Chapter 15

Satu minggu berlalu ..

Amelia sudah kembali bekerja. Awalnya Geovano sangat marah pada sekertarisnya itu dan hendak memecatnya tapi karena Florencia meminta Geovano untuk tidak memecatnya, Geovano akhirnya memberikan satu kesempatan lagi pada Amelia dan dengan satu syarat Amelia harus mendedikasikan hidupnya itu pada Baldwin Grup.

Sedangkan Aldo, nasib laki laki itu sangat miris karena ia harus mempertanggung jawabkan perbuatannya dan saat ini kasusnya masih dalam proses penyelidikan. Bastian pernah sekali menjenguk sakertarisnya itu di penjara. Bukannya membantu membebaskan sang partner kejahatannya, Bastian malah lepas tangan dan memecat Aldo secara tidak terhormat.

Aldo sempat mengancam Bastian akan melaporkan bosnya itu pada polisi atas kasus penggelapan dana perusahaan, tapi tentu saja ancaman itu hanya sebuah bualan saja karena Aldo juga tidak memiliki bukti. Selama ini Bastian bermain sangat cantik, sehingga sulit untuk membongkar kejahatannya itu.

Begitu juga dengan Geovano, sampai saat ini ia masih mencari bukti atas penggelapan dana yang di lakukan saudara tirinya yang menjabat sebagai menager keuangan itu tapi hasilnya nihil. Bastian memang sangat licik dia sudah merencanakan semuanya dengan sangat sempurna.

Saat ini kedua saudara tiri itu tengah berdiri di samping kanan dan kiri Harun karena malam ini Baldwin Grup tengah mengadakan pesta atas keberhasilan Geovano yang selama enam bulan ini sukses mengembangkan perusahaan yang ada di New York.

Pesta ini di hadiri para klien, investor, rekan bisnis dan tentu saja semua pegawai Baldwin Grup.

Harun memeluk bangga putranya itu sementara Bastian hanya bisa mengepalkan tangannya saja.

"Kanapa Geovano selalu saja di atas ku? Kenapa aku tak pernah bisa mengalahkannya." geram Bastian.

"Jaga emosi mu itu. Tenanglah," kata Mona menenangkan putranya itu.

"Bagaimana aku bisa tenang? Mama lihat sendiri kan? Papa selalu saja memuji muji putra sialannya itu."

"Malam ini mama sudah menyiapkan drama yang sangat menarik untuk di saksikan oleh seluruh rekan bisnis, investor dan juga para pegawai Baldwin Grup."

"Apa yang mama rencanakan?," tanya Bastian menyelidik.

"Kau ikuti saja apa yang mama katakan. Sebentar lagi Geovano akan di permalukan oleh istrinya sendiri. Ini akan sangat menyenangkan."

Ibu dan anak itu tersenyum licik ke arah Geovano.

**

Florencia duduk sendiri di meja karena Geovano tengah sibuk mengobrol dengan salah satu kliennya.

"Boleh aku duduk di sini?," tanya Bastian.

"Duduklah," kata Florencia datar.

"Aku sudah mendengar kejadian satu minggu lalu. Kau sangat hebat bisa menjebloskan laki laki brengsek itu ke penjara."

"Aku tidak sehebat itu, karena aku tidak bisa menjebloskan bosnya juga ke dalam penjara. Tapi tenang saja, aku akan segera melakukan itu," Florencia menatap Bastian dengan tatapan devilnya.

Bastian berdehem untuk menghilangkan rasa gugupnya. Siapa juga yang tidak gugup di tatap Florencia seperti itu.

"Aku tidak tau apa yang kau pikirkan tentang diri ku? Dan apa yang mantan sekertaris ku itu katakan pada mu? Tapi satu hal yang pasti, aku tidak seburuk yang kau pikirkan."

Florencia tersenyum remeh pada Bastian. "Kau yakin akan hal itu?."

Bastian membalas senyuman Florencia kemudian laki laki itu memberikan segelas minuman yang di bawanya pada Florencia. Florencia mengambil minuman itu dan ia juga memberikan segelas minuman yang ada di hadapannya pada Bastian.

Chers ...

Florencia dan bastian meneguk minuman itu secara bersamaan.

Tiba tiba saja Geovano datang dan langsung menarik Florencia kemudian ia menyembunyikan Florencia di balik badannya.

Geovano menatap sengit Bastian. "Minuman apa yang kau berikan pada istri ku?."

"Hanya sedikit minuman beralkohol."

"Alkohol?." beo Geovano.

Ingatan Geovano kembali ke saat di mana ia dan Nara baru saja menikah. Saat itu Nara secara tidak sengaja meminum minuman beralkohol milik Geovano dan saat itu seisi rumah di buat kelimpungan karena Nara bertingkah seperti anak kecil dan sangat agresif. Nara tidak pernah minum alkohol dan itu untuk pertama kalinya. Jangankan minum melihatnya saja Nara tidak pernah. Wajar saja jika reaksi Nara seperti itu setelah meminum alkohol.

Mengingat itu Geovano langsung menggendong Florencia ala bridal style dan langsung membawanya pergi dari sana sebelum hal buruk akan terjadi.

"Turunkan aku! Kau mau membawa ku kemana?."

"Diamlah."

"Ck! Kau pikir aku akan mabuk hanya meminum segelas alkohol saja."

"Kau tahu itu alkohol dan kau tetap meminumnya?."

"Iya, memangnya kenapa?."

"Bodoh! Dia tahu jika kau tidak bisa minum, kerena itu dia memberi mu alkohol, dia ingin mempermalukan aku lewat diri mu."

"Aku tahu, karena itu turunkan aku sekarang. Kau tenanglah aku tidak akan mengacau di pesta mu ini."

Geovano menatap Florencia penuh selidik. "Kau masih sadar kan?."

"Tentu saja aku masih sadar."

**

Plak ..

Tamparan seorang wanita mendarat mulus di pipi Bastian.

"Dasar pria kurang ajar! Pria mesum!," wanita itu menatap sengit Bastian yang bersikap kurang ajar padanya.

"Karena kau cantik aku memaafkan mu asalkan kau mau bermain di ranjang dengan ku," racau Bastian.

"Ayolah sayang.. Aku sudah tidak tahan. Panas sekali." Bastian mencoba untuk mencium wanita itu.

"Tuan Bastian jaga batasan mu!," sentak wanita itu.

Entah apa yang terjadi pada Bastian? Laki laki itu bertingkah sangat aneh. Ada gelenyar aneh yang muncul dari tubuhnya terlebih lagi saat ia melihat kemolekan tubuh wanita di hadapannya saat ini.

Bastian menarik tangan wanita itu.

"Lepas! Lepaskan aku!."

Bugh ..

Satu bogem mentah mendarat di wajah Bastian.

"Lepaskan wanita itu Bastian!," peringat keras Harun.

Sungguh Harun merasa sangat geram melihat kelakuan bejad putra sambungnya itu pada salah satu kliennya.

"Papa!."

Bastian berusaha untuk mengendalikan gelenyar aneh yang muncul dari dirinya itu. Wajahnya memerah, keringat muncul di dahinya dan juga erangannya yang tertahan terdengar begitu menyesakkan.

"Bawa dia!," titah Harun pada istrinya.

Mona membawa sang putra memasuki salah satu kamar hotel di sana.

Setelah kepergian Mona dan Bastian, Harun dan Geovano meminta maaf pada semua tamu undangan yang hadir. Pesta pun di hentikan saat itu juga. Para tamu pun mulai meninggalkan tempat acara.

Di sisi lain Florencia tersenyum penuh kemenangan dan itu tak lepas dari pandangan Geovano.

Geovano menghampiri Florencia yang tengah duduk seraya menikmati segelas wine. Geovano duduk di sebelah Florencia.

"See.. Bukan aku yang menghancurkan pesta mu tapi saudara mu itu yang menghancurkannya," Florencia meneguk sisa wine di gelasnya sampai tandas.

FLASH BACK ON

"Bu Flo, di mana ya?," tanya Amelia sembari celingukan mencari sosok Florencia di tengah banyaknya tamu undangan yang menghadiri pesta itu.

Tujuan Amelia mencari Florencia adalah untuk berterima kasih atas apa yang Florencia lakukan. Meyelamatkannya saat di culik juga menyelamatkannya pekerjaannya. Berkat Florencia juga keluarganya aman dari ancaman Aldo.

Amelia menghentikan langkahnya saat ia melihat Mona dan Bastian yang nampak mencurigakan. Amelia mendengarkan pembicaraan ibu dan anak itu dengan bersembunyi di balik tembok.

"Malam ini mama sudah menyiapkan drama yang sangat menarik untuk di saksikan oleh seluruh rekan bisnis, investor dan juga para pegawai Baldwin Grup."

"Apa yang mama rencanakan?," tanya Bastian menyelidik.

"Kau ikuti saja apa yang mama katakan. Sebentar lagi Geovano akan di permalukan oleh istrinya sendiri. Ini akan sangat menyenangkan."

"Apa yang harus aku lakukan?," tanya Bastian.

"Kau berikanlah minuman beralkohol pada Nara dan masukkan ini juga," Mona memberikan sebuah obat pada Bastian.

"Apa ini ma?."

"Obat perangsang."

Ibu dan anak itu tersenyum licik ke arah Florencia yang sedang duduk sendiri tidak jauh dari tempatnya sedangkan Amelia menutup mulutnya sendiri saking terkejutnya.

Setelah itu Amelia menghampiri Florencia dan langsung menceritakan rencana jahat Bastian dan Mona.

Florencia menyeringai.

"Bagaimana ini ibu Flo?."

"Apa kau bisa membantu ku?."

"Iya, katakan saja apa yang harus saya lakukan?."

Florencia berbisik di telinga Amelia.

"Saya mengerti ibu Flo."

**

Amelia mengamati Bastian yang sedang memasukkan obat perangsang pada minuman yang akan di berikannya pada Florencia.

"Kau sudah memasukkan obatnya?," tanya Mona.

"Iya ma."

"Ya sudah, tunggu apa lagi? Cepat berikan minuman itu pada Florencia."

Saat Bastian akan pergi tiba tiba saja datang seorang tamu menyapanya dan karena itu Bastian menyimpan minumannya di atas meja tepat di belakangnya.

Kesempatan emas itu tidak di sia siakan oleh Amelia. Wanita itu dengan cepat menukar minumannya dan langsung membawa minuman yang sudah di campur dengan obat perangsang itu pada Florencia yang masih berada di tempatnya tadi.

"Ibu Flo ini minumannya."

"Kau pergilah."

Amelia pergi dan tak lama Bastian datang.

FLASH BACK OFF

Terpopuler

Comments

Samsia Chia Bahir

Samsia Chia Bahir

Untung ketahuan 😆😆😆😆😆

2024-01-13

1

Ely

Ely

seru seru....

2023-11-12

1

Ney Maniez

Ney Maniez

hebatlah flo

2023-10-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!