Florencia menghampiri Geovano yang tengah sibuk dengan laptopnya di ruang tamu. Florencia duduk di sebelah Geovano.
"Apa kau mengawasi ku?," tanya Florencia.
"Untuk apa aku mengawasi mu?," elak Geovano.
"Apa kau pikir aku sangat bodoh sehingga tidak bisa menyadarinya. Saat aku berolah raga pagi tadi di taman, aku tahu kau mengikuti ku."
"Aku tidak mengikuti mu."
Florencia tersenyum sinis. "Aku hanya ingin katakan satu hal pada mu. Jika kau ingin mengikuti seseorang, berhati hatilah jangan sampai tertabrak motor."
Geovano berdehem. "Apa maksud mu? Sudah ku katakan, aku tidak mengikuti mu."
"Akh ... "
Teriak Geovano kala Florencia menekan siku sebelah kanannya dengan sangat keras.
"Obatilah luka mu"
Setelah mengucapkan itu, Florencia kembali ke kamarnya.
Geovano menatap punggung Florencia lalu tersenyum. "Dia masih perhatian."
Geovano mengambil kotak p3k lalu mengobati lukanya.
Sementara itu, di kamar Florencia sedang melakukan panggilan video bersama Alexa dan Axel.
"Dia mulai mencurigai ku setelah semalam dia melihat noda darah di baju ku dan sekarang dia mulai mengawasi ku, bahkan tadi pagi dia mengikuti ku." kata Florencia.
"Flo, sepertinya kita harus melanjutkan rencana kita untuk mengalihkan perhatiannya." kata Alexa.
"Maksud mu, rencana untuk membuatnya cemburu?."
"Ya, kau pergilah bersama Axel."
"Al, kenapa kau mengirim ku ke gerbang kematian?". Kata Axel.
Alexa terkekeh.
"Yak!! Apa maksud mu?". Sarkas Florencia.
"Tidak ada," Axel menghela napasnya dalam. "Baiklah sayang, sekarang kau bersiaplah pangeran mu ini akan segera datang menjemput mu." sambungnya lagi seraya mengedipkan sebelah matanya.
Florencia bergidik ngeri. "Axel sekali lagi kau mengatakan hal seperti itu, aku pastikan akan memotong lidah mu itu sampai habis."
"Al, kau lihat sendiri kan?," Axel menatap Alexa.
Alexa terbahak.
**
"Tuan Axel," kata Yati.
"Flo nya ada?."
"Mari tuan masuk, akan saya panggilkan."
Yati memanggil Florencia di kamarnya sedangkan Axel menunggu di ruang tamu. Tak lama Yati kembali.
"Nyonya sedang bersiap tuan."
"Dia ada di kamarnya?."
"Iya."
Axel melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju kamar Florencia dan saat ia akan membuka pintu kamar Florencia ada yang mencekal tangannya.
"Jangan sembarang masuk ke kamar istri ku." desis Geovano menatap Axel sengit.
Axel menghempaskan tangan Geovano lalu menatap Geovano tak kalah sengitnya. "Istri? Kau yakin? Bukankah selama ini kau selalu mengabaikannya dan tidak pernah menganggapnya ada?."
Geovano mengepalkan tangannya dan hendak memukul Axel tapi niatnya itu terhenti kala Florencia membuka pintu kamarnya.
"Sedang apa kalian di depan kamar ku?," tanya Florencia.
"Tidak ada. Kau sudah siap? Kita berangkat sekarang?," tanya Axel.
"Iya."
Axel merangkul pinggang ramping Florencia tepat di depan mata Geovano dan mereka pergi meninggalkan Geovano yang mungkin sebentar lagi akan meledak.
"Brengsek! Berani sekali dia!."
**
"Flo lihatlah, tikus kita sudah masuk perangkap," kata Axel seraya melihat kaca spion dan di sana terlihat mobil Geovano yang mengikuti mobil Axel dan Florencia.
"Axel, kita mau kemana?."
"Bioskop."
"Untuk apa ke sana? Di sana sangat membosankan. Selama dua sampai empat jam hanya duduk, menonton film dan makan popcorn. Aku tidak bisa melakukan itu. Kita pergi ke club saja."
"Flo, kau memang tidak tahu apa apa tentang berkencan. Sudahlah ikuti saja aku."
Florencia hanya berdecak kesal menanggapi ucapan Axel.
**
"Flo, aku akan membeli tiketnya. Kau tunggulah," kata Axel saat mereka sudah sampai di bioskop.
"Hmm ... "
Exel pergi membeli tiket dan tak lama kembali dengan membawa popcorn dan minuman.
"Ayo Flo, kita masuk. Filmnya akan segera di mulai."
Florencia tidak menjawab dan hanya mengikuti Axel dari belakang dengan malas.
Suasana bioskop tidak terlalu ramai, karena ini bukan weekend. Florencia dan Axel duduk di bagian tengah sedangkan orang yang mengikuti mereka sedari tadi duduk dua baris di belakangnya. Netra Geovano tidak terlepas sedetik pun mengawasi mereka.
Selama film romansa itu di putar, Florencia sama sekali tidak memperhatikannya dan malah sibuk memakan popcorn yang di beli Axel tadi.
"Flo suapin aku," kata Axel.
"Gak punya tangan?."
Tiba tiba Axel mendekatkan wajahnya pada wajah Florencia
"Axel, kau mau apa? Jangan macam macam?."
"Sttt.. Diamlah." Axel meletakkan jari telunjuknya di bibir Florencia.
Axel meletakkan sebelah tangannya di tengkuk Florencia dan semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Florencia, jaraknya kini hanya beberapa inci saja.
"Sebentar lagi drama akan di mulai Flo," bisik Axel tepat di telinga Florencia.
"Apa mak-"
Bugh ..
Ucapan Florencia terpotong karena tiba tiba saja Geovano datang dan langsung memberikan bogem mentahnya pada Axel.
Geovano mencengkram kerah baju Axel. "Jangan pernah sentuh istri ku atau kau akan habis di tangan ku."
Geovano menatap Florencia tajam kemudian ia menarik tangan Florencia dan membawanya keluar dari bioskop itu.
Axel tersenyum miring seraya menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya. "Mission clear."
**
"Lepas!," Florencia menghempaskan tangan Geovano. "Apa yang kau lakukan? Berani sekali kau menyentuh ku!," sarkas Florencia menatap sengit Geovano.
"Aku suami mu, aku berhak atas diri mu, kau milik ku."
"Pasal ke tiga kontrak pernikahan kita. Kedua belah pihak di larang keras bersentuhan secara fisik."
"Ck! Persetan dengan kontrak itu. Aku tidak perduli! Kau istri ku-"
"Istri? Haa.. Haa.. Haa.. Bukankah selama ini kau tidak pernah menganggap ku sebagai istri mu? Apa yang terjadi dengan diri mu tuan Geovano?."
Grep ..
Geovano merangkul pinggang Florencia lalu merapatkan tubuhnya dengan tubuh Florencia.
"Apa yang kau lakukan? Lepas! Menjauhlah dari ku!," desis Florencia tajam.
Geovano semakin merapatkan tubuhnya dengan tubuh Florencia. Sebenarnya Florencia bisa dengan sangat mudahnya melepaskan diri dari cengkraman Geovano dengan kemampuan bela dirinya, tapi tidak Florencia lakukan. Ia hanya memberontak kecil saja dan tidak menggunakan kekuatannya.
"Sudahlah menyerah saja. Bukankah ini hal yang selalu kau inginkan dari hubungan kita selama ini? Menjalin hubungan layaknya pasangan suami istri pada umumnya."
Geovano hendak mencium Florencia tapi dengan cepat Florencia memalingkan wajahnya.
"Aku ingin tahu? Sampai kapan kau akan menolak suami mu ini?."
Geovano membelai wajah Florencia dan berhasil membuat tubuhnya bergetar seperti ada aliran listrik di sana. Jangan lupakan juga wajahnya yang memerah seperti kepiting rebus.
"Ada apa dengan diri ku? Kenapa otak dan tubuh ku mengatakan hal yang berbeda?. Hey.. Flo sadarlah!!" batin Florencia.
"Kau merona istri ku? Rupanya kau sangat menyukai belaian ku hmm.."
"Bagaimana kalau kita melakukan malam pertama kita sekarang? Aku yakin kau akan sangat menyukai service dari ku," bisiknya tepat di telinga Florencia.
Bisikan Geovano itu membuat darah Florencia bergejolak. Ia tidak bisa menahan dirinya lagi.
Brak ..
Dengan satu teknik gerakan saja Florencia berhasil membanting tubuh besar dan tegap Geovano itu ke lantai.
"Jaga batasan mu tuan Geovano atau kau akan menyesal," desis Florencia dan berlalu pergi menaiki tangga menuju kamarnya.
"Apa yang baru saja terjadi? Bagaimana bisa dia, akh... " Geovano merasakan sakit di bagian pinggangnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Qilla
kan kan kan ,malu Ama prinsip awal pagi dele sore tempe
2025-02-12
0
lily
belum waktunya tuan Vano ,,, masih lama harus bertahap hahaha
2024-12-10
0
Siti Aisyah
tahan bos...hehehe
2024-12-19
0