AWAL JENJANG SERIUS

Agriel menggenggam tangan Mery erat, berjalan setapak demi setapak menyelusuri hutan. Hari ini ada Camping akhir tahun, yang diadakan oleh sekolah. Tak terasa, sekarang mereka sudah di penghujung masa SMA. Tandanya, tamat sudah pendidikan wajib mereka. Tinggal, berjalan sesuai rencana yang akan mereka ambil kedepannya.

"Kenapa kita gak dapat benderanya sih, Griel. Capek" keluh Mery. Jadi, ini adalah acara mencari jejak dengan misi mengumpulkan sebanyak-banyaknya bendera bewarna ungu, siapa yang paling banyak mendapatkan bendera maka dialah pemenangnya.

"Mereka sengaja buat kita susah nyari, sayang." ucap Agriel, mengelap peluh keringat Mery.

"Kita istirahat dulu, aja ya?" tawar Agriel, dan diangguki oleh Mery.

Mereka berdua duduk selonjoran di atas batu sungai yang besar. Menatap deras arus sungai di bawahnya. Suasana hutan yang menangkan, dengan hamparan teduh rindang. Udaranya juga segar, berbau tanah basah yang khas dengan daun-daun yang kering di sekitarnya.

"Mau ikan?" tanya Agriel pada Mery.

"Enggak. Cuman suka aja lihat arus sungai." jawab Mery.

Tangan kekar Agriel merangkul pundak Mery erat, membawa cewek itu ke dalam pelukan hangatnya.

"Agriel, aku gak mau cuman jadi sekadar pacar kamu." ucap Mery mengawali sebuah pembicaraan.

"Bisa gak aku juga jadi sandaran kamu? Menemani di kala duka maupun suka?" lanjutnya, mendongak menatap Agriel yang tersenyum. Hanya pada Mery cowok itu tersenyum selebar ini.

"Kasih kamu cinta sebesar semesta aku sanggup Mery. Akan aku ceritakan semuanya. Setelah itu, kamu harus siap aku lamar, ya?" Ucapan itu terlihat sangat serius dan Mery dapat merasakannya.

"Beneran?" ulang Mery dengan tatapan malu.

"Aku gak pernah bohong sama kamu 'kan?" tanya Agriel.

Sontak, Mery mencubit pinggang ramping cowok itu. "Gak pernah bohong? Cihh, sebuah pembohong publik" dengus Mery, melengos.

"Eh, emang aku pernah bohong?" tanya Agriel, kali ini serius.

"Pernah. Manusia pasti pernah berbohong, Agriel. Jangan menjadi munafik untuk sebuah kata sederhana yang menurut kamu itu candaan." ucap Mery membuat Ageriel tergelak.

"Ini yang aku suka dari kamu, sayang" ucap Agriel, menyentuh bibir Mery. "Tajam banget kalau ngomong. Tapi fakta sih" lanjut Agriel.

"Dasar, modus." ucap Mery kesal.

Agriel malah tertawa senang, menggoda Mery adalah moodnya. Dengan gerakan cepat, Agriel memberi kecupan singkat pada bibir Mery. Tentu saja sang empu kaget.

"Marahnya di pending dulu. Sekarang lanjut cari bendera. Katanya mau dapat piala?" tanya Agriel menaikkan satu alisnya, dan itu menyebalkan. Sungguh!

***

Mery kembali pulang ke rumah, setelah acara camping yang benar-benar menguras energinya. Rasanya, semua badan Mery remuk redam. Agriel yang sibuk menyetir mobil, melirik sang pacar yang nampak sangat kelelahan.

"Langsung istirahat nanti," ucap Agriel mengelus puncak kepala Mery. Cewek itu pun mengangguk mengiyakan perintah Agriel.

Mobil Agriel berhenti tepat di depan gerbang rumah Mery yang cukup luas dan mewah. Mery turun dari sana, dibantu Agriel yang membawa barang-barangnya. Rasa lelah dan penat itu seakan sirna mendapati kedua orangtuanya saling menunjuk dengan ekspresi wajah marah.

"MAU MU APA NEANRA???" bentak Desinton—ayah kandung Mery.

"Mau ku apa? KAU TANYA MAU KU APA MAS?" bentak Neanra tak kalah pedas.

"Kau membawa pulang simpanan mu? Dan meminta ku menandatangani surat poligami? Kau gila? Tidakkah kau memikirkan perasaan ku?" tanya Neanra dengan isak tangis yang dia tahan.

"Tentang perasaan? Kau tidak mau berkaca?" tanya Desinton dengan kemarahan yang menjulang.

"Kau yang selalu sibuk dengan karir mu! Sampai melupakan bahwa sekarang kau mempunyai seorang suami" sambung Desinton geram.

"Tanpa aku! Perusahaan mu itu hanyalah apa?" tantang Nenra tak kalah pedas.

"Secara terang-terangan kau selingkuh dengan sekretaris mu. Aku diam! Tapi tidak dengan sebuah poligami. Kau ingin merendahkan kehormatan ku? Tidak cukup kau injak-injak harga diriku, brengsek!" lanjut Neanra. Dia berjalan cepat menuju Seli—selingkuhan dari Desinton—tanpa berlama-lama, Neanra menjambak rambut hasil semir wanita pengoda itu.

"Hanya upik abu yang ingin menjadi cinderella, ha?" tanya Neanra geram. Dia menendang perut Seli keras sampai wanita itu terpental cukup jauh.

Seli mengeram, menahan sakit di perutnya. "Mas! Istrimu gila ya?" tanyanya kesal, mengadu pada Desinton yang hanya diam. Memang, seorang selingkuhan hanyalah batas sebuah nafsu, tidak ada unsur cinta dan kasih sayang. Jadi, jangan berharap lebih dan alangkah baiknya berpikir jauh sebelum mengambil sebuah keputusan.

"Orang gila meneriaki dirinya gila" sindir Neanra.

Desinton akhirnya berjalan ke arah Seli dan membantu wanita itu. Setelahnya, sebuah tamparan keras mengenai wajah Neanra. Kulit yang semula putih itu menjadi merah dengab cap tangan Desinton.

"MOM!!" teriak Mery, mengamhampiri ibunya. Memeluk Neanra erat, sambil menangis. Hal seperti ini bukanlah satu kalinya. Beberapa kali Mery harus menyaksikan pertengkaran demi pertengkaran orangtuanya.

"Ayahmu, gila!" desis Neanra.

"SEKARANG! PERGI KAU DARI RUMAH KU, B4JINGAN!!!" teriak Neanra, sudah tidak kuat. Kesal, dan kecewa bercampur aduk menjadi satu.

"Kau mengusir ku?" tanya Desinton.

"Iya! Kenapa? Kau ingin marah, ha?" tantang Neanra maju ke depan, melepaskan pelukan Mery.

"Bagaimana aku tidak berselingkuh dari mu, Neanra. Jika kau saja masih mencintai kekasihmu itu. Kau itu wanita paling munafik di dunia ini" tunjuk Desinton, tepat di wajah Neanra.

"Hati suami mana yang tidak sakit? Apakah karena kau berkuasa di sini?. Jika benar, keputusan mu tepat. Aku beri kau acungan jempol satu. Kita bercerai!" tegas Desinton, dengan suara yang menggelegar.

"Mom..." bisik Mery. Dia berjalan ke arah Desinton dan memegang lengan pria itu. Sayang, langsung di tepisnya kasar.

"Pa.." seru Mery merasakan sakit.

"Lihatlah, Neanra. Putri kita, yang lahir tanpa adanya sebuah cinta. Jika dulu kau tidak bisa lepas dari kekasihmu, jangan terima perjodohan konyol itu. Munafik!" dengus Desinton dan pergi dari sana.

Meninggalkan juga Seli, selingkuhannya sendiri. Seli yang melihat itu berdecak kesal, lantas berdiri mengejar Desinton.

"Masss, tunggu aku." teriaknya, lari kocar-kacir.

Neanra lemas, ia terduduk dengan lelehan air matanya. Benar, apa yang dikatakan oleh Desinton. Ia masih mencintai, Putra—mantan kekasihnya. Dulu, orangtuanya terlalu memaksa kehendaknya sampai-sampai mengancam Neanra, dengan rasa terpaksa Neanra menikah dengan Desinton—laki laki pilihan orangtuanya.

Cinta jika dipaksa memang hanya memberi banyak luka, apalagi jika masa lalu belum berusai. Walau Neanra tidak menjalin hubungan dengan Putra lebih jauh, hanya sebatas teman dan masa lalu. Tetap saja hati wanita itu berkhianat, dan mencintai Putra lebih dalam lagi.

"Mom..." lirih Mery menatap Neanra yang hanya diam mematung. Tanpa berucap banyak, Neanra berdiri dan pergi dari hadapan Mery. Ia pergi tanpa memikirkan perasaan anak semata wayangnya itu.

Sungguh miris, hati Mery sangat sakit. Bagikan tusukan jarum beracun menusuk tulangnya secara bersamaan.

"Ada aku. Jangan bersedih, sayang" ucap Agriel, membawa Mery ke dalam pelukannya. Sejak tadi, Agriel memang diam, karena ia sadar bahwa dirinya saat ini hanya sebatas pacar dari Mery.

"Agriel... " bisik Mery, dan isak tangis itu lolos begitu saja.

"Aku sekarang sendiri.. Mama udah gak peduli." adu Mery, semakin mempererat pelukannya pada Agriel.

"Tinggal sama aku, ya?. Kita hadapi masalah masa depan bersama."

***

Mery kira hidupnya akan terpuruk dan penuh dengan rasa kesedihan. Neanra menghilang entah kemana sejak kejadian itu. Seakan lupa jika dirinya mempunyai anak perempuan.

Sudah beberapa minggu berlalu. Berarti Mery sudah tinggal bersama Agriel selama itu. Di rumah cowok itu. Mery dan Agriel melakukan semua hal bersama, bahkan mereka sekampus bersama. Dunia perkuliahan memang menyibukkan. Untung saja, mereka memasuki jurusan yang sama. Jadi, tidak begitu banyak drama.

"Sayang! Sarapan sudah siap" teriak Agriel, melepaskan celemek yang melekat pada tubuh telanjangnya. Mery yang sedang menganti pakaian sehabis mandi itu langsung keluar.

Aroma masakan Agriel menguar begitu saja, membuat Mery merasa iri. Cowok itu seakan bisa segalanya. Karena selama tinggal di sini, Agriel lah yang memasak untuknya.

"Aku merasa iri" ungkap Mery membuat Agriel terkekeh.

"Aku mengundang bidadari ke rumah, bagaimana bisa membiarkannya memasak dan mendapati uap dari masakan di kulit mulus nya?" gombal Agriel membuat pipi Mery bersemu merah.

"Yayaya.. Pagi-pagi sudah membuat orang sampai di galaksi bimasakti" balas Mery.

Mery mulai memberikan dua centong nasi goreng di piring Agriel dan satu centong di piringnya. Gerakan itu terhenti, dan menatap Agriel sejenak.

Alis cowok itu terangkat, "Ada apa, sayang?" tanya Agrilel.

"Sepertinya aku harus pindah dari sini, sayang." jawab Mery.

"Sungguh, bukannya aku terlalu memasukkan omongan tetangga. Tapi aku sendiri juga tidak enak di sini terus menerus. Kita tidak ada hubungan resmi. Bisa saja, besok atau kapan rumah ini di grebek pak Rt dan pasukannya." jelas Mery, membuat Agriel tertawa dengan bahasa lucu yang ceweknya gunakan.

"Indonesia, sayang"

"Atau kita pindah ke Belanda?" tanya Agriel memberikan tawaran.

Sontak saja, Mery menggeleng. "Tidak bisa jauh dari iklim tropis ini, Agriel." balas Mery.

"Makan lah dulu. Kita. Bahas nanti setelah usai kuliah" ucap Agriel dan Mery pun menurut.

****

Dunia perkuliahan memang terlihat santai, namun dibalik kesan damai itu terdapat banyak korban. Seperti saat ini, Mery tak hentinya mengeruntu memarahi materi yang sedang ia pelajari. Kenapa susah sekali? Siapa yang menciptakan teori serumit ini? Apakah otaknya terbuat dari berlian? Sungguh Mery tak habis pikir.

Kepalanya menggeleng, menatap Agriel yang nampak serius dengan laptopnya. Jemari-jemari kokoh itu tak ada rasa lelah menari di atas keyboard.

"Agriel" panggil Mery. Cowok itu pun menoleh, menatap Mery dengan tatapan sayang.

Tanp aba-aba, sebuah ciuman singkat—walau sempat terjadi lilitan lidah—di bibir Mery. Cewek itu pun tersipu, dan memukul pelan dada Agriel.

"Kau itu spesies laki-laki mesum." Desis Mery dan di ikuti gelak tawa Agriel.

"Bibirmu terlalu manis, sayang. Well, aku tidak tahan" ucapnya santai dengan nada enteng.

"Ajari aku." ujar Mery, tersirat nada memohon. Otak kecilnya tak akan mampu tanpa tunjangan bantuan dari otak Agriel.

"Oke. Bagian mana yang membuat cintaku ini kesusahan" lagaknya dengan sebuah gombalan.

Mery tidak ingin terlalu baper. Tapi, pipi mana yang tidak merona mendengar nada penuh cinta itu?

***

Agriel membantu Mery mendorong kopernya, tepat di depan rumah cewek itu. Sudah satu bulan lebih rumah itu kosong tanpa ada penghuni. Debu nampak ada di mana-mana. Tentang di mana Neanra sekarang, Mery tidak tahu. Agriel dan beberapa orang suruhannya sudah berusaha mencari, namun hasilnya nihil.

"Kau yakin? Tidak betah tinggal bersama ku, sayang" tanya Agriel dengan hembusan napas sedikit kecewa.

"Yakin. Bukan seperti itu Agriel. Aku hanya tidak ingin terlibat banyak konflik. Apalagi dengan masyarakat sekitar rumah mu. Aku juga tidak ingin ketika ayahmu tiba-tiba berkunjung menemui gadis di rumah anaknya. Tidak ingin beliau berpikir macam-macam tentang image ku" jelas Mery.

"Satu minggu aku tinggal di sini, boleh? Rumah ini sudah satu bulan kosong. Tidak tega meninggalkan mu sendirian."

"Siap, Captain!" jawab Mery dengan nada semangat sirat manja. Dan, itu sangat mengemaskan di mata Agriel.

"Sebentar lagi, Bi Dayah akan datang. Membersihkan rumah mu. Jadi, ayo ikut bersama ku dulu" ajak Agriel menggenggam tangan mungil Mery.

***

Mery, tak kuasa menahan tangisnya. Bukan tangis duka yang kalian kira, namun sebuah tangis haru. Melihat ke bawah, menatap sorot tajam yang kini meneduh. Agriel melamarnya! Disaksikan banyak orang, yang menyoraki mereka meriah.

"Mery... Aku sayang kamu, aku cinta kamu.. Kamu dunia yang selama ini aku cari. Tidak ada selain kamu Mery. Aku sangat beruntung mendapatkan mu, si paling manis yang pernah aku kenal. Senyuman mu bagaikan bulan, tak terlihat di siang namun menenangkan di malam."

"Seberapa banyak kata harus aku ucapkan? Sedangkan saat ini tak ada kata kata pemanis selain ungkapan cinta?"

"Aku Erial Agriel Exanta Putra, melamar mu Mery Desinton. Mengajak mu mengarungi dunia bersama hingga maut yang memaksa kita pisah. Segala cinta hanya untukmu, temani aku di sisa umur ku." ucapnya, dan tanpa menunggu jawaban dari Mery Agriel mengenakan cincin emas polos itu di jari manis Mery.

Mery mengangguk dengan menutup mulut menahan isak tangisnya. Ia sangat terharu dan tidak menyangka bahwa Agriel seserius itu.

"Ageriel.. I love you" Bisik Mery dan langsung memeluk Agriel erat.

"Too, sayang" balas Agriel.

Dan sorak riuh para orang di sekitarnya membuat Mery semakin mengeratkan pelukannya pada Agriel.

BERSAMBUNG..

Double update nieh 🙇‍♀ jangan lupa VOTE, COMENT, LIKE AND SHARE! Biar semua orang bisa baca karya ini 😙✨

Terpopuler

Comments

Weny Yuniestin

Weny Yuniestin

laaannjuutt

2022-07-09

1

lihat semua
Episodes
1 PERAWAN TUA
2 PINDAH TUGAS
3 APARTEMEN MEWAH
4 BUKAN TANGGUNGJAWAB PERUSAHAAN
5 NAMANYA ELLA
6 MENGHANTAR NONA MUDA
7 WISATA MASA LALU [17+]
8 MENJEMPUT ELLA
9 SATU BULAN YANG SINGKAT
10 SIAPA BUNDA ELLA?
11 KOMPLOTAN PECUNDANG
12 KEMBALI
13 AWAL JENJANG SERIUS
14 PUTUS
15 NONI BELANDA
16 KEINGINAN KONYOL
17 DUA PENYIMPAN DUSTA
18 ANAK ANGKAT [17+]
19 BANDAR PENIPU
20 KASET RUSAK TELAH BERHENTI
21 MENATA HIDUP BARU
22 PENGANGGURAN SEJATI
23 LOWONGAN KERJA DI TIANG LISTRIK
24 UNTUKMU ELINA
25 ELEMERY
26 SURVEI DI BANDUNG
27 MIMPI BURUK
28 MASTER
29 TERKURUNG
30 CAHAYA ITU MEREDUP
31 KESADARAN PEMERAN UTAMA
32 CECERAN KEBENCIAN [17+]
33 ATRAKSI PARA BONEKA
34 TUAN CERIWIS
35 OH MERY SAYANG
36 TERPENJARA DALAM SANGKAR EMAS
37 WICK-HELY
38 TWEE VROUWEN RENNEN
39 KEBEBASAN
40 HAMPA
41 PENCARI CELAH
42 HUKUMAN YANG DIJANJIKAN
43 BEBASKAN MEREKA
44 BERTEMU BELLA I
45 BERTEMU BELLA II
46 KEPUTUSAN BELLA
47 TETAP TINGGAL
48 PENYAKIT MERY
49 PELUKAN IBU
50 KERUMITAN
51 FOKUS KESEMBUHAN MERY
52 SEBUAH FAKTA
53 NANDHAYA
54 KAKEK MERY WICK-HELY
55 MENJENGUK MERY
56 RENCANA PERNIKAHAN
57 DESTA
58 MENJEMPUT BELLA 2
59 KEBAHAGIAAN
60 SEUSAI [ 17+]
61 KESIBUKAN AGRIEL
62 RAHASIA TERBONGKAR
63 MERY MENGHILANG
64 PENJELASAN ANOUK
65 KEPERGIAN ANOUK
66 KABUNG DUKA
67 TERSELESAIKANNYA KESALAHAN PAHAMAN
68 LAHIRNYA DUA PENERUS
69 EPILOG
70 AFTER ENDING : 4 PENERUS
71 FROM THE AUTHOR
Episodes

Updated 71 Episodes

1
PERAWAN TUA
2
PINDAH TUGAS
3
APARTEMEN MEWAH
4
BUKAN TANGGUNGJAWAB PERUSAHAAN
5
NAMANYA ELLA
6
MENGHANTAR NONA MUDA
7
WISATA MASA LALU [17+]
8
MENJEMPUT ELLA
9
SATU BULAN YANG SINGKAT
10
SIAPA BUNDA ELLA?
11
KOMPLOTAN PECUNDANG
12
KEMBALI
13
AWAL JENJANG SERIUS
14
PUTUS
15
NONI BELANDA
16
KEINGINAN KONYOL
17
DUA PENYIMPAN DUSTA
18
ANAK ANGKAT [17+]
19
BANDAR PENIPU
20
KASET RUSAK TELAH BERHENTI
21
MENATA HIDUP BARU
22
PENGANGGURAN SEJATI
23
LOWONGAN KERJA DI TIANG LISTRIK
24
UNTUKMU ELINA
25
ELEMERY
26
SURVEI DI BANDUNG
27
MIMPI BURUK
28
MASTER
29
TERKURUNG
30
CAHAYA ITU MEREDUP
31
KESADARAN PEMERAN UTAMA
32
CECERAN KEBENCIAN [17+]
33
ATRAKSI PARA BONEKA
34
TUAN CERIWIS
35
OH MERY SAYANG
36
TERPENJARA DALAM SANGKAR EMAS
37
WICK-HELY
38
TWEE VROUWEN RENNEN
39
KEBEBASAN
40
HAMPA
41
PENCARI CELAH
42
HUKUMAN YANG DIJANJIKAN
43
BEBASKAN MEREKA
44
BERTEMU BELLA I
45
BERTEMU BELLA II
46
KEPUTUSAN BELLA
47
TETAP TINGGAL
48
PENYAKIT MERY
49
PELUKAN IBU
50
KERUMITAN
51
FOKUS KESEMBUHAN MERY
52
SEBUAH FAKTA
53
NANDHAYA
54
KAKEK MERY WICK-HELY
55
MENJENGUK MERY
56
RENCANA PERNIKAHAN
57
DESTA
58
MENJEMPUT BELLA 2
59
KEBAHAGIAAN
60
SEUSAI [ 17+]
61
KESIBUKAN AGRIEL
62
RAHASIA TERBONGKAR
63
MERY MENGHILANG
64
PENJELASAN ANOUK
65
KEPERGIAN ANOUK
66
KABUNG DUKA
67
TERSELESAIKANNYA KESALAHAN PAHAMAN
68
LAHIRNYA DUA PENERUS
69
EPILOG
70
AFTER ENDING : 4 PENERUS
71
FROM THE AUTHOR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!