Chapter 4

"Nyonya istirahatlah, saya akan membawakan makanan untuk nyonya."

"Tidak usah," kata Florencia dingin.

"Baik nyonya, saya permisi."

Florencia mengedarkan pandangannya melihat setiap sudut kamar yang di dominasi warna pink itu.

"Oh God ... Pink?!."

"Kenapa para wanita itu sangat menyukai warna seperti ini?."

"Aku harus mendekor ulang kamar ini."

"Haahh ... Nara, wanita macam apa kau ini?."

"Aku harus menggeledah kamar ini, siapa tau aku menemukan sesuatu yang bisa membantu ku."

Florencia mulai menggeledah setiap laci dan Lemari, berharap ia bisa menemukan sesuatu.

Saat Florencia membuka laci di meja rias, ia menemukan sebuah buku diary yang lagi lagi berwarna pink.

"Diary. Ok sepertinya ini bisa membantu ku mengetahui kehidupan Nara yang tidak di ketahui oleh orang lain." kata Florencia seraya membuka lembaran buku diary itu.

Florencia membaca halaman awal diary itu.

'Ini adalah hari pernikahan ku dengan mas Vano. Aku tau mas Vano tidak mencintai ku, tapi aku akan berusaha untuk merebut hatinya. Walau aku tau itu sulit karena mas Vano mencintai wanita lain tapi aku yakin suatu hari nanti mas Vano akan mencintai ku.'

Florencia menghela napasnya dalam. "Istri yang sangat mencintai suaminya."

"Aku akan membacanya lagi nanti," Florencia menutup diary itu kemudian ia mulai menggeledah lagi.

Florencia menggeledah laci nakas dan di sana ada laptop dan ponsel yang sudah rusak. Florencia menutup kembali laci nakas itu lalu duduk di pinggiran tempat tidur.

"Hah ... Aku lelah sekali, perut gendut ini sungguh sangat menyusah kan ku."

Florencia melihat ke arah perutnya yang berlipat menjadi beberapa lipatan itu.

Florencia melangkahkan kakinya menuju standing mirror yang ada di sudut kamar. Florencia menatap wajah dan tubuh yang sangat asing itu tetapi mulai sekarang ia harus terbiasa dengan wajah dan tubuh barunya itu.

"Jika di perhatikan, wajah ini cantik. Badannya juga tinggi. Andai saja berat badannya ideal, pasti akan terlihat sangat sempurna. Netra hazel yang sangat indah. Bulu mata yang lentik. Hidung yang sedikit mancung, ya walau sedikit tapi masih tetap mancung. Dan bibir, dari semuanya aku paling menyukai bibir karena bibirnya berbentuk menyerupai busur panah Cupid atau hati yang sempurna. Sangat sexy."

"Aku akan merubah seorang Nara yang gendut ini menjadi seorang Nara yang sexy."

"Aku akan mewujudkan keinginan Nara yang belum tercapai. Aku akan membuat Geovano mencintai Nara. Akan ku pasti kan kau sangat mencintai Nara sampai kau tidak bisa hidup tanpanya dan setelah itu aku, Florencia akan membalas semua penderitaan yang Nara Alami. Aku akan meninggalkan Geovano."

"Bukankah itu balas dendam terbaik untuk pria yang berkhianat pada istrinya sendiri? Aku juga akan membalas kan dendam ku karena dia sudah merebut first kiss ku."

"Dan hal pertama yang harus aku lakukan adalah menurunkan berat badan yang over weight ini menjadi berat badan yang ideal. Walau membutuhkan waktu yang lama dan harus bekerja keras, aku yakin aku pasti bisa. Semangat Flo!," Florencia mengepalkan kedua tangannya dan di arahkan ke atas tanda semangat.

"Tapi sebelum itu, aku harus mendekor ulang kamar ini dan mengganti semua barang barang yang ada di kamar ini."

"Aku akan merubah kamar ini menjadi kamar dengan style Florencia."

Florencia menatap foto Nara yang ada di atas nakas. Foto Nara yang tersenyum sangat manis.

"Nara, aku tahu kau pasti sangat tidak suka dengan rencana ku ini. Tapi sekarang hidup ku terhubung dengan mu. Aku tidak ingin hidup sebagai Nara yang menyedihkan. Takdir sudah mempermain kan ku tapi sekarang tidak lagi, aku akan mengubah takdir ini sesuai keinginan ku."

**

Florencia keluar dari kamar itu tapi sebelumnya ia memasukkan diary, laptop, ponsel dan juga berkas kontrak pernikahan ke dalam tas dan ia membawa tas itu.

Florencia menuruni anak tangga. Yati yang sedang membersihkan ruang tamu melihatnya dan saat Florencia menuruni anak tangga terakhir, Yati menghampiri nyonya mudanya itu.

"Ada yang nyonya butuhkan?," tanya Yati.

"Aku minta semua barang yang ada di kamar ku di keluarkan dan kemas semuanya. Setelah itu kau sumbangkan barang barang itu. Kau mengerti?." kata Florencia dengan nada dinginnya.

"Tapi itu kan barang barang kesayangan nyonya?."

"Apa aku harus menjelaskan apa yang akan aku lakukan pada mu?."

"Tidak nyonya, saya minta maaf."

"Di mana kunci mobil?," tanya Florencia.

"Kunci mobil?," kaget Yati karena nyonya mudanya itu tidak bisa mengendarai mobil tapi kenapa sekarang ia malah menanyakan kunci mobil.

"Apa kau tidak bisa mendengar ku?! Cepat berikan!." sentak Florencia.

"I-iya nyonya. Saya ambilkan."

Yati mengambil kunci mobil dan tak lama kembali. Yati memberikan kunci mobil itu pada Florencia.

"Nyonya mau kemana?."

"Apa aku harus melapor kan semua yang akan aku lakukan pada mu. Di sini aku atau kau yang bos nya?," sarkas Florencia.

"Maaf nyonya, tapi nyonya baru saja keluar dari rumah sakit dan jika nyonya ingin pergi, nyonya harus meminta ijin pada tuan Vano terlebih dahulu."

"Ribet, kau saja yang meminta ijin padanya. Oh iya, nanti akan ada orang yang datang untuk mendekorasi ulang kamar ku, kau langsung tunjukkan saja kamarnya," kata Florencia dan berlalu pergi meninggalkan Yati yang nampak kebingungan.

Yati mematung seraya menatap kepergian Florencia bingung. Ada apa dengan nonyanya itu? Kenapa dia terlihat seperti orang yang berbeda?

Setelah lelah dengan pikirannya, Yati pun menuruti perintah nyonya mudanya itu di bantu beberapa maid. Tak butuh waktu lama barang barang itu sudah berhasil di kemas oleh para maid.

Yati menyuruh Rani salah satu maid untuk pergi menyumbangkan barang barang sang nyonya di bantu Didi, supir.

**

Florencia keluar dari mobil lalu berdiri di depan gerbang yang menjulang tinggi. Di balik gerbang itu terlihat sebuah mansion yang sangat megah. Mansion dengan gaya klasik yang di dominasi warna putih itu adalah tempat tinggalnya saat berada di Indonesia.

Florencia menekan bel dan tak lama keluar seorang bodyguard. Bodyguard itu menatap Florencia dengan tatapan meremehkan.

"Pergilah!! Dasar pengemis! Di sini tidak ada bantuan sosial."

"Dasar keparat!!." sarkas Florencia

"Jika saja kau gadis cantik dan sexy aku pasti akan mengampuni mu asal kan kau mau menghangat kan ranjang ku malam ini. Tapi lihatlah diri mu bibi! Sudah tua gendut lagi! Aku sama sekali tidak berselera. Jadi sekarang lebih baik pergilah! Sebelum aku c***ang tubuh gendut mu itu."

"Bukan tubuh ku tapi tubuh kau yang akan aku c***ang terlebih dahulu." desis Florencia.

Haaa ... Haaa ... Haaa ...

Suara tawa bodyguard itu memancing kemarahan Florencia hingga jiwa iblis dalam dirinya keluar.

Bugh ...

Hanya dengan satu pukulan dari Florencia saja bodyguard itu terjerembab ke tanah.

Jiwa Florencia memang sudah berpindah tubuh tapi kemampuan Florencia masih tetap sama.

Florencia menginjak perut bodyguard itu dengan satu kakinya dan saat ia melihat ke arah gerbang, di sana sudah ada empat bodyguard lainnya.

Kemudian Florencia berjongkok lalu mengapit leher bodyguard yang di injaknya tadi dengan kedua tangannya dan dengan sekali gerakan bodyguard itu tewas seketika.

"Jika kalian tidak ingin bernasib sama seperti orang bodoh ini, buka gerbangnya!," desis Florencia seraya menunjukkan seringai jahatnya.

Salah satu bodyguard menekan sebuah alat di telinganya hingga terdengar suara bariton di sebrang sana.

"Bawa wanita itu masuk."

"Baik tuan."

Florencia berdiri tepat di belakang seorang pria paruh baya yang sangat di kenalnya. Dia adalah Matteo orang kepercayaan mendiang sang ayah dan Florencia sudah mengganggap Matteo seperti ayahnya sendiri.

"Siapa kau?," tanya Matteo.

"Aku rasa kau sudah melihat apa yang terjadi di gerbang. Kau pasti tau siapa aku."

"Flo ... " lirih Matteo.

"Bagi ku tidak ada yang lebih harum dari bau darah. Melihat darah membuat tubuh ku begejolak. Darah adalah penyemangat hidup sekaligus alarm untuk terus mengingatkan ku akan balas dendam"

Setelah mendengar ucapan Florencia, pria paruh baya itu langsung memeluk Florencia.

"Aku tau Uncle Matteo pasti mengenali ku."

"Kau masih hidup Flo ... "

Saat Matteo melihat seorang wanita yang tengah berkelahi dengan salah satu bodyguard di depan gerbang dari cctv. Matteo sangat terkejut karena wanita itu menggunakan teknik yang sama seperti yang Florencia lakukan saat melumpuhkan lawannya.

Matteo sempat berfikir jika wanita itu Florencia karena tidak ada yang bisa menggunakan teknik itu selain Florencia. Tapi ia ragu karena itu bukan wajah dan tubuh Florencia yang ia kenal. Jadi Matteo mengijinkan wanita itu masuk untuk memastikan semuanya.

Terpopuler

Comments

tehNci

tehNci

Uncle mateo emang terdebest pokoknya

2024-05-08

1

babygirl♡

babygirl♡

wkwkwk...

2024-05-05

0

babygirl♡

babygirl♡

.

2024-05-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!