Bab 17

Bara terpaksa meninggalkan Rea karena urusan kantor. Ia buru-buru pergi setelah mengantar Rea sampai di depan apartemen miliknya.

'Ck! Mas Bara tukang bohong.' ejekan Rea tadi pagi membuat bibirnya terus menyunggingkan senyum sambil menggeleng di sepanjang jalan menuju Kantor.

Bara sudah sampai di depan kantor Alnav Group, dengan langkah tegap ia berjalan masuk bersamaan dengan Tama yang menunggunya di lobi. Namun, ada yang aneh hari ini lantaran beberapa karyawan wanita menatapnya sambil bergosip.

"Lihat itu Pak Bara anak pimpinan kita, aku dengar beliau baru saja cerai dengan istrinya." Seorang wanita dengan tampilan modis berbisik dengan dua teman di sampingnya, pandangannya tak lepas dari pesona Bara yang berjalan dari kejauhan bersama Tama.

"Duren sawit dong?" bisik teman satunya menanggapi.

"Apa itu?"

"Duda keren sarang duit, kan secara Pak Aron cuma punya anak satu, pastilah semua hartanya untuk Pak Bara." celoteh teman satunya.

"Bodoh banget istrinya, melepaskan tambang emas."

"Iya, aku dengar istrinya selingkuh dengan daun muda."

"Bukan daun muda kali, kalau sama Pak Bara sebelas dua belas."

"Ya, apalah itu. Mungkin selingkuhannya lebih kaya. Aku juga gak tau pasti, cuma dengar dari OB yang gak sengaja denger Pak Aron bicara sama orang kepercayaannya."

Bara berjalan lebih dulu masuk ke dalam lift, sementara Tama seolah memiliki indra pendengaran yang kuat lantas menghampiri ketiga wanita yang sedang bergosip tadi.

"Pagi-pagi sudah gosip, masih mau kerja disini gak?" bentaknya.

"M-masih, Pak." jawab mereka bersamaan dengan tubuh yang bergetar.

"Kalau masih, akan lebih baik punya mulut dijaga. Jangan sembarangan membicarakan atasan, apalagi bergosip perihal Pak Bara." bentak Tama sambil melipat tangan di dada.

"Iya, Pak. Kami minta maaf."

"Bagus, kembali bekerja." titah Tama, kemudian berbalik meninggalkan mereka.

Bara sampai di lantai ruang pertemuan berada, akan tetapi tersadar ketiadaan Tama membuat dahinya mengernyit. Ia segera masuk ke ruangan dan menyapa semua orang yang ada disana termasuk Papanya.

"Huh, rupanya aku benar-benar terlambat." batin Bara dan langsung menuju kursi kosong di samping Aron. Dua pria tampan beda generasi tampak memancarkan auranya. Tak berselang lama, Tama menyusul masuk ke dalam dan melakukan hal yang sama.

"Selamat pagi, mohon maaf atas keterlambatan wakil pimpinan Alnav Group, semoga tidak mempengaruhi pertemuan pada pagi ini. Saya selaku CEO Alnav Group mengucapkan selamat datang dan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kepercayaan para investor semua terhadap kami." Sapa Aron yang disambut tepuk tangan para investor. Aron pun menjelaskan perihal perencanaan proyek yang akan datang setelah proyek Mall di Bandung selesai.

Aron bukan hanya menjelaskan rencana proyeknya, tapi juga memperkenalkan Bara sebagai penanggung jawab proyek selanjutnya pagi itu. Kini Bara bernapas lega keluar dari ruang pertemuan yang menurutnya sangat menegangkan.

"Mau kemana kamu?" tanya Aron, menyamai langkah Bara.

"Eh, em itu Pa..." Bara menggaruk kepalanya yang tidak gatal, awalnya ia ingin pulang sebentar memastikan keberadaan Rea tapi sudah lebih dulu ketahuan oleh Papanya, mau tak mau Bara harus mengurungkan niatnya.

"Papa mau bicara sama kamu." tegas Aron kemudian mendahului langkah.

Bara segera menyusul, kakinya berhenti tepat di ruangan Papanya.

"Duduk, Ra." titah Aron.

"Iya, Pa! Ada apa?"

Aron bersedekap dada, lalu menatap Bara dengan tatapan mengintimidasi.

"Soal Mamamu yang menjadi cerewet setelah kamu menduda, ia berniat menjodohkanmu dengan anak dari teman-teman sosialitanya. Papa harap kamu bergerak cepat."

"Tapi masalahnya..."

"Apa? Apa karena dia adik selingkuhan mantan istrimu?" tekan Aron membuat Bara membelalakkan matanya.

"Papa tahu?" tanya Bara tak percaya, ia terduduk lemas di kursi depan meja kerja Aron.

"Tahu, apa yang tidak bisa Papa ketahui? Kamu kira pertemuan kalian di pulau seribu itu tanpa campur tangan Papa?"

"Hah?"

"Bahkan Papa sengaja memberitahu Jovi perihal liburanmu kesana, tepat sebelum Najira pulang ke rumah itu. Hanya saja rencana Papa itu sedikit meleset. Awalnya, Papa berharap Najira akan mengamuk disana saat tahu kamu ada something dengan wanita lain, tak disangka kalian malah langsung memutuskan bercerai secepatnya..." Aron menatap Bara menyeringai.

"Papa berharap hubunganmu dan gadis kecil itu akan menjadi pukulan untuk Najira, akan tetapi sepertinya Papa salah target. Dia malah lebih bahagia tanpa kamu." sambung Aron lagi.

"Baguslah kalau begitu." singkat Bara.

"Apa selama ini kamu mencintai Najira?" tanya Aron.

Bara tak mengiyakan ataupun menolak, karena baginya perasaan untuk Najira itu masih samar.

"Bagaimana jika jodoh kalian kakak beradik itu?"

Deg.

"Ya mau gimana lagi, menurut Papa?"

"Itu terserahmu, bagi Papa asal itu baik untukmu, mau siapapun itu terserah, Papa tak melarang. Hanya saja kamu tahu sendiri Mamamu seperti apa?"

"Hm." Singkat Bara.

***

"Mana data tentang Revan?" tanya Bara ketika Tama datang ke ruangannya.

"Bukankah kau sudah tak memerlukannya?" tanya Tama dengan raut wajah kesal.

Bara menyesal berkata seperti itu dengan Tama ketika Rea berada di apartemennya. Masalahnya satu, gimana kalau Rea kembali pergi?

Mendekus sebal, "itu tergantung moodku, Tam. Mana?" tanya Bara tak sabar.

"Sudah aku kirim ke apartemenmu." kesal Tama.

"Hah?" Bara membulatkan matanya.

"Ke email, aih salah melulu."

"Sudahlah, pulang nanti ikut aku." titah Bara.

"Kemana?" lagi-lagi ia harus memotong waktunya mencari jodoh karena menuruti Bara.

"Ke Mall, membelikan gaun untuk Rea."

Tama berpikir keras, bukankah agak aneh jika dua laki-laki dewasa membeli gaun bersama.

"Kenapa kau nggak ajak dia aja sih we, kan jadi tau mana kesukaannya. Ra, gak semua hal harus kau yang mendominasi. Kasih dia kesempatan untuk memilih, sekalipun pilihannya adalah pergi."

"Cih, sok bijak kali kau. Kalau Rea pergi, kau yang aku cincang." kesal Bara, tapi perkataan Tama ada benarnya juga, bukankah lebih bagus mengajak Rea pergi jalan-jalan?

Bara menjadi semangat menunggu waktu pulang, tingga tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul lima dan ia menyelesaikan dokumen-dokumennya dengan cepat.

Bara turun dan keluar dari kantor, langit sore nampak mendung tampak awan-awan hitam menggumpal seolah pertanda akan turun hujan.

"Aku harus segera sampai apartemen." Bara segera menyalakan mobilnya dan pergi meninggalkan Alnav Group.

"Rea?" Bara memanggil nama Rea saat masuk ke dalam apartemen. Dan ia kembali kecewa karena apartemennya dalam keadaan kosong melompong.

"Rea..." Bara menyusuri apartemennya dengan tangan mengepal dan kekecewaan.

Terduduk lemas di kamarnya, bersama dengan itu hujan turun.

"Dia datang untuk pergi lagi." lirih Bara menatap kosong ke arah balkon.

Rea awalnya hanya pergi membeli buku, untuk mengobati jenuh di apartemen. Tak disangka, ia terjebak hujan di jalan dan itu membuatnya berdecak kesal.

Turun dari taksi, ia segera berlari menuju lobi yang jaraknya lumayan jauh dan berhasil membuat bajunya basah.

Rea memeluk paperbagnya, agar tidak basah.

Rasa dingin menyeruak, akan tetapi melihat mobil Bara sudah terparkir membuatnya segera ingin sampai di apartemen laki-laki itu.

Brakkk!

Rea menjatuhkan paperbagnya melihat kondisi Bara yang tertekan.

"Mas sudah pulang?"

Bara menoleh, dan mendapati Rea berdiri diambang pintu dengan baju hampir basah kuyup.

"Re, aku kira kamu pergi." Bara menghampiri Rea dan memeluknya erat.

"Aku memang pergi, tapi cuma beli buku novel."

Bara kembali memeluk Rea, setelah mengusap sudut matanya yang basah.

"Mas, kamu nangis?"

Terpopuler

Comments

Andariya 💖

Andariya 💖

bara..nangis karena rea tidak ada .apa dia cinta banget sama rea😊😊🤗

2023-03-03

0

sepsept

sepsept

kayak anak kecil yg di tinggal emaknya😂😂

2022-11-17

0

🎤༈•⃟ᴋᴠ•`♨♠Echa🐞Jamilah🍄☯🎧

🎤༈•⃟ᴋᴠ•`♨♠Echa🐞Jamilah🍄☯🎧

klo dh cinta pasti gtu yak, takut bat kehilangan 😅 asyeeek🏃🏃🏃

2022-07-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Ketauan
2 Bab 2 - Anak kos
3 Bab 3 - Mahkota yang koyak
4 Bab 4 - Sadar
5 Bab 5 - kepingan ingatan
6 Bab 6 - Pengakuan Bara
7 Bab 7 - Prank dari Aron
8 Bab 8 - Kata Rea
9 Bab 9 - Mencari Rea
10 Bab 10 - Mencari Rea 2
11 Bab 11 - Titik terang
12 Bab 12 - Mari bercerai
13 Bab 13 - Talak
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91 -Bonus end
92 Pengumuman karya baru
93 93. Sugar season 2
94 94. Sugar season 2
95 95. Sugar season 2
96 96. Sugar season 2
97 97. Sugar season 2
98 98. Sugar season 2
99 99. Sugar season 2
100 100. Sugar season 2
101 101. Sugar season 2
102 102. Sugar season 2
103 103. Sugar season 2
104 104. Sugar season 2
105 105. Sugar season 2
106 106. Sugar season 2
107 107. Sugar season 2
108 108. Sugar season 2
109 109. Sugar season 2
110 110. Sugar season 2
111 111. Sugar season 2
112 112. Sugar season 2
113 113. Sugar season 2
114 114. Sugar season 2
115 115. Sugar season 2
116 116. Sugar season 2
117 117. Sugar Season 2
118 118. Sugar season 2
119 119. Sugar season 2
120 120. Sugar season 2
121 121. Sugar season 2
122 122. PENGUMUMAN JODOHKU MAS DUDA
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 - Ketauan
2
Bab 2 - Anak kos
3
Bab 3 - Mahkota yang koyak
4
Bab 4 - Sadar
5
Bab 5 - kepingan ingatan
6
Bab 6 - Pengakuan Bara
7
Bab 7 - Prank dari Aron
8
Bab 8 - Kata Rea
9
Bab 9 - Mencari Rea
10
Bab 10 - Mencari Rea 2
11
Bab 11 - Titik terang
12
Bab 12 - Mari bercerai
13
Bab 13 - Talak
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91 -Bonus end
92
Pengumuman karya baru
93
93. Sugar season 2
94
94. Sugar season 2
95
95. Sugar season 2
96
96. Sugar season 2
97
97. Sugar season 2
98
98. Sugar season 2
99
99. Sugar season 2
100
100. Sugar season 2
101
101. Sugar season 2
102
102. Sugar season 2
103
103. Sugar season 2
104
104. Sugar season 2
105
105. Sugar season 2
106
106. Sugar season 2
107
107. Sugar season 2
108
108. Sugar season 2
109
109. Sugar season 2
110
110. Sugar season 2
111
111. Sugar season 2
112
112. Sugar season 2
113
113. Sugar season 2
114
114. Sugar season 2
115
115. Sugar season 2
116
116. Sugar season 2
117
117. Sugar Season 2
118
118. Sugar season 2
119
119. Sugar season 2
120
120. Sugar season 2
121
121. Sugar season 2
122
122. PENGUMUMAN JODOHKU MAS DUDA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!