Suasana hatinya yang tadinya mendung kini berubah dengan sangat cepat. David seperti mendapat sebuah jackpot dengan sekali putaran. Tubuhnya kini merasa lebih rileks setelah melewati ketegangan.
Dia melihat jam yang berada di pergelangan tangan kanannya. Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Tanpa dia sadari, pertemuannya dengan Brayan siang tadi berlangsung cukup lama dan sangat menyita waktunya.
David segera bangkit dari kursi. Dia segera melangkahkan kakinya menuju ruang makan. Dia baru sadar telah melewati makan siangnya tanpa sengaja.
Meja makan terlihat kosong tanpa ada makanan disana. Hanya sekeranjang buah yang bertengger disana. Kebetulan kepala pelayan Griffin sedang berjalan menuju ke arah ruang makan dari dapur.
"Pak Griffin," panggil David.
Merasa dirinya di panggil. Dia segera membalikkan tubuhnya ke arah sumber suara.
"Iya tuan," jawabnya sopan sambil menundukkan kepalanya sedikit.
"Apa maid sudah menyiapkan menu untuk makan malam?" tanya David.
"Mereka sedang mempersiapkannya, tuan," jawab pak Griffin.
"Apa jadwal makan malam bisa dipercepat sekarang?" tanya David.
"Sesuai dengan permintaan anda, tuan," jawab pak Griffin sambil memundurkan kakinya beberapa langkah dan berbalik menuju dapur untuk memberitahu para maid agar segera menyiapkan makan malam untuk tuan mereka.
Sambil menunggu makanannya siap. David mengambil sebuah apel Fuji dan memakannya tanpa mengupas kulitnya terlebih dahulu. Dia beranjak dari kursi makan. Melangkahkan kedua kakinya menuju taman belakang. Dia berjalan sambil memakan buah apel yang berada di tangan kanannya.
Cuaca sore sangat bersahabat. Semilir angin dari pepohonan membuat rileks pikiran dan tubuh. David menjatuhkan tubuhnya di sebuah kursi taman yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri.
David sangat menikmati suasana sore saat ini. Dia menatap ke sekeliling halaman belakang mansion. Pandangan matanya menangkap sosok yang sudah sangat dikenal oleh kedua matanya.
"Sedang apa gadis itu disini?" tanya David pada dirinya sendiri. Dia bangkit dari duduknya, dan berjalan mendekati sosok itu.
Elaina terlihat sedang berjongkok. Kedua tangannya sedang sibuk mengurusi sesuatu. Ocehan ringan terdengar dari mulut mungilnya.
David mendekati Elaina dengan perlahan. Dia ingin melihat apa yang dilakukan oleh gadis itu disaat para maid yang lain sedang sibuk menyiapkan makan malamnya. Dia justru sedang asyik disini sendirian.
David berdiri tepat di belakang Elaina. Gadis itu masih tidak menyadari kehadiran David. Kemudian di jongkok di belakang gadis itu. Tubuh David yang tinggi membuatnya sangat mudah melihat apa yang dilakukan oleh Elaina. Gadis itu sedang menyembuhkan seekor burung. Salah satu sayap burung itu terlihat terluka.
Elaina mengusap perlahan sayap burung yang terluka. Dia melakukannya sambil bernyanyi. Sesekali dia meniup sayap yang terluka itu. Luka burung itu cukup parah untuk kategori burung.
Tidak berapa lama, kepala burung yang tadinya terkulai kini berdiri tegak. Sepertinya sakit akibat dari luka pada sayapnya menghilang. Benar saja, luka di sayap burung perlahan menghilang. Jika saja dia tidak ingat tentang cerita bakat alami, mungkin saat ini dia sudah berlari pontang-panting melihat perbuatan Elaina.
Burung kecil itu mulai berdiri sendiri. Dia mulai mengepakkan kedua sayapnya. Sayapnya yang terluka kini sudah sembuh. Dia terlihat sangat senang. Kicauannya sangat ribut sekali dan tiada henti. Burung itu seolah berterima kasih pada Elaina. Elaina meraih burung kecil itu dengan kedua tangannya. Dia membantunya untuk terbang kembali ke induknya.
David sangat terkejut melihat seekor burung yang tadinya terlihat kesakitan, kini sembuh total. Dia terbang dengan sangat indah. Seketika, David teringat dengan ekspresi terkejut Brayan saat mendengar ucapannya bahwa tubuh Elaina bisa melayang di udara sejauh satu meter.
Klan Black Meadow. Kalimat berikut yang diingatnya. Dia tidak ingin kehilangan kesempatannya untuk membalas dendam atas kematian dirinya, paman Jeff, dan Theo.
David segera menarik lengan Elaina. Dia menyeretnya masuk ke dalam mansion. Saat ini yang dia tahu, Elaina memiliki dua bakat. Entah akan ada atau sudah ada bakat yang lainnya.
"Aaa ... tuan. Kenapa aku di tarik?" tanya Elaina. Kakinya terseret dan tersandung beberapa kali.
Cengkraman tangan David sangat kuat. Sangat sulit bagi Elaina untuk melepaskannya. Untung saja saat itu para pelayan sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Elaina akan merasa tidak enak jika dilihat oleh teman maid nya yang lain saat dia ditarik seperti ini.
Tanpa sadar, David menarik Elaina masuk kedalam kamarnya. Dia menutup rapat pintu kamar dan menguncinya. Elaina yang mendapat perlakuan seperti itu dari tuan nya merasa sangat bingung.
"Tu-tuan, apa aku melakukan kesalahan?" tanya Elaina gugup.
Dia tidak berani menatap tuan nya itu. Dia menggenggam kedua tangannya di depan sambil menundukkan kepalanya.
"Sangat! Kesalahanmu sangat fatal!" geram David.
Dia berjalan mondar-mandir sambil memegang kepalanya dengan tangan sebelah kanan. Sedangkan tangan kirinya di pinggang. Elaina segera bersimpuh dan memeluk kedua kaki tuan nya.
"Aku mohon tuan, jangan pecat aku. Kasihanilah aku tuan! Hiks ..." pinta Elaina sambil menangis.
Tubuh David sedikit limbung karena kedua kakinya yang dipeluk oleh Elaina secara tiba-tiba. Untung saja keseimbangan tubuhnya sangat baik. Jika tidak, saat ini dia pasti sudah terjatuh menimpa tubuh Elaina yang berada di bawah kakinya.
"Sekarang kau kembali ke kamarmu! Ganti seragam maid mu dengan pakaianmu sendiri!" perintah David.
"Huwa ... Aku mo-hon tuan, jangan pecat aku!" tangis Elaina semakin kencang.
David merasa gendang telinganya akan robek jika gadis itu terus menangis sekencang ini.
"Aku kan menyuruhmu mengganti pakaianmu," jelas David.
"Cepat berdiri!" perintah David.
"Ta-pi tuan, hiks," rengek Elaina.
"Atau kau mau aku membocorkan rahasia kecilmu tadi!" ancam David.
Ancamannya berhasil membuat Elaina terkejut dan terdiam. Dia lupa jika tadi dia sedang mengobati seekor burung yang sayapnya terluka. Setelah itu, tiba-tiba saja dia ditarik oleh tuan David. Berarti tuannya itu melihat yang baru saja dia lakukan. Tuannya telah melihat kekuatannya yang selama ini disembunyikannya.
Glek
Dengan susah payah Elaina menelan salivanya. Dia tidak bisa memikirkan cara untuk menjelaskan pada tuan nya itu. Tidak mungkin jika dia berbohong bahwa itu hanya khayalan tuannya saja. Bisa jadi tuannya melihat dari awal hingga akhir proses penyembuhan burung itu.
"Kau mau ganti baju sekarang atau aku yang akan mengganti bajumu dengan bajuku?" tanya David.
Pertanyaan David berhasil membuat Elaina tersadar dari lamunannya. Dia segera berlari menuju pintu untuk segera kembali ke kamarnya. Bukan hanya kamarnya, melainkan kamar yang juga di isi oleh tiga orang maid di setiap kamarnya.
"Tunggu!" perintah David.
"I-iya tuan," jawab Elaina sambil membalikkan tubuhnya menghadap David.
"Segera kembali kesini setelah kau mengganti pakaianmu!" perintah David.
Elaina terkejut mendengar perintah tuannya. Apa yang diinginkan oleh tuannya itu sampai membuat dia harus mengganti pakaiannya dan kembali ke kamarnya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Reinon
wahhh... keren Elaina
2022-05-16
0
💎hart👑
👍👍👍👍👍
2022-05-06
1
smoochyzz
ditunggu lanjutannya!!✨
2022-05-05
1