Bab 15 : Tristan Yang Murka

"Dian kami duluan," ucap Tristan sambil melambaikan tangannya.

"Kak Dian, kami duluan ya." Gea juga izin pamit kepada Dian sambil merangkul mesra tangan Tristan.

"Iya Pak Tristan dan Nona Gea, hati-hati di jalan." Dian membalas sambil melambaikan tangannya ke arah mereka berdua.

Tak lama setelah itu, Tristan dan Gea sudah tidak terlihat lagi, Dian sendiri masih tetap tinggal di kantor, dia ingin menyelesaikan surat perjanjian jual beli untuk transaksi yang baru saja mencapai kesepakatan. Ketika sedang memasukkan data produk, Cakra tiba-tiba menghampirinya.

"Dian, kamu sebentar jangan pulang dulu, aku butuh bantuanmu untuk menyelesaikan beberapa dokumen," ucap Cakra sambil menatap Dian dengan tatapan mesum.

"Iya Pak," balas Dian dengan raut wajah sedih.

Dua jam berlalu dengan cepat, satu-persatu karyawan lain sudah meninggalkan kantor, kini hanya Dian, Cindy yang menjabat sebagai manager HRD dan seorang karyawan di bagian administrasi yang tetap tinggal di kantor, ketiga gadis ini diminta oleh Cakra untuk tidak langsung pulang.

Cindy sama seperti Dian, gadis dengan paras cantik berumur 25 tahun. Dia juga adalah orang yang direkrut oleh Cakra. Ketiga gadis ini merupakan gadis yang memiliki paras cantik dan sangat menonjol diantara karyawan wanita lainnya.

"Dian, masuk ke ruanganku," perintah Cakra yang sedang berdiri di depan pintu ruang kerjanya.

"Iya Pak," jawab Dian, dia lalu berjalan menuju ruangan Cakra dengan lemas.

Setelah menutup pintu, Dian berdiri di depan meja kerja Cakra.

"Mengapa kamu berdiri disitu? Ayo duduk disini," kata Cakra sambil menepuk-nepuk pahanya sendiri.

Dian masih tetap diam di tempatnya seakan tidak mendengar apa yang Cakra baru saja katakan.

"Dian ! Apa kamu tuli?" Cakra mulai marah karena Dian tidak mendengar perintahnya.

"Oh, kemarin kamu masih menurut, sekarang setelah tidur dengan Tristan si bocah itu, kamu mulai membangkang?" sambung Cakra dengan emosi.

"Pak Tristan bukan orang seperti itu!" Dian membantah ucapan yang baru saja dilontarkan oleh Cakra.

"Kalian tidak keluar dari ruangan itu selama beberapa jam, kalian bahkan makan bersama di ruangan itu, apa kamu kira aku bodoh !!" bentak Cakra.

"Itu karena-"

"Tidak usah mengelak! Bagus Dian! Sekarang kamu berani membantahku." Cakra berdiri dan menuju pintu ruang kerjanya, dia mengunci pintu, lalu berjalan menuju Dian

"Apa kamu lupa siapa yang menerimamu kerja disini? Apa kamu lupa siapa yang memberikanmu jabatan itu?" ucap Cakra yang sudah berada tepat di depannya.

Dian masih Diam dan tetap menunduk, kedua tangannya mengepal, Dian marah tapi tak bisa berbuat apa-apa, matanya kembali berkaca-kaca.

Merasa Dian yang sudah berada di bawah kendalinya, Cakra langsung memeluk tubuh Dian.

Tristan baru saja kembali ke parkiran di basement kantornya, setelah mengantar Gea sampai di rumah, Tristan menyadari jika telepon genggamnya ketinggalan, dia langsung putar balik kembali ke kantor, Tristan berencana menghubungi Kakeknya setelah tiba di rumah.

Ketika sudah berada di depan pintu kantor, Tristan terkejut, karena melihat lampu di ruangan kantornya yang masih menyala, ketika dia masuk, dia mendapati dua karyawan wanita lainnya sedang duduk tanpa mengerjakan apa pun.

"Kenapa kalian belum pulang? tanya Tristan.

Kedua karyawan Wanita yang tidak melihat Tristan masuk ke ruangan langsung kaget begitu melihat Tristan.

"Itu pak ...," jawab Cindy terbata-bata.

Tristan melihat gelagat aneh dari kedua karyawan yang berada di depannya, dia lalu melihat ruangan Cakra, Tristan dapat melihat dari celah pintu bagian bawah jika lampu ruangan Cakra masih menyala, setelah itu dia melihat meja Dian, Tristan mendapati jika layar komputer Dian masih menyala, barang-barang milik Dian juga masih terlihat di atas meja.

"Mana Dian?" Tristan kembali bertanya kepada kedua karyawan yang berada di depannya.

Mereka berdua diam dan seakan berat menjawab pertanyaan dari Tristan.

"Cakra Berengsek!!" teriak Tristan, Tristan lalu berlari menuju ruangan Cakra, dia bisa memperkirakan apa yang terjadi sekarang.

Begitu tiba di depan pintu, Tristan langsung menendang pintu ruangan Cakra.

Duak !!

Dengan sekali tendang pintu Cakra langsung roboh. Di dalam ruangan dia mendapati Cakra yang sedang memeluk Dian, beberapa kancing kemeja Dian juga sudah terbuka.

Begitu melihat Tristan air mata yang ditahan oleh Dian akhirnya tumpah. Sedangkan Cakra tampak Syok ketika melihat Tristan yang sudah menendang pintunya.

Cakra langsung melepaskan pelukannya dari Dian, dia ketakutan melihat wajah Tristan yang murka, dia mundur beberapa langkah ke belakang.

"Tristan aku ...."

"Bajingan!!" Tanpa menunggu penjelasan dari Cakra Tristan langsung melompat dan menendang wajah cakra.

Duakk..

Cakra terlempar menabrak lemari, Setelah itu Tristan mendatangi Cakra yang masih terbaring, Tristan kemudian memukuli wajah Cakra dengan membabi-buta, emosi Tristan sudah berada di puncak.

Beberapa luka sobek terlihat di wajah Cakra, darah segar mengalir dari luka itu, tangan Tristan yang memukuli wajah Cakra juga terlihat berlumuran darah.

"Pak Tristan...," ucap Dian sambil berderai air mata, Dian memanggil Tristan dari tempatnya berdiri.

Mendengar namanya dipanggil, Tristan akhirnya kembali sadar, dia tadi sudah gelap mata, jika saja Dian tidak memanggilnya, mungkin sekarang ini Cakra sudah mati di tangannya.

"Hah...." Tristan menghela nafas yang cukup panjang, setelah itu dia menoleh ke tempat Dian, di luar ruangan, dua karyawan wanita yang tadi menunggu juga terlihat menangis, ternyata dua wanita tadi juga ikut melihat ketika Tristan memukuli wajah Cakra.

Tristan mengambil Tisu yang tersedia di atas meja Cakra dan mulai membersihkan tangannya yang berlumuran darah, dia juga membersihkan percikan darah yang menempel di jas dan celananya.

Setelah sedikit bersih Tristan melepas jas yang dia kenakan lalu menutup tubuh Dian, dia lalu memeluk Dian yang terus menangis.

"Maafkan aku, ... aku harusnya tadi mengajakmu pulang," ucap Tristan sambil memeluk dan menyandarkan kepala Dian di dadanya.

Tristan lalu membawa Dian dan kedua karyawan wanita yang menunggu di luar ke dalam ruangannya.

Setelah itu dia menghubungi pihak keamanan perusahaan, dan meminta mereka untuk menghubungi Rumah Sakit. Tak berselang lama suara sirine mobil ambulans terdengar, beberapa petugas ditemani pihak keamanan perusahaan terlihat membawa tandu dan mengevakuasi Cakra.

Dua orang karyawan wanita tadi juga sudah sedikit merasa baikan, mereka berdua terlihat memeluk Tristan dan berterima kasih. Tristan juga berjanji selama dirinya memimpin, kejadian seperti itu tidak akan pernah terjadi lagi.

Saat ini hanya Dian yang menjadi perhatian Tristan, dari ekspresi wajahnya, Dian terlihat sangat syok akibat tindakan pelecehan yang dia terima.

Tristan kembali memasang kancing kemeja milik Dian yang telah dilepas oleh Cakra, Dian masih terus menangis, dia terus mengingat kejadian yang baru saja dia alami.

Beberapa saat telah berlalu, petugas kebersihan diminta kembali ke kantor untuk membersihkan darah yang berada di ruangan Cakra.

Dian juga sudah merasa sedikit baikan.

"Pak Tristan ... terima kasih," ucap Dian kepada Tristan, yang masih sesekali meneteskan air mata.

"Maaf Dian, aku tidak tahu jika Cakra senekat itu," balas Tristan sambil terus mengelus kepala Dian.

"Itu bukan salah Pak Tristan, jadi tidak usah meminta maaf," ucap Dian sambil berusaha tersenyum.

Terpopuler

Comments

Yusrianikiran

Yusrianikiran

bos yg terlallu baik hati

2022-05-15

2

Author yang kece dong

Author yang kece dong

semangat kakak

2022-05-09

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Aku Pacarnya!
2 Bab 2 : Aku Sudah Menjadi Bantal Tidurmu
3 Bab 3 : Calon Menantu?
4 Bab 4 : Happy Birthday Tiysa
5 Bab 5 : Bukan 5 Juta melainkan ?
6 Bab 6 : Kencan Resmi Pertama Bersama Gea
7 Bab 7 : Dia Wanitaku !
8 Bab 8 : Rencana Balas Dendam Devan
9 Bab 9 : Gadis Bernama Nindya
10 Bab 10 : Devan Mengeroyok Tristan
11 Bab 11 : Kenangan Buruk Nindya Tentang Devan
12 Bab 12 : Latar Belakang Keluarga Tristan
13 Bab 13 : Manager Marketing Bernama Dian
14 Bab 14 : Transaksi 314 Milyar di hari pertama bekerja
15 Bab 15 : Tristan Yang Murka
16 Bab 16 : Purwadi membela Tindakan Tristan ?
17 Bab 17 : Kamar dengan tarif 42 Juta semalam
18 Bab 18 : Akting Dian Membodohi Tristan
19 Bab 19 : Tiysa Kembali ke Kantor Yono
20 Bab 20 : Yono Minta Ampun dan Tiysa menolak pemberian Haris.
21 Bab 21 : Pria Bernama Hendra
22 Bab 22 : Tristan memukul Hendra
23 Bab 23 : Menghubungi Paman James
24 Bab 24 : Semua akan baik-baik saja
25 Bab 25 : Cakra Berniat Buruk Kepada Tiysa?
26 Bab 26 : Gea berbohong
27 Bab 27 : Gea Mengkhianati Tristan
28 Bab 28 : Tiysa dijebak dengan obat tidur
29 Bab 29 : Menyelamatkan Tiysa
30 Bab 30 : Haris Menyiksa Cakra dan Devan.
31 Bab 31 : Tiysa melepas kerinduan
32 Bab 32 : Tristan dan Tiysa
33 Bab 33 : Purwadi berniat menyingkirkan Tristan
34 Bab 34 : Gea minta maaf ke Tristan
35 35 : Subroto Sakit, Tristan Foto Bersama orang tua Tiysa
36 Bab 36 : Maukah kamu menjadi pacarku
37 Bab 37 : Makan Bersama Orang Tua Tiysa
38 Bab 38 : Tristan dimarahi Ayah Tiysa
39 Bab 39 : Tristan mengajak Bisma dan Damar bertemu subroto
40 Bab 40 : Gea melihat Tristan bersama Tiysa
41 Bab 41 : Subroto Meninggal, Gea menemui Tiysa
42 Bab 42 : Mempermalukan Purwadi dan Istrinya
43 Bab 43 : Tiysa berusaha menjauh dari Tristan.
44 Bab 44 : Gea menemui Tristan
45 Bab 45 : Acara perpisahan Tristan
46 Bab 46 : Gea mendatangi rumah Tristan
47 Bab 47 : Yono dan Janjinya kepada Tristan
48 Bab 48 : Tangisan Memilukan Tiysa
49 Bab 49 : Alasan Haris memberitahu Yono
50 Bab 50 : Hadiah dari Tristan
51 Bab 51 : Dian bertemu Tiysa
52 Bab 52 : Pesan Tersirat dari Tristan
53 Bab 53 : Perasaan Khawatir Tiysa
54 Bab 54 : Deklarasi perang keluarga Yaroslav
55 Bab 55 : Riwayat panggilan masuk dari Tristan
56 Bab 56 : Pria bernama Gino
57 Bab 57 : Tiysa melawan Gea
58 Bab 58 : Gino mengamuk
59 Bab 59 : Gino dan Tristan
60 Bab 60 : Tamu yang dinantikan
61 Bab 61 : Maafkan Aku
62 Bab 62 : Bukan Janji tapi Deklarasi.
63 Bab 63 : Itu artinya?
64 Bab 64 : Pesan beruntun dan Tangisan Damar
65 Bab 65 : Ratu Gengster?
66 Bab 66 : Pengacau Bernama Boby
67 Bab 67 : Penyebab Tiysa terdiam
68 Bab 68 : Menghajar Boby.
69 Bab 69 : Fisik dan mental mereka dirusak
70 Bab 70 : Teori konspirasi tentang keluarga Yaroslav
71 Bab 71 : Saatnya Penghakiman
72 Bab 72 : Gino mempermainkan Boby
73 Bab 73 : Hubungan 21 Wanita dengan Tiysa.
74 Bab 74 : Bukan amanat tapi kutukan
75 Bab 75 : Kamar kita berdua.
76 Bab 76 : 21 Pria bertemu 21 wanita
77 Bab 77 : Ujian dari Tristan
78 Bab 78 : Gino Jatuh Cinta
79 Bab 79 : Pria bernama Ivan
80 Bab 80 : Bertemu Istri Yono
81 Bab 81 : Kesedihan Adelia
82 Bab 82 : Yono bertemu Tristan
83 Bab 83 : Bintang keberuntungan Yono
84 Bab 84 : Showroom Baru untuk Yono
85 Bab 85 : Wakil direktur baru showroom milik Yono.
86 Bab 86 : Wapresdir baru kekasih Tiysa
87 Bab 87 : Vladimir Yaroslav
88 Bab 88 : Karangan Bunga ucapan selamat dan tamu penting
89 Bab 89 : Putri Crazy Rich Baru yang Viral
90 Bab 90 : Gea dan Jacob
91 Bab 91 : Jacob datang ke Showroom Yono.
92 Bab 92 : Perbedaan kekuatan
93 Bab 93 : Jacob bersimbah darah
94 Bab 94 : Aku yang menyerahkannya kepadamu
95 Bab 95 : Video Viral tentang Gea
96 Bab 96 : Hancurnya Showroom milik Jacob
97 Bab 97 : Oscar, Lingga, dan Winata
98 Bab 98 : Kisah Ayah dan Ibu Tristan 26 tahun yang lalu
99 Bab 99 : Undangan Pernikahan dan Perintah Pembunuhan
100 Bab 100 : Mereka berkumpul kembali
101 Bab 101 : Tidak Bisa Menahan Diri?
102 Bab 102 : Tiysa menyerah
103 Bab 103 : Kediaman Keluarga Yaroslav.
104 Bab 104 : Paman dan Bibi Tristan
105 Bab 105 : Sofia
106 Bab 106 : Restu dari Kakek Tristan
107 Bab 107 : Cucu Angkat
108 Bab 108 : Kamar mereka berdua
109 Bab 109 : Keluarga Prabaswara di lengsengserkan
110 Bab 110 : Ampuni Gea
111 Bab 111 : Cakra bertemu Haris
112 Bab 112 : Tiysa kembali ke Indonesia tanpa Tristan
113 Bab 113 : Tiysa tiba di Indonesia
114 Bab 114 : Bisma dan Bimo emosi
115 Bab 115 : Bawahan keluarga Yaroslav di Indonesia
116 Bab 116 : Pimpinan Moneyra Global Trade Tiba
117 Bab 117 : Operasi Pembasmian Ikan Teri
118 118 : Identitas Tristan yang sebenarnya
119 Bab 119 : Pengumuman penting dari Tristan
120 Bab 120 : Aku beruntung karena di cintai olehmu
121 Bab 121 : Kamu masih hidup?
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Bab 1 : Aku Pacarnya!
2
Bab 2 : Aku Sudah Menjadi Bantal Tidurmu
3
Bab 3 : Calon Menantu?
4
Bab 4 : Happy Birthday Tiysa
5
Bab 5 : Bukan 5 Juta melainkan ?
6
Bab 6 : Kencan Resmi Pertama Bersama Gea
7
Bab 7 : Dia Wanitaku !
8
Bab 8 : Rencana Balas Dendam Devan
9
Bab 9 : Gadis Bernama Nindya
10
Bab 10 : Devan Mengeroyok Tristan
11
Bab 11 : Kenangan Buruk Nindya Tentang Devan
12
Bab 12 : Latar Belakang Keluarga Tristan
13
Bab 13 : Manager Marketing Bernama Dian
14
Bab 14 : Transaksi 314 Milyar di hari pertama bekerja
15
Bab 15 : Tristan Yang Murka
16
Bab 16 : Purwadi membela Tindakan Tristan ?
17
Bab 17 : Kamar dengan tarif 42 Juta semalam
18
Bab 18 : Akting Dian Membodohi Tristan
19
Bab 19 : Tiysa Kembali ke Kantor Yono
20
Bab 20 : Yono Minta Ampun dan Tiysa menolak pemberian Haris.
21
Bab 21 : Pria Bernama Hendra
22
Bab 22 : Tristan memukul Hendra
23
Bab 23 : Menghubungi Paman James
24
Bab 24 : Semua akan baik-baik saja
25
Bab 25 : Cakra Berniat Buruk Kepada Tiysa?
26
Bab 26 : Gea berbohong
27
Bab 27 : Gea Mengkhianati Tristan
28
Bab 28 : Tiysa dijebak dengan obat tidur
29
Bab 29 : Menyelamatkan Tiysa
30
Bab 30 : Haris Menyiksa Cakra dan Devan.
31
Bab 31 : Tiysa melepas kerinduan
32
Bab 32 : Tristan dan Tiysa
33
Bab 33 : Purwadi berniat menyingkirkan Tristan
34
Bab 34 : Gea minta maaf ke Tristan
35
35 : Subroto Sakit, Tristan Foto Bersama orang tua Tiysa
36
Bab 36 : Maukah kamu menjadi pacarku
37
Bab 37 : Makan Bersama Orang Tua Tiysa
38
Bab 38 : Tristan dimarahi Ayah Tiysa
39
Bab 39 : Tristan mengajak Bisma dan Damar bertemu subroto
40
Bab 40 : Gea melihat Tristan bersama Tiysa
41
Bab 41 : Subroto Meninggal, Gea menemui Tiysa
42
Bab 42 : Mempermalukan Purwadi dan Istrinya
43
Bab 43 : Tiysa berusaha menjauh dari Tristan.
44
Bab 44 : Gea menemui Tristan
45
Bab 45 : Acara perpisahan Tristan
46
Bab 46 : Gea mendatangi rumah Tristan
47
Bab 47 : Yono dan Janjinya kepada Tristan
48
Bab 48 : Tangisan Memilukan Tiysa
49
Bab 49 : Alasan Haris memberitahu Yono
50
Bab 50 : Hadiah dari Tristan
51
Bab 51 : Dian bertemu Tiysa
52
Bab 52 : Pesan Tersirat dari Tristan
53
Bab 53 : Perasaan Khawatir Tiysa
54
Bab 54 : Deklarasi perang keluarga Yaroslav
55
Bab 55 : Riwayat panggilan masuk dari Tristan
56
Bab 56 : Pria bernama Gino
57
Bab 57 : Tiysa melawan Gea
58
Bab 58 : Gino mengamuk
59
Bab 59 : Gino dan Tristan
60
Bab 60 : Tamu yang dinantikan
61
Bab 61 : Maafkan Aku
62
Bab 62 : Bukan Janji tapi Deklarasi.
63
Bab 63 : Itu artinya?
64
Bab 64 : Pesan beruntun dan Tangisan Damar
65
Bab 65 : Ratu Gengster?
66
Bab 66 : Pengacau Bernama Boby
67
Bab 67 : Penyebab Tiysa terdiam
68
Bab 68 : Menghajar Boby.
69
Bab 69 : Fisik dan mental mereka dirusak
70
Bab 70 : Teori konspirasi tentang keluarga Yaroslav
71
Bab 71 : Saatnya Penghakiman
72
Bab 72 : Gino mempermainkan Boby
73
Bab 73 : Hubungan 21 Wanita dengan Tiysa.
74
Bab 74 : Bukan amanat tapi kutukan
75
Bab 75 : Kamar kita berdua.
76
Bab 76 : 21 Pria bertemu 21 wanita
77
Bab 77 : Ujian dari Tristan
78
Bab 78 : Gino Jatuh Cinta
79
Bab 79 : Pria bernama Ivan
80
Bab 80 : Bertemu Istri Yono
81
Bab 81 : Kesedihan Adelia
82
Bab 82 : Yono bertemu Tristan
83
Bab 83 : Bintang keberuntungan Yono
84
Bab 84 : Showroom Baru untuk Yono
85
Bab 85 : Wakil direktur baru showroom milik Yono.
86
Bab 86 : Wapresdir baru kekasih Tiysa
87
Bab 87 : Vladimir Yaroslav
88
Bab 88 : Karangan Bunga ucapan selamat dan tamu penting
89
Bab 89 : Putri Crazy Rich Baru yang Viral
90
Bab 90 : Gea dan Jacob
91
Bab 91 : Jacob datang ke Showroom Yono.
92
Bab 92 : Perbedaan kekuatan
93
Bab 93 : Jacob bersimbah darah
94
Bab 94 : Aku yang menyerahkannya kepadamu
95
Bab 95 : Video Viral tentang Gea
96
Bab 96 : Hancurnya Showroom milik Jacob
97
Bab 97 : Oscar, Lingga, dan Winata
98
Bab 98 : Kisah Ayah dan Ibu Tristan 26 tahun yang lalu
99
Bab 99 : Undangan Pernikahan dan Perintah Pembunuhan
100
Bab 100 : Mereka berkumpul kembali
101
Bab 101 : Tidak Bisa Menahan Diri?
102
Bab 102 : Tiysa menyerah
103
Bab 103 : Kediaman Keluarga Yaroslav.
104
Bab 104 : Paman dan Bibi Tristan
105
Bab 105 : Sofia
106
Bab 106 : Restu dari Kakek Tristan
107
Bab 107 : Cucu Angkat
108
Bab 108 : Kamar mereka berdua
109
Bab 109 : Keluarga Prabaswara di lengsengserkan
110
Bab 110 : Ampuni Gea
111
Bab 111 : Cakra bertemu Haris
112
Bab 112 : Tiysa kembali ke Indonesia tanpa Tristan
113
Bab 113 : Tiysa tiba di Indonesia
114
Bab 114 : Bisma dan Bimo emosi
115
Bab 115 : Bawahan keluarga Yaroslav di Indonesia
116
Bab 116 : Pimpinan Moneyra Global Trade Tiba
117
Bab 117 : Operasi Pembasmian Ikan Teri
118
118 : Identitas Tristan yang sebenarnya
119
Bab 119 : Pengumuman penting dari Tristan
120
Bab 120 : Aku beruntung karena di cintai olehmu
121
Bab 121 : Kamu masih hidup?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!