Bara berada diambang kebimbangan, antara pulang ke rumah orang tuanya atau tinggal di Apartemen.
Bara memegangi dadanya yang nyeri, ia tak menyangka Najira yang polos dan penurut berakhir mengkhianatinya.
Setelah pikir panjang, akhirnya Bara memilih untuk tinggal di kos-kosan, karena dengan begitu ia bisa sembunyi sementara waktu. Pilihan Bara jatuh pada sebuah kos-kosan petak dengan beberapa kamar namun cukup aman karena mobilnya bisa masuk halaman kos dan kamarnya yang tak terlalu banyak, hanya terdiri dari 15 kamar dengan penghuni random.
"Berapa untuk sebulannya, Bu?" tanya Bara pada pemilik kos setelah meraih satu buah kunci kamar yang terletak paling ujung, kamar yang suram. Pikir Bara.
"Pasti Najira saat ini berencana ke rumah Papa dan Mama untuk membuat sandiwara," batin Bara lesu.
"Delapan ratus ribu, Mas. Lebih murah dibandingkan hotel, kamarnya juga nyaman, ini termasuk kos-kosan mewah. Hanya saja..." pemilik kos itu menjeda ucapannya, ia tampak berfikir.
"Mas-nya jangan kaget, ini kos-kosan random, pasangan kekasih keluar masuk sering terjadi, tapi aman dari penggrebekan selama pintu terkunci dari dalam." Ibu pemilik kos itu cengengesan, sementara Bara mengernyit heran, karena tak mengerti maksud dari perkataan pemilik kos tersebut.
"Kalau begitu, ini untuk dua bulan ke depan ya, Bu!" Bara menyodorkan segepok uang yang berhasil membuat mata pemilik kos berbinar bahagia.
"Aman Mas, kalau begitu selamat beristirahat. Saya permisi," pemilik kos melenggang pergi, Bara menyeret kopernya menuju depan kamar. Memasukkan kunci dan membukanya.
"Lumayan," gumam Bara menatap sekeliling kamar berukuran 4x3 M dengan kamar mandi di dalamnya.
Bara menyeret kopernya masuk, lantas menutup pintu tuk kemudian mengganti pakaiannya dengan kaos oblong dan celana chinos pendek.
Mulai hari ini, ia akan menjelma menjadi anak kos sementara waktu.
Brakkkkk!
Bara memekik kala pintu kamar sampingnya terbanting keras, ia memegangi dadanya seraya mengumpat.
"Kalau kamu dateng kesini cuma mau ngajak tidur bareng, mending pulang! kita tidur masing-masing." Rea berteriak kencang setelah menutup pintu.
Bara mengintip di balik tirai jendela yang menghadap ke luar. Tampak seorang pemuda berusaha membujuk kekasihnya, entah karena apa.
"Astaga, pacaran jaman sekarang belum sah udah ngajakin tidur bareng saja!" gerutu Bara, lantas kembali menutup tirai kamarnya.
"Rea, sayang! Boleh ya, semalam saja, aku janji gak bakal ngapa-ngapain." Danis tampak frustasi, Rea beneran marah karena tadi tangannya khilaf menyentuh tubuhnya.
"Pergi, aku tahu kamu cuma mau manfaatin aku." teriak Rea, gadis itu menangis terisak dibalik pintu yang tertutup rapat.
Ceklek, Bara membuka pintu. Ia memutuskan keluar, agar laki-laki itu segera enyah. Bara ingin istirahat, tanpa mendengar suara perdebatan sebelah kamarnya.
"Masnya mending pulang, biarin dia sendiri dulu baru nanti datang selesaikan lagi masalahnya." nasehat Bara. Danis mengangguk, dengan lesu ia melangkah meninggalkan depan kamar Rea menuju motornya.
Namun, sebelum sampai parkiran motor. Danis menoleh dan menatap Bara sejenak.
"Tolong ingetin pacarku makan ya, Mas. Aku nggak mau dia kenapa-kenapa apalagi sampai meninggal di dalam tanpa ada yang tau."
Bara membulatkan mata, sejurus kemudian mengangguk datar, iyakan saja pikirnya dari pada rumit.
***
Sementara di rumah, Najira mengunci diri dalam kamar dan terus menangis. Hari ini adalah hari anniversary pernikahannya ke satu tahun, tapi hal bodoh sungguh merusak segalanya, merusak hubungannya dengan Bara. Najira tak mungkin melepaskan Bara, karena bagi Najira, Bara adalah orang yang sangat baik.
Najira terus memandangi buket bunga yang sudah koyak itu, kalimat demi kalimat yang tersemat di kartu ucapan mengikis hatinya, meyayat sakit.
"Mas, tolong kasih aku kesempatan untuk menyambut cintamu sekali lagi," Najira terisak, ia meringkuk memeluk erat foto pernikahannya.
"Aku harus melakukan sesuatu," pikir Najira.
Najira bangkit dan langsung menyambar kunci mobil, gegas ia pergi ke rumah orang tua Bara, mertuanya.
"Mas Bara pasti di apartemen, selama dia belum pulang ke rumah artinya Mama dan Papa belum tahu masalah hubungan kita. Sebelum hal itu terjadi, aku akan bersikap seolah-olah Mas Bara yang membuat masalah dan meninggalkanku. Maafkan aku Mas, tapi ini semua karena aku nggak mau pisah sama kamu." Najira menghela napas, perasaannya campur aduk saat ini.
Drtttt...
Ponsel Najira kembali berbunyi, tumpukan pesan dari Revan masih belum juga terbaca. Di sisi lain, Revan sangat khawatir jikalau Najira akan dihabisi Bara.
Besar cinta Revan membuatnya benar-benar buta, ia masih saja berharap Najira mau memilihnya dan meninggalkan Bara meski dilihat dari ekspresi Najira kemarin itu adalah hal yang sangat mustahil apalagi Revan pergi begitu saja setelah membuat gempar rumah tangga mereka.
"Argggghhh...!"
"Aku ingin lihat usaha kerasmu, Najira. Sampai kau benar-benar lelah dan menyadari bahwa cuma aku yang mencintai kamu," gumam Revan menatap kosong kaca apartemennya.
Najira sudah sampai di kediaman orang tua Bara, dengan tergesa ia turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam.
"Siang nyonya."
"Siang, apa Mas ada kesini bibi?" tanya Najira dengan ramah kepada art yang bekerja di rumah Bara. Sebenarnya Najira bukan wanita yang haus akan harta, ia setuju menikah dengan Bara karena memang tertarik dengan laki-laki itu. Sementara Revan, disaat Bara bersikap datar dan biasa Revan justru memperlakukan dirinya selayak ratu yang pantas dicintai.
Revan yang lembut, hangat dan penuh gairah membuat Najira bertekuk lutut di bawah kung kungannya.
"Tidak ada Nyonya," ucap Art itu.
"Baik, Bibi. Aku pikir Mas Bara berbohong." Najira menampilkan ekspresi sedihnya.
"Ah, Nyonya mungkin sedang dalam perasaan kurang baik. Istirahatlah Nyonya, jika Tuan dan Nyonya besar pulang akan saya panggil nanti."
"Baik, Bibi. Terimakasih atas kebaikan Bibi padaku," ucap Najira terharu, tentu saja itu hanya pura-pura!
Najira melangkahkan kaki menaiki tangga, ia masuk ke dalam kamar dimana dulu menjadi kamar pengantinnya bersama Bara. Mendadak ia tersenyum.
"Oh Mas Bara, maaf tapi kali ini aku akan memperjuangkanmu. Mungkin konyol, tapi aku tidak bisa kehilangan kamu." Najira bergumam seraya memandangi foto pernikahannya yang terletak di atas nakas.
***
Malamnya, Bara baru saja habis keluar untuk makan. Mendekus sebal karena menjadi anak kos sangat membosankan bagi pria dewasa sepertinya.
Bara pun membiarkan pintunya sedikit terbuka, tidak mungkin akan mengurung diri di kamar setiap malam.
Rea membuka pintu kamarnya, menyadari Danis datang dan ia dalam keadaan memakai piyama satin pendek lantas segera mengunci pintu kamar sebelum Danis membuka gerbang kos dan masuk.
"Sembunyi dimana nih?" gumam Rea, ia tak mungkin pergi menemui kakaknya, Danis akan melihat dia keluar kos-kosan.
Sial sekali.
Rea tak punya waktu, ia masuk begitu saja ke kamar Bara dan langsung menutupnya.
"Hei hei, kamu sembarangan masuk kamar orang!" teriak Bara.
Rea lebih terkejutnya, saat tau penghuni kamar sebelahnya adalah pria dewasa yang tampan.
"Stttttt... Mas aku numpang sembunyi dong, pacarku yang mesum itu datang, aku malas meladeni."
"Jadi biasanya kamu meladeninya?" bisik Bara tepat di telinga Rea yang tengah mengintip Danis di depan kamarnya.
Jika bukan karena keberadaan Danis disana, Rea mungkin sudah menjerit.
Sial sekali dirinya keluar lubang buaya, tapi malah masuk ke kandang singa.
Rea berbalik tiba-tiba dan itu menyebabkan hidung mereka bertemu.
"Kau!" desis Bara, karena wanita asing yang sedekat ini membuat juniornya terbangun seketika.
"Kau sama mesumnya yak!" Rea mendorong tubuh Bara.
"Ini kamarku! Selama kamu disini, selama itu juga kamu harus mematuhi aturanku." desis Bara kesal.
Deg!
Menyesal sekali Rea masuk tiba-tiba ke dalam kamar Bara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
zeus
Knp ga di photo/video buat barbuk??
2025-02-06
0
Elisanoor
🤣🤣🤣🤣
2023-12-05
0
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅢🅦🅔🅔🅣ᵃⁿᵍᵍᶦ
waduuhh,,,masuk jebakan betmen nih rea😁
2023-03-31
0