Setelah melepaskan dahaganya. Brayan lanjut menceritakan kembali tentang Elaina.
"Tepat tujuh bulan usia kandungan bibi Elinor, dia melahirkan Elaina. Bishop yang mendengar berita tentang Elinor yang melahirkan, segera berlari keluar mansion. Dia tidak peduli dengan pengawal yang berusaha mengekangnya. Entah dia mendapat kekuatan dari mana bisa mengalahkan seluruh pengawal mansion nya. Padahal selama ini dia tidak pernah melatih kekuatannya."
David mendengarkan penjelasan Brayan dengan seksama. Dia tidak ingin waktunya terbuang sia-sia. Dia harus mendengarkan keseluruhan cerita Elaina. Tidak kurang sedikitpun.
"Tidak ada seorang pun dari keluarga Cruise yang memiliki bakat. Hanya Bishop. Sehingga dia dianggap aneh oleh seluruh keluarganya. Untuk itu, dia tidak pernah melatih kekuatan bakat alaminya. Bakatnya sangat unik. Dia adalah perisai. Seseorang yang memiliki bakat perisai dapat melindungi orang yang berada di sekitarnya. Kira-kira setengah dari luas kota Dallas, Texas."
"Mengapa Dallas?" tanya David.
"Aku belum selesai, tuan!" bantah Brayan.
David kembali diam dan memperbaiki posisi duduknya.
"Ayahnya berhasil keluar dari mansion. Dia segera menuju ke rumah keluarga Elinor. Bishop sempat bertemu dengan Elinor dan putrinya. Dia juga sempat memberi putri kecilnya nama. Sebuah nama yang sangat indah. Elaina. Yang berarti cahaya yang terang. Dia berharap putrinya itu dapat memberi cahaya untuk kedua orang tuanya. Kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Keluarga Cruise segera memisahkan mereka kembali. Mirisnya di saat yang hampir bersamaan, keluarga kami di serang oleh klan Black Meadow. Singkatnya, pada saat penyerangan itu bibi Elinor meninggal. Dia melindungi Elaina dari serangan. Kemudian dengan susah payah kedua orang tuaku berhasil menyelamatkan kami semua termasuk Elaina." jelas Brayan.
"Dan itu adalah saat pertama kali bakat pertama ku muncul. Aku langsung melakukan teleportasi pertama saat aku berusia lima tahun. Bisa kau bayangkan seorang anak balita dapat melakukan hal semacam itu. Saat itu ketakutan yang sangat luar biasa mendorongku untuk melakukan sesuatu. Aku hanya memikirkan sebuah tempat yang selalu ingin aku kunjungi. Indonesia. Ayah selalu bercerita tentang keindahan negara itu sehingga membuatku sangat penasaran. Akhirnya tempat yang menjadi tujuan utama dan pertama teleportasi ku adalah Bali."
Brayan kembali menyesap minumannya sambil menatap kearah David. David terlihat tidak bergeming.
"Aku membawa kedua orang tuaku, ketiga kakakku, dan bayi mungil Elaina. Sejak saat itu, kami tinggal di pulau Bali. Klan Black Meadow ternyata tidak berhenti sampai disitu. Mereka terus mengejar kami. Sisa terakhir dari bakat murni keluarga Winter. Akhirnya, sebelum mereka menemukan kami, kedua orang tuaku membawa kami hidup berpindah-pindah. Saat Elaina berusia dua tahun, keluarga kami hampir tertangkap klan Black Meadow. Ayah memutuskan untuk hidup terpisah di wilayah pedalaman pulau Borneo. Elaina di berikan pada sepasang suami istri yang sudah lama tidak memiliki anak untuk diadopsi. Aku dan Brigita hidup bersama ibu dan si kembar Bricia dan Bree hidup bersama ayah," jelas Brayan panjang lebar.
Brayan memajukan tubuhnya ke depan. Menatap lekat pada David.
"Mengapa Dallas? Karena Dallas adalah kota kelahiran Elaina dan asal kami. Satu hal yang pasti. Elaina tidak mengetahui siapa kami. Dia sama sekali tidak tahu bahwa dia memiliki sepupu lain selain kedua adik yatim piatu nya. Bahkan mungkin Elaina masih belum sadar jika dia memiliki sebuah bakat alami. Ah, atau mungkin lebih. Seperti aku!" tutur Brayan.
"Kau yakin dia tidak tahu?" tanya David penuh selidik.
Brayan menganggukkan kepalanya dengan yakin.
"Baiklah," ujar David sambil menyandarkan punggungnya ke kursi. Dia melemaskan otot-otot tubuhnya yang tegang dari tadi.
"Sewaktu aku pulang tadi, tanpa sengaja aku melihat Elaina sedang melatih bakatnya. Dia mengambang di udara sekitar satu meter dari tanah," jelas David dengan santai.
Penjelasan David berhasil membuat kedua mata Brayan melotot. Kedua bola matanya nyaris keluar dari cangkangnya.
"Kau serius?" tanya Brayan. Dia berusaha untuk mencari sebuah kebohongan disana. Hatinya kecewa saat tidak menemukan kebohongan di kedua mata David.
"Menurutmu!" tukas David.
"Aah ..." teriak Brayan frustasi sambil menghempaskan punggungnya ke sandaran kursi. Kedua tangannya memegang kepalnya yang tiba-tiba berdenyut. Bagaimana dia bisa kecolongan akan hal itu. Selama ini dia selalu mengawasi Elaina dari jauh.
"Dengar! Aku tidak mau tahu lagi. Kau harus fokus mengawasi dan menjaga Elaina!" perintah Brayan dengan tegas pada David.
David sangat tidak suka jika ada seseorang yang memerintah dirinya seperti itu. Apalagi seorang remaja pria.
"Jika kau tidak mau?" tantang David.
"Tidak masalah. Dengan senang hati aku akan mengembalikan mu ke tubuhmu yang kaku," balas Brayan pelan sambil menampilkan senyum liciknya.
David mengepal tangan kanannya dengan kuat. Dia berusaha menahan emosinya. Bagaimana bisa hidupnya kini berada di tangan seorang pria yang duduk di hadapannya.
"Deal!" seru Brayan sambil mengulurkan tangan kanannya.
"Deal," balas David sambil membalas uluran tangan Brayan. Dengan berat hati dia harus menyetujui kesepakatan itu.
"Ok. Semua sudah jelas. Aku akan pulang sekarang," Brayan berkata sambil berdiri dan bersiap untuk melakukan teleportasinya.
"Tunggu!" seru David.
"Apa lagi?" tanya Brayan jengah sambil memutar tubuhnya menghadap David.
"Apa klan Balck Meadow sudah ada disini?" tanya David.
"Belum. Tapi suatu hari pasti akan tiba disini," jawab Brayan.
Keheningan kembali melingkupi mereka. David tenggelam dengan pikirannya sendiri. Sedangkan Brayan bersiap untuk melakukan teleportasinya. Dia ingin segera pergi dari sana sebelum David mencecarnya dengan berbagai pertanyaan lagi.
Wuss ...
Hembusan angin menerpa wajah David saat Brayan melakukan teleportasinya. Setidaknya itu lebih baik dari pada datang dengan berlari.
David mengulang semua penjelasan Brayan. Dia berusaha menyambungkan benang merah dengan semua kejadian. Semakin dipikirkan membuat kepalanya sakit. Menurutnya lebih mudah mengurusi masalah perusahaan daripada hal ini.
Sekarang dia sepertinya mendapat profesi baru. Menjadi seorang baby sitter. Masih bagus menjadi pengasuh bayi keponakan sendiri. Yang harus di jaganya adalah salah satu dari pelayanan di mansion nya sendiri. Apa kata dunia jika tahu akan hal ini. Seorang CEO muda, tampan, di gemari banyak wanita menjadi seorang baby sitter untuk maid nya sendiri.
Ternyata reinkarnasi membuat dirinya sedikit susah. Awalnya dia mengira akan mudah menjalani kehidupan keduanya ini. Ternyata ada harga yang harus di bayarnya. Sebuah harga yang mempengaruhi hidupnya di masa depan.
"Masa depan," ucap David sambil mendengus tak percaya akan kalimat yang diucapkannya sendiri.
"Tunggu!" teriak David. Dia baru menyadari sesuatu.
"Bukankah aku reinkarnasi 336 jam sebelumnya. Bagaimana jika aku sudah melewati masa itu? Satu hari setelahnya sudah termasuk masa depan bukan? Tidak, satu jam setelah 336 jam sudah termasuk masa depan. Artinya aku akan terbebas jika bisa melewati masa itu. Bingo!" David berkata pada dirinya sendiri dengan suara yang cukup keras. Untung saja dia sudah mengunci pintu ruang kerjanya.
"Jika aku sudah berada di masa depan, Brayan tidak akan mungkin akan mengembalikan aku di masa 336 jam lagi sebelumnya. Dia tidak mungkin akan melakukan kesalahan yang sama. Merubah sedikit saja sejarah, akan mempengaruhi semuanya," ucap David penuh kemenangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Bhebz
mantap Thor, jago ya bikin cerita begini
2022-05-06
1
💎hart👑
next
2022-05-05
2
Reinon
😫😫😫 sesedih itu cerita elaina... masih bayi belom smpt ketemu ortunya...
2022-05-05
2