The Real As

"Ready .... set ... go ...."

Brum ....

Suara bising motor sport muli terdengar, seluruh anak jalanan yang berdiri dipinggir jalan area balap liar bersorak memberi semangat pada pembalap jagoan mereka masing-masing.

Terutama kedatangan pembalap jagoan mereka sang Leon, yang sangat jarang datang ikut balapan tetapi setiap kali datang akan memenangkan pertandingan.

Sang Leon adalah Aslan.

Aslan yang kita kenal ...

Aslan Bumi Putra, seorang COO perusahaan Ganendra, seorang Accounting Manager di Raja Throne hotel dan kali ini dia seorang lembalap jalanan yang misterius.

Profesi sekaligus hobinya adalah memotret, satu lagi profesi yang sangat dia jaga dan sembunyukan dari dari semuanya, bahwa Aslan adalah seorang Fotogrfer.

Menjadi pembalap jalanan hanya selingan saja untuknya, hanya setiap kali dia sedang stres dan ingin melepas penat, maka jalan satu-satunya dengan ikut balapan liar.

Aslan tiba-tiba akan datang dan ikut berbaris distart, membayar uang taruhan dan akan pergi begitu saja setelah memenangkannya tampa mengambil uang kemenangannya.

Seperti hari malam ini, setelah pesta makan-makan di keluarga Ganendra, Aslan pamit pulang ke studionya pada Ara dengan alasan ada kerjaan.

Sebenarnya dia berada disini, di jalanan yanh dipenuhi dengan beberapa pembalap jalanan dan anak-anak jalanan yang menonton jalannya pertandingan balap liar.

"Kehilangan proyek ini juga tidak masalah, kebahagiaan anak-anak lebih penting Bun. Regan dan Belda saja tidak kita paksa, maka pada Aslan kita juga harus begitu kan?."

"Iya Yah, awal Ar dan Belda dari pihak Cakrawansa, sekarnag malah keluarga Anggara yang mengajukan perjodohan ke As."

Kaliamat mereka yang tulus membuat Aslan bersyukur berada diantara mereka, tetapi ... terkadang jug merasa tidak enak hati menerima kebaikan hati mereka.

Siapa dirinya?

Hanya anak angkat mereka.

Hanya anak yang tidak jelas asal usulnya.

Tetapi mereka selalu memikirkannya, memikirkan perasaannya, memikirkan kebahagiaannya bahkan memikirkan masa depannya.

Pantas saja Helen dan Pak Wahyu Anggara selalu mengajaknya rapat bahkan makan malam. Mendapatkan nomor telephon Aslan pasti sangat sulit, karena hanya Abra, Ibnu, Sam dan Sari yang mengetahuinya, selebihnya dia selalu berkemunikasi dengan para bawahan menggunakan telephone kantor, dan Helen pasti sangat berusaha keras untuk mendapatkan nomernya, mereka yang mengetahui nomor Aslan tidak akan sembarangan memberi tahu nomornya pada orang lain.

Brum ...

Tiba-tiba ada motor selain lawan Aslan mengimbangi kecepatan laju motor yang Aslan kendarai.

Perlahan Aslan menurunkan kecepatan, dan motor itu ikut menurunkan kecepatan. Kepala Aslan menoleh kesamping penasaran, orang itu ternyata juga menatap Aslan, tangannya teracung sebelum menunjuk kedepan dan menarik gas stang motor.

Aslan mengerutkan keningnya keheranan dan ikut menarik gas mengikuti permaian pria itu.

Garis finis sudah didepan mata, Aslan semakin menarik gasnya. Dengan cepat kembali memimpin mengalahkan pria tadi yang tiba-tiba datang ditengah-tengah pertandingn balapanya.

Meski garis finis sudah terlewat Aslan terus saja menarik gas seperti biasa, dia akan kembali pulang ke studio, tapi karena mobilnya di Basement hotel, Aslan berbalik aran menuju hotel untuk meukar motor dengan mobilnya.

"Naik cepat!"

Baru saja Aslan memarkir motornya Javir sudah menghampirinya dengan mobil sport keluaran terbaru pria itu.

Tampa banyak bicara Aslan masuk kedalam mobil setelah melepas helm yang dia pakai. "Mau kemana emang?" tanya Aslan.

"Emma dan Meliza diikuti orang, Ar sedang melacak keberadaan mereka dari chip Emma" jawab Javir tetap dengan tatalan mata fokus kedepan.

"Dua anak itu kenapa gak pulang ke Negaranya saja" gerutu Aslan.

"Emma masih mau mengejar Ar."

"Ar udah mentok di Belda, Al saja yang kurang tegas sama adik sendiri. Jika Alaric marah dnegan tegas mknta Emma pulang dia pasti nurut."

"Iya ... menakutkannya Emma didunia mafia sana, masih ada Alaric yang lebih gila dari dia dan Om Enzo."

Aslan dan Javir tergelak bersama.

"Ah ... malam ini setres gue bener-bener akan lepas!." Aslan berteriak lantang tampa perduli sekarang sudah malam, dan mereka sedang melintasi jalan raya.

^-^

Mereka sampai dilokasi titik keberadaan Emma dan Meliza yang dikirim Regan, bertepatan dengan Alaric yang juga baru datang.

Alaric keluar dari dalam mobilnya dengan wajah mewah pedam, dia akan mengamuk sebentar lagi.

Didepan sana terlihat Regan berlari kencang menghampiri kerumunan orang-orang yang Aslan yakini ada Emma dan Meliza diantara mereka.

Tampa banyak bicara mereka bertiga juga berlari berbaur dengan kerumuanan itu. Jika diotak semua orang sekarang memikirkan menyelamatkan Emma dan Meliza, lain halnya dengan Aslan yang hanya butuh pelampiasan setresnya.

Selama satu minggu Aslan menahan semua setresnya, berawal dari mengerjakan proyek besar perusahaan Ganendra, mendengar pembicaraan para karyawan di rapat tentang dia hanya orang yang dianggap anak oleh keluarga Ganendra, beberpa kali memimpikan kejadian dua belas tahun lalu, dan terlebih dia mendengar tentang keluarga Anggara yang mengajukan perjodohan.

Maka perkelahian bukanlah hal yang menakutkan bagi Aslan, tapi seperti permainan yang mengasikkan. Terlebih dia dulu seorang atlit karate yang memenangkan beberapa kompetisi jadi tidak ada kata dia menerima satu pukulanpin dari lawan.

Setelah memukul satu orang lawannya Aslan menoleh kekanan dan kekiri. "Yah ... udah kalah semua" keluahnya dnegan bahu merosot.

Javir yang mendengarnya tertawa ngakak, dia melihat bagaimana Aslan menggila menandingi Alaric sang kakak Emma.

"Kenapa malah keluar" tanya Alaric.

Aslan menoleh kearah Alaric yang sedang menatap Mela dengan tajam sedangkan Mela sendiri mengatur nafasnya bersandar pada kontener sebelum melangkahkan kakinya menuju mobil Regan.

Sebelah alis Aslan terangkat melirik Javir sejenak, dia baru sajar ternyata perempuan yangbikut berkelahi bukan hanya Emma dan Meliza, tetapi Mela juga ikut berkelahi dengan mereka.

"Terim kasih" Emma tiba-tiba memeluk Regan dengan erat.

Regan tidak membalasnya malah mengangkat kedua tangannya keatas tidak membalas pelukan Emma.

Halniti sudah biasa, Emma sejak mereka kuliah dulu selalu nyosor jika sudah dekat dengan Regan, dan Aslan yang selalu melindungi kepolosan Regan termuda diantara mereka berempat.

"Bisa tolong lepas?, Belda berada dimobil dan gue yakin dia sedang melihat kita" ucap Regan lirih namun tegas.

"Lo nyelametin gue kenapa malah bawa Belda?" tanya Emma melepas pelukannya menatap Regan tajam.

Regan mundur beberapa langkah, menatap kedepan yang ternyata Belda sedang berjalan kearah mereka. "Karena dia yang mengizinkan gue untuk membantu lo."

Semua yang mendengar terperangah menatap kearah Regan semua.

"Jangan bilang lo cerita siapa mereka berdua?" tanya Aslan sambil menunjuk Emma dan Alaric.

"Lo cerita siapa kita?" tanya Alaric.

Regan mengagguk, "ya ... semua tentang kita" ucap Regan dnegan tegas menatap Emma, "tentang pertemanan dan persaudaraan kita."

Belda mendekati Regan dengan senyum lebarnya.

Regan juga melangkah menghampiri Belda merangkul pinggangnya. "Percayakan wajah tampanku tidak rusak" ucap Regan.

Belda tertawa mendengarnya, begitu juga yang lainnya.

Melihat Belda dan Regan membuat Aslan teringat, jika mereka berdua dulu juga pernah dijodohkan tetapi gagal, entah kenapa setelahnya mereka menjadi pasangan meski terkadang hubungab mereka Absult.

Mungkin aku juga bisa ...

Aslan menghela nafas sejenak, "mana mau dia hadir dipesta pertunangan gue dengan wajah babak belur" sahut Aslan spontan.

Tatapan mata Regan langsung beralih pada Aslan dan menatap Aslan tajam.

Aslan hanya tersenyum segaris, bukan hanya Regan yang pastinya semua temannya pasti akan terkejut. Aggap saja dia gila memutuskan detik ini dan detik ini juga mengatakannya pada mereka.

"Jangan menatap gue begitu" tegur Aslan, "kalau lo iri karena gue mau tunangan duluan tinggal bilang aja ke Bunda gue yakin malam ini juga kalian tunangan."

"Gak tunangan, dinikahin juga" celetuk Javir.

Regan tertawa merangkul pundak Belda, "meskipun gue iri dan mau mendahului lo ..." nada suara Regan mengambang menlirim Belda, "dia aja gak amu cepet-cepet."

Belda melepas rangkulan tangan Regan kasar, "kamu deket dengan orang tua-tua kenapa pemikiranmu ..."

Tidak lagi mendengar omelan panjang Belda pada Regan, Aslan malah berjalan menuju mobil Javir tampa berpamitan pada yanga lainnya dan pergi dari sana begitu saja.

Setresnya sudah dia luapkan, kali ini Aslan butuh menenangkan diri sebelum menghadapi Ara dan Abra. Dia akan mengatakan jika dia mau menerima perjodohan itu, lagi pula mereka sudah memberikan segalanya pada Aslan, seperti keluarga, kebahagiaan dan kasih sayang mereka.

Tidak salah bukan jika Aslan berkorban sebentar, siapa tahu hatinya bisa terbuka pada Helen seperti Regan pada Belda.

^-^

Sudah tiga tahun ...

Ya ... sudah tiga tahun Zia tidak pulang kerumahnya.

saat awal-awal berkarir Zia pulang dua bulan sekali atau tiap bulan, tetapo setelah kakrir modelnya memuncak dan mulai berkecipung didunia akting diluar negeri, jadwal Zia semakin padat dan ini kali pertama dia menginjakkan kaki di depan rumahnya.

Sebelum membuka pagar rumah Zia menghela nafas, memeori semua yang terjado selama lima belas tahun dia tinggal bersama dengan Aslan dan Sean akan kembali menguasai dirinya.

Deg ...

Baru saja Zia membuka gerbang rumah kakinya sudah serasa berat melangkah.

Motor Aslan masih terparkir di garasi rumahnya.

Perlahan Zia tersenyum kecut melihatnya.

"Pasti Nenek melarang menjualnya, ruang gelapmu masih ada tidak ya?" ucap Zia lirih menatap motor Aslan.

^-^

.

Terima kasih sudah mau mampir dan mendukung karya Author 🙏

Selain 👍Like dari kalaian ... 💬Komentar kalian juga selalu Author tunggu karena terkadang Author juga mendapat Ide dari cuitan kalian dikolom komentar🤭 mungkin Reader lama sudah mengerti kerja Author 🤭

Terima kasih 😇

Love you 😘

Unik Muaaa

Terpopuler

Comments

Rahayu

Rahayu

owh.. dijodohin juga....

2022-04-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!