NONI BELANDA

Isak tangis Mery terdengar merdu memenuhi kamar Mery. Dia menangis, menatap malam tanpa bintang. Hatinya sakit, ia sadar keputusannya tadi memang sangat terburu-buru. Dan, sebuah rasa menyesal menelungkup hati Mery. Seharusnya dia bersikap dewasa dengan mendengar penjelasan Agriel terlebih dahulu. Namun, sayang emosilah yang mengambil alih semua.

"Mery.. Ada apa, sayang?" tanya Neanra, seraya memeluk anak semata wayangnya itu.

"Mom.. Aku dan Agriel putus." jawab Mery dengan nada terbata.

"Aku gak suka sama dia yang tertutup. Dia bohongi Mery, selama ini" sambung Mery.

Neanra hanya diam, dengan tangan yang tak berhenti mengelus punggung anaknya. Dia sendiri tidak tahu jelas akar masalahnya, yang membuat Neanra tidak berani mengambil keputusan.

"Tenangkan dirimu, Mery. Jernihkan kepalamu, Mom keluar ya?" tanya Neanra, karena yang di butuhkan Mery saat ini kesendirian. Neanra memberinya luang untuk sendiri. Karena ia sendiri pernah mengalami hal menyakitkan. Terkadang bermonolog dengan diri sendiri adalah hal yang menenangkan.

Setelah keluar, Neanra berjalan ke ruang tamu. Menatap Agriel, dan menggelengkan kepala. "Pulanglah nak, Mery sedang butuh waktu sendiri. Introspeksi diri kalian sendiri." seru Neanra, yang diangguki lemas Agriel.

***

Satu minggu kemudian,

Kaki kecil Mery menendang-nendang udara di depannya, seminggu sudah waktu berlalu. Keseharian seperti berubah 180°, tidak ada lagi pesan singkat penuh cinta, tidak ada lagi tangan kekar yang merangkulnya, tidak ada lagi cowok menyebalkan yang kadang membuatnya gemas dan tidak ada lagi sopir berkedok pacar. Tentu saja Mery yang sedikit perhitungan memilih naik angkot atau bus.

Dengkuran kasar kini terdengar. Menatap jenuh pada pemandangan hiruk pikuk kota. Hari yang panas dengan suara klakson-klakson dan debu-debu beterbangan memenuhi pori-pori kulit putih Mery yang kini memerah.

"Jadi, kita beneran putus.., ya, Griel?" gumam Mery, tidak rela. Menjalin asmara dengan Agriel tidak hanya satu dua minggu tapi sudah berapa tahun. Mengenal cowok misterius itu sudah lebih dari ibunya, mungkin.

Bus yang di tunggu Mery akhirnya tiba, dengan sedikit berdesak-desakkan dengan para penumpang lainya. Mery dengan segala kesabaran dan keikhlasan, berdiri dengan tangan memegang segelondong besi di atasnya. Bergoyang ke sana ke mari, ditambah suara pegamen dan penjual yang menambah hawa panas bus kota. Benar-benar perjalanan yang melelahkan.

***

Tubuhnya ia rebahkan di atas kasur empuk di kamarnya. Meregangkan otot seusai berperang melawan kemacetan jalan. Neanra, ibunya sibuk bekerja. Mery sebenarnya kagum dengan sosok Neanra, wanita tangguh yang mau berjuang. Perusahaan miliknya memang tidak sebesar yang kalian bayangkan. Tapi, cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bersyukur adalah jalan terbaik untuk menikmati anugerah Tuhan.

"Paket!! PERMISI!! PAKET!!" Teriakkan yang membuat Mery mengeyitkan dahinya heran. Sangat jarang Mery mendapat paket.

"SEBENTAR, MAS!" balas teriak Mery, berlari seraya meraih cardigan rajut yang mengelantung di balik pintu.

Mery membukakan pintu, dan memperlihatkan tukang paket yang tersenyum di balik wajah hitam penuh debunya. "Paket, mbak. Atas nama Mery Desinton?"

"Iya benar, dari siapa ya, mas?" tanya Mery.

"Dari Agriel, mbak. Mohon tanda tangan di sini ya, sebagai bukti walau mbaknya sudah menerima paket ini" suruhnya dan langsung Mery tandatangani.

Tukang paket itu pergi, meninggalkan keheningan yang menyelimuti benak Mery. Menatap intens paket kecil yang tipis. Tak ingin rasa penasaran menghantuinya terus menerus, akhirnya Mery membuka paket itu. Nampak sebuah surat yang di bungkus amplop merah muda di hiasi bunga di sekitarnya.

"Kenapa tidak kau kirim melalui surat pos. Dasar!" desis Mery, tak ayal dirinya senang dengan cara unik Agriel.

Segera saja Mery menutup pintu dan berlari menuju kamar, tidak sabar ingin membaca surat dari Agriel.

Dear Mery,

Apa kabar sayangku? Maafkan aku. Jangan bosan dan lelah dengan kata maaf. Karena itu yang hanya bisa aku lakukan.

Mery, aku sungguh mencintai mu. Kalau tidak, bagaimana mungkin aku mengajak mu pada jenjang yang lebih serius?. Ada masalah besar di dalam keluarga ku, Sayang. Aku, sebagai anak semata wayang tak tega melihat orangtuaku hampir sekarat karena tercekik oleh banyak masalah.

Aku akan cerita, semuanya denganmu. Tapi.. Tidak sekarang, Mery. Aku belum siap. Aku banyak menghilang bahkan pindah kampus, karena aku tidak ingin kamu sedih melihatku, karena mungkin sikapku akan di luar kendali. Emosi manusia siapa yang tahu?

Kata putus mu tidak ku terima. Kau masih tunangan ku. Setelah masalah ini selesai.. Akan ku ajak kau menemui ayah dan ibuku, bawa juga Mom Neanra. Kita bicara tanggal pernikahan kita. Jangan sedih sayang, cincin ini hanya untukmu. Jangan sekali-kali melepaskannya atau bahkan mengembalikan nya padaku lagi.

Maafkan aku. Tunggu aku, Mery. Aku akan segera kembali...

Agriel,

Mery membaca surat itu seksama. Melihat cincin emas yang dibungkus plastik bening. Kekehan dengan lelahan air mata meluncur tak kendali.

"Tidak sanggup membeli kotak cincin? Kamu sangat unik, Agriel." kekeh Mery, dan mengenakan kembali cincin emas polos itu.

Mery, memaafkan mu Agriel. Karena ini adalah kesalahan pertama mu.

***

Sejak saat itu, hubungan Mery dan Agriel bisa dikatakan LDR. Kabar terakhir dari cowok itu, ia sekarang bersekolah di Belanda. Setiap minggunya, Agriel selalu mengirimkannya surat. Waktu berjalan dengan cepat, hingga tak terasa kini Mery menjadi mahasiswa akhir. Tinggal menghitung bulan, dirinya akan mendapatkan gelarnya, menjadi Sarjana Manajemen.

Di umur yang menginjak, dua puluh tahun. Hubungan LDR, ini cukup memberinya keutungan. Karena membuat Mery fokus pada kuliahnya, tanpa gangguan mesum dari Agriel. Walau di lain sisi, rasa rindu menyeruak bergitu dahsyat.

"MERY!!" teriak sosok gadis dengan perawakan tinggi menjulang, dengan rambut pirang, kulit pucat, hidung mancung, dengan kornea mata keabu-abuan. Dia adalah Anouk—mahasiswi pindahan, satu tahun yang lalu.

Mery lantas menoleh, memberikan senyum hangat pada sahabatnya. Anouk adalah orang Belanda campuran Inggris, namun menurut Mery wajah Anouk lebih ke arah Belanda. Anouk itu cantik—khas negaranya. Untuk pandangan orang Indonesia, seperti dirinya—perawakan Anouk itu aneh. Apalagi wajahnya, hampir semua terlihat putih.

"Ada apa, An?" tanya Mery. Tingginya hanya sebatas bahu cewek itu.

"Tidak ada apa-apa. Aku ingin lunch dengan mu, sekalian mengerjakan tugas." jawab Anouk, dan di angguk oleh Mery.

Dan, di sinilah mereka, di sebuah Caffe depan kampus yang cukup ramai. Mery dan Anouk duduk di bangku dekat jendela, yang menghubungkan langsung dengan hiruk pikuk kota.

"Jus Alpukat satu dan Cappucino satu. Kau ingin makan Mery?"

"Tidak. Aku sudah kenyang."

"Okey.. Itu saja," ucap Anouk dan pelayan tesebut mengundurkan diri.

Anouk menatap Mery yang sibuk dengan laptop dan buku bukunya. Cukup jenggah, karena Mery terlalu ambis.

"Mery... Itu bisa kamu kerjakan di rumah. Aku mengajakmu ke sini untuk healing. Bukan malah berkutat dengan mereka." sanggah Anouk yang langsung diberi tatapan aneh oleh Mery.

"Kau tahu sendiri, aku ini mahasiswa akhir. Tidak ada lagi waktu healing. Kuliah juga membutuhkan uang, jangan sampai aku lulus tidak dapat menghasilkan uang." desis Mery.

Anouk terdiam. "Kau tidak merindukan pacarmu? Agriel?" tanya Anouk.

"Tentu saja rindu." jawab Mery.

Mery memang pernah menunjukkan foto Agriel pada Anouk.

"Kamu tidak takut. Pacar mu di sana selingkuh?" tanya Anouk pelan.

"Tidak." jawab Mery singkat, dan padat.

"Ha? Bagaimana bisa kamu se-positif itu?"

"Karena cinta kami berdua sama sama kuat." tandas Mery dan membuat Anouk terdiam dengan senyuman tipis yang tidak Mery ketahui.

***

"Di mana Noni Belanda, itu Mery?" tanya Hendra, terlihat celingak-celinguk.

Mery tersenyum misteri, menatap Hendra penuh curiga. "Hayo.. Kau suka padanya, 'kan?" tebak Mery dan membuat cowok dengan kacamata itu memalingkan wajah, pipinya merona.

"Ti-dakk." jawabnya terbata.

"Kamu gak pandai bohong, Hendra." balas Mery.

"Baiklah, aku kalah. Kamu itu teliti sekali." dengus Hendra, dan menatap Mery penuh mohon. "Kamu sahabat ku kan Mery? Bantu aku dong, biar gak jadi jomblo terus. Habis kuliah nikah, kayaknya mantap." ucap Hendra.

"Sahabat? Sejak kapan?" Canda Mery, yang membuat Hendra mendengus.

"Kamu benar-benar, jatuh cinta pada Anouk?" tanya Mery serius. Karena hampir semua cowok di kampus enggan mendekati cewek perawakan noni Belanda itu. Mungkin, Anouk sedikit aneh? Dan mereka membutuhkan diri untuk beradaptasi.

"Benar, Mery. Dia wanita Belanda yang cantik." lihat saja wajah memuja Hendra. Membuat Mery tertawa.

"Dekati saja dia, jangan takut. Coba dulu," saran Mery.

Hendra membenarkan kacamatanya, "Aku takut, memang dia mau sama aku yang culun ini?" tanyanya lesu.

"Culun?" ulang Mery.

"Darimana kata culun itu? Seperti zaman apa saja, Hendra." lanjut Mery dengan gelengan kepala.

"Kamu tidak lihat penampilan ku?" tanya Hendra.

"Kalau kamu tidak nyaman sendiri dengan penampilan mu, kenapa tidak berubah? Kalau nyaman ya lanjutkan. Setiap orang mempunyai selera dan ciri khasnya sendiri" jelas Mery. Ia kembali membaca buku, dan menatap laptop di depannya.

***

Ruang tamu Mery di selimuti keheningan. Tanpa adanya kabar, tiba-tiba saja Agriel datang membawa satu laki-laki paruh baya dan satu perempuan yang seumuran dengan ibunya.

"Maaf," sela Neanra. Kemudian lali-laki paruh baya itu terkekeh geli.

"Pasti nak Mery dan ibu Neanra terkejut dengan kedatangan kami yang tiba-tiba." mulainya pembicaraan.

"Sebelum pada inti pembicaraan. Perkenalan dulu saya paman dari Agriel. Dan di samping saya ini, ibunya Agriel, alias kakak kandung saya." jelasnya sedikit.

"Kalau nama, cukup di panggil Om Dino saja. Dan kakak saya ini bernama Lilly, cantik seperti namanya." tunjuknya pada Ibunda Agriel—Lilly.

Neanra tersenyum, menyambut jabatan tangan dari Dino dan Lilly. Sedangkan Agriel terus menatap Mery intens.

"Kedatangan kami di sini, ingin mempererat tali silahturahmi antar dua keluarga. Saya perwakilan dari keluarga Agriel, ingin menyampaikan maksud baik. Agriel dan Mery sudah lama pacaran, bahkan saya mendengar dari mulut Agriel, dia sudah berani melamar dan mengajak menikah nak Mery." kekehnya, menjewer telinga Agriel.

"Sudah besar saja ternyata Agriel ini, acara berani lamar anak orang. Gak resmi lagi!" desis Dino lucu.

"Lanjut ya?" tawar Dino, dan diangguki mereka semua.

Mery tidak menyangka bahwa paman dari Agriel kocak juga.

"Jadi, kedatangan kami kemari ingin meresmikan tunangan kalian. Serta mencari tanggal yang pas untuk pernikahan. Untuk acara tunangan, kecil-kecilan saja ya? Untuk keamanan bersama, juga 'kan." ucap Dino.

Mery menatap Agriel lama, dia tersenyum. Dan setetes air mata mengalir dari ujung mata Mery—begitupun dengan Neanra dan Lilly.

"Sini, nak Mery." ucap Lilly, seraya merentangkan tangan. Memeluk Mery dan mengelus puncak kepalanya.

"Ishh, Agriel itu anak nakal. Sudah punya pacar secantik ini gak bilang-bilang. Maafin dia ya, nak? Suka menghilang beberapa tahun ini. Dia sudah menceritakan semua pada Bunda. Dan ini bagian dari rencana Agriel. Ada sedikit masalah yang membuatnya sebagai sekte tertinggi di keluarga kami harus turun tangan. Terimakasih sudah sabar dan mau menerima anak Bunda." tangis Mery pecah kian keras. Dia memeluk Lilly erat.

Ini pertama kalinya, Agriel mengenalkan dirinya pada keluarganya. Mery tidak bisa berkata lebih, dia terlampau bahagia. Agriel sudah menunjukkan sebuah keseriusan. Dan, Mery akan menerima dan mencintai Agriel semakin dalam—sama seperti dulu.

BERSAMBUNG..

Episodes
1 PERAWAN TUA
2 PINDAH TUGAS
3 APARTEMEN MEWAH
4 BUKAN TANGGUNGJAWAB PERUSAHAAN
5 NAMANYA ELLA
6 MENGHANTAR NONA MUDA
7 WISATA MASA LALU [17+]
8 MENJEMPUT ELLA
9 SATU BULAN YANG SINGKAT
10 SIAPA BUNDA ELLA?
11 KOMPLOTAN PECUNDANG
12 KEMBALI
13 AWAL JENJANG SERIUS
14 PUTUS
15 NONI BELANDA
16 KEINGINAN KONYOL
17 DUA PENYIMPAN DUSTA
18 ANAK ANGKAT [17+]
19 BANDAR PENIPU
20 KASET RUSAK TELAH BERHENTI
21 MENATA HIDUP BARU
22 PENGANGGURAN SEJATI
23 LOWONGAN KERJA DI TIANG LISTRIK
24 UNTUKMU ELINA
25 ELEMERY
26 SURVEI DI BANDUNG
27 MIMPI BURUK
28 MASTER
29 TERKURUNG
30 CAHAYA ITU MEREDUP
31 KESADARAN PEMERAN UTAMA
32 CECERAN KEBENCIAN [17+]
33 ATRAKSI PARA BONEKA
34 TUAN CERIWIS
35 OH MERY SAYANG
36 TERPENJARA DALAM SANGKAR EMAS
37 WICK-HELY
38 TWEE VROUWEN RENNEN
39 KEBEBASAN
40 HAMPA
41 PENCARI CELAH
42 HUKUMAN YANG DIJANJIKAN
43 BEBASKAN MEREKA
44 BERTEMU BELLA I
45 BERTEMU BELLA II
46 KEPUTUSAN BELLA
47 TETAP TINGGAL
48 PENYAKIT MERY
49 PELUKAN IBU
50 KERUMITAN
51 FOKUS KESEMBUHAN MERY
52 SEBUAH FAKTA
53 NANDHAYA
54 KAKEK MERY WICK-HELY
55 MENJENGUK MERY
56 RENCANA PERNIKAHAN
57 DESTA
58 MENJEMPUT BELLA 2
59 KEBAHAGIAAN
60 SEUSAI [ 17+]
61 KESIBUKAN AGRIEL
62 RAHASIA TERBONGKAR
63 MERY MENGHILANG
64 PENJELASAN ANOUK
65 KEPERGIAN ANOUK
66 KABUNG DUKA
67 TERSELESAIKANNYA KESALAHAN PAHAMAN
68 LAHIRNYA DUA PENERUS
69 EPILOG
70 AFTER ENDING : 4 PENERUS
71 FROM THE AUTHOR
Episodes

Updated 71 Episodes

1
PERAWAN TUA
2
PINDAH TUGAS
3
APARTEMEN MEWAH
4
BUKAN TANGGUNGJAWAB PERUSAHAAN
5
NAMANYA ELLA
6
MENGHANTAR NONA MUDA
7
WISATA MASA LALU [17+]
8
MENJEMPUT ELLA
9
SATU BULAN YANG SINGKAT
10
SIAPA BUNDA ELLA?
11
KOMPLOTAN PECUNDANG
12
KEMBALI
13
AWAL JENJANG SERIUS
14
PUTUS
15
NONI BELANDA
16
KEINGINAN KONYOL
17
DUA PENYIMPAN DUSTA
18
ANAK ANGKAT [17+]
19
BANDAR PENIPU
20
KASET RUSAK TELAH BERHENTI
21
MENATA HIDUP BARU
22
PENGANGGURAN SEJATI
23
LOWONGAN KERJA DI TIANG LISTRIK
24
UNTUKMU ELINA
25
ELEMERY
26
SURVEI DI BANDUNG
27
MIMPI BURUK
28
MASTER
29
TERKURUNG
30
CAHAYA ITU MEREDUP
31
KESADARAN PEMERAN UTAMA
32
CECERAN KEBENCIAN [17+]
33
ATRAKSI PARA BONEKA
34
TUAN CERIWIS
35
OH MERY SAYANG
36
TERPENJARA DALAM SANGKAR EMAS
37
WICK-HELY
38
TWEE VROUWEN RENNEN
39
KEBEBASAN
40
HAMPA
41
PENCARI CELAH
42
HUKUMAN YANG DIJANJIKAN
43
BEBASKAN MEREKA
44
BERTEMU BELLA I
45
BERTEMU BELLA II
46
KEPUTUSAN BELLA
47
TETAP TINGGAL
48
PENYAKIT MERY
49
PELUKAN IBU
50
KERUMITAN
51
FOKUS KESEMBUHAN MERY
52
SEBUAH FAKTA
53
NANDHAYA
54
KAKEK MERY WICK-HELY
55
MENJENGUK MERY
56
RENCANA PERNIKAHAN
57
DESTA
58
MENJEMPUT BELLA 2
59
KEBAHAGIAAN
60
SEUSAI [ 17+]
61
KESIBUKAN AGRIEL
62
RAHASIA TERBONGKAR
63
MERY MENGHILANG
64
PENJELASAN ANOUK
65
KEPERGIAN ANOUK
66
KABUNG DUKA
67
TERSELESAIKANNYA KESALAHAN PAHAMAN
68
LAHIRNYA DUA PENERUS
69
EPILOG
70
AFTER ENDING : 4 PENERUS
71
FROM THE AUTHOR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!