Akulah Yang Memilihmu

Akulah Yang Memilihmu

Bab 1 : Aku Pacarnya!

"Pak Haris, apa yang terjadi?" Tristan bertanya kepada pria yang sedang mengemudikan mobil karena kendaraan mereka yang tiba-tiba berhenti.

"Maaf Tuan Muda, sepertinya di depan kita ada tabrakan," jawab Haris sambil mencoba mencari celah agar kendaraan mereka bisa lewat.

"Oh ...," balas Tristan singkat, dia kembali bersandar di kursi  sambil menatap kosong ke arah gedung-gedung yang menjulang tinggi.

Beberapa menit kemudian akhirnya kendaraan yang berada di depan mereka mulai bergerak.

Haris juga mulai menginjak pedal gas, perlahan kendaraan mereka mulai jalan diikuti beberapa mobil yang ikut terjebak di belakang mereka.

Akhirnya Tristan bisa melihat kendaraan yang terlibat tabrakan, sebuah Mobil Mercedes hitam dan sebuah motor matik.

Mobil Mercedes hitam itu terlihat mengalami kerusakan di bagian bumper kiri, dan terlihat goresan panjang dari pintu belakang sampai pintu depan, bumper depan mobil itu juga terlihat rusak karena menabrak pembatas jalan.

Di depan mobil Mercedes itu samar-samar terlihat dua orang yang sedang berdebat.

Ketika mobil mereka berada tepat di samping kedua orang yang terlibat kecelakaan,  Tristan menurunkan sedikit kaca mobilnya.

Dia melihat seorang gadis berusia 24 tahun mengenakan celana berbahan jins dan jaket berwarna biru gelap sedang menangis, di depannya seorang pria berumur sekitar 45 tahun berdiri dengan ekspresi wajah marah, Tristan hanya melihat sekilas untuk menghilangkan rasa penasarannya.

Ketika Tristan hendak menutup kaca mobilnya, terdengar suara perempuan tadi dengan nada memelas.

"Tolong Pak beri aku waktu, aku pasti akan mengganti biaya perbaikan mobil Bapak."

Mendengar suara gadis itu, Tristan terlihat kaget.

"Pak Haris, tolong berhenti," seru Tristan sambil menoleh ke arah gadis tadi.

"Siap Tuan Muda," balas Haris, dia menyalakan lampu sein dan menepikan mobilnya.

Begitu mobilnya berhenti, Tristan bergegas membuka pintu, dia lalu turun dan berjalan ke tempat dua orang tadi.

"Aku tidak mau tahu pokoknya ganti sekarang!" bentak Yono dengan suara tinggi. 

"Aku sedang terburu-buru Pak ayahku masuk rumah sakit dan ...."

Belum sempat Tiysa menyelesaikan kalimatnya, pria pemilik mobil Mercedes ini langsung memotong sambil berteriak kencang.

"Alasan! Kamu mau kabur, kan!" hardik Yono sambil menunjuk wajah Tiysa.

"Maaf, apa permasalahannya?"  tanya Tristan kepada Pria pemilik mobil Mercedes hitam. Tristan saat ini sudah berdiri di samping Tiysa.

"Siapa kamu tidak usah ikut campur!" 

Yono menjawab sambil menunjuk wajah Tristan dengan emosi meledak-ledak.

Sambil mengusap air matanya, Tiysa yang sedang menangis ikut menoleh ke arah Tristan, dia melihat sosok pemuda berusia 20 tahun berdiri di dekatnya sambil mengenakan setelan jas mewah berwarna hitam.

Walaupun Tristan sudah mencoba bersikap sopan, ternyata Yono membalas dengan cara yang kurang baik, hal itu membuat Tristan menjadi jengkel. 

"Aku berhak ikut campur!" teriak Tristan dengan nada suara yang mulai naik.

Yono yang sedang marah terlihat terkejut, sama halnya dengan Tiysa, dia juga terkejut karena tidak mengenali pemuda yang berdiri di sampingnya.

"Hah ... memang kamu siapanya Tiysa?"

Dengan arogan Yono mempertanyakan status dari Tristan yang baru saja tiba.

 "Aku Pacarnya!" tegas Tristan.

Tiysa yang berada di samping Tristan terlihat semakin terkejut, dia sama sekali tidak mengenali pemuda yang saat ini mengaku sebagai pacarnya.

Mendengar jawaban Tristan, Yono semakin marah. Dia lalu menoleh ke arah Tiysa.

"Oh jadi begitu, Tysa ...,  ternyata kamu sudah punya pacar anak orang kaya ..., bagus! Aku mau lihat dari keluarga mana anak ini," kata Yono dengan sikap arogan.

Tysa menoleh ke arah Tristan, dia sekali lagi memastikan apakah dia mengenal Tristan, namun setelah melihatnya, Tiysa semakin yakin jika dia sama sekali tidak mengenali pemuda yang saat ini berdiri di sampingnya.

Tiysa langsung ingin menjelaskan kepada Yono  jika dirinya tidak mengenal pemuda itu, Tisya tahu jika pemuda di sampingnya ini ingin membantunya, namun dia tidak ingin menyebabkan masalah kepada pemuda itu.

"Dia buk ...."

Belum selesai Tysa berbicara, Tristan sudah memberi kode dengan tangannya meminta Tysa untuk diam, entah mengapa Tiysa menuruti kata-kata dari pemuda yang dia tidak kenal ini.

Mendengar Yono menyebut nama Tysa, Tristan bisa mengambil kesimpulan jika ini bukan kecelakaan biasa. Tristan lalu kembali menatap pria tadi dengan tatapan dingin.

"Berapa?" Tristan bertanya kepada Yono biaya yang harus di bayar oleh Tisya.

"Berapa apanya! Ini tidak ada hubungannya dengan ...."

"Berapa?" Dengan tatapan dingin, Tristan memotong perkataan Yono.

Tristan terus bertanya kepada Yono berapa biaya perbaikan mobil yang harus diganti.

Ketika Yono ingin kembali menghardik Tristan, tiba-tiba Haris memundurkan mobil yang mereka kendarai dan berhenti tepat di samping Tristan.

Mata Yono yang sedang marah kini tertuju pada pelat nomor dari mobil itu, bukan kode B yang ada di situ namun kode CD 37 yang merupakan pelat mobil khusus untuk diplomat asal negara Rusia.

Tak lama kemudian, Haris juga ikut turun, semua orang yang melihat perawakan Haris tentunya akan paham jika dia bukan hanya sopir biasa, walaupun usianya sudah lebih dari 50 tahun, badan tegap seperti prajurit dan aura yang dikeluarkan oleh Haris tidak seperti sopir, malah lebih seperti bos-bos besar perusahaan.

 "Ada apa tuan muda," tanya Haris dengan sedikit menunduk kepada Tristan. Tentu saja itu lagi-lagi tidak mencerminkan sikap sopir pada umumnya.

 "Pak Haris, urus kerusakan mobil pria ini, motor yang tergeletak di sana juga tolong bereskan," perintah Tristan sambil menunjuk motor milik Tisya yang berada di samping mobil Mercedes Hitam milik Yono.

"Siap tuan muda," balas Haris.

Setelah menyampaikan hal tersebut Tristan lalu menoleh ke Tisya.

"Apakah kakimu terluka?" Tristan bertanya kepada Tisya dengan nada yang lembut dan disertai tatapan ramah kepada Tisya, sangat berbeda ketika dia sedang berbicara dengan Yono.

 "Tidak apa-apa hanya tanganku yang sedikit terluka," jawab Tiysa dengan sedikit gugup sembari menatap wajah pemuda yang baru saha mengaku sebagai pacarnya.

"Tetap saja kita harus memeriksa keadaanmu di rumah sakit, ayo ikut aku."

Tristan lalu merangkul Tisya dan menuntunnya ke mobil yang tadi mereka kendarai, entah mengapa kali ini Tisya juga tidak menolak dan menuruti kata-kata Tristan.

Yono berniat menghentikan mereka berdua, namun Haris dengan sekejap berdiri tepat di hadapannya, badan tegap Haris menutupi pandangan Yono.

Yono sebenarnya ingin marah, namun begitu melihat Haris, dia mengurungkan niatnya, tentu saja Yono tidak bodoh, dia tahu bahwa tidak sembarang orang yang bisa mengendarai mobil dengan nomor pelat spesial tersebut.

Haris terus menatap pria itu dengan tatapan dingin.

Melihat tatapan dingin Haris Yono menjadi sadar, jika dia bertindak lebih jauh Haris tidak akan segan-segan untuk menghajarnya, dan instingnya juga mengatakan walaupun dia memiliki banyak uang, itu tidak akan sebanding dengan latar belakang keluarga pria yang sedang berdiri di hadapannya.

Tristan membuka pintu mobil di bagian kursi penumpang, dia lalu membantu Tisya untuk naik, begitu duduk Tisya menoleh ke belakang, dari kaca mobil belakang dia melihat Yono 

sedang berbicara dengan Haris.

Dapat terlihat jelas dari gestur tubuhnya bahwa Yono tidak lagi menunjukkan sikap angkuh seperti yang tadi dia tunjukkan, Tiysa lalu menoleh ke Tristan.

"Maaf, aku tidak tahu bagaimana atau kapan aku akan membayar dan membalas kebaikanmu,   tapi saat ini aku benar-benar sedang terburu-buru,  saat ini ayahku pingsan dan sedang dirawat dirumah sakit."

Tiysa berusaha menjelaskan keadaannya kepada Tristan yang saat ini sudah duduk di sampingnya.

 "Di rumah sakit mana ayahmu dirawat?" Tristan balik bertanya kepada Tiysa.

"Di Bogor tepatnya di Rumah Sakit Cipta, " jawab Tisya sambil memegang bahunya yang terasa sakit akibat tabrakan tadi.

"Baiklah aku akan mengantarmu ke rumah sakit itu, kita juga harus memeriksa kondisimu,"  ucap Tristan.

Tisya kembali  menolak dengan sopan tawaran dari Tristan, dia tidak ingin lagi merepotkan pemuda yang baru saja menolongnya.

Namun dengan senyum lembut Tristan mengatakan jika itu tidak merepotkan sama sekali dan kebetulan tujuan mereka juga di kota Bogor. 

Tristan lalu mengeluarkan kotak P3K yang berada di mobil, dia mulai mengobati luka lecet yang berada di telapak tangan Tisya, Tristan juga memperhatikan tubuh Tisya karena takut ada luka di bagian tubuh yang lain.

Setelah beberapa saat mengamati, tidak ada luka lain selain dari luka lecet yang ada di telapak tangan Tisya.

Mungkin itu karena Tisya menggunakan pakaian dengan bahan yang cukup tebal, sehingga kondisi Tisya tidak terlalu parah.

Tristan juga meminta Tisya untuk melepaskan jaket yang dia kenakan, dia ingin memastikan jika tidak ada lagi luka di tempat lain.

 Tisya membuka jaketnya dan meletakkannya di bagian kiri tempat duduk, Tristan juga ikut membantu Tisya yang terlihat masih kesakitan.

Setelah melihat dengan seksama, Tristan akhirnya benar-benar bisa memastikan jika hanya tangan Tisya yang terluka, dia lalu mengambil perban di kotak P3K dan membalut tangan Tisya, Tristan juga mengambil sebotol air mineral dari cup holder yang berada di depannya.

Tak lama kemudian Haris telah kembali ke mobil meninggalkan pria pemilik mobil mercedes itu.

"Pak Haris tolong antarkan kami ke rumah Sakit Cipta di Bogor terlebih dahulu," ucap Tristan sambil memberikan sebotol air mineral kepada Tisya.

"Siap tuan muda," balas Haris

Dan perlahan mobil yang mereka kendarai menjauh dari tempat itu.

Beberapa saat kemudian, mobil mereka sudah masuk ke dalam Tol Jagorawi, saat ini keadaan jalan tidak begitu ramai, sehingga mobil mereka bisa melaju dengan bebas.

Sejak meninggalkan lokasi kecelakaan tadi, Tristan tidak lagi berbicara, dalam diam matanya menatap keluar jendela dengan tatapan kosong seakan pikirannya jauh di tempat lain.

Keadaan hening ini membuat Tisya sedikit tidak enak, dia akhirnya berusaha membuka percakapan untuk memecah keheningan, di benaknya hanya itu yang bisa dia lakukan kepada pemuda yang telah menolongnya itu, dia setidaknya harus bersikap ramah dan bersahabat.

"umm ...." Tisya tampak ingin mengucapkan sesuatu, tapi belum sempat berbicara, dia langsung mengurungkan niatnya, kejadian itu terjadi beberapa kali.

Tentu saja Tristan menyadari hal tersebut,  dia tahu saat ini Tisya sedang berusaha memulai pembicaraan untuk memecah keheningan.

 "Apakah kamu mengenal pria tadi?" Tristan bertanya kepada Tisya untuk membuka pembicaraan.

"Iya aku mengenalnya, pria itu Yono, dia merupakan pemilik di perusahaan tempatku bekerja," jawab Tisya sambil memikirkan kejadian yang baru saja menimpanya.

Setelah itu Tisya menjelaskan kepada Tristan kejadian yang baru saja dia alami, sudah dua bulan Tisya bekerja di perusahaan Yono, awalnya tidak ada yang aneh, namun beberapa hari terakhir, pria beristri itu mulai sering menghubungi Tisya di luar jam kerja.

 Dia juga mulai membahas hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan mereka, pria itu juga beberapa kali mengajak Tisya untuk nonton ataupun makan malam bersama, tentu saja Tisya selalu menolak dengan halus, namun hari ini Yono semakin nekat.

Ketika Tisya mendapat kabar jika ayahnya pingsan dan harus dilarikan ke rumah sakit, Tisya bermaksud meminta tolong kepada Yono.

Tisya yang  baru lulus kuliah dan baru bekerja tahu jika gajinya tidak akan mampu untuk membayar biaya pengobatan ayahnya, untuk meminjam uang di Bank tentu saja akan sulit bagi dia yang baru bekerja, oleh karena itu dia mencoba peruntungannya dengan meminta bantuan kepada Yono dia berjanji akan melunasinya dengan cara pemotongan gaji setiap bulan.

Namun jawaban yang diberikan Yono membuat Tisya marah, bukan karena Yono tidak bisa membantu, Yono bersedia membantu tapi dengan syarat Tisya mau menjadi istri simpanan Yono, mendengar itu Tisya marah dan secara refleks menampar Yono, Tisya lalu pergi meninggalkan Yono.

Yono yang takut kelakuan mesumnya tersebar menjadi panik dan mengejar Tisya, hingga terjadilah insiden tabrakan tadi, setelah menceritakan itu tanpa sadar air mata Tisya mengalir keluar.

Tristan merangkul pundak Tisya, dia lalu menatap wajah Tisya yang sedang menangis, setelah memperhatikan wajah Tisya beberapa saat, Tristan akhirnya sadar bahwa gadis yang berada di sampingnya ini memang sangat cantik, Tisya juga memiliki bentuk tubuh yang indah, Tristan pun sedikit mengerti mengapa Yono sampai tergila-gila untuk menjadikan Tisya sebagai istri simpanannya.

Tristan juga kagum akan keteguhan hati Tisya, walaupun sangat membutuhkan uang untuk membantu keluarganya, dia tetap teguh dalam menjaga kehormatannya sebagai wanita.

Terpopuler

Comments

Alriani Hespiapi

Alriani Hespiapi

Saya mampir thor

2022-09-23

0

Miss Tiya😊

Miss Tiya😊

ikut mlipir thor sat set

2022-06-17

1

niki nikita👀

niki nikita👀

bagus kak author ❤

2022-05-21

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Aku Pacarnya!
2 Bab 2 : Aku Sudah Menjadi Bantal Tidurmu
3 Bab 3 : Calon Menantu?
4 Bab 4 : Happy Birthday Tiysa
5 Bab 5 : Bukan 5 Juta melainkan ?
6 Bab 6 : Kencan Resmi Pertama Bersama Gea
7 Bab 7 : Dia Wanitaku !
8 Bab 8 : Rencana Balas Dendam Devan
9 Bab 9 : Gadis Bernama Nindya
10 Bab 10 : Devan Mengeroyok Tristan
11 Bab 11 : Kenangan Buruk Nindya Tentang Devan
12 Bab 12 : Latar Belakang Keluarga Tristan
13 Bab 13 : Manager Marketing Bernama Dian
14 Bab 14 : Transaksi 314 Milyar di hari pertama bekerja
15 Bab 15 : Tristan Yang Murka
16 Bab 16 : Purwadi membela Tindakan Tristan ?
17 Bab 17 : Kamar dengan tarif 42 Juta semalam
18 Bab 18 : Akting Dian Membodohi Tristan
19 Bab 19 : Tiysa Kembali ke Kantor Yono
20 Bab 20 : Yono Minta Ampun dan Tiysa menolak pemberian Haris.
21 Bab 21 : Pria Bernama Hendra
22 Bab 22 : Tristan memukul Hendra
23 Bab 23 : Menghubungi Paman James
24 Bab 24 : Semua akan baik-baik saja
25 Bab 25 : Cakra Berniat Buruk Kepada Tiysa?
26 Bab 26 : Gea berbohong
27 Bab 27 : Gea Mengkhianati Tristan
28 Bab 28 : Tiysa dijebak dengan obat tidur
29 Bab 29 : Menyelamatkan Tiysa
30 Bab 30 : Haris Menyiksa Cakra dan Devan.
31 Bab 31 : Tiysa melepas kerinduan
32 Bab 32 : Tristan dan Tiysa
33 Bab 33 : Purwadi berniat menyingkirkan Tristan
34 Bab 34 : Gea minta maaf ke Tristan
35 35 : Subroto Sakit, Tristan Foto Bersama orang tua Tiysa
36 Bab 36 : Maukah kamu menjadi pacarku
37 Bab 37 : Makan Bersama Orang Tua Tiysa
38 Bab 38 : Tristan dimarahi Ayah Tiysa
39 Bab 39 : Tristan mengajak Bisma dan Damar bertemu subroto
40 Bab 40 : Gea melihat Tristan bersama Tiysa
41 Bab 41 : Subroto Meninggal, Gea menemui Tiysa
42 Bab 42 : Mempermalukan Purwadi dan Istrinya
43 Bab 43 : Tiysa berusaha menjauh dari Tristan.
44 Bab 44 : Gea menemui Tristan
45 Bab 45 : Acara perpisahan Tristan
46 Bab 46 : Gea mendatangi rumah Tristan
47 Bab 47 : Yono dan Janjinya kepada Tristan
48 Bab 48 : Tangisan Memilukan Tiysa
49 Bab 49 : Alasan Haris memberitahu Yono
50 Bab 50 : Hadiah dari Tristan
51 Bab 51 : Dian bertemu Tiysa
52 Bab 52 : Pesan Tersirat dari Tristan
53 Bab 53 : Perasaan Khawatir Tiysa
54 Bab 54 : Deklarasi perang keluarga Yaroslav
55 Bab 55 : Riwayat panggilan masuk dari Tristan
56 Bab 56 : Pria bernama Gino
57 Bab 57 : Tiysa melawan Gea
58 Bab 58 : Gino mengamuk
59 Bab 59 : Gino dan Tristan
60 Bab 60 : Tamu yang dinantikan
61 Bab 61 : Maafkan Aku
62 Bab 62 : Bukan Janji tapi Deklarasi.
63 Bab 63 : Itu artinya?
64 Bab 64 : Pesan beruntun dan Tangisan Damar
65 Bab 65 : Ratu Gengster?
66 Bab 66 : Pengacau Bernama Boby
67 Bab 67 : Penyebab Tiysa terdiam
68 Bab 68 : Menghajar Boby.
69 Bab 69 : Fisik dan mental mereka dirusak
70 Bab 70 : Teori konspirasi tentang keluarga Yaroslav
71 Bab 71 : Saatnya Penghakiman
72 Bab 72 : Gino mempermainkan Boby
73 Bab 73 : Hubungan 21 Wanita dengan Tiysa.
74 Bab 74 : Bukan amanat tapi kutukan
75 Bab 75 : Kamar kita berdua.
76 Bab 76 : 21 Pria bertemu 21 wanita
77 Bab 77 : Ujian dari Tristan
78 Bab 78 : Gino Jatuh Cinta
79 Bab 79 : Pria bernama Ivan
80 Bab 80 : Bertemu Istri Yono
81 Bab 81 : Kesedihan Adelia
82 Bab 82 : Yono bertemu Tristan
83 Bab 83 : Bintang keberuntungan Yono
84 Bab 84 : Showroom Baru untuk Yono
85 Bab 85 : Wakil direktur baru showroom milik Yono.
86 Bab 86 : Wapresdir baru kekasih Tiysa
87 Bab 87 : Vladimir Yaroslav
88 Bab 88 : Karangan Bunga ucapan selamat dan tamu penting
89 Bab 89 : Putri Crazy Rich Baru yang Viral
90 Bab 90 : Gea dan Jacob
91 Bab 91 : Jacob datang ke Showroom Yono.
92 Bab 92 : Perbedaan kekuatan
93 Bab 93 : Jacob bersimbah darah
94 Bab 94 : Aku yang menyerahkannya kepadamu
95 Bab 95 : Video Viral tentang Gea
96 Bab 96 : Hancurnya Showroom milik Jacob
97 Bab 97 : Oscar, Lingga, dan Winata
98 Bab 98 : Kisah Ayah dan Ibu Tristan 26 tahun yang lalu
99 Bab 99 : Undangan Pernikahan dan Perintah Pembunuhan
100 Bab 100 : Mereka berkumpul kembali
101 Bab 101 : Tidak Bisa Menahan Diri?
102 Bab 102 : Tiysa menyerah
103 Bab 103 : Kediaman Keluarga Yaroslav.
104 Bab 104 : Paman dan Bibi Tristan
105 Bab 105 : Sofia
106 Bab 106 : Restu dari Kakek Tristan
107 Bab 107 : Cucu Angkat
108 Bab 108 : Kamar mereka berdua
109 Bab 109 : Keluarga Prabaswara di lengsengserkan
110 Bab 110 : Ampuni Gea
111 Bab 111 : Cakra bertemu Haris
112 Bab 112 : Tiysa kembali ke Indonesia tanpa Tristan
113 Bab 113 : Tiysa tiba di Indonesia
114 Bab 114 : Bisma dan Bimo emosi
115 Bab 115 : Bawahan keluarga Yaroslav di Indonesia
116 Bab 116 : Pimpinan Moneyra Global Trade Tiba
117 Bab 117 : Operasi Pembasmian Ikan Teri
118 118 : Identitas Tristan yang sebenarnya
119 Bab 119 : Pengumuman penting dari Tristan
120 Bab 120 : Aku beruntung karena di cintai olehmu
121 Bab 121 : Kamu masih hidup?
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Bab 1 : Aku Pacarnya!
2
Bab 2 : Aku Sudah Menjadi Bantal Tidurmu
3
Bab 3 : Calon Menantu?
4
Bab 4 : Happy Birthday Tiysa
5
Bab 5 : Bukan 5 Juta melainkan ?
6
Bab 6 : Kencan Resmi Pertama Bersama Gea
7
Bab 7 : Dia Wanitaku !
8
Bab 8 : Rencana Balas Dendam Devan
9
Bab 9 : Gadis Bernama Nindya
10
Bab 10 : Devan Mengeroyok Tristan
11
Bab 11 : Kenangan Buruk Nindya Tentang Devan
12
Bab 12 : Latar Belakang Keluarga Tristan
13
Bab 13 : Manager Marketing Bernama Dian
14
Bab 14 : Transaksi 314 Milyar di hari pertama bekerja
15
Bab 15 : Tristan Yang Murka
16
Bab 16 : Purwadi membela Tindakan Tristan ?
17
Bab 17 : Kamar dengan tarif 42 Juta semalam
18
Bab 18 : Akting Dian Membodohi Tristan
19
Bab 19 : Tiysa Kembali ke Kantor Yono
20
Bab 20 : Yono Minta Ampun dan Tiysa menolak pemberian Haris.
21
Bab 21 : Pria Bernama Hendra
22
Bab 22 : Tristan memukul Hendra
23
Bab 23 : Menghubungi Paman James
24
Bab 24 : Semua akan baik-baik saja
25
Bab 25 : Cakra Berniat Buruk Kepada Tiysa?
26
Bab 26 : Gea berbohong
27
Bab 27 : Gea Mengkhianati Tristan
28
Bab 28 : Tiysa dijebak dengan obat tidur
29
Bab 29 : Menyelamatkan Tiysa
30
Bab 30 : Haris Menyiksa Cakra dan Devan.
31
Bab 31 : Tiysa melepas kerinduan
32
Bab 32 : Tristan dan Tiysa
33
Bab 33 : Purwadi berniat menyingkirkan Tristan
34
Bab 34 : Gea minta maaf ke Tristan
35
35 : Subroto Sakit, Tristan Foto Bersama orang tua Tiysa
36
Bab 36 : Maukah kamu menjadi pacarku
37
Bab 37 : Makan Bersama Orang Tua Tiysa
38
Bab 38 : Tristan dimarahi Ayah Tiysa
39
Bab 39 : Tristan mengajak Bisma dan Damar bertemu subroto
40
Bab 40 : Gea melihat Tristan bersama Tiysa
41
Bab 41 : Subroto Meninggal, Gea menemui Tiysa
42
Bab 42 : Mempermalukan Purwadi dan Istrinya
43
Bab 43 : Tiysa berusaha menjauh dari Tristan.
44
Bab 44 : Gea menemui Tristan
45
Bab 45 : Acara perpisahan Tristan
46
Bab 46 : Gea mendatangi rumah Tristan
47
Bab 47 : Yono dan Janjinya kepada Tristan
48
Bab 48 : Tangisan Memilukan Tiysa
49
Bab 49 : Alasan Haris memberitahu Yono
50
Bab 50 : Hadiah dari Tristan
51
Bab 51 : Dian bertemu Tiysa
52
Bab 52 : Pesan Tersirat dari Tristan
53
Bab 53 : Perasaan Khawatir Tiysa
54
Bab 54 : Deklarasi perang keluarga Yaroslav
55
Bab 55 : Riwayat panggilan masuk dari Tristan
56
Bab 56 : Pria bernama Gino
57
Bab 57 : Tiysa melawan Gea
58
Bab 58 : Gino mengamuk
59
Bab 59 : Gino dan Tristan
60
Bab 60 : Tamu yang dinantikan
61
Bab 61 : Maafkan Aku
62
Bab 62 : Bukan Janji tapi Deklarasi.
63
Bab 63 : Itu artinya?
64
Bab 64 : Pesan beruntun dan Tangisan Damar
65
Bab 65 : Ratu Gengster?
66
Bab 66 : Pengacau Bernama Boby
67
Bab 67 : Penyebab Tiysa terdiam
68
Bab 68 : Menghajar Boby.
69
Bab 69 : Fisik dan mental mereka dirusak
70
Bab 70 : Teori konspirasi tentang keluarga Yaroslav
71
Bab 71 : Saatnya Penghakiman
72
Bab 72 : Gino mempermainkan Boby
73
Bab 73 : Hubungan 21 Wanita dengan Tiysa.
74
Bab 74 : Bukan amanat tapi kutukan
75
Bab 75 : Kamar kita berdua.
76
Bab 76 : 21 Pria bertemu 21 wanita
77
Bab 77 : Ujian dari Tristan
78
Bab 78 : Gino Jatuh Cinta
79
Bab 79 : Pria bernama Ivan
80
Bab 80 : Bertemu Istri Yono
81
Bab 81 : Kesedihan Adelia
82
Bab 82 : Yono bertemu Tristan
83
Bab 83 : Bintang keberuntungan Yono
84
Bab 84 : Showroom Baru untuk Yono
85
Bab 85 : Wakil direktur baru showroom milik Yono.
86
Bab 86 : Wapresdir baru kekasih Tiysa
87
Bab 87 : Vladimir Yaroslav
88
Bab 88 : Karangan Bunga ucapan selamat dan tamu penting
89
Bab 89 : Putri Crazy Rich Baru yang Viral
90
Bab 90 : Gea dan Jacob
91
Bab 91 : Jacob datang ke Showroom Yono.
92
Bab 92 : Perbedaan kekuatan
93
Bab 93 : Jacob bersimbah darah
94
Bab 94 : Aku yang menyerahkannya kepadamu
95
Bab 95 : Video Viral tentang Gea
96
Bab 96 : Hancurnya Showroom milik Jacob
97
Bab 97 : Oscar, Lingga, dan Winata
98
Bab 98 : Kisah Ayah dan Ibu Tristan 26 tahun yang lalu
99
Bab 99 : Undangan Pernikahan dan Perintah Pembunuhan
100
Bab 100 : Mereka berkumpul kembali
101
Bab 101 : Tidak Bisa Menahan Diri?
102
Bab 102 : Tiysa menyerah
103
Bab 103 : Kediaman Keluarga Yaroslav.
104
Bab 104 : Paman dan Bibi Tristan
105
Bab 105 : Sofia
106
Bab 106 : Restu dari Kakek Tristan
107
Bab 107 : Cucu Angkat
108
Bab 108 : Kamar mereka berdua
109
Bab 109 : Keluarga Prabaswara di lengsengserkan
110
Bab 110 : Ampuni Gea
111
Bab 111 : Cakra bertemu Haris
112
Bab 112 : Tiysa kembali ke Indonesia tanpa Tristan
113
Bab 113 : Tiysa tiba di Indonesia
114
Bab 114 : Bisma dan Bimo emosi
115
Bab 115 : Bawahan keluarga Yaroslav di Indonesia
116
Bab 116 : Pimpinan Moneyra Global Trade Tiba
117
Bab 117 : Operasi Pembasmian Ikan Teri
118
118 : Identitas Tristan yang sebenarnya
119
Bab 119 : Pengumuman penting dari Tristan
120
Bab 120 : Aku beruntung karena di cintai olehmu
121
Bab 121 : Kamu masih hidup?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!