Pagi ini Zerlyn bangun sedikit terlambat karena ditambah kejadian waktu kemarin apalagi harus tidur dibawah kapret.
Bergegas ia masuk ke dalam kamar mandi. Hanya memerlukan waktu 10 menit, Zerlyn sudah selesai dengan semuanya.
Dengan langkah buru buru menuruni anak tangga, kaki itu terlihat sangat cepat hingga membuat semua yang berada di meja makan sedikit ngilu dan miris.
"Zerlyn!." Panggil Ny.Hellen membuat langkahnya terhenti dan menengok kebelakang menatap Ny.Hellen memandang ke arahnya dengan tatapan tak terbaca.
"Apa seperti ini penampilan kamu saat akan berangkat sekolah? Kamu ini mau jadi apa nanti? Preman?." Tegur Ny.Hellen kemudian merapihkan kembali penampilan Zerlyn.
"AWw!!! Ini sakit Nyonya." Desis Zerlyn saat dasinya dibetulkan menjadi lebih benar.
"Nahh!! Gini kan selesai, kamu bentar lagi kan lulus apalagi masalah soal penampilan itu sangat penting. Ayo duduk, kita sarapan dulu." Ajak Ny.Hellen.
"Maaf Nyonya tapi saya sudah terlambat!!." Tolak Zerlyn dengan halus.
"Ayolah Zerlyn semuanya sudah menunggumu loh." Timpal Tn.El.
Zerlyn menghembuskan nafasnya, kemudian mengangguk pasrah dan segera duduk.
"Zerlyn, kau menginginkan hadiah apa dari kami?." Tanya Tn.El.
"Hadiah? Untuk apa Tuan?." Jawab Zerlyn yang kebingungan.
"Kamu kan sudah memenangkan perlombaan waktu kemarin, dan maaf kami tidak bisa melihatnya secara langsung harusnya waktu kemarin itu kepulangan kita dipercepat tapi ternyata sedikit ada hambatan." Jelas Tn.El.
"Tidak apa apa Tn. Ny. Hmmm.. Apa mereka tidak ikut?." Tanya Zerlyn tidak melihat kedua tuyul peliharaannya.
"Tadinya sih mereka mau ikut, cuma sayang Ezra memilih melanjutkan kuliah disana sedangkan Clara bersama omanya." Jelas Ny.Hellen.
Zerlyn mengangguk mengerti kemudian mereka melanjutkan makan dengan tenang hingga Edgar pamit lebih dulu, namun Tn.Elmato segera mengehntikannya.
"Ed, apa caramu seperti ini menghargai istrimu sendiri? Jangan katakan, semenjak kita tidak berada dimansion kau memperlakukan istrimu sangat tidak adil."
"Apa maksudnya pah?." Tanya Edgar keheranan.
"Ajaklah istrtimu berngkat bersama, dia bukan beban hidupmu Ed, dia istrimu!." Jawab Tn.Elmato sedikit nada membentak.
"Apa kau malu jika harus mengakui bahwa dia istrimu? Malu mengakuinya ada? Apa pernah kau menafkahi lahir batinnya selama kau menjadi suami? Dan apa kau tidak pernah lupa dengan kewajibanmu sebagai suami Ed?." Jelas Tn.Elmato kembali.
"Aku tidak seperti apa yang papah pikirkan! Papah tau sendirikan pekerjaanku seperti apa?."
"Daridulu selalu saja beralasan dengan pekerjaan! Dan pekerjaan! Pikiran masa depanmu! Sebagai kedua orang tuamu! Apa diusia kita sekarang tidak membutuhkan seorang cucu?." Suara Tn.Elmato kian meninggi.
"Pah, aku belum berpikir tentang hal bodoh seperti itu! Apalagi menyangkut soal kemuauan dari kalian."
"Apa? Lalu apa lagi yang kau pikirkan? Apa lagi yang kau tunggu? Harta, kekayaan, uang, rumah, apartemen? Kau sudah memiliki segalanya Ed! Jangan terlalu gila kerja! Apa jangan jangan selama ini kalian menikah itupun juga karena terpaksa?." Tebak Tn.Elmato yang membuat Zerlyn merasa bersalah kepada keduanya.
"Papah tau apa tentang pernikahanku? Yang papah tau waktu itu sedang diluar negri dan yang terpenting, aku sudah menuruti semua keinginan dari Papah!."
"Ya! Kau putraku yang selalu benar, tapi papah akan cari tau itu! Atau dalam hatimu kau tidak bisa mengusir wanita Ibl@ sia@ itu?."
"Pah! Stop! Pleasee! Jangan membahas soal wanita manapun, kedekatanku dengan wanita yang pernah berada dekat denganku! Semua itu berita palsu!." Bantah Edgar yang sedikit mulai tersulut emosi.
"Oh ya? Lalu bagaimana dengan yang namanya Arlyn? Apa secepat itu kau bisa melupakannya? Bukankah kau sangat tergila gila padanya? Bahkan kau sangat terobsesi, menggilai wanita itu mengejarnya sampai ujung dunia tapi apa hasil yang kau dapatkan?."
Edgar dibuat bungkam tak bisa membalas ucapan dari Tn.Elmato, memang benar adanya awalnya Edgar masih sangat mencintai Arlyn, bertahun tahun Edgar mengejar bahkan dengan mengikuti penerbangan sampai ke negara A. Tapi yang Edgar dapatkan hayanyalah kekecewaan.
Zerlyn yang mendengar semua perdebatan itu dibuat bingung, sedikit demi sedikit perlahan ia sudah mulai tahu tentang suaminya itu, tapi yang menjadi misterinya adalah siapa Arlyn? Siapa wanita itu? Kenapa Edgar tidak pernah memberitahukannya ataupun sekedar bercerita?.
Zerlyn lebih baik melerai keduanya dan berpura pura disini ia tidak mengerti dengan pembicaraan orang dewasa. Ah, sakit memang jika keadaan yang mendesak dan terpaksa menjadikannya pribadi yang harus kuat.
"Tuan sudahlah tidak apa apa, saya mengerti bagaimana Tuan Egdar. Lebih baik Tuan istrhat saja, saya izin berangkat dulu." Pamit Zerlyn.
"Bahkan kamu sendiripun memanggil suamimu dengan 'Tuan'? Apa tidak ada yang lebih pantas dari itu?." Tanya Tn.Elmato sedikit menyentil hatinya.
"Ada, SETAN." Batin Zerlyn.
"Eh!!."
"Sudahlah Pah, Zerlyn benar papah harus banyak istrhat baru saja kesehatan waktu kemarin menurun drastis." Nasehat Ny.Hellen.
"Dengar Ed jika kau selama satu bulan tidak memberikan cucu, akan kutendang kau keluar! Seluruh harta warisan menjadi milik hak waris Ezra!." Ancam Tn.Elmato dengan berteriak.
___
Edgar berkali kali membuang nafasnya frustasi, rambut yang tadinya tertata rapi menjadi sedikit berantakan namun tak menghilangkan sisi ketampananannya.
"Aku harus bagaiamana Ken?." Tanya Edgar melampiaskan sesi curhat soal percintaan kepada orang yang salah.
Ken melirik Visi Mirrornya "Hmmm.. Maaf, maksudnya apa Tuan?."
Edgar menarik nafasnya lalu kembali menutup mata "Yang tadi, pagi yang kau dengar."
Ken mengkerut kening, sedikit diam untuk mencerna ucapan dari bossnya tersebut.
"Hmmm.. Fokus..--"
DRrzttt!!! Drrzttt!!!
Belum sempat Ken meneruskan kalimatnya, Ponselnya sudah lebih dulu berbunyi.
"Sebentar Tuan, ada telepon." Ujar Ken saat akan menghidupkan mesin mobil namun ia urungkan.
"Dari siapa?." Tanya Edgar kemudian membuka matanya, melihat ponsel milik Ken tersebut sudah menempel sempurna di daun telinga.
"Baik Tuan Besar."
Ken kembali menyimpan ponsel di saku jasnya, kemudian sedikit memundurkan mobil menemui titik objek. Hal itu tak luput dari Edgar yang terus memperhatikannya sejak tadi, hingga tidak sadar jika Ken sudah keluar dari mobil.
BRAAKKK!!!
Edgar terkejut lalu memegang dadanya apalagi objek saat ini ialah orang waktu tadi pagi yang sudah mengajaknya perang dingin.
"Ngapain kau ada disini?." Tanya Edgar sinis.
Zerlyn hanya memandang sekilas kemudian melanjutkan dengan memandang ke arah luar jendela.
"Tuan besar yang menyuruhnya Tuan." Jawab Ken.
"Cihh merepotkan!." Desis Edgar yang merasa hari ini adalah hari tersialnya.
"Sama!." Balas Zerlyn cepat kini duduknya bergeser menjadi lurus kedepan.
"Mau anda adu jotos dengan saya?." Lanjutnya dengan tawaran dari Zerlyn.
Ken melotot dan menelan slavinanya apalagi melihat tatapan maut dari Zerlyn sorot mata yang mendandakan keseriusan.
Edgar tersenyum miring lalu sedikit menggeser duduknya "Mau dimana Baby!! Disini? Ayo!!." Bisik Edgar.
Zerlyn mendengus sebal melirik Edgar dengan tampang tak berdosa malah seperti sedang menggodanya, refelks Zaryn mendorong Edgar hingga membuat Edgar berada diatas tubuh Zerlyn.
"Hey! Pria tua! Jelek! Mesum! CabUEL! Catat! Saya tidak main main dengan ucapan saya, jika anda ingin bermain main sanah temui si anyer anyer itu!." Ancam Zerlin dengan menarik dasi milik Edgar hal tersebut sontak membuat Edgar kesulitan bernafas.
Ken terkejut dan melotot apalagi tidak mendengar suara milik dari Edgar, pikirannya ia takut jika bossnya akan mati ditangan istrinya sendiri. Refleks Ken mengerem mendadak.
CKIIITTT!!!
Zerlyn terkejut atas insiden yang memalukan itu. Segera ia menjauhkan tubuhnya dan langsung mengelap bibirnya menggunakan tissu, menggosoknya secara terus berulang berulang.
Ken langsung melihat ke belakang, keadaan keduanya tampak ambigu, apalagi melihat bossnya sendiri.
"Apa Tuan baik baik saja?." Tanya Ken.
Edgar memberinya dua jempol, sedangkan Zerlyn hanya melirik keduanya sekilas lalu kembali menggosok bibirnya.
"Lupakan Ken, dia memang gadis aneh." Ucap Egdar yang seolah tau pikiran dari Ken.
🌿🌿🌿🌿🌿
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments