Zerlyn tengah duduk santai disamping Stella, sebuah restoran mewah dengan hidangan makanan tema seafoed. Ya, seusai pulang sekolah Zerlyn menagih taruhannya kepada Stella pikirannya lumayan untuk sekedar menghemat uang dan makan hari ini.
Resto itu tampak ramai apalagi sudah memasuki jam makan siang kantor.
"Thangkyu Stella sayang." Zerlyn tekekeh melihat tampang cemberut Stella. "Jangan ngambek dong Baby, ayo kita makan." Ajak Zerlyn setalah pesanannya sudah berada di meja makan.
Disaat tengah menggoda Stella, tak sengaja Zerlyn melirik sekilas ke arah meja disampingnya. Berkali kali mengedipkan mata untuk sekedar memastikan objek yang ia lihat.
"Sial! Tuh setan kenapa ada dimana mana sih?." Batin Zerlyn setelah memastikan bahwa penglihatannya benar, tidak salah. Ya, dia adalah Edgar suaminya sendiri.
Sama halnya dengan Edgar yang saat itu akan melakukan meeting dengan kliennya, secara kebetulan tempatnya bersamaan dengan istri kecilnya, Zerlyn.
Ken, asisten yang berada disamping Edgar mengikuti pandangan matanya dan mendapati Zerlyn tengah asyik bercengkrama dengan gadis yang seperti seumuran dengannya.
"Dia sedang apa Ken? Kenapa dia ada disini? Punya uang darimana dia?." Tanya Edgar mengetahui jika Ken pun tahu istrinya berada ditempat yang sama.
Mengetahui jika aksinya sejak tadi memperhatikan Zerlyn, segera Ken memutuskan pandangannya. "Makan Tuan." Jawab Ken santai.
Edgar menatapnya dengan tajam, tanpa perlu Ken menjelaskan, ia sudah tahu dengan jawabannya.
"Perlu saya koreksi Tuan?." Usul Ken kemudian sebab ia sendiri tidak tau menau soal istri kecilnya tersebut. Selama Zerlyn tidak membuat masalah, Ken hanya acuh.
"Tidak perlu!." Tolak Edgar yang merasa itu tidak penting.
___
Zerlyn terkejut lalu kembali menatap Stella. Stella yang keheranan lantas bertanya "Loe kenapa sih setiap melihat cowo tampan itu, muka loe jadi pucat?."
"Gak koe, gue gpp Stell!." Ucap Zerlyn tidak ingin sampai tau jika pria itu adalah suami rahasianya.
"Yakin loe? Mending ke toilet gih, cuci muka loe tuh! Jangan sampai orang lihat loe itu kaya mayit berjalan, nanti yang ada ketakutan dan lari bisa bahaya urusannya!." Jelas Stella yang memberinya nasehat pada Zerlyn.
Zerlyn mengangguk kemudian berdiri menuju toilet.
Sepanjang di toilet, Zerlyn membuang nafasnya gusar "Hufftt!! Kenapa sih dunia ini sempit? Selalu saja bertemu dengan setan itu Gak dirumah, gak diresto."
Zerlyn segera melangkah keluar dengan gontai, malas jika harus bertemu kembali dengan Edgar. Sejenak, langkahnya ia hentikan untuk mengumpulkan nyawanya lebih dulu.
Disaat fokus mengumpulkan niatnya, mata Zerlyn samar samar menatap Alden seperti sedang terburu buru. Penasaran dan ingin memastikannya, Zerlyn mengikuti jejak Alden dengan cara mengendap seperti maling.
Alden menghentikan langkahnya kemudian menoleh ke arah belakang untuk mengcek seperti ada yang mengikuti dirinya. Namun nihil ia tidak mendapatkan seorangpun di belakangnya. Apalagi basemant itu sepi hanya ada deretan mobil mewah berbaris.
Begitu penasarannya Zerlyn, sampai dirinya tidak sadar jika ia sudah berada ditempat yang seharusnya tidak ia pijak.
"Arggh!! Sial! Kemana tuh si cupu pantat panci?." Gerutu Zerlyn kehilangan jejak Alden.
Zerlyn sedikit terkejut dengan tempat tersebut, dirinya merasa asing pandangannya mengelilingi ke setiap sudut, barulah ia menyadari jika saat ini berada dibasment. Tempat itu begitu sepi hanya ada dirinya seorang Zerlyn sedikit kikuk, menelan slavinanya. Baru saja kembali akan melangkah, suara berat dari arah belakang secara mengejutkan menghentikannya.
"Sedang apa kau disini!." Tegur Edgar dibelakang Zerly melihat dirinya seperti sedang ketakutan.
Zerlyn sontak menengok kebelakang mendapati Edgar serta Ken disisi samping mobilnya. Lalu Zerlyn membuang nafasnya lega "Hufft!! Gue kirain setan!!." Gumam Zerlyn, namun masih terdengar jelas ditelinga Edgar.
"Apa kau bilang?." Tanya Edgar geram mendengar ucapan milik Zerlyn yang mengatakan jika dirinya adalah setan.
"Maaf Tuan saya tidak mengatakan apapun." Cicit Zerlyn menundukan kepalanya.
"Cihh!! Cepatan masuk!." Ujar Edgar yang secara tiba tiba.
Zerlyn mendongkak tak percaya "Huhh??."
"Hey bocil! Apa kau sudah tuli Hah! Cepatan masuk!." Ujar Edgar menegurnya kembali.
Zerlyn menurut segera masuk ke dalam mobil dan tak ingin kembali mendengar suara Edgar lebih keras lagi.
"Tuan, Tuan tidak berniat menculik saya?." Tanya Zerlyn dengan memeluk erat tas sekolahnya.
Edgar hanya meliriknya sekilas lalu kembali menatap jalanan kota X. Tak lama, ponsel jadul milik Zerlyn berdering segera ia mengangkatnya.
"Hallo Stell, sorry gue ninggalin loe!!." Pekik Zerlyn yang baru ingat dengan sahabatnya tersebut.
"Santai kali, gue juga daritadi udah pulang kok semenjak loe masuk dalam toilet." Jelas Stella.
"Dimana loe sekarang?." Tanya Stella kembali.
Belum ia menjawab, Zerlyn merasakan seperti ada yang memperhatikannya, kemudian melirik ke samping mendapati Edgar tengah menatapnya dengan tajam kode jika tidak ingin mendengar kebisikan.
"Hmmm.. Stell, sorry!! Nanti gue telpon lagi oke.!! Zerlyn segera mematikan telponnya, baru saja akan memasukan kembali ponsel itu Edgar lebih dulu merebutnya.
"Cihh!! Apa ini ponsel jadulmu? Jelek sekalih." Cibir Edgar meihat dengan lekat ponsel lipat digeggamannya.
Zerlyn terkejut lalu merapatkan duduknya dengan Egdar untuk mengambil kembali ponsel tersebut dan matanya melotot tajam saat Edgar sudah membukanya.
"Argghh!! Jangan Tuan." Pekik Zerlyn histeris, takut rahasia didalamnya terbongkar.
"Kenapa? Apa didalamnya ada film "PINK"?." Tanya Edgar yang penasaran, kenapa Zerlyn begitu semangat ingin kembali merebut ponselnya itu?.
Refleks Edgar merangkul pinggang Zerlyn, tanpa disengaja jarak mereka sangat dekat bahkan Zerlyn sampai menempelkan tubuhnya.
Ken melihat adegan dibelakang lewat Visi Mirrornya tersenyum samar kapan lagi mereka bisa akur seperti itu? Meski awalnya itu bukanlah sebuah kesengajaan.
Zerlyn segera merebut kembali ponsel ditangan Edgar dan saat akan menjauh dari tubuhnya, Edgar menahannya.
"Kau sengaja Huhh?." Tanya Edgar yang berusaha menahan gejolak dalam dirinya, kenapa saat bersamaan dengan istrinya itu tiba tiba muncul rasa... Ah, entahlah Edgar sendiri bingung untuk menjabarkannya.
"Apa maksudnya Tuan? Lepskan!!." Ujar Zerlyn berontak di pangkuan Edgar.
"Hei! Kau bisa diam tidak?!!." Edgar meringis menahan dibawahnya tiba tiba bangun begitu saja akibat pergerakan dari Zerlyn.
Zerlyn diam sejenak lalu pantatnya merasakan benda aneh di bawahnya, refleks ia segera bangkit dan menjauh dari Edgar.
"Tuan cabul!!." Teriak Zerlyn memegang tasnya dengan erat menjaga jarak dengan monster disampingnya, ia takut jika sewaktu waktu bisa memakannya kapan saja.
Ken sedikit terekekeh geli mendengar percakapan mereka. Hingga kemudian raut wajahnya menjadi datar kembali saat Edgar menyindirnya.
"Perhatikan ke depan! Gunakan telingamu dengan baik!."
"Baik Tuan." Jawab Ken.
___
Suasana hening kembali melanda selama perjalanan mereka sampai akhirnya tiba diperusahaan Varessham GROUP. Zerlyn terkejut kenapa ia sampai lupa tidak mengatakan ingin pulang kerumahnya?.
"Tuan, kenapa kesini? Apa Tuan bekerja disini?." Tanya Zerlyn yang memang belum tau tentang pekerjaan Edgar, apalagi sampai mengetahui sisi kehidupannya.
Edgar hanya meliriknya sekilas, lalu melangkah keluar. Zerlyn kemudian mengikutinya dari belakang bak seperti bodyguard baru untuk mereka.
"Tuan, kalau saya masuk apa boss Tuan nanti tidak marah?." Tanya Zerlyn kembali yang masih penasaran.
"Tidak Nona, hanya saja akan memakannya hidup hidup." Jawab Ken yang berada di belakangnya.
"Huhh??." Zerlyn sedikit kikuk, lalu tangan kekar Edgar segera menyeretnya untuk masuk ke dalam perusahaan miliknya.
Sepanjang perjalanan memasuki lift, banyak mata memandang mereka, apalagi saat pandangannya turun kebawah melihat tangan itu menggenggam erat gadis yang masih mengenakan seragam SMA. Membuat ribuan pertanyaan menggantung diotaknya.
"GUNAKAN MATA DENGAN BAIK!." Bentak Ken melerai penglihatan mereka yang malah asik menyaksikan adegan didepannya.
Sontak membuat karyawannya kembali sibuk dengan pekerjaannya dan melepas pandangan yang begitu sia sia jika tidak ditonton. Apalagi itu adalah hiburan grtis sayang untuk dilewatkan.
___
Selama dalam lift, Zerlyn berkali kali membuang nafasnya. Kepala yang menyender didinding serta mata tertutup rapat, membuatnya sangat bosan. Ingin kehidupannya seperti dulu, namun nyatanya malah kembali masuk dalam lubang yang sama.
TING!
Pintu lift terbuka, Zerlyn mengikuti langkah mereka, melihat orang dewasa tampak serius dengan layar didepan. Membuat bibir Zerlyn meringis, sangat mengerikan jika membayangkannya kembali.
"Ken, persiapkan berkas berkas yang lain dan atur jadwal untuk meting hari ini bawa keruanganku sekarang." Perintah Edgar kemudian segera masuk ke ruangan khusus miliknya.
Ken mengangguk sebagai jawabanya ia segera melangkah ke dalam ruangannya.
Edgar segera masuk, sementara itu mata Zerlyn sedikit menyipit untuk membaca nama di atas ruangan yang bertuliskan presdir EDGAR RAJENDRA VARESSHAM.
"Ah, ternyata dia Ceo dan pemilik perusahaan Varessham? Hmmm.. Kirain gue dia bekerja disini." Batin Zerlyn pandangannya mengedar ke setiap sudut ruangan yang luas, sampai langkahnya terhenti melihat pemandangan kota X yang indah lewat kaca transparan.
"Kau sekarang sudah tau siapa saya?." Tanya Edgar melirik Zerlyn berada di belakangnya, menilai penampilan Zerlyn dari atas sampai bawah.
Gadis cantik ukuran tubuh yang tinggi sekitar 170cm memilik bibir tipis serta bulu mata lentik, alis tebal dan rambut panjangnya ia ikat ekor kuda. Membayangkan hal itu membuat Edgar kembali teringat saat berada dalam mobil, berdekatan dengan Zerlyn membuat gejolaknya naik.
Pasalnya, Edgar jarang berdekatan dengan wanita manapun. Kepribadian yang tertutup, alasannya hanya karena sibuk urusan kantor hingga membuat ia dengan terpaksa menerima perjodohan konyol orangtuanya.
"Sudah Tuan, ruangan Tuan sangat bagus saya baru pertama kalinya kesini." Jawab Zerlyn seraya membanggakannya.
"Ya, karena saya terpaksa membawamu kesini." Ujar Edgar berterus terang mengutarakan isi hatinya.
Zerlyn sedikit meliriknya kemudian kembali menatap pantulan kaca itu "Kenapa?."
Edgar diam sejenak memperhatikan gelagat Zerlyn seperti sedang mengawasi sesuatu, matanya berubah menjadi tajam. Edgar dapat memperhatikan istrinya itu dengan baik.
"Saya takut jika nanti ada yang menculik Anda." Jelas Edgar.
Zerlyn tersenyum kecut "Urusannya dengan Anda apa Tuan? Toh, saya diculik juga Tuan tidak akan mengkhawatirkan saya." Acuh Zerlyn.
"Bukan saya peduli, tapi bagaimana kalau nanti kedua orangtua saya menanyakan anda, lalu saya harus mengatakan apa jika bocilnya menghilang?." Ujar Edgar perlahan ia mulai tau jika sifat Zerlyn sedikit pembangkang serta keras kepala. Ini membuat Edgar harus ekstra mengeluarkan tenaga lebih untuk sekedar mengaturnya.
"Jadi, apa itu alasannya Tuan melindungi saya? Maaf Tuan saya rasa tidak perlu. Saya bisa melindungi saya sendiri." Bantah Zerlyn yang masih kukuh dengan pendiriannya.
"Melindungi? Jangan ge.er! Pekerjaan saya banyak, saya juga bukan pengangguran!." Ujar Edgar.
"Ya, saya tahu Tuan. Tuan sangat sibuk mangkannya saya tidak pernah meminta apapun kepada Tuan." Entah mengapa Zerlyn mengatakan hal itu padanya, padahal ia tau sendiri tidak pernah meminta apapun.
"Meminta? Kau inginkan apa dariku?." Kening Edgar mengkerut tidak mengerti akan ucapan Zerlyn.
"Tidak ada!." Ketus Zerlyn sangat malas berdebat dengan manusia lukcnut didepannya itu, boss yang tampangnya arogant sok paling berkuasa membuat Zerlyn jengah sendiri.
Keduanya kemudian sama sama saling diam, sibuk dengan pemikirannya masing masing. Tak lama terdengar suara ketukan pintu.
TOK!TOK!
"Masuk!."
Pintu ruangan terbuka menampilkan sosok pria dengan stelan jas rapih sepertinya bukan orang sembarangan. Zerlyn memperhatikan sosok itu dari jarak jauh berpura pura tidak mengerti dengan pembahasan orang dewasa.
"Hai Edgar!! Apa kabarmu?." Sapa Tn.Daff lalu duduk disofa tanpa permisi.
Edgar tersenyum samar pikirannya membenarkan jika manusia didepannya itu ternyata masih ada dan hidup.
"Ada apa kau kemari?." Tanya Edgar tak ingin berbasa basi.
Tn.Daff terkekeh kemudian melirik Zerlyn dibelakang Edgar yang tengah berdiri santai memandang kaca transpran sejak tadi.
"Ah, biar ku tebak dia pasti istri rahasiamu Edgar?." Jawab Tn.Daff kemudian berdiri dari duduknya untuk mendekati Zerlyn.
"Hai Nona." Sapa Tn.Daff yang jaraknya sudah berada didepan Zerlyn.
Zerlyn menoleh "Ya?." Jawab Zerlyn tanpa minat.
"Perkenalkan, saya DAFFA LEONARD WESLEY pemilik perusahaan Wesley GROUP. Rupanya kau sangat cantik meski masih sebagai siswi pelajar." Tangan Tn.Daff menjulurkan pada Zerlyn dan sedikit memuji kecantikannya.
Mendengar nama Wesley, otak Zerlyn berkelana dan kemudian sekilas dia teringat. "Ah jadi seperti ini rupa pemilik perusahaan ternama itu?." Batin Zerlyn.
Zerlyn menyambutnya dengan tersenyum miring "Hai, Tn.Daff perkenalkan saya ZERLYN ANNABETH dan terima kasih dengan pujiannya."
"Saya sepertinya tidak asing, hmmm bukankah Nona putri dari seorang pengusaha Harvey itu?." Tebak Tn.Daff.
Zerly membuang nafasnya gusar kenapa harus menyebutkan nama yang sangat ia benci seumur hidupnya.
"Bagaimana kabar perusahan Harvey Nona?." Tanya Tn.Daff sedikit memancingnya.
"Kenapa harus bertanya dengan saya? Saya tidak mengerti apapun tentang perusahaan apalagi bisnis Tn.Daff." Jawab Zerlyn dengan rasa sesal.
"Begitu rupanya? Saya juga sebelumnya sudah menebaknya Nona dan apa kau ingin tau bagaimana kabar perusahaan itu?." Tanya Tn.Daff kembali.
"Untuk apa? Saya rasa itu tidak penting Tn.Daff, karna bagi saya, saya bukanlah bagian keluarga itu lagi." Balas Zerlyn dengan santai.
"Ah, sungguh sangat disayangkan sekali Nona. Padahal mereka hidup bergelimang harta mewarisi perusahaan yang seharusnya menjadi milik Nona sendiri." Ucap Tn.Daff memiringkan sedikit ujung bibirnya.
"Dan sayangnya saya tidak tertarik dengan ucapan yang anda lontarkan kepada saya. Saya lebih tertarik dengan kertas ditangan Tuan, apa boleh saya meliriknya sekilas?." Pinta Zerlyn sedikit iseng.
Tn.Daff terkekeh "Silahkan Nona, jika Nona memang paham tentang bisnis." Tn.Daff menyerahkan berkas tersebut pada Zerlyn lalu kembali duduk seperti semula.
"Tuan datang jauh kesini hanya mengantar berkas seperti ini?." Ujar Zerlyn ingin rasanya memaki berkas aneh yang berada digenggamannya dan melemparkannya begitu saja, namun ia urungkan tak ingin sampai keduanya curiga.
"Benar sekali, itu berkas kontrak kerjasama dengan perusahaan milik suami anda sendiri Nona Zerlyn." Ujar Tn.Daff dengan menekan nama suaminya.
Tak lama kembali terdengar suara ketukan, membuat perdebatan itu terputus. Hingga Zerlyn dan Tn.Daff memandang ke arah pintu.
TOK!TOK!
"Masuk!."
"Permisi Tuan." Ucap Ken lalu sekilas melirik tamu tak di undang tengah duduk santai disofa.
"Hai, KENANDRA FERDINAN." Sambut Tn.Daff tersenyum dan mengetahui jika dirinya sedang diperhatikan oleh Ken.
"Hallo Tn.Daff sejak kapan disini?." Tanya Ken sedikit keheranan dengan kedatangan yang secara tiba tiba.
"Baru saja Ken." Jawab Tn.Daff dengan mengangkat bahunya.
"Jika disini mencari French Fress tidak akan menemukannya Tuan, disini hanya ada Coffe pahit." Tukas Ken lalu menyerahkan berkas yang diminta oleh Edgar bersamaan berkas yang berada di tangan Zerlyn, tapi Ken lebih dulu mengambilnya kemudian membacanya. Sekilas, Kening Ken mengkerut dan kepalanya menggeleng pelan.
"Ya, apalagi jika di campur dengan sedikit aroma sianida." Timpal Zerlyn yang masih berdiri santai menatap ketiga pria dewasa didepannya.
"Ohhh!! Sangat disayangkan sekali perusahaan sebesar ini ternyata kurang lengkap." Sesal Tn.Daff dengan sedikit melonggarkan dasinya.
Sontak Edgar dan Ken melirik kearah Zerlyn dengan berbagai macam pertanyaan dibenaknya masing masing.
Sedangkan Zerlyn tampak acuh "Tuan, saya permisi pekerjaan saya juga banyak dan seperti yang Tuan katakan jika saya bukan pengangguran." Pamit Zerlyn kembali mengulang kata katanya.
"Hmmm.." Jawab Edgar yang merasa ada perasaan tidak tenang dalam hatinya itu.
"Hallo Tuan Daff, saya permisi dan senang bertemu dengan Anda... TUAN DAFFA LEONARD WESLEY." Pamit Zerley dengan menekan nama kepanjangannya, serta mata yang menatapnya awas dan tajam.
Tn.Daff tersenyum simpul "Ah, baiklah Nona, semoga di perjalanannya menyenangkan."
"Dengan senang hati Tuan." Zerlyn kemudian melangkah keluar dengan hati setengah dongkol.
🌿🌿🌿🌿🌿
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Nur
AW
2022-05-24
0