David berjalan melewati Elaina yang masih terduduk. Dia meraih ponsel yang terletak di atas nakas samping tempat tidurnya.
Elaina sempat melirik tuan nya itu sekilas. Tuan David terlihat bingung melihat layar ponselnya. Entah apa yang dipikirkan oleh pria itu. Tapi yang pasti, dia harus segera keluar dari kamar tuan nya.
"Bisa-bisa nanti aku yang khilaf, menerkam si tuan mesum," ucap Elaina dalam hati.
"Hmm ... tuan!" seru Elaina.
"Ada apa kau memanggilku?" tanya David.
"Saya permisi keluar. Pekerjaaan saya di kamar tuan sudah selesai semuanya," jelas Elaina.
David hanya mengerutkan kedua alisnya. Dia pernah merasa pernah mengalami kejadian seperti ini. Dia menatap ke sekeliling ruangan.
"Mengapa neraka tidak seperti yang orang-orang bilang? Atau apa mungkin aku di surga? Ah, sangat tidak mungkin aku masuk surga." David bermonolog di dalam hatinya.
"Tangga berapa hari ini?" tanya David.
"Maaf tuan, aku tidak tahu berapa jumlah anak tangga di mansion ini," jawab Elaina polos.
"Tatap aku jika sedang bicara!" perintah David.
"Ba-ik tuan," jawab Elaina.
Elaina mengangkat kepalanya perlahan. Tatapan matanya kini bertabrakan dengan kedua mata tuan nya. Seketika jantung Elaina hampir melompat keluar. Baru kali ini dia menatap wajah tuan nya itu. Pria di depannya tampan sekali. Tuan nya itu seratus persen bule.
"Eh, kan dia memang bule ting-ting," ucap Elaina dalam hati. Tanpa dia sadari dia terkekeh, dan tertangkap oleh ujung mata David.
"Apa ada yang lucu?" tanya David.
"Eh, tidak tuan," jawab Elaina salah tingkah.
"Tanggal berapa sekarang?" David mengulang pertanyaannya.
"Oh ... tanggal, tuan!" seru Elaina.
"Memangnya kau pikir apa?"
"Tadi tuan bilang tangga bukan tanggal," jelas Elaina. Posisi duduknya kini berubah menjadi duduk santai di lantai.
David sampai menaikkan sebelah alis saat melihat kelakuannya. Gadis itu yang dia belum ketahui namanya terlihat sedang sibuk menghitung sesuatu dengan kedua jarinya.
"Tanggal 8 April 2002, tuan," jawab Elaina semangat.
"What? 2002!" seru David terkejut.
"Eh, 2022 tuan," jawab Elaina terkekeh.
David mendengus mendengar ucapan gadis itu. Penampilan gadis itu sangat biasa saja. Mungkin karena dia seorang pelayan di mansion nya, jadi tidak berdandan norak seperti gadis-gadis pada umumnya.
"Tunggu, mansion," ucap David pelan.
Akan tetapi ucapannya itu tertangkap indra pendengaran Elaina.
"Iya tuan, ini di mansion tuan. Masa tuan lupa sama mansion sendiri!" celetuk Elaina.
David segera berdiri, dan melangkahkan kakinya menuju jendela kamarnya. Dia membuka gorden, dan melihat keluar jendela. Pemandangan seperti ini pernah dia lihat dan rasakan beberapa waktu lalu.
David berdiri cukup lama di depan jendela. Dia ingin menikmati pemandangan pagi ini cukup lama. Seperti sedang mencoba menerka apa yang terjadi padanya. Mungkin saja ini semua adalah mimpi atau ingatan setelah kematian. Dia sendiri bingung dengan keadaan ini.
"Siapa namamu?" tanya David tanpa melihat Elaina.
"Elaina, tuan. Umurku delapan belas tahun. Aku baru saja bekerja di sini belum genap satu bulan. Aku berasal dari kampung," jawab Elaina panjang lebar.
Mendengar jawaban Elaina membuat David langsung memutar tubuhnya dengan gerakan cepat.
"Aku itu menanyakan namamu! Bukan yang lainnya," tukas David.
"Hehehe, aku sekalian menjawab saja tuan pertanyaan yang mungkin nanti anda tanyakan. Jadi kan bisa menghemat waktu," jelas Elaina sambil terkekeh.
David hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan gadis itu. Tadinya dia berniat untuk memujinya. Karena memiliki sebuah nama yang sangat bagus.
"Elaina, cahaya yang terang," ucap David dalam hati.
"Kau boleh pergi sekarang!" perintah David.
"Baik tuan," ucap Elaina. Dia berdiri perlahan karena pakaian pelayannya sedikit lebih panjang dari tubuhnya. Dia tidak ingin menginjak ujung pakaiannya dan membuatnya terjatuh.
David hanya diam melihatnya. Dia berjalan kembali menuju tempat tidur untuk mengambil ponselnya. Dia berniat untuk menghubungi paman Jeff. Dia ingin memastikan sesuatu sebelum semuanya jelas.
"Aaa ... aduh!" seru Elaina.
Elaina terjatuh. Dia baru saja berhasil berdiri. Di saat dia melangkahkan kaki justru menginjak ujung pakaiannya itu. Alhasil, dia tidak bisa menahan tubuhnya dan terjatuh.
"Kau!" teriak David.
Elaina langsung mendongakkan kepalanya ke atas. Dia terdiam melihat pemandangan di hadapannya. Berbeda dengan yang tadi, kali ini dia menikmati pemandangan itu. Mungkin karena sudah latihan dari tadi. Jadi sekarang saat melihat anak gajah yang sedang tertidur, dia biasa saja. Bahkan otak mesumnya mulai bertraveling kemana-mana.
Mulutnya sampai ternganga melihat pria tampan dengan anak gajah yang cukup besar. Dia membayangkan bagaimana nanti ukuran anak gajah itu jika sudah bangun dari tidurnya.
Elaina merasa beruntung bisa menggantikan maid yang bertugas membersihkan kamar tuan nya itu. Sepertinya diantara maid yang lain, baru dia yang melihat tubuh polos tuan nya. Elaina sambil tersenyum menikmati pemandangan itu. Matanya turun naik melihatnya.
Pletak
"Aduh!" Elaina melenguh kesakitan karena keningnya yang di jitak oleh tuannya.
"Sudah puas melihatnya!" bentak David.
"Eh, tuan," ucap Elaina sambil tersipu malu. Dia tertangkap basah menikmati tubuh polos oleh yang empunya tubuh. Mau bagaimana lagi, dikasih kenikmatan penglihatan mana mungkin dia menolaknya.
"Berikan handukku!" perintah David.
"Eh, ini tuan."
Elaina memberi handuk yang berada di tangannya. Saat terjatuh tadi, tangan kanannya tidak sengaja menyambar handuk yang dikenakan tuannya. Karena kejadian tanpa sengaja itu, dia dapat menikmati pemandangan anak gajah yang sedang tertidur.
David terkejut saat sebuah tangan menggapai handuknya. Handuk yang melingkar di pinggangnya berhasil merosot ke bawah tanpa hambatan. Tubuh polosnya kembali dinikmati oleh pelayan mesumnya itu.
"Kau ku ...."
"Jangan tuan! Jangan pecat aku! Kasihanilah aku tuan. Aku masih harus membiayai sekolah kedua adikku di kampung. Kedua orang tuaku sudah lama tiada," pinta Elaina.
David belum menyelesaikan kalimatnya sudah dipotong saja oleh gadis itu. Parahnya lagi, dia langsung menghamburkan tubuhnya dan memeluk kedua kaki David.
Sempurna. Anak gajah yang tadi tertidur kini sudah bangun tanpa menguap. Tanpa sengaja ujung rambut gadis itu menyentuh anak gajahnya. Ditambah gerakan kepalanya membuat sebuah sensasi yang menggelikan.
David berusaha menahan gejolak lain di dalam hatinya. Ingin sekali dia memakan gadis itu yang sudah membuat hasratnya terbangun. Posisi tubuhnya saat ini sangat tidak baik. Dia merasa kesal dengan kelakuan Elaina, tapi di sisi lain dia menikmati sensasi yang tanpa sengaja di lakukan Elaina.
"Kau diam dulu!" perintah David dengan suara sedikit serak.
Elaina hendak mendongakkan kepala, dan langsung di tahan oleh David dengan tangan kirinya.
"Jangan melihat ke atas!" perintah David.
Elaina hanya mengangguk. Tapi anggukan kepala Elaina justru membuat David mendesis.
"Si al!" umpat David pelan. Perbuatan Elaina semakin membuat hasratnya meroket. Dia sudah tidak bisa menahannya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
tria sulistia
astaga elaina...🤣🤣
2022-06-15
1
As Cempreng tikttok @adeas50
astaga😄dosa otaku
2022-05-23
1
ApriL
Ternyata ini yang waktu itu.. ngakak kak.. 😂😂
2022-05-10
0