"Haahh ... "
Sudah ke sekian kalinya Florencia menghela napasnya dalam mendengar ocehan Laura yang menceritakan kehidupan Nara sebelum kehilangan ingatannya.
"Oh God ... Kapan dia akan berhenti bicara? Rasanya ingin sekali aku merobek mulutnya itu," kesal Florencia dalam hatinya.
Sesuai rencana, malam ini Florencia dan Geovano makan malam di kediaman Baldwin. Mereka baru saja selesai makan malam dan saat ini tengah berada di ruang keluarga.
"Laura sudah, hentikan," kata Harun.
"Apaan sih pa! Aku kan cuma mau bantu kak Nara supaya ingatan kak Nara cepat balik,"
"Papa, ngerti sayang. Tapi kamu ingat kan apa kata Dokter?."
"Iya pa, maaf kak Nara ... " lirih Laura.
Dokter mengatakan, jangan terlalu memaksa Nara untuk mengingat kembali ingatannya karena itu akan berakibat buruk untuk kesehatan Nara nantinya.
"Nara, kamu tidak apa-apa kan?," tanya Mona, ibu tiri Geovano.
"Iya," Florencia tersenyum kaku.
"Kamu pasti bingung dengan keadaan ini, kamu tidak bisa mengingat apa pun. Tapi kamu tenang saja, kita semua di sini adalah keluarga mu. Kita akan membantu mu mengingat kembali semua ingatan mu itu secara perlahan," Mona menggenggam tangan Florencia.
Florencia hanya mengangguk kan kepalanya pelan sebagai jawaban. Ia sudah sangat muak dengan drama keluarga ini. Kapan ini akan berakhir?
"Kenapa kau menatap ku seperti itu?," tanya Florencia dingin.
Selama jamuan makan malam tadi sampai sekarang, saudara tiri Geovano itu terus saja menatap Florencia dengan tatapan yang aneh, 'Ketakutan' itu yang di tangkap Florencia di balik tatapan itu.
"Apa kau berbuat salah pada ku?," tanya Florencia lagi seraya menatap tajam Bastian.
Deg ...
Bastian terhenyak mendengar pertanyaan yang di lontarkan Florencia padanya.
"Sepertinya peluru ku tepat sasaran," batin Florencia menyeringai.
"Hah ... Ti-tidak ... Ak- ... "
"Kenapa kau gugup? Apa tebakan ku itu benar?."
"Tidak Nara, itu pasti karena Tian senang melihat mu sembuh," kata Mona.
"Ck! Di saat sang anak melakukan kesalahan ada sang ibunda tercinta yang memperbaiki kesalahannya," batin Florencia.
"I-iya Nara, mama benar. Aku senang melihat mu sembuh, karena itu mungkin secara tidak sadar aku terus menatap mu. Aku minta maaf jika kau merasa tidak nyaman," kata Bastian.
"Dasar bodoh! Tidak semudah itu kalian bisa menipu seorang Florencia. Apa yang kalian sembunyikan? Ini semakin menarik!" batin Florencia.
"Iya, tidak apa apa. Aku hanya sedikit gugup saja tadi di tatap pria tampan seperti mu," kata Florencia.
Uhuk .. Uhuk ..
Laura yang sedang minum terbatuk kala ia mendengar ucapan Florencia yang berupa sebuah gombalan itu.
"Laura sayang, kamu tidak apa apa?," tanya Mona.
"Iya ma."
Laura menepuk nepuk dadanya sendiri seraya menatap Florencia bingung.
"Apa aku membuat kesalahan?," tanya Florencia.
"Tidak kak, hanya saja ini pertama kalinya aku melihat kak Nara yang seperti ini."
"Memang seperti apa diri ku yang sebelumnya?."
"Kak Nara tidak pernah menggombal seperti yang kak Nara lakukan tadi. Jangankan menggombal menatap mata lawan bicara kakak saja tidak pernah. Kak Nara itu orang yang sangat pemalu"
Florencia hanya ber 'oh' ria seraya mengangguk kan kepalanya menanggapi ucapan Laura.
Tanpa Florencia sadari sedari tadi ada sepasang netra tajam yang selalu memperhatikannya. Geovano ... Ya laki laki itu terlihat sangat terkejut melihat sikap istrinya itu terlebih lagi saat Geovano melihat seringai di bibir Florencia.
"Vano, kau akan pergi ke New York bersama Nara bukan?," tanya Harun.
"Nggak pa, papa lihat sendiri kan kondisinya? Aku tidak mungkin membawanya, dia baru saja keluar dari rumah sakit," kata Geovano datar.
"Ck! Kau ini alasan saja."
"Yew York?," tanya Florencia seraya menautkan kedua alisnya.
"Vano, kau belum memberi tahu Nara?," tanya Harun dengan suara yang meninggi.
"Maaf pa, lupa ... "
"Vano! Kau memang sangat keterlaluan!," Harun menghela napasnya dalam.
"Nara, lusa Vano akan berangkat ke New York untuk mengurus perusahaan kita yang ada di sana dan papa minta kamu ikut bersama suami mu yang kurang ngajar itu. Kalian akan tinggal di sana selama enam bulan," sambungnya lagi seraya menatap Florencia.
Florencia mengerjap kan matanya berkali kali. Ia melihat ke arah Geovano yang juga sedang menatapnya. Dari tatapan Geovano, Florencia mengerti jika laki laki itu sangat tidak menginginkan jika Florencia ikut.
"Gimana kamu setuju kan? Ya anggap saja ini adalah perjalanan bulan madu kalian," tanya Harun yang sangat berharap jika menantunya itu ikut bersama Geovano. Ini adalah cara Harun untuk mendekat kan mereka. Siapa tau setelah enam bulan nanti, ia bisa segera menimang cucu.
Florencia menatap Geovano menggoda lengkap dengan kedipan matanya dan hal itu sukses membuat jantung Geovano nyaris saja copot dari tempatnya.
"Kau!" sentak Geovano tertahan.
Florencia kini beralih menatap Harun. "Aku akan ikut bersama Geovano,"
"Bagus, papa senang mendengarnya."
"Tapi ... Haahh ... " Florencia menghela napasnya dalam.
"Ada apa Nara?," tanya Harun bingung.
"Aku takut" cicit Florencia.
"Takut kenapa? Kamu takut sama Vano? Kalau soal Vano, kamu gak usah khawatir, ada papa. Jika Vano berulah kamu langsung saja hubungi papa."
"Bukan itu ... Aku takut naik pesawat." Florencia mengeluarkan air mata buayanya.
Laura mengerti maksud dari ucapan Florencia. Gadis itu langsung menubruk Florencia, memeluknya erat.
"Kak Nara jangan nangis," lirih Laura, gadis itu mencoba untuk menenangkan Florencia tapi ia malah ikutan menangis.
"Baiklah jika itu keputusan kamu. Papa mengerti, papa tidak akan memaksa."
"Makasih pa."
Florencia tersenyum menyeringai dan lagi itu tidak luput dari penglihatan Geovano.
"Ini pertama kalinya dia menolak permintaan papa," kata Geovano dalam hatinya.
"Vano, kau harus menjaga kepercayaan istri mu. Jangan main gila, papa akan selalu mengawasi mu," peringat tegas Harun. Harun tahu jika putranya itu memiliki seorang kekasih.
"Aku bukan anak kecil lagi pa, aku bisa mengurus diri ku sendiri."
"Ingat ini Vano. Jika kau membuat Nara menangis, papa akan kembali mengambil semua yang sudah papa berikan pada mu."
"Ck! Aku ini putra mu papa, apa kau tidak mempercayai ku?."
"Bagaimana papa bisa mempercayai mu? Jika kau saja masih berhubungan dengan wanita penghisap itu, penghisap harta mu."
"Dia bukan wanita seperti itu papa, aku sangat mencintainya."
"Vano!!!"
"Papa tenang saja, aku tidak akan mengecewakan papa," Geovano bangkit dari duduknya. "Aku pergi" sambungnya lagi.
"Apa kau akan terus berada di sana?." sentak Geovano karena Florencia tidak mengikutinya.
"Aishh ... Dia memang sangat menyebalkan kan," rutuk Florencia dalam hatinya.
**
"Kau,"
Suara bariton itu menghentikan langkah Florencia yang hendak menaiki tangga. Saat ini Florencia dan Geovano sudah kembali ke mansion.
Florencia memutar badannya menghadap Geovano yang berdiri di belakangnya.
"Aku?," Florencia menunjuk dirinya sendiri.
"Apa ada orang lain selain kau di sini?."
Lagi dan lagi ... Florencia hanya bisa menghela napasnya sabar. "Ada apa?."
"Soal pembicaraan ku dengan papa tadi-"
"Callista Carol." Florencia memotong ucapan Geovano. "Kekasih mu bukan?."
Geovano terdiam dan hanya menatap Florencia bingung.
"Kedua belah pihak di ijinkan untuk memiliki kekasih selama itu tidak di ketahui oleh orang lain. Itu ada di pasal ke empat kontak pernikahan. Aku tau, kau sudah memiliki kekasih."
"Dari mana kau tahu? Apa ingatan mu sudah kembali?."
"Diary, aku membaca diary Na-, em maksud ku.. Diary ku. Di sana tertulis semuanya. Dan ya.. Aku tau kau sangat membenci ku dan kau tenang saja aku tidak akan ikut bersama mu ke New York. Kau pergilah.. Dengan kekasih tercinta mu itu."
Setelah mengatakan itu Florencia langsung membalikan badannya dan berlalu pergi meninggal kan Geovano yang hanya terpaku di tempatnya. Entahlah apa yang di pikirkan laki laki itu? Ia terlihat sangat syok.
"Ini baru awalnya saja Geovano, kau akan melihat perubahan yang sangat besar dari diri istri yang tak pernah kau anggap ini. Dan setelah kau kembali nanti, kau akan berhadapan dengan Florencia bukan Nara," batin Florencia.
"Ada apa dengannya? Kenapa aku merasa seperti sedang berbicara dengan orang lain? Dia terlihat sangat berbeda?," batin Geovano.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
lily
semangat program diet flo,,
2024-12-10
0
sarti syarif
Bagus
2025-01-09
0
Siti Aisyah
maaf, thor meskipun aku sering baca novel jendre reiakarnasi cerita nya semua hampir sama..tp aku suka yerutama di bagian balas dendam dan balik bucin si laki.laki nya...tp aku berharap mereka tdk bersama lg...itu harapan ku biar puas baca nya...laki.laki jahat gak berhak dipertahankan..
2024-12-19
4