Bab 5 - kepingan ingatan

Bara sampai di apartemen, saat menekan sandi tiba-tiba ia teringat sesuatu.

"Astaga, aku bahkan tidak memberitahu angka sandi apartemen ini." Bara mengusap wajahnya kasar lalu bergegas masuk.

Mendapati Rea yang terduduk menyedihkan membuat Bara merasa sangat bersalah. Namun, kejadian semalam bukanlah murni kesalahannya, ia hanyalah kucing yang tidak akan menyia-nyiakan ikan di depan mata.

"Re?' panggil Bara.

Rea tak menyaut, ia hanya menghela napas melihat kedatangan Bara.

"Re, aku minta maaf." Bara berjongkok tepat di samping Rea dan menatapnya.

"Apa maafmu bisa mengembalikan semuanya seperti semula?" tanya Rea.

Bara terdiam, memang tidak bisa tapi setidaknya ia bukan si breng sek yang akan pergi dari kesalahan begitu saja.

"Hukum aku!" titah Bara setelah lama terdiam.

"Aku akan membunuhmu," pekik Rea terisak.

"Hei hei nggak gitu juga, aku masih ingin hidup! Apa yang kamu inginkan?" tanya Bara.

Rea menghela napas kasar, andaikan Bara belum beristri mungkin ia akan meminta laki-laki itu bertanggung jawab.

Sayang sekali, kenyataan yang terjadi Rea telah ditiduri oleh suami orang, sungguh memilukan.

"Jika aku hamil, kamu harus bagaimana tentu sudah tahu."

Deg!

Bara bukan tidak mau bertanggung jawab, hanya saja apakah ia bisa dengan mudah menjalin pernikahan lagi sementara trauma akan pengkhianatan Najira masih meracuni kepalanya, membuatnya enggan. Jangankan menikah, sekedar membuka hati mungkin tak akan pernah Bara lakukan.

"Jika tidak hamil?" Bara memberanikan diri bertanya.

"Entah."

"Kamu boleh meminta apapun padaku, bahkan jika itu harta dan rumah sekalipun. Aku akan bertanggung jawab kecuali satu hal."

"Apa?" tanya Rea.

"Aku tidak bisa menikahi kamu."

Bara tau ini menyakitkan untuk Rea, tapi ia juga tidak bisa menjalani sesuatu yang mungkin hanya akan berakhir dengan saling menyakiti.

"Aku tahu, bagaimanapun aku sadar posisi. Meskipun aku korban, aku juga tidak bisa memaksa kamu memilih."

Bara tersentak, sejurus kemudian ia sadar apa yang membuat Rea begitu memilukan.

"Pantas saja," gumamnya seraya meraih foto yang terpasang di dinding dan memcopotnya. Bara membuka figura itu dan meraih foto pernikahannya dengan Najira.

Rea memperhatikan Bara, apa yang dilakukan laki-laki itu? Apakah dia menyadari sesuatu dari kalimatnya tadi?

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Rea saat melihat Bara merobek foto itu menjadi beberapa potong dan membuangnya ke tempat sampah.

"Bukan apa-apa, hanya membuang apa yang pantas dibuang!" Bara menoleh ke arah Rea kemudian tersenyum.

Rea memalingkan wajahnya, merasa bersalah karenanya Bara harus merobek foto pernikahannya, mungkin!

"K-kamu tidak perlu sampai merobeknya hanya karenaku."

"Bukan! Ada tidaknya kamu aku tetap akan merobeknya karena hubungan kami memang sudah tidak bisa dilanjutkan."

Rea berdecak, apa itu semua karena Bara menidurinya jadi laki-laki itu merasa bersalah sama sang istri?

"Ayo keluar mencari makan?" ajak Bara.

"Bagaimana dengan bajuku?" tanya Rea. Terlebih saat berdiri, Rea hanya memakai kaos milik Bara yang terlihat kebesaran di tubuh.

Bara berfikir sejenak kemudian menghubungi seseorang.

Tak berselang lama, Tama asisten sekaligus sahabatnya datang membawa beberapa paperbag.

"Ra, lo tumben banget nyuruh gue nyari baju." Tama langsung masuk menyodorkan tiga buah paperbag ke arah Bara namun tersentak saat mendapati wanita di belakangnya akan tetapi bukan Najira.

"Thanks, sudah sana pergi!" usir Bara.

Tama tak bergeming, tiba-tiba ia menjadi penasaran dengan wanita itu. Bagaimana laki-laki sebaik Bara melakukan affair di belakang Najira?

"Heh, apa yang kau pikirkan? Cepat pergi." usir Bara membuat lamunan Tama buyar seketika.

"Ah baiklah, kawan. Aku akan pergi," ucap Tama terpaksa meski rasa penasaran mendominasi.

"Hah, aku seperti sedang tertangkap basah affair dengan suami orang, sungguh menyebalkan!" decak Rea, ia berusaha memasang wajah biasa meski dalam hati sendiri bingung, akan seperti apa nanti nasibnya.

"Cepat ganti pakaianmu, atau mau aku yang menggantikan?" titah Bara memiringkan senyum.

"Ck!" Rea berlalu menahan kesal sambil membawa paperbag itu ke dalam kamar.

"Astaga, bukankah ini dress berharga jutaan?" pekik Rea kemudian menutup mulutnya tak percaya.

Selama ini, bahkan pakaiannya hanya berharga ratusan ribu. Rea keluar setelah mengganti pakaiannya, Bara tertegun karena dress pilihan Tama memiliki belahan dada rendah hingga membuat Bara menatap Rea lama tak berkedip.

"Kenapa?" tanya Rea.

"Ah tidak, hanya saja..." Bara menggantung ucapannya, karena terfokus pada tanda kissmark yang membekas di bahu seputih susu milik Rea.

"Pakai ini." Bara menyodorkan jaket.

"Aku tidak sedang kedinginan," ucap Rea, dan Bara menanggapinya dengan memutar bola mata malas lalu mendekatkan tubuhnya ke arah Rea.

"Tanda kissmarknya keliatan."

"Ini, apa kamu ingin ada yang melihatnya?" Bara nenunjuk bahu Rea yang seketika membuat gadis itu gelagapan.

"Jangan pegang-pegang!" omel Rea menjauhkan tangan Bara, tak disangka ia malah limbung dan Bara menangkap pinggangnya.

"Mau menggodaku lagi," bisik Bara.

"Apa, kapan aku menggodamu." pekik Rea.

"Semalam, bahkan kamu sendiri yang memintanya."

"Heh, itu tidak mungkin!" elak Rea.

"Tidak mungkin apanya? kamu tahu apa efek obat yang diberikan kekasihmu itu, seseorang bisa hilang kendali setelah meminumnya! Aku hanya berusaha membantumu menghindarinya dan kau malah menggodaku, kucing mana yang mau menyia-nyiakan ikan di depan mata."

Rea terdiam, sayang sekali ia tak bisa mengingat kejadian semalam. Ia hanya ingat Bara berusaha menghabisi Danis dan menggendongnya pergi.

"Hm, aku minta maaf." Rea menatap Bara.

"Kita sama-sama salah dalam hal ini. Aku akan memberikan apapun yang kamu mau, tapi tidak dengan pernikahan."

Rea tertawa getir.

"Kenapa? Apa karena kamu punya istri?" tanya Rea.

Bara mengangguk lesu, ia tak ingin menceritakan masalah peliknya bersama Najira. Baginya cukup mengakhiri sesegera mungkin dan berusaha menyembuhkan lukanya tanpa ada yang tahu.

"Aku cukup sadar diri." Rea memaksakan senyum dan masuk ke kamar. Sebenarnya ia ingin sekali menangis saja menghadapi hidupnya.

Bara menghela napas kemudian menyusul Rea

"Ayo, aku sudah lapar." ajak Bara.

"Bisakah setelah makan kita kembali ke kos?" tanya Rea.

"Disana kemungkinan masih belum aman, sementara tinggalah disini." pinta Bara.

"Ponselku tertinggal disana," ucap Rea memohon karena bagaimanapun ia harus menghubungi keluarganya.

"Baik, nanti kita ambil."

Bara meraih tangan Rea akan tetapi pandangannya tertuju pada uang yang masih utuh di atas nakas membuatnya kembali terdiam.

Mereka keluar apartemen menuju lift yang akan membawanya ke lantai bawah, hingga Bara kembali melajukan mobilnya menuju caffe terdekat.

"Kamu mau makan apa?" tanya Bara seraya menyodorkan buku menu.

Rea tampak berfikir sejenak, ia ingin makan apapun asalkan dengan nasi, bukankah pura-pura 'Gak papa' juga butuh tenaga?

"Apapun, asal ada nasinya!"

Bara terbahak, menurutnya Rea sangat menggemaskan. Akhirnya ia memesan makanan dan memilih menu yang sama.

"Makan yang banyak," ujar Bara setelah pesanan mereka datang. Rea bukan typical wanita yang menjaga image, ia makan dengan lahap lantaran perutnya meronta minta diisi setelah Bara mengurungnya seharian. Beruntung ada makanan yang tertinggal juga beberapa minuman di kulkas apartemen itu.

"Tanpa kamu minta aku akan menghabiskannya."

Selesai makan, Bara membayar bil tagihan. Sementara Rea ijin ke toilet sebentar.

Bara menghela napas, wanita selain rumit juga lama ia pun hendak menunggu Rea di parkiran akan tetapi terkejut saat bertemu dengan Revan.

"Dimana Najira?" Revan mendekat dengan sorot mata tajam, dan tangan menarik kaos Bara.

"Apa kamu gila? Menanyakan Najira kepada suaminya? Apa hakmu bertanya?" Bentak Bara sengit.

"Aku tahu kamu marah, tapi tidak sepantasnya menyembunyikan Najira dariku!" Revan hilang kendali kemudian memukul rahang Bara tapi justru mengenai bibirnya.

Sudut bibir Bara berdarah, dan dia sudah emosi dengan laki-laki tak tahu malu di hadapannya saat ini.

"Aku tidak menyembunyikannya, dan aku tidak tahu dimana dia sekarang? Lagi pula aku tak perduli lagi bagaimana kehidupannya, terlepas dari apa yang kalian lakukan di belakangku itu terserah. Yang ku lakukan hanyalah membuang sampah tepat pada tempatnya." sinis Bara kemudian berlalu.

"Argghhhh..."

Bara memutuskan menunggu di mobil karena Rea lama sekali, sedikit meringis saat mengusap sudut bibirnya yang berdarah, seharusnya ia membalas Revan tadi tapi lagi-lagi Bara hanya diam.

"Maaf lama, untung kamu nunggu di mobil." Rea masuk. Mendapati Bara diam, ia pun ikut terdiam dengan wajah menatap ke luar jendela.

Bara dan Rea kembali ke kosan.

"Re?" Amel menghampiri Rea dengan napas lega, terlebih saat membolak-balikkan tubuh Rea dan memastikannya baik-baik saja.

"Aku khawatir, kamu nggak ada! Ponsel tergeletak, dan pintunya terbuka bahkan kamar sebelah juga, aku mendengar dari Amy kalau kamu berantem sama pacar kamu, dan ini..." Amel melirik Bara dengan tanda tanya besar di kepala.

"Bukan apa-apa, Mel."

"Syukurlah, aku langsung menguncinya begitu tahu kamu gak ada jadi kalian berdua bawa kuncinya kan?" tanya Amel, Rea dan Bara kompak mengangguk.

LIKE KOMEN YANG BANYAK TIM SUKSES OM BARA🏃🏼‍♀

Terpopuler

Comments

Elisanoor

Elisanoor

Kenapa kagak lu bales gebuk si Baraaaaaa ?? ampun dah gw mah 😅

2023-12-05

0

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅢🅦🅔🅔🅣ᵃⁿᵍᵍᶦ

🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🅢🅦🅔🅔🅣ᵃⁿᵍᵍᶦ

astaga Revan gak tau diri banget ya,, nanyain najira pada suaminya,,,😤

2023-03-31

1

🏘⃝Aⁿᵘ𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ Win Kᵝ⃟ᴸ ⸙ᵍᵏ

🏘⃝Aⁿᵘ𝐀⃝🥀ˢ⍣⃟ₛ Win Kᵝ⃟ᴸ ⸙ᵍᵏ

luar biasa tabahnya rea menerima keadaan ini,,meski pun dy yg pling drugikan,,tp tdk menuntut bnyk dri bara,,,

semoga trauma bara atas pengkhiantn najira akan segera dsembuhkn oleh rea,,dn bara bsa berbahagia dgn rea

2023-03-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Ketauan
2 Bab 2 - Anak kos
3 Bab 3 - Mahkota yang koyak
4 Bab 4 - Sadar
5 Bab 5 - kepingan ingatan
6 Bab 6 - Pengakuan Bara
7 Bab 7 - Prank dari Aron
8 Bab 8 - Kata Rea
9 Bab 9 - Mencari Rea
10 Bab 10 - Mencari Rea 2
11 Bab 11 - Titik terang
12 Bab 12 - Mari bercerai
13 Bab 13 - Talak
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91 -Bonus end
92 Pengumuman karya baru
93 93. Sugar season 2
94 94. Sugar season 2
95 95. Sugar season 2
96 96. Sugar season 2
97 97. Sugar season 2
98 98. Sugar season 2
99 99. Sugar season 2
100 100. Sugar season 2
101 101. Sugar season 2
102 102. Sugar season 2
103 103. Sugar season 2
104 104. Sugar season 2
105 105. Sugar season 2
106 106. Sugar season 2
107 107. Sugar season 2
108 108. Sugar season 2
109 109. Sugar season 2
110 110. Sugar season 2
111 111. Sugar season 2
112 112. Sugar season 2
113 113. Sugar season 2
114 114. Sugar season 2
115 115. Sugar season 2
116 116. Sugar season 2
117 117. Sugar Season 2
118 118. Sugar season 2
119 119. Sugar season 2
120 120. Sugar season 2
121 121. Sugar season 2
122 122. PENGUMUMAN JODOHKU MAS DUDA
Episodes

Updated 122 Episodes

1
Bab 1 - Ketauan
2
Bab 2 - Anak kos
3
Bab 3 - Mahkota yang koyak
4
Bab 4 - Sadar
5
Bab 5 - kepingan ingatan
6
Bab 6 - Pengakuan Bara
7
Bab 7 - Prank dari Aron
8
Bab 8 - Kata Rea
9
Bab 9 - Mencari Rea
10
Bab 10 - Mencari Rea 2
11
Bab 11 - Titik terang
12
Bab 12 - Mari bercerai
13
Bab 13 - Talak
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91 -Bonus end
92
Pengumuman karya baru
93
93. Sugar season 2
94
94. Sugar season 2
95
95. Sugar season 2
96
96. Sugar season 2
97
97. Sugar season 2
98
98. Sugar season 2
99
99. Sugar season 2
100
100. Sugar season 2
101
101. Sugar season 2
102
102. Sugar season 2
103
103. Sugar season 2
104
104. Sugar season 2
105
105. Sugar season 2
106
106. Sugar season 2
107
107. Sugar season 2
108
108. Sugar season 2
109
109. Sugar season 2
110
110. Sugar season 2
111
111. Sugar season 2
112
112. Sugar season 2
113
113. Sugar season 2
114
114. Sugar season 2
115
115. Sugar season 2
116
116. Sugar season 2
117
117. Sugar Season 2
118
118. Sugar season 2
119
119. Sugar season 2
120
120. Sugar season 2
121
121. Sugar season 2
122
122. PENGUMUMAN JODOHKU MAS DUDA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!