David segera menggendong Elaina dengan gaya ala bridal. Pikirannya saat ini sangat kacau. Dia ingin menuntaskan hasratnya yang sudah bergejolak dari tadi. Belum lagi di tambah anak gajahnya yang semakin berdenyut. Dia ingin memakan Elaina saat ini juga.
"Aaa ... tuan!" teriak Eliana.
"Apa yang akan anda lakukan?" tanya Elaina.
Dia menggoyangkan tubuhnya agar bisa terbebas dari gendongan tuan nya itu. Tenaga tuan nya lebih kuat daripada dia. Elaina bisa mendengar deru napas tuannya yang sangat memburu seperti sedang menahan sesuatu.
Kriek
David meraih gagang pintu dan membukanya dengan sebelah tangannya. Setelah pintu sedikit terbuka, dia menurunkan Elaina dan kemudian mendorongnya keluar dari kamarnya. Elaina sangat terkejut diperlakukan seperti itu oleh tuan nya.
Blam
Pintu kamar itu di tutup dengan kuat oleh si empunya. Elaina terduduk di lantai setelah di usir keluar oleh tuan nya itu. Dia merasa sangat kesal sekali diperlakukan seperti itu. Akan tetapi, ketika dia mengingat saat tuannya menggendongnya ala bridal, dia merasa sangat senang sekali. Ini adalah pertama kalinya dia digendong oleh seorang pria tampan, majikannya pula. Lengkungan bibir di wajahnya terus menetap disana terkesan ingin memberitahu siapapun yang melihatnya pasti akan tahu jika dia sedang bahagia.
Lain halnya dengan David. Dia berusaha mengontrol dirinya. Dia sudah pernah merasakan mati sekali. Jadi dia harus bisa mengendalikan hasratnya saat ini. Dia tidak ingin pergi ke kamar mandi hanya untuk melepaskannya, seperti kebanyakan pria lainnya.
Setelah beberapa saat, David berhasil mengontrol dirinya. Anak gajahnya kembali tertidur. Dia segera berpakaian, dan turun ke bawah.
David duduk di sebuah meja makan. Perutnya terasa sangat lapar sekali. Apalagi setelah kejadian tadi pagi. Dia mengambil dua potong roti sandwich dan segelas susu murni.
Sepertinya dua potong sandwich dan segelas susu tidak mampu membuatnya kenyang. David mengambil sepiring nasi goreng dengan porsi yang cukup banyak. Porsi untuk dua orang. Dia memakannya dengan sangat lahap. Entah nasi gorengnya yang memang enak atau dia yang saat ini sedang rakus.
Seorang maid yang baru saja meletakkan buah-buahan di atas meja makan saja sampai dibuat takjub oleh kelakuan David. Dia sempat berpikir apa tuannya itu sedang kerasukan sesuatu. Dia segera meninggalkan meja makan setelah meletakkan buah-buahan. Dia tidak ingin bersikap kurang ajar di depan tuannya dengan memperhatikan tuannya yang sedang menikmati makan besarnya.
Porsi jumbo nasi goreng ternyata masih belum bisa membuat kenyang perutnya. David sendiri merasa sangat heran. Biasanya hanya dengan dua potong sandwich dan segelas susu sudah berhasil membuat kenyang perutnya.
Dia kemudian memakan buah-buahan yang sudah tertata rapi diatas meja. Dalam hitungan menit, semua buah habis dilahap olehnya. Kali ini dia baru merasa kenyang, tapi tidak sepenuhnya.
David mulai berpikiran yang aneh-aneh lagi. Dia berpikir mungkin karena sudah mati jadi nafsu makan akan bertambah berkali-kali lipat. Tidak ingin pusing dengan pemikiran aneh, dia segera berjalan keluar mansion. Dia ingin memastikan sesuatu lagi.
Jika benar ini alam sesudah kematian, tidak akan mungkin akan sama persis dengan kehidupan nyata yang sebenarnya. David segera berjalan ke garasi dan mengambil kunci mobil yang berada di gantungan kunci. Dia sangat hapal dengan keadaan mansion nya ini. Karena mansion ini di design sendiri olehnya. Selain itu, semua peraturan di mansion dia juga yang membuatnya.
David menghidupkan mesin mobilnya, dan perlahan meninggalkan garasi mansion nya. Mobil yang dikendarainya kini mulai keluar dari gerbang mansion. Setelah keluar dari gerbang, masih butuh waktu sekitar lima menit untuk mencapai jalan utama.
Jalanan ibu kota saat ini cukup lenggang. Mobil sport yang dikendarai David berjalan perlahan menikmati jalanan yang tidak macet seperti biasanya. David memperhatikan seluruh tata letak bangunan, jalanan, bahkan rambu lalu lintas yang salah satu lampunya belum di ganti karena mati.
"Mengapa semuanya bisa sama persis dengan kehidupan sebelum aku mati," tutur David pada dirinya sendiri. Dia dilanda kebingungan yang sangat hakiki saat ini.
"Mengapa juga kehidupannya harus di Indonesia?" tanya David pada dirinya sendiri.
Ya, kali ini David berada di Indonesia, bukan di Dallas. Dia mulai teringat akan sesuatu. Jika dia tidak salah perhitungan, sebentar lagi ponselnya akan berbunyi dan panggilan itu berasal dari paman Jeff. Itu juga jika paman Jeff yang sudah meninggal di ikut sertakan dalam kehidupannya yang saat ini sedang dia jalani.
Drt ... drt ...
Layar ponselnya menyala dan menampilkan panggilan masuk. Uncle Jeff. Nama yang tertera di layar ponsel itu. David menatap nama di layar itu sangat lama. Dia merasa bingung sekaligus senang. Setidaknya paman Jeff hidup.
David segera menjawab panggilan dari paman Jeff.
"Halo!" sapa David.
"David! Aku ingin kau mendengarkan ku sekali ini saja!" seru paman Jeff.
Deg ...
Kalimat yang baru saja diutarakan oleh paman Jeff persis sama dengan ucapannya pada kehidupan nyata sebelum dia meninggal. David sempat terdiam beberapa saat. Paman Jeff memanggilnya berkali-kali barulah dia tersadar dari lamunannya.
"Apa itu paman?" tanya David.
"Ingatlah jika Arnold memintamu kembali ke Dallas jangan pernah untuk kembali saat ini. Kau mengerti!" perintah paman Jeff seperti sebuah ancaman di telinga David.
Telinganya terasa sedikit panas mendengarnya. Namun, saat dia teringat tubuh paman Jeff yang terbujur kaku, dia segera mengiyakan saja perintahnya.
"Baik paman," jawab David.
"Aku harap kau bisa memegang ucapan mu!" kali ini nada bicaranya berupa ancaman.
"Aku berjanji," jawab David singkat.
"Baiklah, hanya itu yang ingin ku sampaikan dan ku dengar darimu. Berhati-hatilah David," tutur paman Jeff.
Kali ini kalimat terakhirnya terdengar sangat perhatian. Mungkin benar, jika paman Jeff memang memperhatikan dirinya dengan caranya sendiri.
Setelah sambungan telpon terputus, David segera melajukan mobil sportnya ke taman kota. Dia ingin menjernihkan pikirannya di sana. Dia memarkir mobilnya di tempat parkir, dan keluar dari balik kemudi.
David membeli sekaleng minuman soda sebelum memutuskan untuk duduk di salah satu bangku di taman itu.
Dia menghempaskan bokongnya di atas bangku taman dan membuka minuman kalengnya. Setelah menyesapnya beberapa tegukan, David meletakkan kaleng soda ya di samping. Dia menatap ke sekeliling taman kota. Seingatnya dia tidak pernah kesini. Akan tetapi, hati nuraninya mengarahkan dia untuk kesini.
Karena tidak tahu harus melakukan apa, David hanya duduk dan menikmati keindahan bunga-bunga disana. Udara dingin dan segar juga terasa menyejukkan hati dan pikirannya yang tadi kebingungan.
Tengah asyik menikmati keindahan itu, tiba-tiba tangan kanannya di pegang oleh sepasang tangan yang terasa sangat keriput. David tersentak dan menatap bingung dengan orang yang sudah duduk di sebelahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
yani_nera
nasi goreng jangan sepotong, dong, tapi sepiring
2022-07-22
2
Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ
Siapa?.... kuharap bukan nenek yang lagi jualan..
2022-05-19
1
Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ
Elaina belom di mamam... Haish travelling tengah malam 🥺
2022-05-19
1