MÁS EN CORREGIR INFORMACIÓN SOBRE USTED CAPÍTULO OCHO

Entah terlalu kepagian atau terlalu semangat, Zerlyn sudah tiba disekolahnya. Kakinya menyusuri setiap lorong yang masih sepi.

Karna tak memungkinkan masuk kedalam kelas seorang diri, Zerlyn memilih ke perpus sekedar mencari buku yang dirasa menurutnya itu penting.

Keadaan perpus sama halnya dengan waktu dikoridor, masih sepi hanya terdapat deretan rak buku berbaris rapih menjulang tinggi. Langkahnya terus saja menyusuri setiap rak rak dan membaca nama diatas agar lebih mudah menemukannya.

Bibirnya tersenyum puas setelah menemukan buku incarannya, segera ia mengambilnya lalu mencari tempat duduk. Baru saja akan mendaratkan pantatnya, tak sengaja Zerlyn sekilas mendengar suara samar samar seperti sedang berbicara ditelpon.

Karna penasaran, Zerlyn mendekat ke arah suara dengan cara mengendap kemudian bersembunyi.

Kepalanya sedikit menyembul untuk mengintip, matanya reflek membulat sempurna ribuan pertanyaan kembali menyerang otaknya.

"Lagi, lagi dia orangnya!." Batin Zerlyn yang semakin yakin jika waktu kejadian kemarin, adalah suruhannya.

"Sialan!." Geram Zerlyn kembali merapatkan tubuhnya untuk menempel ke dinding tembok setelah mengetahui jika orang itu telah selesai berbicara.

Tak ingin sampai mengetahui aksinya, Zerlyn kembali duduk santai ditempatnya semula. Bersamaan dengan Alden di arah berlawanan yang akan duduk di depan Zerlyn.

"Loe? Ngapain disini?." Tanya Zerlyn.

"Baca buku? Menurut Erlyn apa? Tidur?." Jawab Alden kemudian meletakkan buku diatas meja.

"Baca buku apaan? Serius banget loe?." Tanya Zerlyn kembali.

"Bisnis." Acuh Alden yang masih setia menundukan kepalanya.

"Bisnis? Loe tau apa tentang Bisnis?." Zerlyn menatap Alden lebih lekat terutama ke arah kaca matanya.

"Entah, aku tidak tau?." Jawab Alden yang masih cuek. "Erlyn sejak kapan disini?." Sambung Alden yang sedikit menyentil benakknya.

"Sialan!." Geram Zerlyn dalam hatinya.

"Hmmm... Baru saja!!." Ucap Zerlyn berusaha memaksimalkan sedikit keterkejutannya.

"Gue sepertinya tidak asing melihat wajah loe?." Tanya Zerlyn.

Refelek Alden mendongkak menatap Zerlyn dengan wajah yang terkejut sekilas keningnya menggambarkan kerutan halus bergelombang.

"Oh Ya? Mungkin itu hanya perasaan Erlyn saja." Bantah Alden setengah gugup kemudian melanjutkan kembali membaca bukunya.

"Gue serius dan bukan sekedar perasaan gue doang!! Gak mungkin dong gue salah? Mata gue masih normal!." Ketus Zerlyn berusaha meyakinkannya.

"Hmmm.. Lupakan Erlyn mungkin kamu terlalu tegang saat akan ujian nanti. Aku permisi duluan." Pamit Alden lantas berdiri dan mengembalikan buku ditempatnya seperti awal.

Hal itu luput dari perhatian Zerlyn, dengan memancingnya ternyata sedikit berhasil. Kemudian langkahnya mengambil buku yang sempat Alden baca, saat membaca covernya bibir Zerlyn berkedut lalu menggeleng pelan.

"Tidak penting! Gue seperti orang yang tidak waras!!." Gumam Zerlyn lalu menghembuskan nafasnya.

___

Kelas IPA12 tersebut tampak hening, wajah muridnya mendadak tegang, ada yang masih bersantai, ada juga yang berbisik meminta jawaban.

"Jika sudah selesai mengerjakannya, boleh pulang duluan." Ujar Pak Anton pengawas ujian.

Sontak membuatnya semakin bertambah panik, ingin cepat segera menyelesaikan soal yang membuat otaknya ngebul.

Sama halnya dengan Zerlyn, mengerjakan 100 soal hanya dalam waktu 5 menit ia sudah menyelesaikannya, kemudian segera mengumpulkan kedepan.

Pak Anton melirik Zerlyn sejenak, lalu pandangannya beralih kedalam kertas ujian miliknya. Kepalanya menggeleng pelan lalu mengangguk dan memberikan dua jempol kepada Zerlyn.

"Tunggu diruangan saya!!." Pinta Pak Anton kemudian.

"Ngapain Pak? Bukannya kalau sudah selesai, disuruh pulang langsung?." Ucap Zerlyn mengulang kembali ucapan dari Pak Anton.

"Benar, tapi sedikit ada urusan penting tunggu saja diruangan saya sekarang."

Zerlyn menghentakkan kakinya kesal, dengan terpaksa menuruti keinginan dari gurunya tersebut. Dengan malas kakinya ia seret pelan seperti suster ngesot menuju ruangan Pak Anton.

"Kamu kenapa Zerlyn?." Tanya Pak Anton keheranan.

Zerlyn terkejut lalu membalikan tubuhnya "Eh, Bapak Kok sudah ada disini?." Jawab Zerlyn.

"Apa kakimu baik baik saja?." Pak Anton melirik kaki Zerlyn lalu disaat akan menyentuh untuk sekedar mengeck, Zerlyn segera menjauh dan kembali berdiri seperti awal.

"Saya gpp Pak." Ujar Zerlyn langsung berdiri tegap.

Pak Anton menggeleng pelan kemudian melanjutkan langkahnya di susul Zerlyn dibelakang.

"Loh, Pak kenapa disini?." Ucap Zerlyn kebingungan saat memasuki ruangan kepala sekolah.

"Iya, melakukannya disini." Kata Pak Anton yang membuat otak Zerlyn dibuat bingung.

"Melakukan? Melakukan apa? Bapak mau cabulin saya?." Sahut Zerlyn.

Pak Anton terkekeh "Mana mungkin saya berani sama anak didik saya sendiri, ayo masuk."

Pintu itu kemudian terbuka memperlihatkan kepala sekolah sedang berkutat dengan laptop dan juga tumpukan kertas.

"Permisi Buk." Sapa Pak Anton.

"Eh, Pak Anton?." Jawab Buk Dellena sedikit mendongkak wajahnya.

"Ini, saya bawa siswi yang Ibu maksud." Ujar Pak Anton.

"Ah, baik terima kasih Pak Anton."

"Baik Buk, sekalian saya juga ingin memeriksakan hasil yang tadi." Pak Anton kemudian duduk di sofa meletakkan hasil ujian yang ia bawa ditangannya.

"Zerlyn, tolong bantu saya mengecek ulang kembali soal ujian di kelas IPS yah dan ini ada browsur lomba di SMA KEMBANG KAMBOJA mengenai soal Mtk, fisika, bisnis serta bahasa inggris. Ibu ingin kamu mengikutinya sebab, ini perlombaan di akhir tahun pelajaran kelas IPA12." Jelas Buk Dellena memberikan browsur serta kertas soal ujian kepada Zerlyn.

"Maksud ibu, sma kembang kamboja mengadakan lomba dengan sekolah ini?." Ulang Zerlyn yang belum paham ucapan dari Buk Dellena.

"Benar Zerlyn, kamu tau sendiri bukan? Sekolah kita ini sudah mendapatkan banyak gelar termasuk dengan otak cerdasmu? Dan semua itu berkat dirimu yang selalu mengikuti lomba. Maka tak heran, jika sekolah ini sudah internasional."

Zerlyn membuang nafasnya dengan malas ia bertanya "Kapan Buk?."

"Besok, dan acaranya di gedung XX. Ibu mohon sama kamu semoga memenangkan acara bergengsi ini demi nama baik sekolah, dan juga tidak perlu belajar pasti kamu sudah paham sendiri." Jelas Buk Dellena sudah paham dengan isi otak Zerlyn.

Zerlyn mengangguk pasrah kemudian memilih duduk disofa bersebelahan dengan Pak Anton. Pak Anton menengok Zerlyn sekilas, lalu beralih ke tangannya yang sedang memegang balpoin.

Dengan mudahnya Zerlyn mencorat coret kertas ujian, dengan mengkali jika salah, dan kalau benar ia akan menceklisnya. Sampai tidak terasa selama 10 menit Zerlyn segera membereskan seluruhnya dan mengembalikan kertas ujian kepada Buk Dellena.

"Sudah selesai Buk." Sahut Zerlyn dengan menyerahkan kertas dimejanya.

Kening Buk Dellena mengkerut lalu kembali mengeceknya, dan kepalanya manggut manggut.

"Kamu sangat hebat! Terima kasih Zerlyn." Puji Buk Dellena dengan mata yang cerah menatap lembar ujian.

"Hmmm.. Saya permisi dulu." Pamit Zerlyn kemudian melangkah keluar setelah mendapat jawaban anggukan kepala dari Buk Dellena.

___

Zerlyn berkali kali membuang nafasnya, sesaat setelah membaca browsur perlombaan. Tertulis, jika yang menang akan mendapatkan uang tunai serta tak lupa akan ada banyak pasang kamera.

Hal itu membuat Zerlyn jengah sendiri, memutar otak mencari cara bagaimana ia harus terhindar dari sorot kamera? Jika tidak, habis riwayatnya.

"Sialan!." Gerutu Zerlyn yang saat ini tengah berada di taman seorang diri.

Pikirannya sangat kacau dan kalut. Baru saja kemarin teringat dengan kejadian penyerangan itu, kini ditambah lagi dengan kertas lucknut di tangannya lalu melemparkan dengan asal.

"Argghh!! Bajing!." Umpat Zerlyn mengigit kukunya benar benar sangat cemas, sedetik kemudian ia baru teringat lalu mengambil ponsel disaku seragam.

📞 "Hallo."

"Hallo Nona?."

📞 "Bagaimana dengan identitas asliku? Dan bagaimana kabar mengenai di Asutralia?."

"Mengenai identitas anda aman Nona, dan untuk mengenai kabar, semuanya lancar tidak perlu mengkhwatirkan apapun. Ada yang bisa saya bantu Nona?."

📞 "Hmmm.. Besok aku akan mengadakan lomba di gedung XX bersamaan dengan bidikan kamera, aku takut jika..."

"Tidak perlu khwatir Nona, saya siap mengamankannya dan segera meghapus total jika ada yang berani mengambil satu jentik foto anda."

📞 "Baiklah, bagaimana kabar Bik May?."

"Baik Nona, akhir akhir ini tidak terlalu sibuk. Apa ingin berbicara dengan beliau?."

📞 "Tidak perlu, katakan saja untuk bertukar pesan nanti."

"Baik Nona."

Zerlyn kemudian memutus sambungan telpon dan mengetik pesan kepada Pak Syam untuk menjemputnya.

🌿🌿🌿🌿🌿

Episodes
1 EL COMIENZO DE LA HISTORIA DEL CAPÍTULO UNO
2 UNA IRA SIN FIN CAPITULO DOS
3 ESPOSA GUSTO AYUDA CAPITULO TRES
4 POR QUÉ SATANÁS ESTÁ SIEMPRE EN TODAS PARTES? CAPÍTULO CUATRO
5 MI VISTA NUNCA SE EQUIVOCARÁ CAPITULO CINCO
6 LA PÉRDIDA ES PESADA CAPÍTULO SEIS
7 LENTAMENTE APARECE EL TEORÍA CAPITULO SIETE
8 MÁS EN CORREGIR INFORMACIÓN SOBRE USTED CAPÍTULO OCHO
9 EL JUEGO EMPIEZA PRONTO CAPITULO NUEVE
10 SEGUNDOS DE ATAQUE CAPITULO DIEZ
11 CAPÍTULO ONCE ATAQUE DE REGRESO PART TWO
12 HAY UN SABOR MAS CAPITULO DOCE
13 INICIO DEL PUNTO DE LUZ CAPÍTULO TRECE
14 EN BUSCA DE RESPUESTAS CAPÍTULO CATORCE
15 CAPÍTULO QUINCE ATAQUE DE DEVOLUCIÓN
16 ESE PROBLEMA COMO NUNCA TERMINA CAPITULO DIECISÉIS
17 PROBLEMAS QUE AÚN CONTINUAN CAPÍTULO DIECISIETE
18 DESARROLLANDO UNA NUEVA ESTRATEGIA CAPÍTULO DIECIOCHO
19 CAPÍTULO DIECINUEVE PENSAMIENTOS
20 UNA VIDA ABURRIDA CAPÍTULO TWENTY
21 IBLIS CANTIK BAB DUA PULUH SATU
22 SEMAKIN DEKAT BAB DUA PULUH DUA
23 BIDADARI BUSUK BAB DUA PULUH TIGA
24 PERLAHAN TERKUAK
25 HAL YANG TIDAK TERDUGA
26 TIDAK MENYANGKA
27 HUKUMAN PART 1
28 HUKUMAN PART 2
29 HUKUMAN PART 3
30 SAMBUNGAN
31 GELISAH
32 KODE ALIEN
33 TEROR PRAT 1
34 TEROR PRAT 2
35 KEBENARAN YANG SALAH
36 AWAL DARI SEGALANYA
37 SANG KETUA YANG SADIS
38 AWALAN
39 PRAT2
40 HAYATI LELAH BANG
41 SEMAKIN RUMIT
42 SANGGUPKAH BERTAHAN MESKI DIDERA RASA SAKIT
43 INDAH NAMUN TERASA PAHIT
44 MENIKMATI KEHIDUPAN YANG BEBAS
45 TERLALU TERANG
46 PRAT2
47 PRAT3
48 PRAT4
49 PRAT5
50 JAGOAN NEON BERKUMPUL
51 JAGOAN NEON BERKUMPUL 2
52 PERSEMBUNYIAN BERSAMA PENUNGGU HUTAN
53 CHAPTER FIFTY-THREE
54 CHAPTER FIFTY-FOUR
55 CHAPTER FIFTY-FIVE
56 CHAPTER FIFTY-SIX BERMAIN DI ISTANA RAJA IBLIS
57 CHAPTER FIFTY-SEVEN BERMAIN DI ISTANA RAJA IBLIS 2
58 CHAPTER FIFTY-EIGHT BERMAIN DI ISTANA RAJA IBLIS 3
59 CHAPTER FIFTY-NEINE PERGI MUNGKIN ITU LEBIH BAIK
60 CPHAPTER SIXTY MENYUSUN STRATEGI BARU
61 MENYUSUN STRATEGI BARU 2
62 KECURIGAAN YANG SEMAKIN KUAT
63 KECURIGAAN YANG SEMAKIN KUAT 2
64 MISI RIVAL
65 MISI PENYELAMATAN
66 MISI PENYELAMATAN 2
67 MISI PENYELAMATAN 3
68 MISI PENYELAMATAN 4
69 MISI PENYELAMATAN 5
70 INDAHNYA KEBERSAMAAN
71 DUA PEMIMPIN MAFIA BERSATU
72 DUA PEMIMPIN MAFIA BERSATU 2
73 MENUNGGU KEAJAIBAN
74 ARWAH GENTAYANGAN
75 KEAJAIBAN
76 MEMBONGKAR IDENTITAS
77 MEMBONGKAR IDENTITAS 2
78 HUKUMAN ANEH
79 ULAT BULU
80 KABAR BAHAGIA BERUJUNG DUKA
81 AKHIR SEGALANYA
Episodes

Updated 81 Episodes

1
EL COMIENZO DE LA HISTORIA DEL CAPÍTULO UNO
2
UNA IRA SIN FIN CAPITULO DOS
3
ESPOSA GUSTO AYUDA CAPITULO TRES
4
POR QUÉ SATANÁS ESTÁ SIEMPRE EN TODAS PARTES? CAPÍTULO CUATRO
5
MI VISTA NUNCA SE EQUIVOCARÁ CAPITULO CINCO
6
LA PÉRDIDA ES PESADA CAPÍTULO SEIS
7
LENTAMENTE APARECE EL TEORÍA CAPITULO SIETE
8
MÁS EN CORREGIR INFORMACIÓN SOBRE USTED CAPÍTULO OCHO
9
EL JUEGO EMPIEZA PRONTO CAPITULO NUEVE
10
SEGUNDOS DE ATAQUE CAPITULO DIEZ
11
CAPÍTULO ONCE ATAQUE DE REGRESO PART TWO
12
HAY UN SABOR MAS CAPITULO DOCE
13
INICIO DEL PUNTO DE LUZ CAPÍTULO TRECE
14
EN BUSCA DE RESPUESTAS CAPÍTULO CATORCE
15
CAPÍTULO QUINCE ATAQUE DE DEVOLUCIÓN
16
ESE PROBLEMA COMO NUNCA TERMINA CAPITULO DIECISÉIS
17
PROBLEMAS QUE AÚN CONTINUAN CAPÍTULO DIECISIETE
18
DESARROLLANDO UNA NUEVA ESTRATEGIA CAPÍTULO DIECIOCHO
19
CAPÍTULO DIECINUEVE PENSAMIENTOS
20
UNA VIDA ABURRIDA CAPÍTULO TWENTY
21
IBLIS CANTIK BAB DUA PULUH SATU
22
SEMAKIN DEKAT BAB DUA PULUH DUA
23
BIDADARI BUSUK BAB DUA PULUH TIGA
24
PERLAHAN TERKUAK
25
HAL YANG TIDAK TERDUGA
26
TIDAK MENYANGKA
27
HUKUMAN PART 1
28
HUKUMAN PART 2
29
HUKUMAN PART 3
30
SAMBUNGAN
31
GELISAH
32
KODE ALIEN
33
TEROR PRAT 1
34
TEROR PRAT 2
35
KEBENARAN YANG SALAH
36
AWAL DARI SEGALANYA
37
SANG KETUA YANG SADIS
38
AWALAN
39
PRAT2
40
HAYATI LELAH BANG
41
SEMAKIN RUMIT
42
SANGGUPKAH BERTAHAN MESKI DIDERA RASA SAKIT
43
INDAH NAMUN TERASA PAHIT
44
MENIKMATI KEHIDUPAN YANG BEBAS
45
TERLALU TERANG
46
PRAT2
47
PRAT3
48
PRAT4
49
PRAT5
50
JAGOAN NEON BERKUMPUL
51
JAGOAN NEON BERKUMPUL 2
52
PERSEMBUNYIAN BERSAMA PENUNGGU HUTAN
53
CHAPTER FIFTY-THREE
54
CHAPTER FIFTY-FOUR
55
CHAPTER FIFTY-FIVE
56
CHAPTER FIFTY-SIX BERMAIN DI ISTANA RAJA IBLIS
57
CHAPTER FIFTY-SEVEN BERMAIN DI ISTANA RAJA IBLIS 2
58
CHAPTER FIFTY-EIGHT BERMAIN DI ISTANA RAJA IBLIS 3
59
CHAPTER FIFTY-NEINE PERGI MUNGKIN ITU LEBIH BAIK
60
CPHAPTER SIXTY MENYUSUN STRATEGI BARU
61
MENYUSUN STRATEGI BARU 2
62
KECURIGAAN YANG SEMAKIN KUAT
63
KECURIGAAN YANG SEMAKIN KUAT 2
64
MISI RIVAL
65
MISI PENYELAMATAN
66
MISI PENYELAMATAN 2
67
MISI PENYELAMATAN 3
68
MISI PENYELAMATAN 4
69
MISI PENYELAMATAN 5
70
INDAHNYA KEBERSAMAAN
71
DUA PEMIMPIN MAFIA BERSATU
72
DUA PEMIMPIN MAFIA BERSATU 2
73
MENUNGGU KEAJAIBAN
74
ARWAH GENTAYANGAN
75
KEAJAIBAN
76
MEMBONGKAR IDENTITAS
77
MEMBONGKAR IDENTITAS 2
78
HUKUMAN ANEH
79
ULAT BULU
80
KABAR BAHAGIA BERUJUNG DUKA
81
AKHIR SEGALANYA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!