orang Tua Tiysa
38 Bab 38 : Tristan dimarahi Ayah Tiysa
39 Bab 39 : Tristan mengajak Bisma dan Damar bertemu subroto
40 Bab 40 : Gea melihat Tristan bersama Tiysa
41 Bab 41 : Subroto Meninggal, Gea menemui Tiysa
42 Bab 42 : Mempermalukan Purwadi dan Istrinya
43 Bab 43 : Tiysa berusaha menjauh dari Tristan.
44 Bab 44 : Gea menemui Tristan
45 Bab 45 : Acara perpisahan Tristan
46 Bab 46 : Gea mendatangi rumah Tristan
47 Bab 47 : Yono dan Janjinya kepada Tristan
48 Bab 48 : Tangisan Memilukan Tiysa
49 Bab 49 : Alasan Haris memberitahu Yono
50 Bab 50 : Hadiah dari Tristan
51 Bab 51 : Dian bertemu Tiysa
52 Bab 52 : Pesan Tersirat dari Tristan
53 Bab 53 : Perasaan Khawatir Tiysa
54 Bab 54 : Deklarasi perang keluarga Yaroslav
55 Bab 55 : Riwayat panggilan masuk dari Tristan
56 Bab 56 : Pria bernama Gino
57 Bab 57 : Tiysa melawan Gea
58 Bab 58 : Gino mengamuk
59 Bab 59 : Gino dan Tristan
60 Bab 60 : Tamu yang dinantikan
61 Bab 61 : Maafkan Aku
62 Bab 62 : Bukan Janji tapi Deklarasi.
63 Bab 63 : Itu artinya?
64 Bab 64 : Pesan beruntun dan Tangisan Damar
65 Bab 65 : Ratu Gengster?
66 Bab 66 : Pengacau Bernama Boby
67 Bab 67 : Penyebab Tiysa terdiam
68 Bab 68 : Menghajar Boby.
69 Bab 69 : Fisik dan mental mereka dirusak
70 Bab 70 : Teori konspirasi tentang keluarga Yaroslav
71 Bab 71 : Saatnya Penghakiman
72 Bab 72 : Gino mempermainkan Boby
73 Bab 73 : Hubungan 21 Wanita dengan Tiysa.
74 Bab 74 : Bukan amanat tapi kutukan
75 Bab 75 : Kamar kita berdua.
76 Bab 76 : 21 Pria bertemu 21 wanita
77 Bab 77 : Ujian dari Tristan
78 Bab 78 : Gino Jatuh Cinta
79 Bab 79 : Pria bernama Ivan
80 Bab 80 : Bertemu Istri Yono
81 Bab 81 : Kesedihan Adelia
82 Bab 82 : Yono bertemu Tristan
83 Bab 83 : Bintang keberuntungan Yono
84 Bab 84 : Showroom Baru untuk Yono
85 Bab 85 : Wakil direktur baru showroom milik Yono.
86 Bab 86 : Wapresdir baru kekasih Tiysa
87 Bab 87 : Vladimir Yaroslav
88 Bab 88 : Karangan Bunga ucapan selamat dan tamu penting
89 Bab 89 : Putri Crazy Rich Baru yang Viral
90 Bab 90 : Gea dan Jacob
91 Bab 91 : Jacob datang ke Showroom Yono.
92 Bab 92 : Perbedaan kekuatan
93 Bab 93 : Jacob bersimbah darah
94 Bab 94 : Aku yang menyerahkannya kepadamu
95 Bab 95 : Video Viral tentang Gea
96 Bab 96 : Hancurnya Showroom milik Jacob
97 Bab 97 : Oscar, Lingga, dan Winata
98 Bab 98 : Kisah Ayah dan Ibu Tristan 26 tahun yang lalu
99 Bab 99 : Undangan Pernikahan dan Perintah Pembunuhan
100 Bab 100 : Mereka berkumpul kembali
101 Bab 101 : Tidak Bisa Menahan Diri?
102 Bab 102 : Tiysa menyerah
103 Bab 103 : Kediaman Keluarga Yaroslav.
104 Bab 104 : Paman dan Bibi Tristan
105 Bab 105 : Sofia
106 Bab 106 : Restu dari Kakek Tristan
107 Bab 107 : Cucu Angkat
108 Bab 108 : Kamar mereka berdua
109 Bab 109 : Keluarga Prabaswara di lengsengserkan
110 Bab 110 : Ampuni Gea
111 Bab 111 : Cakra bertemu Haris
112 Bab 112 : Tiysa kembali ke Indonesia tanpa Tristan
113 Bab 113 : Tiysa tiba di Indonesia
114 Bab 114 : Bisma dan Bimo emosi
115 Bab 115 : Bawahan keluarga Yaroslav di Indonesia
116 Bab 116 : Pimpinan Moneyra Global Trade Tiba
117 Bab 117 : Operasi Pembasmian Ikan Teri
118 118 : Identitas Tristan yang sebenarnya
119 Bab 119 : Pengumuman penting dari Tristan
120 Bab 120 : Aku beruntung karena di cintai olehmu
121 Bab 121 : Kamu masih hidup?
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Bab 1 : Aku Pacarnya!
2
Bab 2 : Aku Sudah Menjadi Bantal Tidurmu
3
Bab 3 : Calon Menantu?
4
Bab 4 : Happy Birthday Tiysa
5
Bab 5 : Bukan 5 Juta melainkan ?
6
Bab 6 : Kencan Resmi Pertama Bersama Gea
7
Bab 7 : Dia Wanitaku !
8
Bab 8 : Rencana Balas Dendam Devan
9
Bab 9 : Gadis Bernama Nindya
10
Bab 10 : Devan Mengeroyok Tristan
11
Bab 11 : Kenangan Buruk Nindya Tentang Devan
12
Bab 12 : Latar Belakang Keluarga Tristan
13
Bab 13 : Manager Marketing Bernama Dian
14
Bab 14 : Transaksi 314 Milyar di hari pertama bekerja
15
Bab 15 : Tristan Yang Murka
16
Bab 16 : Purwadi membela Tindakan Tristan ?
17
Bab 17 : Kamar dengan tarif 42 Juta semalam
18
Bab 18 : Akting Dian Membodohi Tristan
19
Bab 19 : Tiysa Kembali ke Kantor Yono
20
Bab 20 : Yono Minta Ampun dan Tiysa menolak pemberian Haris.
21
Bab 21 : Pria Bernama Hendra
22
Bab 22 : Tristan memukul Hendra
23
Bab 23 : Menghubungi Paman James
24
Bab 24 : Semua akan baik-baik saja
25
Bab 25 : Cakra Berniat Buruk Kepada Tiysa?
26
Bab 26 : Gea berbohong
27
Bab 27 : Gea Mengkhianati Tristan
28
Bab 28 : Tiysa dijebak dengan obat tidur
29
Bab 29 : Menyelamatkan Tiysa
30
Bab 30 : Haris Menyiksa Cakra dan Devan.
31
Bab 31 : Tiysa melepas kerinduan
32
Bab 32 : Tristan dan Tiysa
33
Bab 33 : Purwadi berniat menyingkirkan Tristan
34
Bab 34 : Gea minta maaf ke Tristan
35
35 : Subroto Sakit, Tristan Foto Bersama orang tua Tiysa
36
Bab 36 : Maukah kamu menjadi pacarku
37
Bab 37 : Makan Bersama Orang Tua Tiysa
38
Bab 38 : Tristan dimarahi Ayah Tiysa
39
Bab 39 : Tristan mengajak Bisma dan Damar bertemu subroto
40
Bab 40 : Gea melihat Tristan bersama Tiysa
41
Bab 41 : Subroto Meninggal, Gea menemui Tiysa
42
Bab 42 : Mempermalukan Purwadi dan Istrinya
43
Bab 43 : Tiysa berusaha menjauh dari Tristan.
44
Bab 44 : Gea menemui Tristan
45
Bab 45 : Acara perpisahan Tristan
46
Bab 46 : Gea mendatangi rumah Tristan
47
Bab 47 : Yono dan Janjinya kepada Tristan
48
Bab 48 : Tangisan Memilukan Tiysa
49
Bab 49 : Alasan Haris memberitahu Yono
50
Bab 50 : Hadiah dari Tristan
51
Bab 51 : Dian bertemu Tiysa
52
Bab 52 : Pesan Tersirat dari Tristan
53
Bab 53 : Perasaan Khawatir Tiysa
54
Bab 54 : Deklarasi perang keluarga Yaroslav
55
Bab 55 : Riwayat panggilan masuk dari Tristan
56
Bab 56 : Pria bernama Gino
57
Bab 57 : Tiysa melawan Gea
58
Bab 58 : Gino mengamuk
59
Bab 59 : Gino dan Tristan
60
Bab 60 : Tamu yang dinantikan
61
Bab 61 : Maafkan Aku
62
Bab 62 : Bukan Janji tapi Deklarasi.
63
Bab 63 : Itu artinya?
64
Bab 64 : Pesan beruntun dan Tangisan Damar
65
Bab 65 : Ratu Gengster?
66
Bab 66 : Pengacau Bernama Boby
67
Bab 67 : Penyebab Tiysa terdiam
68
Bab 68 : Menghajar Boby.
69
Bab 69 : Fisik dan mental mereka dirusak
70
Bab 70 : Teori konspirasi tentang keluarga Yaroslav
71
Bab 71 : Saatnya Penghakiman
72
Bab 72 : Gino mempermainkan Boby
73
Bab 73 : Hubungan 21 Wanita dengan Tiysa.
74
Bab 74 : Bukan amanat tapi kutukan
75
Bab 75 : Kamar kita berdua.
76
Bab 76 : 21 Pria bertemu 21 wanita
77
Bab 77 : Ujian dari Tristan
78
Bab 78 : Gino Jatuh Cinta
79
Bab 79 : Pria bernama Ivan
80
Bab 80 : Bertemu Istri Yono
81
Bab 81 : Kesedihan Adelia
82
Bab 82 : Yono bertemu Tristan
83
Bab 83 : Bintang keberuntungan Yono
84
Bab 84 : Showroom Baru untuk Yono
85
Bab 85 : Wakil direktur baru showroom milik Yono.
86
Bab 86 : Wapresdir baru kekasih Tiysa
87
Bab 87 : Vladimir Yaroslav
88
Bab 88 : Karangan Bunga ucapan selamat dan tamu penting
89
Bab 89 : Putri Crazy Rich Baru yang Viral
90
Bab 90 : Gea dan Jacob
91
Bab 91 : Jacob datang ke Showroom Yono.
92
Bab 92 : Perbedaan kekuatan
93
Bab 93 : Jacob bersimbah darah
94
Bab 94 : Aku yang menyerahkannya kepadamu
95
Bab 95 : Video Viral tentang Gea
96
Bab 96 : Hancurnya Showroom milik Jacob
97
Bab 97 : Oscar, Lingga, dan Winata
98
Bab 98 : Kisah Ayah dan Ibu Tristan 26 tahun yang lalu
99
Bab 99 : Undangan Pernikahan dan Perintah Pembunuhan
100
Bab 100 : Mereka berkumpul kembali
101
Bab 101 : Tidak Bisa Menahan Diri?
102
Bab 102 : Tiysa menyerah
103
Bab 103 : Kediaman Keluarga Yaroslav.
104
Bab 104 : Paman dan Bibi Tristan
105
Bab 105 : Sofia
106
Bab 106 : Restu dari Kakek Tristan
107
Bab 107 : Cucu Angkat
108
Bab 108 : Kamar mereka berdua
109
Bab 109 : Keluarga Prabaswara di lengsengserkan
110
Bab 110 : Ampuni Gea
111
Bab 111 : Cakra bertemu Haris
112
Bab 112 : Tiysa kembali ke Indonesia tanpa Tristan
113
Bab 113 : Tiysa tiba di Indonesia
114
Bab 114 : Bisma dan Bimo emosi
115
Bab 115 : Bawahan keluarga Yaroslav di Indonesia
116
Bab 116 : Pimpinan Moneyra Global Trade Tiba
117
Bab 117 : Operasi Pembasmian Ikan Teri
118
118 : Identitas Tristan yang sebenarnya
119
Bab 119 : Pengumuman penting dari Tristan
120
Bab 120 : Aku beruntung karena di cintai olehmu
121
Bab 121 : Kamu masih hidup?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!