...~•Happy Reading•~...
Carren mulai serius dan berkonsentrasi bekerja bersama Bu Florens. Dia sudah menemukan dunia yang disukainya untuk bekerja. Dimana ijasah bukan faktor utama untuk bisa bekerja. Hanya butuh kreatifitas untuk bisa menghasilkan sesuatu yang bagus dan indah.
Dalam kesibukannya, tidak terasa setahun lagi telah berlalu. Carren tidak berpikir lagi untuk kuliah dengan tidak mencari Universitas yang memberikan beasiswa. Dia telah melupakan keinginannya untuk bisa kuliah.
Seiring perkembangan usaha Bu Florens yang membaik, penghasilan Carren juga lebih baik. Bu Florens mulai menambah karyawan untuk membantunya. Yang tadinya hanya berlima dengan Bu Florens, sekarang menjadi bersembilan. Karena banyak orang yang membutuhkan jasa dekornya.
Seperti saat ini, mereka sedang mendekor gedung pertemuan yang cukup luas untuk acara resepsi pernikahan. Mereka beristirahat untuk makan siang. Rosna mendekati Carren dan duduk di lantai untuk makan siang bersamanya. Mereka menjadi dekat, karena selisih usia hanya satu tahun.
"Ros, apakah kau tidak ingin kuliah?" Tanya Carren, karena Rosna lebih muda satu tahun darinya dan juga hanya lulusan SMU. Dia mulai aktif bekerja bersama Bu Florens satu tahun ini. Sebelumnya hanya bantu-bantu diselah waktu sekolahnya.
"Ngga, Kak Carren. Maunya Nya' sih, gue kuliah, tetapi gue ngga mau. Sekarang gue lagi latihan silat selain kerja beginian." Rosna menunjuk perangkat dekor.
"Latihan silat? Maksudmu silat yang beginiian?" Carren menggerakan tangannya seperti orang sedang bersilat.
"Iya, Kak Carren. Gue suka latihan silat untuk ikut perlombaan, tetapi juga untuk jaga diri. Secara kita perempuan yang kadang harus pulang malam dan sendiri. Untuk menjaga keamanan diri." Rosna menjelaskan sambil tersenyum.
"Iya, yaa. Apakah siapa saja boleh berlatih dan berapa biayanya kalau mau latihan silat?" Carren tertarik dengan penjelasan Rosna. Karena dia juga perempuan dan hidup sendiri bersama Mamanya.
"Siapa saja boleh latihan, Kak Carren. Karena yang melatih Engkong gue, jadi ngga ada biayanya. Tetapi kadang-kadang dilatih sama Babe atau Paman. Kalau orang luar yang ikut latihan, biaya seiklasnya saja." Rosna kembali menjelaskan.
"Kalau begitu, nanti aku mau ikut latihan bersamamu, ya. Harinya juga sama denganmu, biar ada teman yang dikenal." Ucap Carren, serius.
"Baik, Kak. Nanti gue bilangin ama Engkong dan kasih tau jadwalnya sama Kakak." Rosna tersenyum sambil memberikan tanda ok kepada Carren.
"Heiii... Waktunya kerja, bukan ngobrol." Terdengar suara teriakan ke arah Carren dan Rosna. Membuat mereka terkejut dan mencari sumber suara yang tidak biasanya.
"Ayoo, Ros. Mari kita bekerja, ngga usah dimasukan ke hati." Ucap Carren, saat melihat Sisil yang berteriak.
^^^Sisil adalah keponakan Bu Florens yang belum lama bekerja dengan Bu Florens. Tetapi lagaknya seperti boss, melebihi Bu Florens.^^^
^^^Carren menyadari, Sisil diam-diam suka memperhatikannya. Apalagi jika sedang diajak bicara oleh Bu Florens, dia akan memandang dengan wajah yang tidak suka. Carren tidak menanggapinya, dia terus bekerja bersama teman-temannya yang lain.^^^
"Kak, Sisil. Tolong barikan ikatan bunga merahnya, ya." Ucap Carren yang sedang berdiri di tangga untuk mendekor, saat melihat Sisil lewat di bawahnya.
"Ambil saja sendiri. Emangnya gue pembantu lu." Ucap Sisil, sambil terus berjalan meninggalkan Carren yang sedang melihat punggungnya dengan melongo. Karena hal itu baru pernah terjadi selama dia bekerja dengan rekan-rekan kerjanya.
"Sudah Kak Carren, biar gue saja yang ambil." Teriak Rosna, lalu turun dari tangga yang di sebelah Carren untuk mengambil bunga yang dimaksudkan Carren. Dia sendiri terkejut dengan apa yang diucapkan Sisil, karena saling minta tolong itu hal biasa mereka lakukan.
Karena tidak mungkin yang di atas tangga turun naik untuk mengambil bahan untuk mendekor. Hal itu akan sangat melelahkan dan membuang waktu. Sehingga biasanya ada yang naik mendekor, ada yang di bawah untuk siap membantu. Seperti yang lain sedang membantu Akri dan Ichad di bagian lain.
"Makasih, Ros. Kalau begitu, Ros di bawa saja, nanti aku di atas untuk mendekor. Biar kita cepat selesai dan membereskan semuanya sebelum Bu Florens datang." Carren mengabaikan apa yang dilakukan Sisil dan mencoba konsentrasi pada pekerjaannya.
Tidak lama kemudian, Akri datang bantu menyelesaikan bagian Rosna karena dia harus membantu Carren. "Makasih Kak Akri." Ucap Carren, sedikit tenang melihat Akri datang membantu.
"Tenang aja Carren. Sloouw, sa..." Akri yang sudah berdiri di tangga sejajar dengan Carren sambil menggerakan kedua tangannya mendorong ke bawah. Carren tersenyum melihat yang dilakukan Akri, begitu juga dengan Rosna yang ada di bawa langsung memberikan yang diperlukan Carren.
Setelah semua selesai didekor dan ruangan sudah dibersihkan, mereka semua duduk di lantai untuk merenggangkan otot-otot kaki mereka.
"Eehh, ini ngapain pada duduk santai semua?" Tanya Sisil, entah muncul dari mana. Karena selama dekor, dia tidak kelihatan.
"Eehh, lu ngomong apa? Apa matamu buta? Apa ngga lihat kami sedang melakukan apa? Datang-datang, lagunya kaya nyonya besar. Pergi dari sini, sebelum gue ambil batang mawar dan menyabet mulutmu." Ichad yang sedang cape' dan sudah menahan rasa kesalnya pada Sisil.
"Bagaimana dia tau rasanya cape' kalau yang kerja cuma mulutnya, Kak Ichad." Ucap Akri, yang juga sudah kesal mendengar ucapannya terhadap Carren. Diantara mereka semua, yang paling tua adalah Ichad. Sehingga Ichad bisa menegur siapa saja yang tidak sopan.
"Ayooo, teman-teman. Itu Tante Florens sudah datang, mari kita pamit pulang karena aku sudah pingin mandi." Carren mengalihkan pembicaraan yang sudah mulai memanas.
"Tante, ini semua sudah selesai, jadi kami pamit pulang, ya. Badan kami semua sudah lengket." Ucap Carren, saat Bu Florens mendekati mereka. Namun wajah Ichad tidak happy, melihat Sisil yang bermanis ria di depan Bu Florens.
"Iya, boleh. Terima kasih, kalian sudah mendekor dengan sangat baik dan indah. Semua sampah dibiarkan saja, nanti Sisil yang mengurusnya. Nanti dia akan pulang bersama Tante." Ucap Bu Florens, karena merasakan aura yang kurang baik.
^^^Bu Florens juga melihat yang lain sangat kucel dan lelah, sedangkan Sisil tetap segar dan rapi. Hal itu menjadi perhatian dan beliau menyadari ada yang tidak beres.^^^
...~***~...
Banyak waktu telah berlalu dengan kisah manis dan pahit dalam bekerja. Terutama bagi Carren yang bekerja di bidang yang membutuhkan seni dan harus kreatif.
Bu Florens sering mendapat orderan untuk mendekor Gereja untuk acara pernikahan. Seperti saat ini, mereka akan mendekor salah satu Gereja di Jakarta Timur.
Jika mendekor Gereja, Carren dan Bu Nancy akan sibuk membuat pita dari satin dan tile. Sangat berbeda kalau mereka mendekor gedung resepsi.
Oleh sebab itu, setiap mendekor Gereja Carren akan membawa kotak yang berisi slayer dan pita yang sudah dibuat bersama Mamanya. Semua perangkat untuk mendekor Gereja telah diletakan di aula.
Mereka akan mendekor dengan cepat, karena akan berpindah ke gedung pertemuan di Jakarta Pusat. Oleh sebab itu, pagi-pagi buta mereka semua sudah kumpul di aula dan mulai merapikan kursi-kursi Gereja seperti yang diinginkan pengantin.
Ketika Carren membuka kotaknya untuk mendekor, dia terkejut. Ada pita yang rusak bentuknya dan ada beberapa slayer yang putus.
"Ada apa Kak Carren?" Tanya Rosna, saat melihat Carren berdiri diam di depan kotaknya.
"Ngga papa, Ros. Ada pita yang rusak, mungkin tadi aku bawanya ngga hati-hati." Carren mengeluarkan semua pita yang masih bagus dan memasangnya. Yang rusak, dia buru-buru perbaiki.
"Ros, tolong minta stapler sama Kak Akri, ya. Aku mau nyambung slayer-slayer ini." Pinta Carren. Rosna segera ke tempat Akri untuk meminjam stapler.
"Ini Kak, staplernya. Slayer ini bukan rusak Kak, tetapi sengaja dirusakin. Slayer ini mah, digunting." Ucap Rosna, melihat slayer di tangan Carren.
"Ngga usah dibahas, Ros. Jangan sampai didengar Kak Ichad dan Kak Akri. Kita lagi banyak kerjaan setelah ini. Kau bantu aku pasang ini, ya." Ucap Carren, setelah slayer distapler. Rosna mengangguk mengerti, lalu membantu Carren dalam diam sambil berpikir. Siapa yang sudah melakukan hal yang sangat jahat terhadap perangkat dekor mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 222 Episodes
Comments
ν⃟α͢иͮуᷠαᷨ
pedes juga perkataannya Chad 🤣🤣🤣
2022-10-27
43
[ OFF ]
ow ow sadis sekali kalimat yang dilontarkan ichad
2022-10-26
3
.
dasar sisil suka cari muka
suka merintah teman bukan nya bekerja dan saling bantu
pasti kerjaan sisil tuh rusak kan pita dan slayer..jahat banget sifatnya..
2022-10-25
4