"Aaa ..."
Ini ketiga kalinya teriakan itu menggema. Telingaku terasa sangat sakit dibuatnya. Aku berusaha membuka kedua mataku yang terasa sangat berat.
Tubuhku yang lain juga ikut terasa kebas, berat, dan nyeri. Semua rasa sakit itu aku rasakan di tempat yang persis sama saat aku dipukuli. Sakit tenggorokan persis sama saat aku tercekik.
"Aaa ..." teriak suara wanita itu lagi.
Aku harus berusaha bangkit. Meskipun aku sudah mati, aku tidak ingin gendang telingaku sakit karenanya. Aku juga penasaran, apakah aku berada di neraka atau surga. Surga? Aku pikir aku tidak termasuk di dalamnya. Mengingat banyak sekali perbuatan jahat yang sudah aku lakukan. Aku hanya bisa tersenyum getir di dalam hati.
Tubuhku terasa panas kemudian menghangat. Kehangatan itu perlahan mengikis rasa sakit yang tadi kurasakan. Banyak orang mengatakan jika neraka itu panas. Seolah-olah mereka sudah pernah saja masuk ke neraka lalu keluar lagi. Hanya untuk mengecek panas atau tidak neraka itu? Jika benar seperti itu, mereka baru akan berlaku baik selama hidup' itu yang sering paman Jeff katakan padaku semasa hidupnya.
Sekarang aku baru mengerti arti dari ucapannya. Mungkin saja maksudnya saat itu agar aku selalu berlaku baik. Aku memang terkenal dengan kejahatan ku dalam bernegosiasi. Tidak akan ada yang berani untuk melawanku. Bahkan ada yang sukarela menyerahkan proyek yang mereka dapat kepadaku.
Kejahatan ku bukan hanya itu saja. Aku juga terkenal sebagai penembak jitu. Banyak yang menyewa jasaku untuk menghabisi target yang mereka mau. Aku memang kaya, sangat kaya. Hingga dua puluh turunan ku nanti, harta kekayaan ku masih belum habis.
Menembak adalah hobi yang tidak akan pernah aku tinggalkan selain beladiri. Jadi, aku melakukannya karena hobi dan mendapat uang sangat banyak. Wajar bukan, jika aku ditempatkan di neraka.
"Aaa ... "
Astaga, aku salah apa pada wanita itu. Seingat ku, selama aku hidup meskipun aku jahat bahkan bejat sekalipun, aku tidak pernah menyakiti perasaan seorang wanita. Yang ada justru sebaliknya. Aku mulai bertanya-tanya apa aku dimasukkan ke dalam neraka yang isinya hanya wanita tanpa pria? Jika benar begitu adanya, berarti aku adalah satu-satunya pria yang masuk ke neraka. Astaga ...
Sakit di seluruh tubuhku menghilang. Tubuhku kini terasa ringan. Aku segera membuka kedua mataku. Aku sangat penasaran bagaimana bentuk neraka ini.
Seorang wanita terduduk di depan mataku. Dia bersimpuh sambil menutup mata dengan kedua tangannya. Aku melihat ke sekeliling. Ruangan ini sangat tidak asing. Apa mungkin neraka di desain persis dengan salah satu ruangan di rumah kita.
"Aaa ... Tu-an, itu!" teriak wanita itu.
Tapi kali ini teriakannya tidak sekencang tadi. Jari telunjuknya mengarah ke bagian bawah tubuhku. Aku menatap arah jari itu, dan melihat ke bawah. Aku sangat terkejut melihat sesuatu di bawah sana yang terpampang dengan handuk putih yang terjatuh di bawah kaki ku.
Aku segera mengambil handuk dan menutupnya lagi. Pantas saja dia berteriak seperti itu. Wanita itu. Ah tidak! Dia terlihat masih seperti seorang gadis yang baru berusia di bawah dua puluh tahun. Dari gayanya sangat jelas jika dia masih bersih.
Aku tidak ingin memperdulikan hal itu. Aku segera mengambil ponsel yang terletak di atas nakas samping tempat tidurku. Aku merasa tidak asing dengan yang kulakukan saat ini. Seperti pernah mengalaminya.
Aku mengusap layar ponsel setelah memasukkan password. Mataku berhasil terbelalak. Untung saja ada tulang pipi yang bisa menahannya agar tidak melompat keluar.
Ponsel di tanganku saat ini menunjukkan pukul sembilan pagi. Aku tidak masalah dengan waktunya. Akan tetapi tanggal yang tertera pada layar ponselku. 8 April 2022.
POV David off
Beberapa saat sebelumnya
Hampir satu bulan Elaina bekerja di mansion milik keluarga Walker. Hari ini dia ditugasi untuk membersihkan kamar tuan nya itu. Maid yang biasa bertugas membersihkan kamar tuan mereka sedang sakit. Jadi harus dia yang menggantikannya. Karena maid yang lain sudah memiliki tugas mereka masing-masing.
Tok ... tok ...
Elaina sudah berapa kali mengetuk pintu kamar tuannya. Dia bisa saja langsung memasuki kamar itu, akan tetapi etika yang sudah diajarkan oleh kedua orang tuanya sedari kecil menghentikan tangannya untuk langsung menarik gagang pintu dan memasuki kamar itu.
"Ela, apa yang sedang kau lakukan?" tanya pak Griffin yang baru saja lewat setelah mengecek kamar sebelah yang sudah dibersihkan.
Pak Griffin adalah kepala pelayan di mansion ini. Dia selalu mengecek kembali hasil kerja para maid. Wajar saja jika saat ini dia melewati Elaina.
"Elaina, pak," koreksi Elaina pada pak Griffin.
"Namamu sangat susah disebut. Lidahku berapa kali keseleo karenanya. Kau maklumi saja, aku kan sudah tua," tutur pak Griffin berusaha untuk membela diri.
"Huh ... Baiklah. Hanya untuk bapak saja," ucap Elaina sambil mendengus.
Pak Griffin tersenyum saat mendengarnya.
"Apa yang sedang kau lakukan di depan pintu kamar tuan?" tanya pak Griffin.
"Eh, i-tu ...." jawab Elaina terbata.
"Jangan bilang jika dari tadi kau belum masuk ke dalam dan belum menyelesaikan pekerjaanmu," ucap pak Griffin.
"Hehehe ..." Elaina terkekeh karena tebakan pak Griffin sangat benar.
"Astaga Ela! Harus berapa kali kukatakan. Cepat masuk sekarang!" perintah pak Griffin.
Tanpa ba bi bu be bo, Elaina langsung masuk ke dalam sebelum pak Griffin memberinya kultum (kuliah tujuh menit).
Elaina sangat takjub melihat kamar tuannya itu. Kamarnya sangat besar dan luas. Semua barang tertata dengan rapi. Dia segera memulai aktivitasnya. Merapikan sedikit saja yang berantakan, menyedot debu, dan merapikan tempat tidur.
Baru saja dia selesai merapikan tempat tidur dan berbalik, tuannya itu berdiri mematung setelah keluar dari kamar mandi.
Awalnya biasa saja. Elaina segera menunduk memberi hormat, dan mulai beranjak untuk pergi. Tapi sudut mata kanannya menangkap sesuatu yang seperti terjatuh. Spontan saja dia menoleh.
"Aaa ...."
Dia berteriak melihat sesuatu yang aneh disana. Dia terduduk sambil menutup mata dengan kedua tangannya. Bayangan di depannya tidak bergerak. Justru membuatnya penasaran. Dia mendongakkan kepalanya dan lagi. Kejadian itu terulang hingga empat kali.
Elaina sempat berpikir apa tuannya sedikit gangguan mental. Dia terlihat sangat bangga memamerkan miliknya itu.
Teriakan Elaina yang keempat berhasil membuat tuannya sadar. Dia sempat mengintip di sela jari tangannya. Tuannya itu terlihat terkejut sendiri dan segera mengambil handuk menutupi miliknya.
Elaina merasa lega. Saat itu dia ingin segera berlari keluar. Akan tetapi tubuhnya terasa kaku, dan ada rasa penasaran ingin melihat tubuh tuannya itu.
"Aduh! Baru ingat aku. Mataku sudah tidak perawan lagi," tutur Elaina sedih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
tria sulistia
ngakak Elaina... terkejut tapi ngintip 😄
2022-06-13
1
tria sulistia
jadi inget griffindoor asrama nya Harry Potter 🤔
2022-06-13
1
hi.yuar
baru tau aku arti kultum🤧
2022-06-12
1