Bab 18 : Akting Dian Membodohi Tristan

“Yah ...,” keluh Dian dengan ekspresi wajah kecewa, hal itu karena saat ini Tristan sudah berganti pakaian, Tristan saat ini menggunakan setelan piyama berwarna biru

, itu artinya Tristan sudah mandi di tempat lain, khayalan Dian tentang melihat tubuh Tristan yang hanya menggunakan handuk sudah sirna.

Sambil mendorong troli makanan, Tristan melihat ekspresi wajah Dian yang kecewa, Tristan sendiri bingung apa yang membuat Dian terlihat kecewa.

“Dian, sebaiknya kamu makan dulu sebelum tidur,”ucap Tristan melihat Dian yang sedang baring di tempat tidur dan telah menggunakan selimut, Tristan berpikir jika Dian sudah bersiap untuk tidur, sedangkan setelah kejadian tadi, Dian belum sempat mengisi perutnya.

Ketika bertemu manajemen hotel, Tristan langsung diajak makan malam bersama, orang-orang itu juga ingin mengundang Dian yang datang bersama Tristan, namun Tristan mengatakan jika Dian sedang tidak enak badan.

Dian tersenyum, dia lalu bangun dan duduk di tempat tidur. “Beginikah rasanya memiliki pasangan yang tampan dan perhatian?” gumamnya dalam hati.

“Setelah makan kamu bisa beristirahat, jika kamu butuh sesuatu kamu bisa menghubungiku, kamarku berada tepat di depan kamar ini,” ucap Tristan.

“Apa ..! di kamar sebelah ?!” sahut Dian dalam hati. Satu persatu khayalan di kepalanya terbang pergi menjauh. Dian segera berpikir keras agar Tristan mau menginap di kamar ini.

Tiba-tiba sebuah ide muncul di kepalanya, “Saatnya menggunakan itu,” ucapnya dalam hati.

“Aduh ... kepalaku ....” Setelah mengatakan itu Dian menjatuhkan badannya kembali di tempat tidur.

“Dian!” sahut Tristan yang langsung berlari ke arah Dian. “Ada apa?” tanya Tristan sambil menyentuh dahi Dian dengan telapak tangannya.

“Kepalaku terasa sakit," ucap Dian sambil sengaja membuat suaranya terdengar kesakitan.

“Tunggu akan ku panggil kan dokter,” Balas Tristan yang terlihat panik.

Dian langsung menarik tangan Tristan yang hendak keluar kamar. “Tidak usah Pak ... mungkin setelah makan akan sedikit baikan." Dian menahan Tristan karena takut aktingnya akan ketahuan jika dokter benar-benar datang memeriksanya.

Tristan mengangguk, dia mengangkat kepala Dian yang sedang baring dengan lembut, lalu menyusun beberapa bantal di headboard tempat tidur. Setelah itu dia menyandarkan Dian disitu, kini posisi Dian sedang duduk bersandar di bantal yang tadi di susun oleh Tristan.

Dian tidak menyangka Tristan akan melakukan itu, saat ini adegan di salah satu film drama yang pernah dia tonton benar-benar terjadi kepadanya. Dan yang lebih membuatnya bahagia karena setelah itu Tristan mengambil makanan yang berada di Troli, dia lalu duduk di samping Dian, dan mulai menyuapi Dian.

Tristan menyuapi Dian sambil sesekali meletakkan telapak tangannya di dahi Dian.

Sambil disuapi oleh Tristan Dian terus melihat wajah Tristan. Dia terus berusaha menahan ekspresi bahagianya.

“Wanita mana yang tidak akan salah paham jika diperlakukan seperti ini,” ucap Dian dalam hati. Dian juga merasa jika Gea benar-benar sangat beruntung mendapatkan calon suami seperti Tristan.

“Pak Tristan, bisakah kamu tidur disini malam ini?” dengan ekspresi memelas, Dian memegang tangan Tristan dengan kedua tangannya.

Sebenarnya Tristan memang sudah berniat tidur sekamar dengan Dian, karena takut Dian melukai dirinya akibat trauma yang tadi dia alami, namun setelah melihat kondisi Dian yang sudah lebih baik. Tristan pun segera meminta agar disiapkan satu kamar lagi untuk dia tempati.

Mendengar permintaan Dian barusan, Tristan berpikir jika memang Dian sedang butuh seseorang untuk mendampinginya.

“Baiklah,” balas Tristan sambil tersenyum.

Mendengar jawaban Tristan, kini Dian harus berusaha lebih keras menahan dirinya agar tidak tersenyum bahagia, hal itu membuat bibirnya terlihat bergetar karena menahan senyumnya, dan akhirnya membuat ekspresi wajahnya terlihat sedikit aneh. Jika saja Tristan tidak disini, dia pasti saat ini sudah berguling-guling di atas tempat tidur sambil meneriakkan Yes.

Tristan tentu saja dapat melihat ekspresi wajah Dian yang terlihat aneh, namun dia kembali berpikir positif dan terus menyuapi Dian.

Setelah selesai makan, Tristan membantu Dian kembali baring di tempat tidur. Dia juga membungkus badan Dian dengan selimut. Setelah itu dia menuju ke sofa yang berada cukup jauh dari tempat tidur. Sebelum tidur Tristan memutuskan untuk bersantai sambil menonton Televisi.

Di samping televisi terdapat sebuah standing mirror atau cermin berdiri yang mengarah ke tempat tidur. Ketika sedang menonton TV, secara tidak sengaja Tristan melirik Dian dari cermin itu, Tristan sedikit kaget dan tertawa dalam hati ketika melihat Dian.

“Ternyata aku dikerjai,” ucap Tristan dalam hati.

Dian terlihat berguling-guling dengan Bahagia di tempat tidur, sambil sesekali menutup wajahnya dengan selimut. Karena letak sofa cukup jauh dan suara televisi cukup besar, Dian merasa tidak akan ketahuan ketika mengekspresikan rasa bahagianya yang sudah dia tahan sejak tadi. Karena terlalu bahagia Dian tidak menyadari, jika tingkahnya sudah dilihat oleh Tristan.

Tristan tentu saja tidak mempermasalahkan hal tersebut, dengan melihat Dian yang sudah sehat dan merasa baikan, itu juga sudah membuatnya ikut tenang.

“Aduh kepalaku ...,” ucap Dian yang kembali berakting.

Tristan kembali tertawa dalam hati, “Baiklah akan aku kerjai balik”

“Ada apa Dian?” sambil menoleh ke arah Dian Tristan memasang ekspresi wajah panik.

“Uhuk, uhuk ....” Dian batuk sambil memegang kepalanya. Matanya menyipit dan melirik Tristan yang menurutnya sudah kembali terjebak.

“Batuk? Bukankah itu berlebihan, itu tidak ada hubungannya dengan trauma kan?" Tristan hampir tertawa lepas ketika Dian akting batuk, sakit kepala dan demam mungkin masih wajar jika dikaitkan dengan trauma yang baru saja dia alami, tapi batuk yang tiba-tiba ini terdengar sangat lucu bagi Tristan.

“Sepertinya Dian menggunakan referensi film yang salah untuk aktingnya kali ini,” gumam Tristan dalam hati.

Tristan menghampiri Dian di tempat tidur, dia mulai memijat kepala Dian dengan lembut, Tristan memutuskan untuk mengikuti alur cerita drama yang dibuat oleh Dian.

“Pak Tristan … uhuk!” Dian menepuk tempat tidur disisi kirinya meminta Tristan untuk naik di tempat tidur.

Dian tahu jika Tristan tidak akan melakukan hal tidak senonoh kepadanya, Tristan bahkan sudah memesan kamar lain, namun hari ini Dian hanya ingin Tristan tidur di sampingnya, baginya itu akan menjadi kenangan yang paling indah.

Tristan mengikuti instruksi dari Sutradara Dian, dia naik ketempat tidur dan baring sambil menghadap ke arah Dian, begitu pula dengan Dian yang langsung menghadap ke arah Tristan ketika Tristan sudah baring di sampingnya.

“Baiklah akan aku kerjai kamu,” gumam Tristan dalam hati.

Tristan mulai membuka satu-persatu kancing baju piyamanya Dia lalu menatap wajah Dian. “Dian kamu cantik sekali malam ini,” ucap Tristan. Setelah mengucapkan itu Tristan melempar piyamanya ke lantai.

Dian langsung terkejut melihat Tristan yang melakukan itu. Saat ini Dian bisa melihat tubuh atletis Tristan yang tadi dia khayalkan. Wajahnya mulai kemerahan.

Tristan menyentuh dagu Dian dan menatap mata Dian, wajah Tristan mulai mendekat, Dian yang diperlakukan seperti itu langsung melupakan akting sakit kepalanya dan akting batuk ala film drama yang tadi dia mainkan.

Dian terhipnotis, Dian kembali mengingat beberapa adegan film yang pernah dia tonton, apa yang Tristan lakukan saat ini mirip dengan film itu, dan Dian tahu setelah ini akan terjadi hal yang sangat romantis.

Setelah wajah Tristan berada tepat di depan wajah Dian, Tristan berkata. “Dian apakah kamu tahu jika di samping TV ada cermin berdiri yang mengarah ke tempat ini?” tanya Tristan dengan nada lembut.

Dian mengangguk pelan, tanda bahwa dia mengetahui hal tersebut.

“Apakah kamu tahu sewaktu kamu tadi berguling-guling di tempat tidur aku bisa melihatmu dari cermin itu?” tanya Tristan dengan Romantis sambil menatap mata Dian dengan serius.

“eh, ...,” desah Dian.

Dian langsung menutup wajahnya dengan selimut karena terlalu malu, Dian tidak menyangka jika aktingnya sudah ketahuan oleh Tristan.

“Hahahaha, sudah jangan berpikir macam-macam lagi, aku tidak akan marah hanya karena hal itu, mampu melakukan hal seperti itu menandakan bahwa kamu sudah baik-baik saja, dan tentu saja itu membuatku merasa lega,” kata Tristan.

Dian membuka selimut yang menutupi wajahnya lalu berkata. “Pak Tristan, terima kasih untuk hari ini.” Dengan wajah yang menjadi merah karena malu , Dian mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Tristan.

Hari ini Tristan sudah membantunya untuk melakukan Transaksi dengan nilai Fantastis, Tristan juga sudah menolongnya dari Cakra, dan sekarang Tristan bahkan menjaga dan merawatnya ketika dia merasa hancur, bahkan Tristan menerima permintaan egoisnya untuk tinggal menemaninya malam ini.

Tristan tersenyum lalu mengelus rambut Dian, “Itu sudah menjadi tugasku, istirahatlah, hari ini kamu sudah melalui hari yang sulit.“

Dian mengangguk pelan, setelah itu Tristan kembali menuju sofa yang berada di depan TV.

Terpopuler

Comments

Anggra

Anggra

wihhhh...cakep bgt Tristan ..pantes pd klepek" tuh cewek" yg dkasih perhatian sm Tristan

2022-05-19

2

Author yang kece dong

Author yang kece dong

aku mampir kakak

2022-05-09

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Aku Pacarnya!
2 Bab 2 : Aku Sudah Menjadi Bantal Tidurmu
3 Bab 3 : Calon Menantu?
4 Bab 4 : Happy Birthday Tiysa
5 Bab 5 : Bukan 5 Juta melainkan ?
6 Bab 6 : Kencan Resmi Pertama Bersama Gea
7 Bab 7 : Dia Wanitaku !
8 Bab 8 : Rencana Balas Dendam Devan
9 Bab 9 : Gadis Bernama Nindya
10 Bab 10 : Devan Mengeroyok Tristan
11 Bab 11 : Kenangan Buruk Nindya Tentang Devan
12 Bab 12 : Latar Belakang Keluarga Tristan
13 Bab 13 : Manager Marketing Bernama Dian
14 Bab 14 : Transaksi 314 Milyar di hari pertama bekerja
15 Bab 15 : Tristan Yang Murka
16 Bab 16 : Purwadi membela Tindakan Tristan ?
17 Bab 17 : Kamar dengan tarif 42 Juta semalam
18 Bab 18 : Akting Dian Membodohi Tristan
19 Bab 19 : Tiysa Kembali ke Kantor Yono
20 Bab 20 : Yono Minta Ampun dan Tiysa menolak pemberian Haris.
21 Bab 21 : Pria Bernama Hendra
22 Bab 22 : Tristan memukul Hendra
23 Bab 23 : Menghubungi Paman James
24 Bab 24 : Semua akan baik-baik saja
25 Bab 25 : Cakra Berniat Buruk Kepada Tiysa?
26 Bab 26 : Gea berbohong
27 Bab 27 : Gea Mengkhianati Tristan
28 Bab 28 : Tiysa dijebak dengan obat tidur
29 Bab 29 : Menyelamatkan Tiysa
30 Bab 30 : Haris Menyiksa Cakra dan Devan.
31 Bab 31 : Tiysa melepas kerinduan
32 Bab 32 : Tristan dan Tiysa
33 Bab 33 : Purwadi berniat menyingkirkan Tristan
34 Bab 34 : Gea minta maaf ke Tristan
35 35 : Subroto Sakit, Tristan Foto Bersama orang tua Tiysa
36 Bab 36 : Maukah kamu menjadi pacarku
37 Bab 37 : Makan Bersama Orang Tua Tiysa
38 Bab 38 : Tristan dimarahi Ayah Tiysa
39 Bab 39 : Tristan mengajak Bisma dan Damar bertemu subroto
40 Bab 40 : Gea melihat Tristan bersama Tiysa
41 Bab 41 : Subroto Meninggal, Gea menemui Tiysa
42 Bab 42 : Mempermalukan Purwadi dan Istrinya
43 Bab 43 : Tiysa berusaha menjauh dari Tristan.
44 Bab 44 : Gea menemui Tristan
45 Bab 45 : Acara perpisahan Tristan
46 Bab 46 : Gea mendatangi rumah Tristan
47 Bab 47 : Yono dan Janjinya kepada Tristan
48 Bab 48 : Tangisan Memilukan Tiysa
49 Bab 49 : Alasan Haris memberitahu Yono
50 Bab 50 : Hadiah dari Tristan
51 Bab 51 : Dian bertemu Tiysa
52 Bab 52 : Pesan Tersirat dari Tristan
53 Bab 53 : Perasaan Khawatir Tiysa
54 Bab 54 : Deklarasi perang keluarga Yaroslav
55 Bab 55 : Riwayat panggilan masuk dari Tristan
56 Bab 56 : Pria bernama Gino
57 Bab 57 : Tiysa melawan Gea
58 Bab 58 : Gino mengamuk
59 Bab 59 : Gino dan Tristan
60 Bab 60 : Tamu yang dinantikan
61 Bab 61 : Maafkan Aku
62 Bab 62 : Bukan Janji tapi Deklarasi.
63 Bab 63 : Itu artinya?
64 Bab 64 : Pesan beruntun dan Tangisan Damar
65 Bab 65 : Ratu Gengster?
66 Bab 66 : Pengacau Bernama Boby
67 Bab 67 : Penyebab Tiysa terdiam
68 Bab 68 : Menghajar Boby.
69 Bab 69 : Fisik dan mental mereka dirusak
70 Bab 70 : Teori konspirasi tentang keluarga Yaroslav
71 Bab 71 : Saatnya Penghakiman
72 Bab 72 : Gino mempermainkan Boby
73 Bab 73 : Hubungan 21 Wanita dengan Tiysa.
74 Bab 74 : Bukan amanat tapi kutukan
75 Bab 75 : Kamar kita berdua.
76 Bab 76 : 21 Pria bertemu 21 wanita
77 Bab 77 : Ujian dari Tristan
78 Bab 78 : Gino Jatuh Cinta
79 Bab 79 : Pria bernama Ivan
80 Bab 80 : Bertemu Istri Yono
81 Bab 81 : Kesedihan Adelia
82 Bab 82 : Yono bertemu Tristan
83 Bab 83 : Bintang keberuntungan Yono
84 Bab 84 : Showroom Baru untuk Yono
85 Bab 85 : Wakil direktur baru showroom milik Yono.
86 Bab 86 : Wapresdir baru kekasih Tiysa
87 Bab 87 : Vladimir Yaroslav
88 Bab 88 : Karangan Bunga ucapan selamat dan tamu penting
89 Bab 89 : Putri Crazy Rich Baru yang Viral
90 Bab 90 : Gea dan Jacob
91 Bab 91 : Jacob datang ke Showroom Yono.
92 Bab 92 : Perbedaan kekuatan
93 Bab 93 : Jacob bersimbah darah
94 Bab 94 : Aku yang menyerahkannya kepadamu
95 Bab 95 : Video Viral tentang Gea
96 Bab 96 : Hancurnya Showroom milik Jacob
97 Bab 97 : Oscar, Lingga, dan Winata
98 Bab 98 : Kisah Ayah dan Ibu Tristan 26 tahun yang lalu
99 Bab 99 : Undangan Pernikahan dan Perintah Pembunuhan
100 Bab 100 : Mereka berkumpul kembali
101 Bab 101 : Tidak Bisa Menahan Diri?
102 Bab 102 : Tiysa menyerah
103 Bab 103 : Kediaman Keluarga Yaroslav.
104 Bab 104 : Paman dan Bibi Tristan
105 Bab 105 : Sofia
106 Bab 106 : Restu dari Kakek Tristan
107 Bab 107 : Cucu Angkat
108 Bab 108 : Kamar mereka berdua
109 Bab 109 : Keluarga Prabaswara di lengsengserkan
110 Bab 110 : Ampuni Gea
111 Bab 111 : Cakra bertemu Haris
112 Bab 112 : Tiysa kembali ke Indonesia tanpa Tristan
113 Bab 113 : Tiysa tiba di Indonesia
114 Bab 114 : Bisma dan Bimo emosi
115 Bab 115 : Bawahan keluarga Yaroslav di Indonesia
116 Bab 116 : Pimpinan Moneyra Global Trade Tiba
117 Bab 117 : Operasi Pembasmian Ikan Teri
118 118 : Identitas Tristan yang sebenarnya
119 Bab 119 : Pengumuman penting dari Tristan
120 Bab 120 : Aku beruntung karena di cintai olehmu
121 Bab 121 : Kamu masih hidup?
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Bab 1 : Aku Pacarnya!
2
Bab 2 : Aku Sudah Menjadi Bantal Tidurmu
3
Bab 3 : Calon Menantu?
4
Bab 4 : Happy Birthday Tiysa
5
Bab 5 : Bukan 5 Juta melainkan ?
6
Bab 6 : Kencan Resmi Pertama Bersama Gea
7
Bab 7 : Dia Wanitaku !
8
Bab 8 : Rencana Balas Dendam Devan
9
Bab 9 : Gadis Bernama Nindya
10
Bab 10 : Devan Mengeroyok Tristan
11
Bab 11 : Kenangan Buruk Nindya Tentang Devan
12
Bab 12 : Latar Belakang Keluarga Tristan
13
Bab 13 : Manager Marketing Bernama Dian
14
Bab 14 : Transaksi 314 Milyar di hari pertama bekerja
15
Bab 15 : Tristan Yang Murka
16
Bab 16 : Purwadi membela Tindakan Tristan ?
17
Bab 17 : Kamar dengan tarif 42 Juta semalam
18
Bab 18 : Akting Dian Membodohi Tristan
19
Bab 19 : Tiysa Kembali ke Kantor Yono
20
Bab 20 : Yono Minta Ampun dan Tiysa menolak pemberian Haris.
21
Bab 21 : Pria Bernama Hendra
22
Bab 22 : Tristan memukul Hendra
23
Bab 23 : Menghubungi Paman James
24
Bab 24 : Semua akan baik-baik saja
25
Bab 25 : Cakra Berniat Buruk Kepada Tiysa?
26
Bab 26 : Gea berbohong
27
Bab 27 : Gea Mengkhianati Tristan
28
Bab 28 : Tiysa dijebak dengan obat tidur
29
Bab 29 : Menyelamatkan Tiysa
30
Bab 30 : Haris Menyiksa Cakra dan Devan.
31
Bab 31 : Tiysa melepas kerinduan
32
Bab 32 : Tristan dan Tiysa
33
Bab 33 : Purwadi berniat menyingkirkan Tristan
34
Bab 34 : Gea minta maaf ke Tristan
35
35 : Subroto Sakit, Tristan Foto Bersama orang tua Tiysa
36
Bab 36 : Maukah kamu menjadi pacarku
37
Bab 37 : Makan Bersama Orang Tua Tiysa
38
Bab 38 : Tristan dimarahi Ayah Tiysa
39
Bab 39 : Tristan mengajak Bisma dan Damar bertemu subroto
40
Bab 40 : Gea melihat Tristan bersama Tiysa
41
Bab 41 : Subroto Meninggal, Gea menemui Tiysa
42
Bab 42 : Mempermalukan Purwadi dan Istrinya
43
Bab 43 : Tiysa berusaha menjauh dari Tristan.
44
Bab 44 : Gea menemui Tristan
45
Bab 45 : Acara perpisahan Tristan
46
Bab 46 : Gea mendatangi rumah Tristan
47
Bab 47 : Yono dan Janjinya kepada Tristan
48
Bab 48 : Tangisan Memilukan Tiysa
49
Bab 49 : Alasan Haris memberitahu Yono
50
Bab 50 : Hadiah dari Tristan
51
Bab 51 : Dian bertemu Tiysa
52
Bab 52 : Pesan Tersirat dari Tristan
53
Bab 53 : Perasaan Khawatir Tiysa
54
Bab 54 : Deklarasi perang keluarga Yaroslav
55
Bab 55 : Riwayat panggilan masuk dari Tristan
56
Bab 56 : Pria bernama Gino
57
Bab 57 : Tiysa melawan Gea
58
Bab 58 : Gino mengamuk
59
Bab 59 : Gino dan Tristan
60
Bab 60 : Tamu yang dinantikan
61
Bab 61 : Maafkan Aku
62
Bab 62 : Bukan Janji tapi Deklarasi.
63
Bab 63 : Itu artinya?
64
Bab 64 : Pesan beruntun dan Tangisan Damar
65
Bab 65 : Ratu Gengster?
66
Bab 66 : Pengacau Bernama Boby
67
Bab 67 : Penyebab Tiysa terdiam
68
Bab 68 : Menghajar Boby.
69
Bab 69 : Fisik dan mental mereka dirusak
70
Bab 70 : Teori konspirasi tentang keluarga Yaroslav
71
Bab 71 : Saatnya Penghakiman
72
Bab 72 : Gino mempermainkan Boby
73
Bab 73 : Hubungan 21 Wanita dengan Tiysa.
74
Bab 74 : Bukan amanat tapi kutukan
75
Bab 75 : Kamar kita berdua.
76
Bab 76 : 21 Pria bertemu 21 wanita
77
Bab 77 : Ujian dari Tristan
78
Bab 78 : Gino Jatuh Cinta
79
Bab 79 : Pria bernama Ivan
80
Bab 80 : Bertemu Istri Yono
81
Bab 81 : Kesedihan Adelia
82
Bab 82 : Yono bertemu Tristan
83
Bab 83 : Bintang keberuntungan Yono
84
Bab 84 : Showroom Baru untuk Yono
85
Bab 85 : Wakil direktur baru showroom milik Yono.
86
Bab 86 : Wapresdir baru kekasih Tiysa
87
Bab 87 : Vladimir Yaroslav
88
Bab 88 : Karangan Bunga ucapan selamat dan tamu penting
89
Bab 89 : Putri Crazy Rich Baru yang Viral
90
Bab 90 : Gea dan Jacob
91
Bab 91 : Jacob datang ke Showroom Yono.
92
Bab 92 : Perbedaan kekuatan
93
Bab 93 : Jacob bersimbah darah
94
Bab 94 : Aku yang menyerahkannya kepadamu
95
Bab 95 : Video Viral tentang Gea
96
Bab 96 : Hancurnya Showroom milik Jacob
97
Bab 97 : Oscar, Lingga, dan Winata
98
Bab 98 : Kisah Ayah dan Ibu Tristan 26 tahun yang lalu
99
Bab 99 : Undangan Pernikahan dan Perintah Pembunuhan
100
Bab 100 : Mereka berkumpul kembali
101
Bab 101 : Tidak Bisa Menahan Diri?
102
Bab 102 : Tiysa menyerah
103
Bab 103 : Kediaman Keluarga Yaroslav.
104
Bab 104 : Paman dan Bibi Tristan
105
Bab 105 : Sofia
106
Bab 106 : Restu dari Kakek Tristan
107
Bab 107 : Cucu Angkat
108
Bab 108 : Kamar mereka berdua
109
Bab 109 : Keluarga Prabaswara di lengsengserkan
110
Bab 110 : Ampuni Gea
111
Bab 111 : Cakra bertemu Haris
112
Bab 112 : Tiysa kembali ke Indonesia tanpa Tristan
113
Bab 113 : Tiysa tiba di Indonesia
114
Bab 114 : Bisma dan Bimo emosi
115
Bab 115 : Bawahan keluarga Yaroslav di Indonesia
116
Bab 116 : Pimpinan Moneyra Global Trade Tiba
117
Bab 117 : Operasi Pembasmian Ikan Teri
118
118 : Identitas Tristan yang sebenarnya
119
Bab 119 : Pengumuman penting dari Tristan
120
Bab 120 : Aku beruntung karena di cintai olehmu
121
Bab 121 : Kamu masih hidup?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!