Berharap

"Apa kabar Bu ... ini Aslan"

"Aslan?, Ya Tuhan ... Ibu baik, kami apa kabar?"

"Aslan baik Bu"

Malam ini Aslan menghubungi Ibu angkatnya di Malang.

Pada awalnya dia ragu jntul menghubungi mereka untuk memberi tahu pertunangannya besok. Bagaimanapun mereka pernah merawat Aslan, meskipun mereka tidak akan datang setidaknya Aslan memberi tahu.

Ibu angkatnya sudah berumur, sedangkan Kakak angkat dan Istrinya, Aslan yakin mereka tidak akan datang karena Kakak Angkatnya sejak dulu tidak menyukai Aslan.

"Maaf memberi kabar mendadak, karena pertunangannya juga mendadak. Hari senin Ayah calon tunangan Aslan akan keluar negeri, mereka minta dipercepat. Penetapan hari pertunangan juga baru dua hari lalu, kalau Ibu dan keluarga hadir nanti Aslan jemput dibandara."

Aslan berbicara sangat sopan dan lembut, sebisa mungkin dia berbicara hati-hati agar menjauhi pembicaraan tentanh dia.

"Ibu do'a dari sini saja ya ... nanti kalau Aslan mau menikah Ibu usahaan datang."

Meski sebelumnya Aslan sudah menetak, tetap saja dia merasa kecewa mendengarnya. Aslan ingin Ibu angkatnya datang, tapi mau bagaimana lagi?.

"Aslan minta maaf karena memberi tahu mendadak, disini Ayah dn Bunda juga terkejut, Rehan juga sampai marah-marah."

Terdengar suara renyah tawa dari sebrang, "kabar mereka bagaimana?."

"Baik Bu" jawab Aslan sopan.

Aslan terdiam sejenak, begitu pula dengan Ibu angkatnua disebrang.

Sudah lebih dari tiga tahun Aslan tidak menjenguknya, karena terakhir kali dia kesanaKakak Angkatnya Firdaus kali ini benar-benar tidak menutupi perasaan tidak sukanya pada Aslan dimanapun dan didepan siapapun, sehingga Aslan merasa sungkan sendiri.

"Nek ... terang bulannya dateng ..."

Terdengar begitu bersemangat dan ceria, suara itu terdengar remang-remang dari sebrang, tetapi Aslan dapat mendengarnya.

Deg ...

Tatapan mata Aslan teralih seketika pada foto berukuran kecil yang dia letakkan diatas mejanya.

Itu suara Zia, perempuan itu ada disana. Dada Aslan berdesir seketika, hanya mendengar suaranya melalui ponsel Zia mampu membuat dada Aslan bersir. Perasaan rindu setalah bertahun-tahun tak bersemu mulai terasa nyata.

"Taruh saja dulu ... Nenek lagi bicara dengan unclemu."

Aslan menunggu jawaban Zia dada berdebar bergemuruh kencang.

"Oh ... ya udah"

Mata Aslan terpejam, hubungan mereka benar-benar bukan siapa-siapa lagi, untuk apa dia mengharapakannya?.

Sebenarnya apa yang Aslan harapkan?.

Mendengarkan dia antusias saat mendengar nama Aslan?.

Atau berharap dia akan mengambil ponsel Ibu angkatnya menyapanya dengan kata Halo?.

Tidak ... setelah apa yang telah Aslan lakukan pada perempuan itu, Aslan tidak pantas mengharapkannya. Atau bahkan merindukannya padahal sebentar lagi dia akan bertunangan.

Bukankah dia sudah mengatakan kalau semua perasan dan hubungannya selesai setelah malam itu dia mengatakan persetujuannya pada Helen?.

Aslan tertawa kecil tampa suara, seakan menertawqkan dirinya sendiri.

^-^

Sosok pria berpakaian formal dengan kemeja putih dan celana bahan panjang berlari menoleh kekanan dan kekiri mencari seseorang.

Dari kejauhan Zia menatapnya dengan senyum mengembang, pria itu adalah saudara kembarnya Sean Varlen Malik yang sedang mencari dirinya.

Tangan Zia terangkat melambai-lambaikan tangan, tatapan mereka bertautan beberapa detik sebelum Sean berdecak kesal menyadari jika perempuan yang sedang memakai masker dan melambaikan tangan itu adalah Zia kembarannya.

"Baru pulang langsung balik lagi ke Jakarta, kamu gak kangen sama aku?" Ucap Sean dengan nada mengomel.

Zia hanya tersenyum dan melangkahkan kakinya mengikis jarak diantara mereka dan memeluk Sean erat. "Kangen" ucap Zia singkat.

Sean melepas pelukan Zia, tersenyum lebar dan mengelus rambut Zia sayang.

Zia baru tiga hari pulang ke Malang, karena dikantor banyak kasus yang harus segera ditangani, Sean selaku seorang polisi tidak bisa pulang dan berlama-lama dengan Zia di rumah.

"Kalau berat pulang kerumah tinggal denganku saja, kita sewa hotel atau kontrakan seminggu" ucap Sean.

Mendengar ucapan kembarannya yang menunjukkan begitu pengertian padanya membuat Zia tergelak dan memeluk Sean lagi.

Kali ini bukan melepaskan pelukan Zia, Sean malah membalas pelukan Zia dengan erat dan mengelus pundaknya.

"Berhentilah berharap, ayo move on. Aku akan memngenalkanmu pada seniorku yang tampan dan masih singel. Zi ... dia sebetar lagi taken" bisik Sean lirih. "Jangan muncul dihadapannya dan menggagalkan pernikahannya nanti, kamu itu sekarang artis malu kalau jadi bahan gunjingan orang satu Indonesia."

Zia ngakak mendengarnya, bersamaan dengan air mata yang tidak bisa lagi dia bendung dan menyembunyikannya dari Sean dengan cara semakin memper erat pelukannya.

"Kalau bukan jodoh maka lepas" Sean mengurai pelukan mereka, tatapan mereka berdua bertautan. "Berhenti berharap, berhenti berandai-andai Zi ... buat aku bangga memiliki kembaran yang penuh prestasi, bukan sensasi karena menggagalkan pernikahan Uncle angkatnya."

Lagi-lagi Zia tertawa mendengar kalimat Sean, "siapa yang mau ..."

"Kamu" potong Sean sambil menghapus air mata di pipi Zia, "didalam otak kamu sekarang pasti berandai-andai dan berkhayal mau melakukan hal itu, meski aku tahu kamu tidak akan melakukannya."

Kepala Zia mengangguk pelan membenarkan ucapan Sean.

Kali ini Sean yang tertawa ngakak karena tebakannya benar, "ah ... kasihan kembaranku" ucap Sean kembali menarik Zia kedalam pelukannya, memeluk Zia dengan erat. "Semoga selamat sampai tujuan, jika tidak kuat jangan datang kirim lewat pos saja titipan Nenek."

Zia mengangguk lemah.

^-^

Semua masih berada didalam kamar mereka masing-masing, jam sudah menunjukkan jam satu siang tetapi tidak ada yang keluar dari kamarnya, semalam mereka pasti bergadang menyelesaikan tugas mereka karena malam ini acara pertunangannya.

Aslan perlahan menuruni tangga, mengeluarkan ponselnya dan mencari nama Kinoi menggunakan nomor gandanya Aslan bertanya sore hari ini ada balapan tidak.

Kinoi : G' d, tp Qt lg nongkrong.

Tidak ada balapan, Aslan menghela nafas sambil berjalan menuju gantungan tempat penyimpanan seluru kunci kendaraaan para penghuni Raja Crown.

Dia butuh menenangkan diri sebelum nanti malam harus tersenyum dan menunjukkan kebahagiaannh pd seluru tamu yang akan datang.

Tring ...

Aslan kembali mengeluarkan ponselnya, ada pesan masuk dan ternyat dari Kinoi yang membuatnya tersenyum simpul.

Kinoi : Ronal nantang lo sekarang tepat biasa.

Dengan penuh semangat Aslan meraih kunci motornya, menukar jaketnya dengan milik Alaric yang tergeletak disofa panjang.

Motor sport, jaket kulit coklat, helm double visor full face dan sarung tangan, semua sudah siap untuk menutupi identitasnya dari Kinoi.

Aslan mulai menarik stang gasnya membelah keramaian kota, terik matahari tidak menyulutkan semangatnya untuk balapan liar siang hari ini.

Sebelum sampai ditempat tongkrongan biasa Kinoi dan teman-temannya berkumpul. Aslan menghentikan mobilnya di mini market membeli beberapa sneck cemilan dan drink drink untuk mereka semua, kebiasaan Aslan jika sedang tidak terburu-buru mau balapan.

Selesai belanja Aslan keluar dari mini market, dibelakang motornya ada seseorang yang berduduk diatas motor yang dia kendarai menatap kearah Aslan.

Dari plat nomornya Aslan mengingatnya, dia orang yang menantang Aslan balapan malam itu, yang tiba-tiba muncul entah dari mana mengacungkan jarinya keatas menantang Askan ditengah-tengah Aslan balapan dengan orang lain.

Pembalap itu menghidupkan motornya, memberi isyarat dengan memainkan gas motornya menantang Aslan balapan.

Aslan berjalan dengan santai menaiki motornya, "Gue lagi bawa belanjaan, kalau mau balapan ditempat biasa" ucap Aslan tegas.

Pembalap misterius bermotor itu melaju kencang begitu saja meninggalkan Aslan yang masih terpaku menatap kearah mana dia pergi. Arah yang sama temlat Kinoi dan yang lain kumpul, Aslan terkekeh sarkas.

Dan benar saja pembalap itu sudah berdiri ditenga jalan dikelilingi Kinoi dn teman-temannya.

Aslan datang berhenti tepat disamling pembalap itu, menjulurkan keresek belanjaannya pada salah satu anak jalan disana dan mulai bersiap balapan. Semua mulai berdiri dipinghir jalan raya.

"Gue berharap besar lo bisa menghibur gue hari ini" teriak Aslan kencang.

Pembalap itu menoleh sejenak dan kembali menatap fokus kedepan.

Seseorang mulai berdiri ditengah menghitung memulai balapan.

Aslan membiarkan pembalap itu melaju kencang didepannya, Kinoi yang melihat Aslan masih diam tak berkerak berteriak ribut membuat Aslan tertawa melambaikan tangan dengan santainya, sebelum kembali menggenggan stang motor menatap lurus kedapan dn menarik gas.

Motor Aslan melaju dengan kencang, segala indranya tertuju pada kearah depan. Pembalap itu mulao terlihat didepannua, Aslan tersenyum sarkas semakin menarik gas memaju laju motornya melewati pembalap itu.

Tepat beberapa meter garis finis terlihat Aslan memelankan laju moyornya, pembalap itu tepat dibelakangnya. Secara sengaja Aslan melewati garis finis bersamaan dengan pembalap itu.

Karena laju motor Aslan tidak kencang, Aslan bisa menghenyikan laju motornya tidak jauh dari garis finis, sedangkan pembalap itu terus melaju bahkan berputar-putar seakan membentuk angka delapan agak jauh dari garis finish. Perlahan dia mendekat dan laju motornya serasa melambat saat didepan Aslan, tatapan mereka bertautan beberapa detik, help light smoke tidak dapat menutupi mata pembalap misterius itu.

Deg ...

Aslan seakan mengingat tatapan mata itu, tataoan yang pernah dia lihat entah dimana Aalan lupa.

Pembalap itu menarik kencang stang gasnya pergi begitu saja meninggalkan area balap. Kinoi dan yang lain berlari kecil mebghampirinya tetapi Aslan buru-buru pergi dari sana menyusul pembalap itu secepat mungikin.

^-^

"Maaf mas, mas yang order ojek online kan ya"

Seorang tukang ojek online mendekati pembalap misterius yang tadi sore melakukan balapan dengan Aslan, dia duduk diatas motor sport menatap kosong dalam kegelapan.

Pembalap misterius itu menjulurkan paper bag dan uang lima puluh ribu ditangannya, tamoa mengatakan apapun atau menolehkan kepalanya kesamping.

Mas Ojol mengambil paper bag itu dan membuka tasnya untuk mengambil uang kembalian, setelah memastikan Mas Ojol itu mrngambilnya pembalap itu mebghidupkan mesin motor dan pergi dari sana.

"Gue berharap besar"

Kata-kata itu kembali teringat dibenaknya, perlahan laju motor yang semula begitu cepat mulai melambat, berhenti tepat didepan hotel Future yang bintang lima.

Dia hanya duduk diatas motornya menatap kosong kearah hotel itu. Beberapa mobil berhenti didepan lobby, setiap orang yang keluar menggunakan baju yang tamoak mewah, elegan bahkan ada yang terkesan glamor.

Happy Engagement

Aslan & Helen

Tertulis sangat jelas dari tempat dia berdiri sekarang. Bahkan ada beberapa karangan bunga yang berjejer dengan tulisan yang sama.

Ojol pesanannya tadi sudah sampai didepan hotel, terlihat sedang berbicara dengan staf hotel dan menghubungi seseorang, mungkin sedang menghubungi Aslan, karena dia memberikan nomer Aslan saat melakukan pemesanan.

Tetap beberapa menit setelahnya terlihat Aslan keluar, dia menggukanan jad hitam rapi. Tangan Pembalap misterius itu menggenggam stang motor dengan erat, tatapan matanya semakin menajam menatap pada Aslan.

"Gue berharap besar"

Kembali terringat perkataan Aslan entah yang keberapa kalinya.

Kesal dia memukul stang motor dengan membabi buta tidak menghiraukan tangannya yang sakit. Tangannya berhenti memukul kala setetes air mata jatuh dipipinya tamoa bisa dia tahan lagi.

"Wahahhaa ..."

Dia tertawa lepas tetapi tidak menutupi tawa itu terdengar begitu pilu ditelinga orang lain, kepalanya menengadah menatap gelapnya malam. sekuat tenaga dia menahan diri untuk tidak kemnali menumoahlan air matanya, menghela nafas beberpa kali.

"Bang**t" makinya berteriak nyaring.

^-^

.

Mohon untuk klik

⭐ Rate

🔖Vote

🎁Hadiah

💬 Comment dan

👍Like

Demi mendukung karya Author dan agar membuat karya Author lebih terkenal dari sebelumnya, sehingga Author jadi semangat updatenya 😇

Terima kasih sudah mempir 🙏

Love you 😘

Unik Muaaa

Terpopuler

Comments

Ika Metro

Ika Metro

kisah yg TK tunggu

2022-05-26

0

Nyra Chayank ArfaGus

Nyra Chayank ArfaGus

Zia ya...

2022-04-26

1

Rahayu

Rahayu

kisahnya Aslan complicated..

2022-04-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!