Chapter 11

"Cepat katakan! Siapa yang menyuruh mu?." bentak Axel mencengkram dagu si pelaku penembakan brutal yang masih hidup itu.

Si pelaku penembakan itu mengabaikan ucapan Axel karena dirinya fokus menatap Florencia yang tengah duduk di kursi kayu tepat di depannya seraya memainkan pisau kecil kesayangannya dengan takut.

Florencia menatap laki laki di hadapannya itu dengan seringai jahatnya.

"Perlahan atau cepat?."

"Hah?."

Si pelaku penambakan itu bingung dengan pertanyaan Florencia yang ambigu.

Srett ...

Srett ...

"Akhh ... "

Florencia mengiris leher sebelah kanan dan kiri si pelaku penembakan itu dengan pisau kecil kesayangannya. Tubuh si penembak itu pun bergetar dan keringat dingin terlihat di dahinya.

Florencia mendekatkan wajahnya ke leher laki laki di hadapannya itu untuk mencium bau darah yang mengalir deras di sana. Florencia tersenyum puas seakan ia baru saja mendapatkan lotre.

Florencia menunjuk bibir si pelaku penembakan itu dengan pisaunya. Di tekan tekan ujung pisau itu mengenai kulitnya.

"Kau sebutkan nama orang itu atau aku potong lidah mu?."

"A-ampun tolong, tolong jangan sakiti saya. Saya akan memberitahu mu, tapi setelah itu kau harus lepaskan saya."

"Katakanlah."

"JASPER."

Florencia tersenyum menyeringai.

"Rupanya dia sudah mulai memainkan permainannya," kata Axel menyeringai.

"Lepaskan dia," titah Florencia datar.

Salah seorang bodyguard melepaskan ikatan si pelaku penembakan itu.

"Terimakasih, terimakasih banyak," kata si pelaku penembakan itu tulus dan setelahnya ia bangkit dari kursi itu dan melangkahkan kakinya keluar dari markas Valuenz.

Dor ...

Dor ...

Baru lima langkah si pelaku penembakan itu berjalan. Dengan gerakan cepat Florencia menembak di bagian belakang kepalanya. Dua peluru bersarang di sana. Dan seketika itu juga tubuhnya limbung ke tanah. Perlahan napasnya pun mulai terhenti.

Axel terkekeh. "Bodoh! Harusnya tadi dia meminta hidupnya tapi dia malah meminta untuk di lepaskan saja."

Benar juga ya!

Tak sampai di situ aksi Florencia. Seperti macan yang baru saja mendapatkan buruannya Florencia kalap dan mulai men****ng tubuh mayat di hadapannya itu menjadi bagian bagian kecil.

**

Kenand mengkerutkan dahinya kala melihat Geovano yang terlihat gelisah. Geovano berjalan ke sana ke sini sudah seperti gosokan yang sedang di gunakan untuk merapikan pakaian.

Kenand yang baru saja datang langsung menghampiri Geovano. Kenand mendaratkan bokongnya di sofa.

"Apa yang kau pikirkan? Kenapa kau sangat gelisah," tanya Kenand.

Kenand penasaran hal apa yang bisa membuat bos sekaligus sahabatnya itu gelisah? Karena selama Kenand mengenal Geovano, tidak ada yang bisa membuatnya gelisah selain pekerjaannya saja. Tapi kali ini tidak, bukan karena itu Geovano gelisah karena memang tidak ada masalah yang serius dalam perusahaannya. Lantas apa yang membuat seorang Geovano gelisah?

"Dia belum kembali."

"Hah? Siapa yang belum kembali?," tanya Kenand penuh selidik.

"Wanita itu."

"Wanita? Siapa?."

"Ck! Siapa lagi kalau bukan wanita bodoh itu! Kalian sama saja sama sama bodoh!."

"Biar pun dia wanita bodoh, tapi kamu sayang kan? Kamu cinta kan sama dia?."

"Jaga ucapan mu! Aku sama sekali tidak tertarik dengannya."

"Vano sekali saja. Tanyakan pada diri mu, tanya pada hati mu itu. Siapa wanita yang kau cintai? Istri mu? Atau wanita penghisap itu?."

"Diam kau!! Jangan menceramahi ku!."

"Iya, oke, baiklah. Lama lama capek juga kalau ngomong sama batu."

Dari pada makan hati mendengar ucapan Geovano, lebih baik Kenand pergi ke dapur untuk makan malam masakan bi Yati yang paling enak. Itu kata Kenand. Tujuan Kenand datang malam malam begini ke mansion Geovano memang hanya untuk mendapatkan makan enak dan pastinya gratis.

Kenand tinggal seorang diri di apartemennya. Ia selalu makan makanan cepat saji, jadi setiap ia ingin makan masakan rumahan Kenand selalu pergi ke mansion Geovano dan bi Yati pasti langsung memasak makanan apa pun yang ia inginkan.

**

Setelah bersenang senang dengan tikus tangkapannya, Florencia pulang ke mansion saat tengah malah. Suasana mansion sangat sepi, para penjaga yang berjaga pun sudah tertidur di pos penjaga. Tapi hanya ada satu orang yang menunggu kepulangan Flerencia, siapa lagi kalau bukan Yati.

"Nyonya, apa nyonya ingin saya siapkan makanan?," kata Yati.

"Tidak usah! Bukankah aku sudah meminta mu untuk tidak menunggu ku pulang?," tanya Florencia tajam.

"Maaf nyonya,"

Ini memang bukan pertama kalinya Florencia pulang tengah malam, karena memang setiap malamnya Florencia selalu pulang di jam segitu. Bahkan sempat beberapa hari Florencia tidak pulang ke mansion dan itu membuat Yati sangat khawatir. Terlebih lagi saat Florencia pulang dengan keadaan lebam di wajahnya dan bercak merah di pakaiannya yang Yati yakini itu adalah darah.

Seperti saat ini Yati kembali melihat bercak merah itu di baju Florencia yang kebetulan memakai kemeja berwarna cream muda. Sehingga bercak merah itu terlihat jelas di sana.

"Ini terakhir kalinya."

Sekejam kejamnya Florencia, ia tidak akan mungkin tega jika melihat seorang wanita paruh baya begadang hanya untuk menunggunya pulang.

"Iya nyonya,"

"Sebenarnya apa pekerjaan nyonya? Aku hanya tahu nyonya bekerja dengan tuan Axel dan nona Alexa tapi aku tidak tahu pekerjaan apa yang mereka lakukan. Apa aku harus memberitahu tuan Vano tentang masalah ini?," batin Yati.

Florencia melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju kamarnya. Saat akan membuka pintu kamarnya Florencia di kagetkan dengan suara pintu kamar Geovano yang tiba tiba terbuka dan menampilkan Geovano dengan wajah datarnya di sana.

"Dari mana saja kau?," tanya Geovano.

Florencia kembali mengabaikan Geovano. Florencia tidak ingin berdebat dangan Geovano saat ini, sungguh ia sudah sangat lelah, ingin segera membersihkan dirinya kemudian tidur dengan tenang.

Florencia masuk ke dalam kamarnya dan saat ia akan menutup pintu Geovano menahannya lalu ia ikut masuk ke kamar Florencia.

"Kya!! Berani sekali kau masuk ke kamar ku! Keluar!."

Bukannya pergi Geovano malah dengan santainya mendaratkan bokongnya di kasur queen size milik Florencia.

"Ini mansion ku, aku berhak pergi ke mana pun yang aku mau."

Florencia melipatkan tangannya di dada. "Apa yang kau inginkan?."

"Kau semakin pintar rupanya."

Eh tunggu ...

Geovano menyipitkan matanya saat melihat hal yang sama dengan yang Yati lihat tadi di baju Florencia, bercak merah.

"Darah? Kau terluka?."

Florencia mengikuti arah yang Geovano lihat dan sial!! Kenapa bisa ada bercak darah di bajunya? Apa Florencia terlalu bersenang senang tadi sampai ada darah yang terciprat ke bajunya saja ia tak menyadarinya. Jika sudah seperti ini apa yang harus Florencia lakukan?

"Tidak, ini bukan darah. Ini terkena tumpahan minuman," Florencia berusaha menjawab setenang mungkin jangan sampai Geovano mencurigainya.

"Kau tidak bisa membodohi ku. Sebenarnya pekerjaan apa yang kau lakukan dengan laki laki keparat itu?."

"Axel ... Dia Axel."

"Aku tidak peduli siapa dia. Aku hanya ingin tahu, pekerjaan apa yang kalian sedang lakukan?."

"Pasal pertama di surat kontrak pernikahan kita. 'Kedua belah pihak tidak boleh mencampuri urusan masing-masing'. Jadi aku tidak berkewajiban untuk menjawab pertanyaan mu itu. Sekarang pergilah atau aku yang akan pergi," desis Florensia tajam.

Geovano mengepalkan kedua tangan menahan amarahnya. Istrinya yang lugu itu benar benar sudah hilang entah kemana. Nara yang selalu nurut dan tidak pernah membangkang itu kini berubah menjadi sosok yang sangat keras kepala dan sangat menyebalkan.

Dengan emosi yang sudah berada di ujung kepalanya Geovano ke luar dari kamar Florencia dengan membanting pintu hingga menimbulkan suara yang sangat keras.

Florencia menghela napasnya lega saat pintu sudah tertutup.

"Nyaris saja aku tertangkap. Geovano tidak mudah untuk di perdaya. Mulai sekarang aku harus lebih berhati hati lagi."

Terpopuler

Comments

Sapna Anah

Sapna Anah

kenapa flo pintunya ga d kunci

2024-12-03

0

lily

lily

dulu innara kerjanya apa yaaa

2024-12-10

0

tehNci

tehNci

Uuuh sadis banget si Flo

2024-05-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!