Jadilah kuat, untuk semua hal yang membuatmu patah.
~Rea.
***
Mentari merangkak naik, cahaya kuning keemasan menerobos masuk lewat celah-celah jendela kamar kos Bara. Laki-laki itu sudah bersiap sedari pagi buta, sebelum ke Bandung. Bara ingin singgah ke apartemen sebentar untuk melihat Rea atau sekadar mengajak sarapan bersama.
Bara sudah rapi dengan kemeja yang melekat di tubuhnya, ia tidak mungkin memakai jass rapi di sepanjang perjalanan nanti karena kemungkinan ia akan istirahat di hotel dulu.
Namun, saat ia hendak keluar dari kamar. Danis datang lagi, kali ini dengan dua orang temannya.
"Heh kamu, kamu yang bawa Rea kan, dimana dia sekarang?" tanya Danis dengan tatapan tajam.
"Setelah apa yang kamu lakukan, memang pantas bertanya dimana keberadaannya, hah?"
"Aku kekasihnya." teriak Danis, kalian tahan dia.
Danis menginterupsi dua orang temannya untuk menahan Bara.
"Ck! Sampah sepagi ini sudah menggangguku," gerutu Bara.
"Apa kamu bilang, sampah? Heh, dasar tua." maki Danis.
"Jauhkan tangan kalian, atau mau kupatahkan satu persatu." hardik Bara. Kedua teman Danis gemetaran.
"Dans, dia bukan orang biasa."
"Aura membunuhnya kuat."
Kedua teman Danis yang notabenenya penakut itu kembali mundur di belakang Danis.
"Kalian ini, pengecut!" maki Danis.
Bara hendak berlalu menuju mobilnya akan tetapi tangan Danis mencekal.
"Katakan dulu dimana Rea, baru aku akan melepaskan kamu.
Bara dengan sigap menepis tangan Danis.
"Dia kembali ke keluarganya, aku mana tau siapa keluarganya! Tapi satu hal, kalau kamu berani mengulangi lagi kejadian kemarin, aku tak akan segan membunuhmu! Kebetulan, pekerjaanku adalah pembunuh bayaran. Namun, jika Rea kamu sakiti lagi, aku tak segan membunuhmu tanpa dibayar sekalipun." desis Bara tegas dengan sorot mata tajam membuat dua teman Danis di belakang bergidik mendengarnya.
Bara berlalu, baginya Danis hanyalah tikus kecil yang pengecut. Meski begitu, ia khawatir Danis akan mengikutinya dan menemukan keberadaan Rea.
"Lebih baik aku tidak jadi ke apartemen, bahaya kalau mereka sampai mengikutiku dan menemukan Rea." Batin Bara kemudian menyalakan mobilnya melewati Danis dan teman-temannya begitu saja.
"Kita ikuti laki-laki itu, aku yakin Rea ikut dengannya. Karena setahuku, keluarga Rea berada di kampung dan dia disini hanya ada kakaknya yang sibuk bekerja." desis Danis.
Mereka bertiga pun sepakat mengikuti Bara dengan motor.
Bara menghela napas kasar melirik spion, benar saja orang-orang bodoh itu mengikutinya. Untung, ia tak langsung ke apartemen melihat Rea.
"Maaf Rea, semoga kamu menurut dan berdiam saja disana." gumam Bara.
Baru juga jalan beberapa kilo, dering ponsel membuat dahi Bara mengernyit. Sepagi ini Papanya menelpon, ada apa? pikirnya.
"Hallo, Pa?" tanya Bara di sambungan telepon.
"Hallo, Ra. Kamu ke kantor sekarang, Papa tunggu dalam lima menit."
Bara mengernyit, kenapa Papanya suka sekali memerintah tak berperasaan. Bagaimana kalau dia sudah sampai di Bandung, haruskah terbang agar cepat sampai?
Bara mendesis kesal. Meski begitu, ia tetap memutar arah menuju kantor Alnav Group.
Sementara Danis merasa dikerjai oleh Bara, terlebih saat mobil itu memutar arah. Danis merasa Bara tau ia mengikutinya.
Meski butuh waktu lama, akhirnya Bara sampai di sebuah gedung menjulang tinggi bertuliskan Alnav Group. Dengan tergesa ia melangkah masuk, beberapa karyawan menyapanya dan Bara membalas dengan anggukan kepala.
Tok tok tok,
Bara mengetuk pintu sebelum masuk ke ruangan bertuliskan CEO, bahkan Bara tak sempat masuk ke ruang kerjanya lebih dulu.
"Masuk." suara dingin dari dalam.
"Pa," panggil Bara.
Aron hanya menatapnya datar tanpa ekspresi sementara Tama terlihat menunduk.
"Duduk!" titah Aron dingin. Bara semakin tak nyaman, ia merasa oase ruangan seketika membuatnya beku tak bergerak.
"Papa bilang duduk, Ra! Apa kamu mau tetap berdiri layaknya patung."
"Hm, oke." Bara melangkah maju dan duduk tepat di samping Tama.
"Ada apa Papa memanggilku, bukannya Papa memintaku ke Bandung satu minggu?" tanya Bara.
"Tidak jadi, Papa berubah pikiran." tegas Aron tanpa ekspresi. Tama sang sekertaris Papa sekaligus sahabatnya tak berani mendongkak setelah tadi pagi-pagi Aron mencercanya dengan puluhan pertanyaan terkait gadis yang saat ini berada di apartemen Bara.
"Kenapa?" tanya Bara yang masih belum mengerti.
"Kamu tanya kenapa? sekarang Papa yang tanya, siapa gadis yang berada di apartemenmu?" tanya Aron.
Deg!
Bara menghela napas, ia yakin bahwa Papa tahu semua dari Tama.
Tama mengangkat wajah, melihat Bara menatapnya membuat rasa bersalah menyeruak padahal ia tidak tahu apapun dan hanya menjawab pertanyaan Pak Aron seperlunya.
"Bukan siapa-siapa, Pa. Aku hanya menolongnya."
"Bukan siapa? kenapa harus menyimpan di apartemenmu? Apa dia sugar babymu?"
Bara menggeleng, meski mengelak sekalipun tak akan membuat papanya percaya.
"Kamu meremehkan Papamu Bara, apa kamu pikir Papa tidak tau apa yang kamu lakukan di belakang Najira? atau jangan-jangan sebenarnya kamu yang selingkuh, kamu yang membuat Najira nangis dan pulang ke rumah Papa?" tanya Aron.
"Aku tidak pernah melakukan apapun di belakang Najira, malah dia yang mengkhianatiku lebih dulu. Terlepas dari masalahku, siapa gadis itu Papa bisa menebaknya sendiri. Yang jelas, aku bukan orang yang suka jajan di luar dan membawanya pulang." tegas Bara.
"Papa bangga sama kamu." Aron mengulas senyum, barulah Tama memberanikan diri melihat mereka bergantian.
Sial, dia ketakutan setengah mati kehilangan pekerjaan. Dan mereka? pertegangan itu hanyalah sebuah prank ternyata.
"Papa percaya padaku?" tanya Bara.
"Tentu, Papa sangat percaya padamu. Itulah kenapa Papa menelponmu untuk pergi ke Bandung." Aron menyodorkan dua tiket liburan ke atas meja.
"Hah!" Bara tercengang.
"Ajak gadis itu pergi, selain kamu harus menghindari Najira kamu juga harus membawa gadis itu pergi dari masalah peliknya."
"Papa tahu?" tanya Bara tak percaya.
"Apa yang tidak bisa Papa tahu? Tam, kamu antar Bara bersiap. Oh, ya satu lagi! Hari ini istrimu itu sedang bertemu dengan selingkuhannya, jadi Papa harap sedikitpun dalam hati kamu tidak ada niat untuk kembali dengannya."
"Baik, Tuan!" jawab Tama.
"Itu tidak akan pernah terjadi, Pa."
"Bagus, sekarang pergilah dan tunggu kejutan besar dari Papa." Aron menyeringai penuh misteri.
***
"Huft, hampir saja aku kena serangan jantung!" gerutu Tama saat berjalan beriringan dengan bara menuju lift.
"Ck! itu karena jantungmu lemah." cibir Bara.
"Siapa gadis itu?" Tama penasaran.
Bara menyeringai, "Sugar babyku, kenapa? cantik?"
"Ck! bertobatlah, itu tidak baik." respon Tama.
"Hm."
"Aku bicara serius, jangan membalas pengkhianatan dengan pengkhianatan." oceh Tama.
"Lantas? aku harus bagaimana kalau Najira selingkuh? nangis, meratapi nasib atau bunuh diri?"
Tama terdiam.
"Bilang saja kamu iri, aku sudah mau nikah dua kali dan kamu masih betah menjomblo." cibir Bara yang langsung mendapat pukulan Tama.
"Haaishhh.."
Di Apartemen, Rea yang tengah bersantai di balkon sambil menikmati semangkuk mie.
Pagi setelah sarapan, ia sempat memberi beberapa mie. Selain irit, mie juga terasa sangat enak dinikmati saat dirinya tidak punya uang. Padahal uang pemberian Bara lebih dari cukup untuk hidupnya selama sebulan. Rea memang seirit itu, ia tak ingin terlalu boros karena kakaknya sudah bekerja keras demi kuliahnya.
"Hm, nikmat mana lagi yang kau dustakan." Rea meletakkan mangkuk kosong di atas meja setelah menghabiskan kuahnya sambil menikmati view Jakarta yang indah sekaligus panas.
"Re... Rea, Re kamu dimana?" panggil Bara.
Samar-samar Rea mendengarnya, "apa aku berhalusinasi? Bukannya Mas Bara ke Bandung tadi pagi?" Rea berusaha menajamkan pendengarannya.
"Re, kamu..." Bara terpaku saat masuk ke dalam kamar, ia melihat Rea berada di balkon dengan memakai dress pemberiannya.
"Cantik." Bara bergumam dengan kedua matanya yang tak berkedip.
.
.
.
HAYO TIM SIAPA KALIAN, OM BARA ATAU OM DUDA? EH🏃🏼♀🏃🏼♀
BERIKAN KOMEN TERBAIKMU😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 122 Episodes
Comments
Ernawati Dimin
buang mantan pd tempatnya
2024-02-23
0
☠ᵏᵋᶜᶟ 𝕸y💞Sarinande⒋ⷨ͢⚤
OM BARA donk...😍😍
buang jauh jauh itu sampah,biar gak jdi penyakit masyarakat 😂😂
2023-03-07
0
Andariya 💖
wah..papa aton ini org hebat😘👍
2023-03-03
0