Zianka Valeria Malik

" Abang"

Panggilan Chaka membuat Aslan menoleh kesamping.

Chaka menatap Aslan dengan kening mengerut, Aslan tersenyum segaris dan mengelus puncak kepala Chaka hntuk menunjukkan rasa sayangnya.

Wajah Chaka berubah kesal dan menepis tangan Aslan, "Abang jan seperti Bunda deh bang ... aku sudah besar" ujarnya dan berjalan keliar toilet lebih dulu.

Aslan tertawa kecil mengikutinya melangkahkan kaki keluar dari toilet.

Sekelebat ...

Ekor mata Aslan meilaht sosok itu, Aslan menoleh kebelakang untuk memastikan dan terdiam sejenak.

"Chaka bisa balik sendiri kan?" tanya Aslan kembali menoleh menatap pada Chaka yang sudah berjalan agak jaub di depannya.

Merasa namanya dipanghil, Chaka menghentikan langkahnya dan berbalik badan menatap Aslan datar.

"Chaka bisa balik sendiri kan?" tanya Aslan mengulangi pertanyaannya tadi, "Abang mau ke crown sebengar nanti turun lagi."

Terlihat Chaka menghela nafas dan menganggukkkan kepala sebeluk kembali berbalik dan berjalan lagi.

Tangan Aslan mengepal, jantungnya berdegup kencang.

Kakinya tampa dikomando berbalik dan melangkah lebar dengan cepat, Aslan menahan dirinya untuk tidak mencari sosok itu, sosok yang membuatnya terus terbelenggu dalam masa lalu yang cukup kelam.

Zianka Valeria Malik

Anak yang mengatakan siapa statusnya dalam keluarga Carto ...

Keponakannya ...

Seorang model ...

Dan ...

Perempuan yang Aslan cintai dan hindari.

Tetapi ... perempuan itu yang selalu Aslan diam-diam RINDUKAN.

Kaki Aslan terhenti melangkah, berdiri tidak jauh dari tempat perempuan yang dia lihat tadi.

Aslan menyembunyikan dirinya, menajamkan mata memastikan jika perempuan itu adalah Zianka Valeria Malaik.

Perempuan itu duduk di kursi taman, mengangak wajahnya menatap kearah bangunan hotel Raja Thron didepannya.

Deg ...

Detak jantung Aslan seakan berhenti beberapa detik.

Perempuan itu memang Zianka Valery Malik.

Perempuan yang di hindarinya.

Perempuan yang di rindukannya.

Perempuan yang di cintainya.

Sudah lebib dari tiga tahun dia tidak melihat Zia secara langsung seperti saat ini meski jarak mereka cukup jauh.

Setelah kejadian pertemuan tidak sengaja di luar negeri, Aslan benar-benar menghindari Zia, bahkan kabar apapun yang tentangnya Aslan mencoba cuek dan tidak ingin tahu.

Tetapi jika merindukan Zia, Aslan hanya melakukan satu hal, mencuri ponsel Alaric diam-diam dan dan melihat foto unggahan Zia di sosial medianya.

Apakah hal itu mengobati rasa rindunya?, tidak.

Tetapi hanya itu jalan yang bisa mengembalikan moodnya agar terilah baik-baik saja di depan semua orang.

^-^

Zianka Valeri Malik

Menatap pada banguanan menjulang didepannya dengan tatapan kosong.

Dia berfikir jika dia salah mengenali orang tadi, dia melihat pria yang dia rindukan keluar dari dalam lift berjalan menuju ballroom hotel, dengan styel formal berjas armany yang dia kenakan terlihat gagah.

Hai Uncle apa kabar ...

Ingin rasanya Zia berlari menghampiri pria itu dan menanyakan kabarnya.

Zia ingin menghampiri Uncelnya

Pamannya

Pria yang dicintainya

Pria yang terang-terangan dengan tegas menolak cintanya

Pria yang pergi dari hidupnya dan keluarganya setelah mengetahui dia hanya anak angkat.

Pria yang memilih tinggal bahagia dengan keluarga lain, tampa memikirkan kesedihan Zia.

"Kamu sangat bahagia ya?, ... Uncle Aslan?"

Zia seakan berbicara dengan bangunan hotel didepannya.

Tidak mengiraukan orang-orang disekitarnya jika seandainya ada orang yang mendengarnya, mengenal dirinya yang seorang model dan artis ternyata berbicara sendiri seperti orang gila.

Flash back

Beberapa hari sebelum Aslan beranhkat keluar negeri sepuluh tahun lalu.

.

"Kalau seandainya aku gak diundang, kamu akan pergi tanpa pamit?." Suara Zia terdengar serak dia menatap Aslan dengan tajam.

Aslan hanya diam menatap pantulan dirinya di air kolam, Zia tahu jika Aslan tidak mau menatap Zia karena Zia menangis.

Zia menghela hafas berat, mencoba menahan tangis sekuat mungkin.

Tadi pagi Regan menghubunginya dan memintanya untuk datang di pesta kecil-kecilan keluarga Ganendra sebelum Aslan dan Regan berangkat keluar negeri untuk kuliah.

Sejak tahu jika Aslan akan pergi semakin jauh darinya, Zia menangis seharian dan baru berhenti setelah menenangkan dirinya sore tadi dengan kata-kata

Stop Zi ... uncle tidak suka kamu nangis.

Kata kata yang selalu Aslan ucapkan dulu sebelum Aslan tahu dia bukan salah satu anggota keluarga Carto dan memilih keluar dari rumah.

Tetapi saat menatap Aslan dari jarak yang cukup dekat, perasaan rindu yanh dia tahan, rasa kecewa dan takut akan kehilangan Aslan meluap tak tertahankan membuatnya kembali menangis lagi.

"Aku sudah menganggap kamu sebagai Uncle" suara Zia seakan tercekat diakhir kalimat. "Setidaknya kamu harus pamit pada keponakan kamu."

Sangat berat mengatakan status Uncle dan keponakan diantara mereka, karena Zia menyayangi dan mencintai Aslan bukan hanya sebatas itu.

Beberapa kalo Zia menghela nafas sebelum mencoba untuk tersenyum dan berjalan mendekati Aslan.

"Ini pesta Uncle" ucap lembut Zia, "Tetapi kedatanganku sepertinya merusak suasana hati uncel" Zia tertawa kecil diakhir kalimat, "kalau begitu aku pergi saja."

Tidak ... Zia tidak ingin pergi, tapi dia tidak mau hanya didiami Aslan dan berbicara terus seperti radio rusak.

Zia tidak langsung pergi setelah mengatakannya, dia masih diam menatap Aslan menunggu respoin Aslan yang hanya dia seperti yang sudah dia sangka.

"Tidak mau peluk?" suara Zia semakin berat menandakan jika dia kembali akan menangis.

Setidaknya dia mendapat pelukan.

Dulj Aslan akan memeluknya dan menenangkan Zia dalam pelukannya setiap kali Zia sedih dan menangis, dulu ... ya ... dulu ...

Air mata Zia semakin mengalir deras, tetapi sekuat tenanga menggigit bibir bawahnya agar tidak terdengar isak tangisnya, dadanya mulai sesak.

"Aku tidak akan mengejar kamu" Zia mengatakannya dengan kepala menggeleng berulang kali. "Aku tahu kamu akan kuliah di negara mana, tapi aku janji tidak akan menemuimu karena aku tidak mau kamu semakin menjauh dan menghilang."

Zia mengatakannya dengan tersendat-sendat. "Aku janji tidak akan menemuimu lebih dulu sebelum aku kembali menganggapmu Uncle seperti kemauanmu, aku janji."

Terdapat kesungguhan didalam kalimat yang Zia ucapkan meski tersendat-sendat.

Tidak ada pilihan lain ...

Zia meraih lengan kanan Aslan, mengeluarkannya dari dalam saku celana, membuat Aslan terkaget mundur selangkah dan secara tidak sengaja tatapan mata mereka bertautan.

Zia tersenyum lebar bahagia sekaligus sedih. Zia bahagia akhirnya Aslan menatapnya, sedih karena Aslan bersikap defensif terhadapnya.

Tangan Zia mengarahkan telapak tangan Aslan pada dahinya, dia bersalaman pada Aslan dan tatapan mata mereka kembali bertautan.

Dengan senyum yang Zia ukir dibibirnya, gadis itu mencoba menyembunyikan perasaan sesunggunya. "Selamat tinggal Uncle" ucapnya begitu lirih.

Zia mengambil sesuatu dari dalam tasnya, sebuah jam tangan dan meletakkanbya di telapak tangan Aslan. "Hadiah ualang tahun Uncle bulan depan, sekaligus hadiah perpisahan. Semoga bahagia."

Perlahan tangan Aslan Zia lepas, Zia mundur beberapa langkah tetap menatap Aslan dengan bibir terukir senyumnya, sebelum balik badan meninggalkan Aslan sendiri.

Flash end

"Sepuluh tahun lalu kamu pergi, delapan tahun kita tidak pernah bertemu" gumam Zia.

Kepalanya menunduk menatap rerumputan, "dan malam ini kembali tidak sengaja aku melihatmu yang terlihat sangat bahagia."

Zia menggigit bibir bawahnya, jemarinya menggenggam bangkunkayu yang dia duduki. "Bahagia bersama keluargamu sekarang ya uncle?, apa kamu melupakanku?."

^-^

Aslan memutar-mutar kursi yang yang duduki, setelah pesta bubar Aslan menemani Gea yang sedang membantu karyawan Event Organizer miliknya.

Gea tidak mau Javir membantunya, jadi sebelum pria itu menawarkan diri Gea meminta Aslan terlebih dahulu, hanya menemani tidk membantu, cukup duduk dan menjauhkan Javir untuk merecoki Gea itu adalah tugas utam Aslan karena Javir akan kalah jika berkelahi dengan Aslan sang mantan juara karate se jawa timur.

"Ada masalah?"

Aslan menoleh kesamping, ternyata Gea sudah duduk di kursi disampingbya sambil mengikat asal rambut panjangnya yang sejak tadi sengaja dia gerai sepanjang acara.

"Kenapa tanya gitu?" Aslan balik bertanya.

"Karena tertulis jelas diwajah kusut loe" jawab Gea frontal.

Aslan tertawa kecil, "lagi mikirin kerjaan."

Gea mencibir tak percaya, "raut wajah mikirin kerjaan sama mikirin cewek mah beda As."

"Sok tau lo"

Gea tertawa kecil, dia menatap kearh panggung mengikuti arah pandangan Aslan.

Mungkin karena sama-sama anak angkat keluarga Ganendra, Gea lebih dekat dengannya dari pada Regan.

"Masih Zia Valery si model itu?"

Sebenarnya pertanyaan Gea kali ini berhasil menarik perhatian Aslan, tetapi Aslan tetap stay cool dengan wajah datar dan teyap mentap kedepan.

"Kenaoa malah dia?"

"Karena hanya dia cewek yang gue tahu pernah dekat dengan lo"

"Lo aja yang gak tahu."

"Alah ... kita udah saling kenal dan saudaraan sepuluh tahun, bahkan udah dua tahun sering kumpul-kumpul. Bahkan kata si Ar, Je dan Al lo hanya sekali gandeng cewek di luar negeri awal-awal kalian kuliah."

Aslan tidak menanggapi karena itu memang benar adanya, hanya satu dan saat sedang bermesraan entah kenapa Zia ternyata melihatnya.

"Lo gak gay kan?"

Sangat lirih Gea berbisik ditelinganya.

"Angela ..." desis Aslan.

Gea tertawa ngakak sebelum pergi meninggalkan Aslan sendiri dan kembali membantu karyawannya berberes-beres.

Gay?

Yang benar saja, Aslan masih normal.

Hanya saja dia terlalu menyibukkan diri mengelola bisnis dengan ketiga sahabatnya, menjadi COO di Perusahaan Ganendra, dan saat hari-hari tertentu dia sibuk dengan profesinya sebagai fotografer.

Tetapi alasan utamanya satu ...

Mengalihkan pikirannya memikirkan sosok seorang Zianka Valeria Malik

Yang orang-orang kenal dengan nama

Zia Valery

.

Hallo para Readers kece badaynya Author ...

Minta tolong untuk tinggalin jejak 👍Like and 💬 Commen setelah baca ya ...

Mohon bantuannya agar cerita Author banyak yang baca 😇 biar Author tambah semangat Update tiap hati

Terima kasih sudah mampir 🙏

Love you 😘

Unik Muaaa

Terpopuler

Comments

Rahayu

Rahayu

semangat...

2022-04-20

1

Nyra Chayank ArfaGus

Nyra Chayank ArfaGus

Ara kan sukanya Ama Zia.

2022-04-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!