...~•Happy Reading•~...
Carren bekerja cepat tanpa suara merapikan pita dan slayer yang rusak. Dia berkonsetrasi memperbaiki dalam waktu singkat, agar tidak dilihat oleh Bu Florens. Sehingga membuat beliau kepikiran atau bersusah hati.
Dengan bantuan Rosna, dia menutupi bagian-bagian yang rusak dengan lakban transparan dan bunga. Agar tidak terlihat oleh keluarga pihak pengantin. Karena jika diketahui oleh mereka, akan mengurangi penilain terhadap pekerjaan Bu Florens.
Setelah selesai acara di Gereja, mereka membersihkan semuanya dan memasukan ke mobil. Carren dan Rosna saling memegang tangan dalam diam, karena semuanya berjalan dengan baik. Keluarga pengantin tidak komplain, atas beberapa bagian slayer dan pita yang kurang bagus.
Mereka semua dengan dua mobil langsung ke gedung untuk menunggu waktu mendekor. Setelah menurunkan semua perangkat dekor, mereka duduk di lantai dalam ruangan yang kosong dan telah dibersihkan.
"Berani hari ini ada yang hanya mulut bekerja, siap-siap saja. Gue sudah bawa lakban hitam untuk menutup mulutnya." Ichad sengaja, karena mereka semua harus kerja keras hari ini dari pagi sampai sore.
Sisil yang merasa disindir, hanya diam tapi melengos dengan sinis. Ichad tidak peduli, karena dia sudah melihat perubahan pada wajah dan sikap Carren semenjak dari Gereja.
"Carren, alangkah baiknya kau menjadi pramugari saja. Jangan sia-siakan kepintaranmu dan sembunyikan kecantikanmu di balik tumpukan pekerjaan yang berduri ini."Ichad menunjuk tumpukan bunga. Carren hanya tersenyum tipis mendengar ucapan Ichad
^^^Carren tidak lagi bercanda atau menanggapi candaan mereka dengan senyum atau tawa. Dia lebih banyak diam dan hanya bercakap-cakap dengan Rosna, jika membutuhkan sesuatu.^^^
^^^Waktu istirahat untuk makan siang, Carren hanya duduk makan dalam diam. Dia sedang memikirkan peristiwa yang terjadi tadi pagi saat mendekor. Itu sangat membekas dan mempengaruhi suasana hatinya.^^^
^^^Melihat suasana kerja yang sekarang, dia merasa tidak kondusif baginya. Dia mulai was-was untuk naik tangga atau berjalan seorang diri. Trauma masa sekolah kembali menghantuinya.^^^
^^^Dia tidak bisa tidak mendekor, karena Bu Florens sudah menyerahkan semua konsep dekor kepadanya. Hal itu membuat dia akan menguji tangga berulang-ulang, sebelum menaiki tangga untuk mendekor.^^^
Dunia kerja yang menyenangkan baginya perlahan mulai berkurang, karena rasa was-was dan curiga lebih mendominasi suasana hatinya. Dengan menguatkan hati, dia naik tangga untuk menyelesaikan dekornya. Dia meminta Rosna menjaga dan menemaninya di bawah tangga.
Dia menarik nafas panjang dan menghembuskan perlahan, saat melihat mereka semua sudah selesai mendekor dengan baik. Hasilnya juga baik dan memuaskan seperti biasanya. Perasaan dan jantungnya tetap, dag dig dug tidak beraturan.
Sebelum pulang, Carren mendekati Ichad. "Kak Ichad dan Kak Akri, makasih telah membantu banyak hal hari ini dan selama ini selalu membantu Carren. Semoga Kakak-kakak semua sukses dan diberkati." Ucap Carren pelan, lalu menyalami mereka satu persatu.
Ichad dan Akri menerima jabat tangan Carren dengan hati bertanya-tanya. Apa maksud dari ucapan dan yang dilakukan Carren. Karena biasanya, setelah selesai dekor mereka akan pamit dengan riang dan mengucapkan 'sampai ketemu'.
"Sampai bertemu di tempat latihan." Ucap Carren, sambil memeluk Rosna dengan hangat. Rosna menyabutnya dengan biasa saja, karena dia tahu akan berlatih silat dengan Carren.
Ketika Bu Florens datang dan melihat hasil dekor mereka, beliau sangat puas dan merasa senang sekali. Karena mereka mendekor dan hasilnya lebih dari yang dibayangkannya.
"Tante, karena ini semua sudah selesai, kami pamit pulang, ya. Tante jangan lupa jaga kesehatan." Ucap Carren, lalu memeluk Bu Florens dengan hangat. Walaupun terkejut dengan tindakan Carren, tetapi beliau balas memeluknya.
Setelah meninggalkan gedung yang baru saja didekornya, Carren meneteskan air mata melihat teman-teman yang telah bersamanya hampir tiga tahun. Tempat kerja yang menyenangkan tidak lagi membahagiakannya.
Setelah tiba di rumah, Mamanya sedang sibuk menjahit. "Selamat sore, Ma. Lagi banyak kerjaan?" Tanya Carren, sambil mendekati Mamanya.
"Iya, lumayan. Arra sudah selesai dekor?" Tanya Bu Nancy, saat melihat Carren mengambil handuk menuju kamar mandi.
"Iya, Ma. Nanti habis mandi, Arra mau bicara dengan Mama." Bu Nancy mengangguk, tapi hatinya bertanya-tanya melihat wajah Carren yang tidak happy seperti biasanya.
Selesai mandi Carren membuat teh untuk mereka berdua. Dia bersyukur, kondisi mereka lebih baik. Mamanya sudah mendapat banyak orderan, sehingga perlahan semua kebutuhan hari-hari mulai tercukupi.
"Ma, melihat banyak kerjaan sekarang, apakah Mama membutuhkan orang untuk membantu Mama bekerja?" Tanya Carren, setelah duduk minum teh bersama Mamanya di meja makan.
"Mama kira, sekarang belum perlu dulu. Nanti saja, kalau dibutuhkan Mama akan minta tolong orang untuk bantu Mama." Ucap Bu Nancy.
"Baik, Ma. Arra mau bicara dengan Mama mengenai kerjaan Arra dengan Tante Florens. Arra tidak bisa bekerja lagi dengan Tante Florens, Ma. Bukan karena Tante Florens tetapi sekarang suasana kerja tidak sebaik sebelumnya." Ucap Carren, mulai menceritakan maksud hatinya.
"Maksud Arra bagaimana? Arra tidak mau bekerja dengan Tante Florens lagi? Kenapa?" Tanya Bu Nancy beruntun, karena terkejut dan bingung.
"Begini Ma, sekarang Tante Florens sudah ada banyak karyawan yang membantu. Dan suasana kerja sudah tidak menyenangkan untuk Arra." Ucap Carren pelan. Bu Nancy diam mendengar.
"Yang membuat Arra putuskan untuk berhenti, karena tadi ada yang merusak hasil pita dan slayer yang kita buat, Ma. Arra tahu ada yang merusak, karena slayernya digunting dan pitanya dibongkar dari bentuk yang kita buat." Carren menjelaskan.
"Astagaaa. Benarkah, Arra? Lalu bagaimana dengan dekornya?" Bu Nancy makin terkejut.
"Benar, Ma. Tadi Arra sangat terkejut saat membuka kotaknya dan melihat apa yang kita kerjakan rusak. Dekornya bisa dilakukan, karena diakalin sama Arra dan Ros. Kami pakai stapler dan lakban bening." Ucap Carren lagi.
"Apakah Carren tahu siapa yang lakukan itu?" Bu Nancy ingin tahu.
"Ngga, Ma. Karena Arra tidak melihat siapapun yang lakukan. Yang bisa Arra pikirkan adalah ada orang dalam lingkaran kerja Tante Florens. Karena semua isi kotak sudah Arra periksa sebelum dibawa ke Gereja." Ucap Carren yakin.
"Kenapa Arra harus berhenti, karena mungkin ada yang tidak suka Arra sehingga merusak dekor kami. Kasihan Tante Florens dan teman-teman yang sudah cape' bekerja akan sia-sia jika dirusak oleh orang yang tidak suka Arra." Carren berharap Mamanya mengerti.
"Carren berharap, Mama ngga usah juga bantu Tante Florens mengerjakan slayer atau pita. Karena itu juga bagian dari gangguan. Semoga Mama bisa bicara baik-baik dengan Tante Florens tanpa menyinggung hal yang Arra bilang tadi. Karena itu hanya dugaan Arra melihat kondisi yang terjadi."
"Sekarang Arra akan ikut kursus mendalami yang Arra suka dengan uang Arra dapat selama ini. Jadi Mama ngga usah khawatir tentang Arra." Carren melanjutkan.
"Baik, Mama mengerti maksud Arra. Nanti Mama bicara dengan Tante Florens, agar beliau tidak tersinggung. Arra belum pamit dengan Tante Florens kan?" Bu Nancy bisa mengerti yang dikatakan putrinya.
"Belum, Ma. Tapi tadi Arra sudah pamit dengan teman-teman dan Tante Florens secara tersirat saja. Arra mau Mama yang bicara dengan Tante Florens agar hubungan kita dan Tante Florens tetap baik. Arra serahkan kepada Mama, bagaimana baiknya." Carren sudah tidak mau kembali bekerja.
"Baik. Nanti Mama bicarakan dengan Tante Florens, yang penting Arra sudah tau apa yang akan dikerjakan." Bu Nancy berdiri dan mengusap punggung putrinya dengan sayang.
^^^Beliau merasa ada suatu hal yang terjadi, sehingga putrinya tidak mau kerja lagi. Karena selama ini, dia sangat senang bekerja dengan Bu Florens dan teman-temannya.^^^
Carren masuk ke kamar dan menenangkan hatinya yang sedih kehilangan teman-teman dan pekerjaan yang sangat disukainya. Dia sangat trauma dengan orang yang tidak suka dan membenci dirinya.
Mengingat betapa takutnya dia ketika hendak naik tangga untuk mendekor. Dia khawatir tangganya sudah diakalin oleh seseorang, sehingga bisa membuatnya jatuh. Carren memegang dadanya dengan kedua tangannya. Karena jantungnya berdetak sangat cepat dan tidak beraturan, ketika mengingat akan naik tangga.
Dia menundukkan kepalanya sambil menekan dadanya dengan kuat dia berucap dalam hatinya. 'Ya, Tuhan, lepaskan aku dari kegentaranku dan biarkanlah aku tetap berpijak pada tempat yang telah Kau berikan kepadaku.'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments
[ OFF ]
yaampun sampai segitunya ya carren, harus keluar kerja demi kedamaian
2022-10-26
3
.
keputusan carren sangat baik
daripada krja dengan suasana ga enak..bagus mundur..toh carren punya skill..tinggal dikembangkan.aja...dia pasti berhasil
2022-10-25
4
💜⃞⃟𝓛 ༄༅⃟𝐐🇺𝗠𝗠𝗜ᴰᴱᵂᴵ 🌀🖌
awal nya pekerjaan itu menyenangkan, seiring waktu pekerjaan itu jadi bumerang bagi kita, akhirnya emang harus di lepas dari pada menyiksa diri
2022-10-24
3