David merasakan nyeri di seluruh tubuh akibat pukulan yang diterimanya. Bukannya dia tidak bisa melawan. Akan tetapi, dia di serang secara curang tanpa aba-aba dan persiapan.
Deru nafasnya memburu menahan rasa sakit yang menderanya. Adik sepupunya itu bukanlah tandingannya. Dia bisa saja mengalahkannya dengan mudah. Di serang dengan tiba-tiba seperti itu, siapa pun pasti tidak akan bisa mengelak.
"Cepat katakan!" perintah David.
"Kau begitu sangat tidak sabar, David," ucap Arnold. Dia kini duduk di kursi yang baru saja beberapa menit lalu menjadi kursi kebesarannya.
David semakin menggeram melihat pria tua itu. Kedua tangan dan tubuh nya di cengkram oleh tiga orang pengawal sehingga sangat menyulitkan dirinya untuk membebaskan diri.
"Arnold mengambil sebotol wine dari lemari penyimpanan, dan menuangkannya ke dalam gelas. Dia mengangkat gelas itu ke depan David dan menyesap minumannya.
"Ini hanya dendam lama antara aku dan kakek mu," ucap Arnold.
"Katakan dengan jelas!" perintah David.
Buk ... buk...
Dua pukulan mendarat di perut David sehingga membuatnya hampir tersungkur. Kedua pengawal yang memegang tangannya berhasil menahan bobot tubuhnya sebelum merosot ke lantai. Dua pukulan membuat David muntah darah.
Theo yang dari tadi di tahan oleh seorang pengawal meronta berusaha melepaskan diri untuk membantu bos nya. Namun cengkraman pengawal itu sangat kuat sehingga dia tidak bisa melepaskan diri. Dia sangat kesal dengan bobot tubuhnya yang kurus tanpa tenaga.
"Kau tahu sendiri kakek-mu hanya memiliki seorang putri. Itu berarti perusahaan seharusnya jatuh ke tangan ku. Karena keegoisan pamanku itu, dia justru menyerahkan perusahaan itu pada menantu laki-laki nya. Sedangkan aku, tidak dipedulikan sama sekali. Kau tahu sendiri, keluarga Benjamin tidak sebesar keluarga lain," jelas Arnold.
"Sudah cukup bukan alasanku untuk menghabisi-mu! Bawa mereka keluar! Habisi mereka tanpa jejak!" perintah Arnold tegas.
"Ayah, bagaimana dengan si tua Jeff?" tanya Benny.
"Dia sudah dibereskan dari tadi," tutur Arnold dengan santai.
"Kalian!" teriak David.
"Bawa mereka!" perintah Arnold.
David merasa bersalah pada paman Jeff. Dia justru mengira paman Jeff lah yang selama ini berniat melawannya di perusahaan.
Mereka di seret keluar dari perusahaan melalui jalan belakang. Beberapa karyawan yang tadi terlihat lembur tidak tampak lagi. Perusahaan benar-benar sepi saat ini.
Tiba di parkiran bawah, kedua tangan dan kaki mereka di ikat. Setelah itu, tubuh mereka di dorong masuk ke dalam mobil bagian belakang. David merasakan sesuatu yang kenyal.
Dia ingin meraba lebih jauh lagi, tetapi kedua tangannya terikat sehingga membatasi ruang geraknya. Die berusaha untuk menoleh ke belakang. Nihil. Kondisi di dalam mobil saat ini begitu gelap. Semua kaca jendela mobil di cat hitam. Tidak ada sedikit pun cahaya yang masuk ke dalam mobil.
Satu-satu nya yang bisa melihat ke belakang adalah Theo. Namun pria itu pingsan sebelum di masukkan ke dalam mobil. Seorang pria yang menyeret tubuh David meninju Theo di bagian perut. Tinju itu sangat kuat sehingga dengan sekali pukulan dia langsung pingsan.
Theo berkali-kali meminta maaf padanya. Dia menyalahkan dirinya karena telah membuat David dalam keadaan yang sulit seperti ini. Sebenarnya tidak dengan Theo memanggilnya ke perusahaan, si tua Arnold juga akan mengeksekusinya malam ini. David hanya bisa merutuki nasib buruk yang menimpanya.
Setelah beberapa lama perjalanan yang cukup jauh dari kota, mobil yang membawa mereka akhirnya berhenti. Saat pintu belakang mobil di buka, pandangan mata David merasa sangat silau oleh cahaya lampu depan mobil seseorang.
David segera menoleh ke samping. Dia sangat terkejut melihat sosok yang sudah terbaring kaku. Sosok yang tadi ingin di lihatnya. Paman Jeff. Mereka serius sudah menghabisinya.
Dia berusaha melepaskan diri saat tubuhnya dipaksa keluar dari mobil. Theo yang sudah pingsan dengan mudahnya di seret keluar oleh seorang pria. Tubuh David kali ini sedikit gemetar. Bayangan akan kematian dirinya mulai berkelebat di depan matanya.
Dor ... Dor ... Dor
David tersentak mendengar tiga tembakan yang terlepas dari pistol. Tidak ada suara jeritan kesakitan dari tubuh yang sudah di tembak itu. Dia sangat yakin, yang di tembak adalah Theo.
Buk
Tubuh David mendarat ke tanah. Dia melihat ke sekeliling, dan menemukan tubuh Theo yang terbaring di atas tanah dengan diselimuti sesuatu yang basah. Hujan sudah berhenti saat mereka dimasukkan ke dalam mobil. Jadi tidak mungkin jika itu adalah air hujan yang membasahi tubuh Theo.
Meskipun keadaan sangat gelap di tepi danau Ray Hubbard, pantulan cahaya lampu mobil dan sinar bulan membuat David masih dapat melihat ada lubang di kening Theo.
Tubuh jangkung itu sudah tidak bergerak sama sekali. Air yang awalnya dikira oleh David ternyata darah yang berasal dari tubuh Theo.
"Sh it!" umat David.
"Kau ingin kabur? Tidak akan pernah bisa, sepupu!" ucap Ben dengan tegas.
Ben memberi kode pada semua pengawalnya untuk membereskan dua tubuh tak bernyawa itu. Sedangkan dia. Dia yang akan mengurusi kakak sepupu tercintanya.
"Kau tahu, bro. Aku sudah lama menantikan hari ini!" ucapnya sambil menyeringai. Dia meraih kerah kemeja David, dan mulai memukulinya lagi.
David merasa sangat tidak terima diperlakukan seperti ini. Kematian sudah pasti akan menghampiri setiap manusia, dan tidak akan bisa dihindari. David tidak terima jika harus mati seperti ini. Mati tanpa perlawanan.
"Ha ... ha ... Kau tahu, aku sangat puas saat ini!" ucap Ben sambil tertawa.
David merasakan nyeri teramat sangat di perutnya. Cedera di sekitar area perutnya membuat dia berkali-kali muntah darah.
"David Walker. Sebuah nama yang membuat ayahku dan aku tidak bisa memiliki seluruh harta keluarga Benjamin," ucapnya sambil memukul wajah David berkali-kali.
Buk
Kali ini menghantam perutnya. Amarah dalam diri David semakin memuncak. Kebencian mulai melingkupi dirinya.
POV David
Kedua tangan dan kakiku terikat. Aku ingin sekali menghajar, bahkan membunuh bajingan yang sedang berdiri di depanku. Aku sangat tidak berdaya. Mungkin benar, malam ini adalah akhir dari hidupku.
Kilasan bayangan masa lalu mulai menyeruak seperti negatif film yang di putar secara berulang-ulang.
Paman Jeff dan Theo. Dua orang yang kurang aku sukai karena selalu tidak sependapat denganku, justru dua orang yang sangat peduli padaku.
Air mataku mulai mengalir. Aku sempat terkejut merasakan hangatnya air mata yang melewati pipiku. Sudah sangat lama aku tidak merasakannya. Tiga puluh lima tahun. Sangat ironi, aku merasakannya disaat terakhir hidupku.
"Apa seperti ini rasanya menangis?" Aku bertanya sendiri pada diriku.
Aku menangis bukan karena kesakitan yang saat ini aku rasakan. Melainkan tangisan penyesalan yang sangat menyakiti hatiku.
Bajingan itu mulai mencekik leherku. Aku masih bisa menahan rasa sakit dari cekikan. Tapi perlahan, cekikan itu mulai membuat nafasku tercekat.
"Kau tahu kesalahan terbesarmu?" tanya Ben padaku.
Aku berusaha untuk mengucapkan satu kata saja 'kalian', tapi tidak berhasil. Cekikan itu perlahan membuat nafasku tercekat. Kepalaku mulai terasa berputar.
"Kau sangat bodoh dalam memilih sekutu!" serunya.
Aku masih bisa mendengar meskipun kurang jelas. Tubuhku semakin melemah. Mati. Satu kata yang bisa aku ucapkan dalam hati.
Aku tidak terima jika aku mati seperti ini. Aku berusaha mengumpulkan sisa-sisa kekuatanku. Ku tatap tajam kedua mata Ben agar dia dapat merasakan kebencian dan dendam di dalam mataku. Setidaknya dengan tatapanku akan membuatnya selalu terkenang saat dia menghabisi Ku. "Aku akan menghantui kalian" Itu arti tatapanku padanya.
Kebencian dan rasa dendam bersatu di dalam hatiku hingga terbesit kata 'Reinkarnasi'. Aku ingin percaya akan satu hal itu. Jika aku bisa bereinkarnasi, aku akan menghabisi mereka. Akan aku buat kalian menderita sebelum kalian sempat menyentuhku.
Tenagaku habis. Ini adalah oksigen terakhir yang bisa aku rasakan dan akhirnya terhenti. Aku mati.
POV David selesai
Ben meninggalkan tubuh David yang sudah terbujur. Dia sangat yakin , David sudah mati di tangannya. Dia segera meninggalkan tubuh mereka begitu saja. Akan ada orang-orang yang datang untuk membersihkan mayat mereka.
Dia menghidupkan mesin mobilnya, dan perlahan meninggalkan tepian danau Ray Hubbard beserta para eksekutornya.
Duar
Lima belas menit setelah kepergian mereka. Tubuh kaku David di hantam oleh sebuah kilat.
POV David
Aku melihat seberkas cahaya yang sangat terang di depan mataku. Cahaya itu perlahan melingkupi seluruh tubuhku. Ada sensasi rasa hangat dan menyakitkan secara bersamaan dari cahaya itu.
"Apa ini alam setelah kematian? Apa ini surga?" tanyaku sendiri.
"Aaa ..."
Suara teriakan itu sangat memekakkan telinga ku.
"Aaa ..."
Teriakan itu semakin menjadi dan keras.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
REY ASMODEUS
ah baru nemu.... kanjutkan kawan... hh
2022-10-16
4
Cip_13
ya.. baru geh mulai debut udh jdi mayat aja lu theo kasian
2022-06-06
2
ICHA HIATUS.
tegang bacanya kak
2022-05-29
1