Chapter 8

"Kau akan pergi sekarang? Apa aku harus mengantar mu? Sepertinya tidak, kau pasti tidak menyukainya. Baiklah, selamat jalan suami ku. Kita akan bertemu lagi nanti, setelah enam bulan."

Florencia melambai kan tangannya pada Geovano tanda perpisahan dan berlalu pergi. Florencia dan Geovano papasan saat mereka keluar dari kamar masing masing yang memang bersebelahan.

**

"Kau sudah siap? Kita pergi sekarang? Eh.. Tapi, di mana Nara? Apa dia tidak akan mengantar mu ke bandara?," tanya Kenand yang baru saja datang.

Geovano menyerahkan kopernya pada bodyguard. "Aku tidak perduli," kata Geovano datar seraya masuk ke dalam mobil.

"Nyonya baru saja pergi tuan, nyonya tidak akan mengantar tuan Geovano ke bandara," kata Yati.

Geovano membuka kaca mobilnya. "Kau akan terus berdiri di sana," kata Geovano datar.

"Iya, tunggu sebentar."

Kenand melihat ke arah Yati. "Bibi ingat pesan saya bukan?," tanyanya kemudian.

"Iya tuan, saya mengingatnya."

"Baiklah, saya pamit."

"Iya tuan, hati hati."

**

Sementara itu Florencia berada di mansion sekaligus markas Valuenz.

"Haahh.. Sudah, aku tidak sanggup lagi, aku sangat lelah," Florencia menyeka keringat di dahinya.

"Tidak bisa Flo, ayo bangun! Kau baru saja menyelesaikan satu putaran masih tersisa sembilan belas putaran lagi. Ayo Flo.. Jangan malas!," kata Axel menyemangati Florencia.

Axel meminta Florencia untuk berlari mengelilingi mansion sebanyak dua puluh putaran. Axel membantu Florencia olah raga sedangkan Alexa mengatur menu diet Florencia.

"Ayo Flo semangat," Axel menarik tangan Florencia untuk berlari lagi.

"Axel!!!."

Hari sudah siang. Florencia berada di meja makan di hadapannya banyak sekali aneka hidangan yang sangat menggiurkan.

Florencia menelan ludahnya namun saat akan menancapkan garpu yang di pegangnya di atas Steak dengan saus barbeque itu, tiba tiba saja Stek itu di ambil oleh Alexa.

"No!!," peringat tegas Alexa. "Kau makan ini saja," Alexa memberikan Florensia semangkuk salad.

"Yak!! Apa kalian akan membunuh ku secara perlahan?," sarkas Florencia.

Alexa dan Axel terkikik geli begitu juga dengan Matteo.

Setelah berlari mengelilingi mansion sebanyak dua puluh kali, tenaga Florencia terkuras habis. Ia butuh asupan tenaga tapi dengan teganya Alexa hanya memberinya semangkuk salad yang tidak akan membuat perutnya kenyang. Jika seperti ini terus bukan berat badannya yang menurun, yang ada Florencia masuk rumah sakit.

Hari hari terus berlanjut.

Tak terasa empat bulan sudah berlalu.

Florencia menghela napasnya dalam ia perlahan memijakkan kakinya di atas sebuah timbangan. Jarum timbangan itu bergerak dan tak lama berhenti tepat di angka lima puluh lima. Ya.. Florencia berhasil menurunkan berat badannya sebanyak tiga puluh kilogram hanya dalam waktu empat bulan.

Dengan tinggi badan seratus tujuh puluh centi meter dan berat badan lima puluh lima kilogram, kini tubuh Florencia nampak sangat sempurna.

"Flo.. Lihatlah tubuh mu sekarang. Kita berhasil Flo.. Kita berhasil," teriak Alexa.

Florencia menghempaskan tubuhnya ke sofa. "Hahh... Akhirnya penderitaan ini berakhir."

"Tapi kau harus tetap rutin berolah raga dan menjaga pola makan mu itu Flo, jika tidak semua usaha kita selama tiga bulan ini akan sia sia."

"Aku akan mengingatnya."

"Nyonya makan siang sudah siap." kata Yati.

"Hmm.."

Yati diam diam mengambil foto Florencia. Selama ini memang Yati selalu mengambil foto bahkan video Florencia secara diam diam setelah itu ia langsung mengirimkan nya pada Kenand.

**

New York,

Seorang laki laki tengah duduk di kursi kebesarannya, memutar kursinya hingga menatap jendela tinggi di belakangnya. Kepalanya sedikit mendongak ke atas untuk melihat indahnya langit malam dan pantulan cahaya lampu dari gedung di bawahnya .

"Benar apa kata papa mu Vano, dia memang wanita penghisap, penghisap harta mu. Lihatlah berapa uang yang dia habiskan selama sebulan ini. Jika terus begini, cepat atau lambat kau akan bangkrut Vano," kata Kenand seraya menatap layar laptopnya yang menampilkan bukti transaksi kartu kredit Geovano yang di pegang Callista.

"Berbeda dengan Nara, selama ini ia tidak pernah mengambil uang mu se-pe-ser-pun.. Aku sebelumnya sudah memberitahu mu jika Nara bekerja. Nara memang wanita yang sangat mandiri," sambungnya lagi.

Geovano memutar kursi kebesarannya hingga menatap Kenand yang tengah duduk di sofa. "Apa urusannya dengan ku? Dia kerja atau tidak juga bukan urusan ku. Aku sudah menafkahi dia, jika dia tidak ingin memakai uang ku, itu pilihannya, aku tidak perduli."

Ting ..

Ponsel Kenand berdering.

"Oh My God. Vano lihatlah, bi Yati kembali mengirim foto Nara." Kenand berjalan ke arah Geovano seraya menunjukkan layar ponselnya yang menampilkan foto Florencia.

Brak..

Entah sudah ke sekian kalinya ponsel Kenand berubah menjadi barang yang tidak berguna karena setiap kali Kenand ingin menunjukkan foto atau Video Florencia, Geovano selalu saja melempar ponsel Kenand sampai hancur tanpa sekali pun ia pernah melihat foto Florencia.

"Yak! Vano! Jika kau tidak ingin melihatnya katakan saja, jangan malah melempar ponsel ku. Kau tau, ini sudah ke tiga belas kalinya kau merusak ponsel ku," kesal Kenand saraya menatap ponselnya di lantai yang sudah terbagi menjadi beberapa bagian.

"Vano, sekali saja kau melihat foto Nara. Aku yakin kau akan sangat menyesal karena telah menyia nyiakan dia selama ini. Nara yang dulu dan Nara yang sekarang sangatlah berbeda. Sekarang Nara sangat cantik dan mm.. Sexy."

"Jika saja Nara bukan istri mu, setelah pulang nanti aku pasti akan langsung melamar dan menikahinya di hari yang sama. Aku sangat tidak ikhlas jika dia terjebak dengan pria seperti mu."

Geovano menatap Kenand. "Lakukanlah"

"Kau serius?."

"Ya."

"Baiklah, dengan senang hati. Kau jangan menyesal."

"Aku tidak akan pernah menyesal."

**

Jakarta,

"Flo, ada sedikit masalah di jepang. Jalur yang kita pakai untuk menyelundupkan senjata ke sana di jaga ketat polisi. Sepertinya ada yang membocorkan transaksi itu pada polisi. Apa yang akan kita lakukan sekarang Flo?" kata Axel.

"Kita tunda saja transaksinya dan ber-,"

"Kak Flooo.."

Ucapan Florensia terpotong oleh pekikan dari seorang gadis yang suaranya menggema di sesisi rumah. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Laura.

Laura memanggil kakak iparnya dengan panggilan 'Flo'? Ya.. Itu karena satu bulan yang lalu Florencia meminta semua orang memanggilnya Flo dengan dalih ia ingin memulai hidupnya kembali dengan nama yang baru.

"Laura! Aku sudah mengatakannya berkali kali pada mu, jangan berteriak!," kesal Florencia.

"He.. He.. " Laura menunjukkan cengir kudanya. "Maaf," cicitnya.

"Sudahlah, ada apa?."

"Shopping." Laura menunjukkan puppy eyesnya.

"Ok," tanpa berfikir Florencia langsung menyetujui ajakan adik iparnya itu.

"Tapi Flo, pembicaraan kita belum selesai," kesal Axel.

"Bereskan penghianat itu, aku serahkan semuanya pada mu." bisik Florencia tepat di telinga Axel.

"Kak Al ikut juga kan?," tanya Laura menatap Alexa.

"Of course, let's go," jawab Alexa dan berlalu pergi di susul Laura yang merangkul manja tangan Florencia.

...Axel menghela napasnya dalam. "Kapan para wanita ini akan bosan dengan kegiatan yang bernama 'shopping' itu?."...

Terpopuler

Comments

Siti Aisyah

Siti Aisyah

ceo bego mau aja dikibulin sama wanita nya dgn alasan cinta...jgn berharap hidup bahagia dgn wanita manipulatip..

2024-12-19

0

lily

lily

penasaran kenapa beberpa cowo cowo tajir di dunia novel bego banget , udh tau pacarnya boros banget tpi masih aja di biarin pdhl belum juga nikah ya memang sih gak semua novel cwo tajirnya gni tpi beberpa ,, sebelum mereka ktmu sama pasangan ideal mereka sendri tpi apakah di real juga seperti ini ,,, kdang kan penulis terinspirasi dri dunia real

2024-12-10

0

~v

~v

teryata queen juga wanita biasa yang khilaf m yang namanya shopping 🤣🤣🤣🤣🤣

2024-06-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!