Elaina segera masuk ke kamar mandi saat diperintah oleh David. Kamar mandi milik David sangat luas. Dari dulu dia memang ingin mencoba mandi di dalam kamar mandi David. Akhirnya hari ini datang. Dia bisa menikmati mandi di dalam bathtub yang cukup besar, menggunakan shower, dan berendam sepuasnya.
"Ya ampun, mimpi apa aku tadi malam?" tanya Elaina pada dirinya sendiri.
Elaina mengisi air didalam bathtub sesuai dengan suhu yang dia inginkan. Dia juga menambahan sabun yang memiliki aroma maskulin. Mau bagaimana lagi, pemilik kamar mandi adalah seorang pria tulen. Mungkin jika dia bukan pria tulen, aroma sabun-nya pasti akan lebih feminim. Sangat feminim pastinya.
Elaina terkekeh sendiri dengan ucapannya. Setelah dirasa cukup. Dia segera melepaskan pakaiannya satu persatu. Tubuhnya kini polos tanpa sehelai benangpun. Elaina memasukkan kaki kanannya kedalam bathtub, dan kemudian diikuti oleh kaki kirinya.
Dia merendamkan seluruh tubuhnya. Hanya kepalanya saja yang tertinggal di kepala bathtub. Ada sensasi segar yang dia rasakan. Tubuhnya terasa sangat rileks ketika berendam. Elaina menggosok perlahan tubuhnya dengan busa sabun yang semakin banyak menggelembung.
Setelah Elaina masuk ke kamar mandi, David segera kembali ke ruang kerjanya. Dia memutuskan untuk membersihkan tubuhnya di kamar mandi rumah kerjanya. Dia sangat tidak suka tidur dalam keadaan badan masih lengket oleh keringat. Menurutnya sangat kotor.
David tidak membutuhkan waktu yang lama untuk membersihkan dirinya. Setelah selesai, dia segera mengganti bajunya yang sudah tersedia di dalam kamar mandi. Celana pendek warna khaki diatas paha dan baju kaos tanpa lengan. David segera kembali ke kamarnya. Dia ingin memberitahu Elaina beberapa peraturan selama mereka tinggal di dalam kamar yang sama.
Keadaan di dalam kamar David masih sama saat terkahir dia tinggalkan. Tidak ada sosok yang tadi bersamanya. David melihat ke arah kamar mandi. Pintu kamar mandinya tertutup tapi tidak begitu rapat. Terlihat sedikit renggang.
David melangkahkan kakinya kesana. Dia tidak bermaksud mengintip. Akan tetapi, dia penasaran dengan yang dilakukan Elaina. Sudah hampir setengah jam gadis itu berada di dalam kamar mandi.
Dia tidak membuka pintu lebar-lebar. Hanya mendorongnya sedikit saja. David terkejut saat melihat Elaina. Dia langsung membuka pintu kamar mandi lebar-lebar.
"Elaina! Bangun! Elaina!" teriak David sambil menahan kepala Elaina dengan tangan kirinya agar tidak semakin merosot ke dalam bathtub yang penuh dengan busa sabun, dan dia memukul pelan kedua pipi Elaina dengan tangan kanannya.
Elaina masih betah dengan kondisinya saat ini. Kedua matanya masih terpejam. David mulai panik saat melihat tidak ada respon dari Elaina.
Tubuh Elaina sudah merosot kedalam bathtub dengan meninggalkan setengah kepalanya saja yang masih terlihat. Dia segera meletakkan jari telunjuk kanannya diantara hidung dan bibir atas Elaina. Memastikan masih ada aliran udara disana.
David merasa lega saat merasakan adanya aliran udara disana. Dia kembali memanggil Elaina dan memukul wajahnya sedikit lebih keras. Akan tetapi, si pemilik tubuh masih betah dengan kondisinya saat ini.
"Si al!" umpat David.
Dia segera mengangkat tubuh Elaina dari dalam bathtub, dan mengguyur nya dengan shower. Membersihkan sisa sabun di tubuhnya. David memalingkan wajahnya saat mengguyur tubuh gadis itu. Dia tidak ingin di cap sebagai lelaki hidung belang oleh gadis itu setelah dia sadar nantinya.
David menggunakan instingnya membasuh tubuh Elaina menggunakan shower tanpa menyentuhnya.
Tak ...
Shower di tangannya terlepas. Tanpa sengaja membuatnya menoleh ke arah jatuhnya shower. Tubuh polos Elaina terpampang dihadapannya. David menatapnya tanpa berkedip sedikitpun. Benar kata Elaina, bukit kembarnya sangat padat berisi.
David bersusah payah menelan salivanya. Tubuh Elaina sangat sempurna. Pikiran waras nya bersitegang dengan hasratnya yang tiba-tiba membara.
Elaina tampak membuka matanya. Saat David menatapnya, dia justru menutup rapat kedua matanya.
Awalnya David mengira Elaina pingsan. Nyatanya dia malah tertidur saat mandi. Bisa-bisanya ada orang yang seperti itu.
David mengambil shower dan segera membilas tubuh Elaina dengan cepat. Setelah selesai, dia mengambil handuk yang terletak tidak jauh dari sisi kanannya. Handuk itu dia lilitkan ke seluruh tubuh Elaina. Kemudian menggendongnya keluar dari kamar mandi ala bridal. Setelah itu dia menidurkan Elaina diatas kasur king size miliknya.
Sebelum dia kembali ke kamar mandi, dia menutup tubuh Elaina dengan selimut agar tidak kedinginan. David melepas pakaiannya yang basah dan membilas tubuhnya.
Dia tidak habis pikir belum sampai sepuluh menit dia membersihkan diri sudah harus membersihkan tubuh lagi gara-gara Elaina.
Setelah berpakaian kembali, David duduk di samping tempat tidur. Dia menatap wajah Elaina lekat-lekat.
"Namamu artinya cahaya yang terang benderang. Berarti kau memberi cahaya yang terang untuk orang-orang di sekitarmu. Tapi kenapa kau justru membawa kegelapan untukku," gerutu David di sebelah Elaina.
Dia merebahkan tubuhnya di samping Elaina. Gadis itu tertidur sangat pulas tanpa merasa khawatir akan dirinya. Bagaimana jika tadi dia tidak mengintipnya. Mungkin saat ini Elaina hanya tinggal nama. Bahkan juga dirinya.
Tok ... tok ...
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan David. Dia segera bangkit dari tidur dan melangkahkan kakinya menuju pintu kamar.
Ceklek
Pak Griffin dan dua orang maid sedang berdiri di hadapannya. Kedua tangannya penuh dengan semua perlengkapan baru milik Elaina. David membuka pintu kamarnya lebar-lebar agar memudahkan mereka untuk masuk ke dalam.
Pak Griffin dan dua orang maid tidak berani melontarkan pandangan mata mereka ke seluruh ruangan. Majikan mereka ini terkenal sangat baik, tetapi juga kejam. Untuk itu, mereka tidak mau melakukan kesalahan sedikit pun.
David duduk di salah satu sofa. Dia hanya mengamati para maid dan pak Griffin membenahi perlengkapan Elaina. Pakaian baru untuk Elaina dijadikan satu dengan miliknya. Saat ini David harus bersabar. Membagi dua seluruh miliknya di dalam kamar bersama Elaina.
"Ternyata jadi pengasuh itu susah. Jika kelak aku punya anak, aku akan memberi gaji yang besar untuk pengasuhnya," ucap David pelan.
Pak Griffin dan dua orang maid bekerja sangat cepat dan rapi. Mereka menyelesaikan semuanya dalam waktu kurang dari lima menit. David sempat terkesima dengan kinerja mereka. Sangat pas dengan gaji yang dia berikan pada seluruh karyawan mansion nya. Mereka bekerja sangat profesional.
"Tuan. Semua perlengkapan nona Elaina sudah selesai. Apa masih ada yang ingin kami lakukan untuk anda, tuan?" tanya pak Griffin sopan.
"Tidak ada. Kalian boleh pergi!" perintah David pada mereka.
"Baik tuan. Kami undur diri," ucap pak Griffin mewakili dua maid.
David hanya mengangguk pelan. Dia segera mengunci pintu kamarnya. Saat ini yang dia butuhkan adalah tidur seperti yang saat ini sedang Elaina lakukan.
David beranjak ke tempat tidur king size yang empuk. Dia mengangkat selimut yang juga digunakan olehnya untuk menutupi tubuh Elaina. Sekali lagi dia terkejut. Begitu juga dengan juniornya yang langsung berubah posisi dari off ke on.
"Si al!" umat David.
Dia berjalan mondar mandir di samping tempat tidurnya. Kedua tangannya mengepal erat. Dalam satu hari ini, bahkan belum sampai seharian, Elaina sudah berhasil membuat juniornya off - on - off - on berkali-kali.
Dia juga lupa tadi meminta salah seorang maid untuk memasangkan pakaian untuk Elaina.
Dengan berat hati dia segera mengambil pakaian yang cocok untuk tidur di dalam walk in closet miliknya dan Elaina. Setelah mendapat sebuah gaun tidur yang cocok dia beralih ke pakaian dalam. Dia mengambil secara acak pakaian dalam wanita untuk Elaina.
"Astaga, Elaina. Nyawaku ternyata bernilai tak terhingga. Seumur hidupku, ini adalah pertama kalinya aku melakukan ini!" oceh David sambil membawa gaun dan pakaian dalam untuk Elaina.
Dia tidak ingin berlama-lama. Dia menyingkirkan selimut yang menutupi tubuh Elaina. Handuk menjadi penutup terakhir yang menutupi tubuh polos Elaina. Dia segera menyingkirkan handuk itu.
David melakukan gerakan cepat. Dia memakaikan gaun tidur pada Elaina. Tangannya tak sengaja menyentuh salah satu bukit kembar milik Elaina. Sentuhan itu berhasil membuat Elaina melenguh "Ah."
"Si al! Lama-lama aku bisa tewas hanya karena hasrat terpendam," oceh David.
Misi yang terakhir. David perlahan memasukkan pakaian dalam diantara dua kaki mulus Elaina. Rencana awalnya berhasil. Memakaikan gaun tidur terlebih dahulu. Setidaknya tubuh Elaina tidak terlalu terekspos olehnya.
Ternyata memakaikan pakaian dalam tak semudah memasukkan gaun diantara kedua tangan Elaina. Gerakan tangan David membuat sentuhan yang nyaman untuk Elaina. Tanpa dia sadari, dia kembali melenguh. David dibuat frustasi olehnya. De sa han Elaina sangat menggoda hasratnya.
David berusaha untuk bertahan di sisa-sisa kekuatan untuk melawan hasratnya yang membuncah. Akan tetapi, de sa han terakhir Elaina membahana di saat bersamaan jari David yang tidak sengaja menyentuh bagian inti gadis itu.
Kali ini dia sudah tidak bisa menahannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ
breakfast nya aduhai... 😅
2022-05-19
1
Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ
😂😂 gas keun
2022-05-19
1
Ⓝⓨⓐⓘ Ⓖⓐⓑⓤⓣ
Duh...... meresahkan
2022-05-19
1