Nah! yang aku takutkan malah langsung kejadian ini! benak Sarah mendengar suara ibu mertua yang memanggilanya
Dag dig dug!
Suara jantung Sarah mulai meningkat. Benar apa yang ia pikirkan, ia bakalan diinterogasi lagi.
Celaka! Baru aja Andre pergi, aku bakalan diinterogasi lagi nih! Benaknya bicara memutar badan menuju ruang baca. Ia memasuki ruang baca dengan ragu dan super gugup, tapi Sarah mampu menutupinya
“Koleksi papah banyak ya?” tatapnya pada rak rak buku disana
Sarah berusaha mengalihkan minat sang mertua agar topik obrolan tidak berkisar tentang dia dan Andre.
"Berat banget ya pisah sama Andre? sampai muka kamu kusut gitu?" Goda sang mertua, Sarah hanya membalas dengan senyuman
"sini! mamah mau denger cerita cinta kamu!" tangan Nensi terulur untuk menyambutnya
Wassalam! benak Salah seakan disambar petir mendengar permintaan sang mertua
Sarah kembali memperhatikan semua koleksi buku sang mertua sambil berjalan mengarah ke Nensi. Ia sangat mengagumi perpustakaan pribadi tersebut.
“Ini koleksi mamah sar” beritahu sang ayah yang mampu membaca gelagat sarah yang gugup
“Papah gak suka baca, tapi karena papah suka mamah, jadi suka baca deh” jawab Nensi dan mereka saling tatap dengan senyuman yang menggambarkan betapa bahagia pasangan paruh baya tersebut.
“Papah lagi cuti juga ya?” tanyanya melihat ayah mertuanya sudah dua hari hanya berada di rumah
“Papah udah pensiun!” jawab Nensi
“Pensiun?”
Melihat Dedik yang masih terbilang belum tua membuat Sarah merasa bingung mendengar kata pensiun
“Iya, saat memasuki umur lima puluh, mamah minta papah untuk berhenti kerja” jawab Nensi
“Kenapa mah?”
“karena Mamah takut cepet janda” Jawab Dedik sambil tertawa
Mereka berdua tertawa bersama sambil saling menatap mesra.
bener benar pasangan yang hangat! moga kelak aku punya suami yang kaya papah! menatap istrinya aja keliatan banget cintanya sama mamah! Benak Sarah menyaksikan dua sejoli paruh baya di depan matanya
“Mamah gak mau papah nanti stress mikirin kerjaan, terus gak punya waktu buat mamah. Gak perlu ngejar apa apa, segini aja udah cukup buat mamah” jelas Nensi
Sarah tersenyum mendengar itu. Melihat hubungan mereka, Sarah berharap kelak ia memiliki keluarga seperti ini. Romantis hingga tua, saling menyayangi dan menatap penuh cinta padahal rambut mereka jelas terlihat mulai memutih, pertanda waktu panjang telah mereka lalui bersama.
“Bahagiain Andre sayang, seperti papah bahagiain mamah.. Bagi mamah kebahagiaan Andre segalanya” Nensi meminta dengan mata memohon dan berkaca kaca, isyarat bagaimana cinta seorang bunda pada anak tercinta
“Sudah mah.. kita tau kalau mamah sangat menyayangi Andre melebihi apapun” suaminya membelai lembut puncak kepala Nensi. Menyalurkan kasih sayang yang ia berikan begitu hangat, membuat iri setiap mata yang menatap.
Sarah tersenyum melihat mereka. hatinya terasa sakit, ia bertanya dalam hati. Adakah kelak lelaki yang membelai mesra seperti itu pada puncak kepalanya?
“Sarah menikah dengan Andre, karena ingin dia bahagia...” ucap Sarah dengan sangat tulus diikuti sebuah senyuman penggambaran keinginan untuk lelaki itu bahagia
Kalian jangan khawatir, aku akan membantunya bahagia, bahagia dengan Susan kekasihnya kelak dengan posisi dan kedudukan yang ia inginkan! Benak Sarah seakan membenarkan apa yang ia ucapkan
Mereka pun tersenyum bersama seolah menggambarkan cinta mereka pada Andre.
"Mamah jadi yakin, Andre tak salah pilih orang” senyumnya menatap sang menantu yang menyebut anaknya dengan binar cinta.
Alhamdulillah! Benak Sarah
“ceritain dong ke mamah gimana kalian awalnya bisa ketemu!” Ibu mertua kembali pada aslinya
Ya Allah.. kembali kepengaturan awal lagi! keluh benak Sarah
“Awal ketemu kita saling gak kenal mah, terus HP saya Andre yang nemuin” jelasnya dengan gugup
“terus?” Nensi semakin penasaran
“terus kita kenalan, ngobol, berbagi masalah yang sama.. jadi nyambung aja” jelas Sarah
Nensi merasa cerita itu seakan biasa
“kok kaya gak ada detail cinta gitu?” tanyanya
“udah ah mah.. mana bisa Sarah cerita seperti Andre, dia kan masih malu malu” Tahan sang suami yang melihat Sarah berkeringat di tengah ruangan ber AC
Istrinya hanya tersenyum.
“kamu kepanasan ya? sana mandi! Tadi pasti gak sempat mandi LLagi!” goda sang mertua menekankan pada kata lagi begitu jelas.
“mamah ah!” Sarah masih berakting malu malu dan hal itu akan berhasil membuatnya melarikan diri dari ruang panas itu.
Jelang makan siang, Sarah ikut sibuk di dapur dengan para pembantu mereka. Selama ini selalu dia yang menyiapkan makanan untuk orang orang yang tinggal bersamanya. Melihat para pembantu sibuk di dapur, Sarah pun ikut berkutat dengan mereka.
“Jangan non, nanti saya di tegur tuan” Pembantu satu mencoba melarang
“Gak 'papa bi.. Saya ingin belajar masak!” senyumnya ramah.
“Tapi non!” Dia menatap temannya yang lain dan akhirnya mereka membiarkan Sarah melakukan apa yang ia inginkan
Rasanya sangat menyenangkan bersama pembantu Andre yang memang rata rata seumuran Sarah, rasanya nyaman itu mungkin karena Sarah dari kalangan seperti mereka, maka berbaur bersama seakan membuatnya merasa bukan seorang diri disana. Rasa canggung para pembantu pun menghilang ketika Sarah bersikap ramah dan tak menganggap mereka sebagai pembantu disana.
“lho.. kok disini?” sapa Nensi memasuki dapur.
“saya udah ngelarang Nona nyonya” ucap pembantu yang satu.
“pengen belajar masak mah, boleh kan?” pinta Sarah
“tentu boleh sayang! Tapi mamah gak bisa ngajarin ya.. mamah gak terbiasa masak” jawab nensi
“Sarah sama mereka aja mah” jawabnya
“ya sudah.. dilanjut aja.. kalian bantu nona ya?” ucap Nensi pada para pembantunya
“baik nyonya” jawab mereka
Makan siang pun disiapkan, Sarah mencoba menghubungi Andre. Ia ingin menanyakan apakan sang suami akan makan siang di rumah atau dengan relasi bisnisnya.
“Halo, sorry ganggu... aku Cuma mau tanya kamu makan siang dimana” tanya Sarah
“Aku akan makan siang dengan teman” ucap Andre tanpa kata sayang atau apapun
“Ok kalau gitu!” jawab Sarah
“Kamu gak papa kan?” tanyanya
“Aman!” jawabnya tertawa kecil
“Sip!”
Sarah menutup telpon dan pergi ke ruang makan. Mereka pun hanya makan siang bertiga siang itu.
“Gak pengen jalan jalan Sar?” tanya sang ayah mertua
Sarah menoleh pada ayah mertuanya
“Kali aja mau kemana gitu? Jalan jalan, Shoping? ajak Andre seneng seneng!” ucapanya menggambarkan mungkin Sarah ingin melihat lihat kota itu
“Lain kali pah, soalnya besok kita udah pulang” jawab Sarah
“Pulang?” Seketika senyum wanita itu sirna
“Iya mah, karena lusa Andre dan Sarah mulai ngantor”
Terlihat raut kecewa diwajah ibu Andre. Ia baru mengetahui jika putranya akan segera kembali ke rumah mereka.
Nensi mendadak seperti kehilangan nafsu makan. Ayah Andre merasa tidak nyaman melihat istrinya yang sontak berubah sedih.
“Apa kepulangan kalian gak bisa ditunda?” Dedik menggenggam tangan istrinya
“Cuti Sarah berakhir besok dan kita sudah mengatur jadwal bersama pah” jelas Sarah yang merasa tidak nyaman melihat sang mertua terlihat sedih
“kami minta maaf mah, mungkin lain kali kami akan bisa tinggal lebih lama, saya dan Andre memutuskan untuk berbulan madu di rumah aja” senyumnya tersipu
“Mamah jangan sedih gitu..” Dedik menatap istrinya
“tiap kali Andre pergi pasti gini sar!” ayahnya merasa tidak enak melihat menantunya yang merasa bersalah. Sarah hanya menatap mertuanya dengan tatapan bersalah.
“katanya mau cepat minta cucu kan?” goda sang suami yang membuat Sarah tersenyum malu dan diikuti senyum Nensi.
“beneran harus jadi lho ya cucu mamah?” ucapnya kembali tersenyum pada Sarah.
Makan siang pun mereka lanjutkan.
----
Selesai makan siang, Nensi mengurung diri di kamar. Ia merasa sedih mendengar jika putra dan menentukan akan segera pergi dari rumah itu.
“mahh.. Andre sekarang sudah berkeluarga, istrinya juga punya tanggung jawab, jadi gak mungkin kita bisa nahan mereka disini” bujuk sang suami
Nensi masih menggelungkan dirinya di atas kasur, membelakangi sang suami yang membujuknya.
“masa Cuma dua hari disini?” keluhnya sedih
“mamah kan masih kangen pah, Andre selalu pergi, itu sebabnya mamah sangat senang mereka disini, tapi malah mau pergi lagi” ucapnya sedih dan terdengar lirih
“Andre kan pergi karena keinginan papah untuk menjadikan dia penerusnya sayang” Sang suami mengingatkan kembali visi sang mertua
“iya.. tapi kan bisa disini kerjanya, gak harus disana”
“iya.. tapi Andre ingin membuktikan dirinya mampu dulu sebelum ia kembali kesini”
“pahhh!” Nensi membalik tubuhnya menghadap pada sang suami
“bantu mamah bujuk mereka dong! Biar mereka disini dulu beberapa hari” pintanya
“mamah kok gak ngerti sih! Mereka pengantin muda yang ingin bercinta kapan pun, kan kalau disini Sarah malu malu” ucapnya menoel hidung sang istri
Nensi kembali tersenyum pada sang suami
“mungkin karena itu kali ya pah?” ucapnya tersenyum malu
“kaya dulu kita gak aja!” ucap sang suami lagi
Nensi pun tersenyum. Ia beranjak bangun dan terdengar suara mobil yang berhenti didepan pagar mereka. ia berdiri melihat siapa yang datang.
Sarah duduk sendiri di ruang tengah. Ia menyalakan tv dan menonton sebuah acara masak. Datang seorang pembantu menyerahkan sepiring buah untuknya
“terimakasih..” ucapnya sopan
Baru sepotong ia menikmati buahnya, tiba tiba terdengar langkah dari belakang. Sarah pun menoleh pada sumber suara langkah seseorang yang memasuki rumah.
\~\~\~\~\~\~\~\~\~\~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
ummah intan
semoga Sarah dan Andre seperti mereka yg langgeng dan harmonis ampe tau
2024-07-31
0
QQ
Mertua nya pada baik bangettttttt 👍👍👍👍👍
2022-06-03
1
liena zie
lagi....
2022-04-25
1