Lorong gedung itu berubah menjadi lautan darah, dengan banyaknya mayat yang berjatuhan. Bau anyir menyeruak disetiap sudut.
Keduanya lantas saling diam, mengatur nafasnya sejenak kemudian Fhai segera angkat bicara "Nona, apa anda baik baik saja?." Fhai merasa teriris melihat Zerlyn penampilannya sangat kacau dengan beberapa luka di titik tubuhnya.
Zerlyn mengangguk, luka seperti itu sudah biasa baginya dan menganggap tidak ada artinya sama sekali.
"Kita harus bergerak cepat Fhai, kita tidak punya banyak waktu." Tegur Zerlyn kemudian mengambil senjata yang teronggok dibawah kakinya.
"Saya akan mengabari yang lain untuk membereskan kekacauan disini, Nona pergilah hentikan semuanya. Nanti saya akan menyusul." Intruksi Fhai memberinya arahan.
Bukan maksud Fhai tidak mau membantu Zerlyn, namun Fhai ingin segera cepat membereskan semuanya, agar para pengawal Varessham tidak curiga apalagi sejak tadi suara tembakan itu terdengar sangat jelas.
Zerlyn mengerti, lalu segera bergerak cepat semenjak kejadian tadi, misinya kacau Zerlyn berpikir ia akan sangat mudah hanya tinggal bersembunyi dari para pengawal.
Namun ternyata, tidak semulus apa yang Zerlyn bayangkan. Insiden tersebut membuat dirinya benar benar sangat muak, bayangan masa lalunya kembali hadir mengisi otaknya. Ingin Zerlyn melupakan, dan kembali hidup tenang seperti awal dulu tapi itu rasanya sangat mustahil.
Mengingat sekarang banyak yang mengincar dirinya, dan perlahan semua rahasia tentang pernikahan bersama Edgar, terkuak. Meski Zerlyn sendiri tidak tau siapa yang berani membongkar rahasianya tersebut.
Dan Zerlyn berpikir, siapa sebenarnya Edgar? Apa pekerjaan aslinya? Mengapa semuanya malah berbalik menyerang dirinya? Dan selalu mengatakan jika ada kaitannya dengan masalalu Zerlyn? Apa maksud semuanya? Zerlyn benar benar tidak mengerti kemudian ia menggeleng pelan, memikirkan hal tersebut membuat Zerlyn pusing sendiri.
Ruangan itu kemudian terbuka dan di saat melihat benda berwarna merah yang sangat dekat dengan fanel fanel listrik gedung. Zerlyn mengerang frustasi, mengacak rambutnya dengan gusar serta kepalanya berdenyut seketika.
Dan mata Zerlyn membola sempurna melihat angka digital tersisa waktu 5 menit yang berarti Zerlyn harus secepatnya bergerak. Sementara angka angka itu terus saja berjalan dengan cepat.
Dan beruntung, benda tersebut hanya sejenis Low Explosive namun tetap saja membuat Zerlyn bergetar hebat. Harus ekstra berhati hati jika tersenggol sedikit makan akan meledak bersama dirinya.
Dengan pelan Zerlyn memotong kabel aliran listriknya dengan menggunakan pisau, setelah terputus barulah Zerlyn mengotak atik untuk menjinakan rakitannya. Walaupun memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.
"Ayo!! Zerlyn loe pasti bisa!! Konsentrasi Zerlyn!! Loe harus tenang!!." Zerlyn menyemangati dirinya sendiri meski tangan itu bergetar sejak tadi.
Fhai segera datang dan melihat Zerlyn dengan bahu yang bergetar segera Fhai mendekatinya.
"Bagaimana Nona? Apa sudah berhasil? Biar saya mencobanya." Usul Fhai mengetahui raut wajah Zerlyn tampak gelisah.
Zerlyn tidak menjawab, otaknya berkonsentrasi penuh terus saja mengoprasikan layar dan waktu yang tersisa tinggal tiga detik.
Fhai mengetahui hal itu, membuatnya dilanda panik dengan mondar mandir tida jelas diruangan.
Tak lama, Fhai mendengar helaan nafas panjang dari Zerlyn. Kemudian Fhai meliriknya mendapati Zerlyn tengah menutup matanya sedangkan bom rakitan masih berada dalam gengaman tangan.
"Nona bagaimana?." Tanya Fhai kembali.
Zerlyn lalu membuka matanya menatap Fhai dari raut wajahnya tampak gelisah dan mengkhwatirkan dirinya.
"Selesai Fhai, bagaimana dengan lainnya?." Tanya Zerlyn meski ia sendiri sudah tau dengan tugas Fhai bisa menyelesaikannya dengan baik.
"Tidak perlu khwatir Nona, secepatnya harus pergi dari sini sebelum pengawal itu menemukan keberadaan kita." Ajak Fhai kemudian membereskan sisa diruangan tersebut dengan teliti, dibantu oleh Zerlyn sampai rapih kembali seperti tidak ada kejadian apapun.
___
Kemudian keduanya melangkah menaiki lift menuju basemant.
Ting!
Pintu lift terbuka, Fhai segera melangkah menuju mobilnya sama halnya dengan Zerlyn. Baru saja akan membuka pintu, Fhai segera menyeret Zerlyn dan bersembunyi di balik body mobil.
"Ada apa Fhai?." Tanya Zerlyn keheranan.
"Mereka masih ada Nona, sepertinya sedang menunggu." Jawab Fhai mengintip sejenak kearah mereka, menghitung berapa banyak musuh yang berada diarea basemant.
"Siapa mereka Fhai? Bukankah sudah dihabisi oleh anak buahmu?." Bisik Zerlyn.
"Mereka sepertinya anak buah dari Harvey Nona. Ya, tapi anak buah saya sudah tewas semuanya, mereka sangat kuat dan sepertinya sengaja bergabung." Tebak Fhai dengan melirik gerak geriknya dari kejauhan.
Zerlyn terkejut dan mengkerut keningnya "Maksudnya? Harvey? Apa maksudnya Fhai? Dan bergabung?."
Fhai menggeleng pelan "Saya tidak tau Nona."
"Huhh?? Tidak tau? Kau itu biasanya sangat pintar Fhai bisa mengetahui segalanya, tapi kenapa sekarang kau jadi menyedihkan seperti ini?." Tuntut Zerlyn setengah jengkel mendengar ucapan dari Fhai dan menekan kata 'menyedihkan'.
"Masalahnya beda lagi Nona, dan untuk pertama kalinya saya baru melihat mereka." Jelas Fhai.
Zerlyn memutar bola matanya "Lalu harus bagaimana? Mereka sudah mengepung tempat ini."
Fhai melirik Zerlyn merasa iba melihat Nonanya tersebut. Pipi kananya bengkak serta sudut bibirnya masih terdapat luka yang sudah mengering.
"Saya minta maaf Nona, saya tidak bisa melindungi Anda dengan baik." Sesal Fhai baru kemudian ia berani meminta maaf pada Zerlyn dan mengabaikan pertanyaannya.
"Untuk apa Fhai?." Zerlyn tidak mengerti dengan ucapan yang Fhai lontarkan.
"Maaf gara gara saya terlambat membantu Anda, Nona menjadi terluka. Maafkan saya Nona, Nona boleh menghukum saya." Jelas Fhai tidak berani menatap Zerlyn didepannya. Tubuh Fhai ia sandarkan di body mobil dengan kepala yang menunduk.
Zerlyn mengangguk mengerti "Tenanglah Fhai, aku tidak akan memberitahukannya pada sisinga itu. Dan aku tidak jahat seperti apa yang ada dalam pikiranmu, luka seperti ini hanya kecil bagiku kau tau hal itu bukan?."
"Kau sudah lama bersama dan bergabung denganku serta sudah tau bagaiamana watakku kan? Apalagi Bik May melihatku seperti ini, Bibi pasti mencibirku payah." Jelas Zerlyn berusaha menenangkan asisten kepercayaannya.
Belum sempat Fhai menjawab, suara tembakan kembali terdengar dari arah belakang mereka. Fhai lantas membawa Zerlyn untuk masuk kedalam mobil serta bersembunyi di dalam bagasi.
DOORRR!!!
DDOORRRRR!!!
"Siapa yang mereka tembaki Fhai?." Tanya Zerlyn yang masih mendengar suara tembakan yang lebih keras tidak seperti diawal membuat Zerlyn menutup telinganya dengan mata terpejam ingin perang itu segera berakhir.
Fhai menenangkan Zerlyn "Tenang Nona, saya disini." Ujar Fhai dengan gugup, ia tahu tak ingin melewati batasnya. Jika tidak singa itu akan membunuh dirinya.
DOORRRR!!!
DOORRR!!!
AARGHH!!!
Zerlyn terkejut saat kaca mobil tersebut memuncratkan darah segar disaat bersamaan Zerlyn kembali mengintip karena penasaran.
"Nona lihat saya." Fhai menepuk pipi Zerlyn dengan lembut dan sedikit mengusap darah kering disudut bibirnya.
Zerlyn membuka matanya dan melotot melihat Fhai berada diatas tubuhnya serta tangan Fhai membekap mulutnya. Refleks Zerlyn mengangguk saat Fhai memberikan kode dengan jari diatas bibirnya.
Fhai kemudian meminta Zerlyn segera menggeser sedikit posisinya agar Fhai dengan mudah mengintip pertarungan tersebut.
Zerlyn menurut, lantas Fhai mengintip sejenak. Matanya sedikit terkejut melihat pengawal Varessham yang menyerang. Fhai merasa lega dan kembali menatap Zerlyn dengan raut wajah meminta penjelasan darinya.
"Pengawal dari Varessham Nona." Sahut Fhai kemudian berbaring kembali disisi Zerlyn menunggu pertarungan itu selesai.
"Varessham? Fhai ini gawat!!." Pekik Zerlyn dengan suara tercekat dan tertahan.
"Ada apa Nona?." Fhai sekilas menatap Zerlyn wajahnya begitu panik.
"Mereka pasti tau mobil yang aku pakai Fhai dan aku simpan tidak jauh dengan poisisi mereka." Jelas Zerlyn.
Fhai mengangguk mengerti, lalu mengambil ponsel genggam disaku jasnya. Zerlyn memerhatikan tingkah asistennya tersebut dengan lekat, sedikit mencuri pandang wajah tampannya.
Disaat serius seperti ini, Fhai sangat tampan sekilas Zerlyn teringat dengan Edgar yang lebih jauh tampan dari Fhai.
"Semuanya sudah selesai Nona." Tukas Fhai kemudian kembali menyimpan ponselnya.
Fhai kemudian melirik Zerlyn yang tengah melamun "Nona?." Tanya Fhai dengan menepuk pundaknya pelan.
Zerlyn terlonjak kemudian menatap Fhai dengan gugup takut jika tahu bahwa ia mencuri pandang wajah tampannya.
"Iya Fhai?."
"Sudah selesai, kita pulang sekarang Nona." Ajak Fhai kemudian kembali mengecek keadaan diluar basement.
"Semuanya sudah aman Nona."
"Apa kau yakin Fhai?." Tanya Zerlyn.
Fhai mengangguk sebagi jawabannya, kemudian tangannya akan membuka pintu bagasi. Namun sedetik kemudian aksinya terhenti, saat posisi mereka menjadi ambigu.
Jarak yang begitu dekat dengan Zerlyn, yang seperti akan mencium bibirnya. Mereka saling memandang sejenak kemudian Zerlyn menggeser tempat duduknya.
🌿🌿🌿🌿🌿🌿
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments