Exel melihat Dara menangis di dalam tidurnya, ia menatap bibir istrinya yang masih membiru karena ke kasarannya, perlahan tangannyapun bergerak dan jemarinya mengusap ujung bibir yang terluka itu.
Terdengar suara ringisan seperti menahan kesakitan dan tiba-tiba saja tubuh Dara bergetar hebat membuat Exel terkejut dan binggung harus berbuat apa, di tengah ke bingungannya itu ia pun reflek meraih tubuh Dara dan mendekapnya.
"Tenanglah! tenangkan dirimu aku di sini aku bersamamu" ucapnya dengan terus mendekap tubuh Dara, dan benar saja lambat laun getaran tubuh Dara pun berkurang, Exel lalu mengurai pelukannya, dan membaring kan kembali tubuh Dara dengan lembut.
Exel menyeka keringat yang membasahi pelipisnya ntah karena apa ia tiba-tiba saja berkeringat pada hal suasana di ruangannya itu begitu dingin karena memakai AC, perlahan ia menyentuh dadanya.
Deg.
"Ada apa denganku ini aku tidak merasa kalau aku sedang sakit tapi kenapa jantungku berdetak cepat?" tanyanya pada diri sendiri sambil mengelus dadanya karena merasakan degup jantungnya begitu kencang.
Namun karena mengantuk dan penat ia pun memilih untuk merebah kan diri ia pun menarik selimut hingga ke dada, dan kembali menatap Dara, yang kembali nampak tenang ia pun lalu melebar kan selimutnya ke tubuh Dara, ia takut kalau Dara akan menggigil karena ke dinginan.
"Dan pada pukul 4:30 Dara terbangun dari tidurnya, ini memang sudah kebiasaannya dari kecil yang harus bangun untuk menunaikan ibadah pada sang penciptanya.
Di saat dia berusaha untuk bangun namun ia merasa kulitnya menyentuh sesuatu yang hangat.
Deg.
Betapa terkejutnya ia saat menyadari kalau dia ternyata tidur di kamar Exel, dan anehnya ia pun tidur satu selimut dengan Exel.
Dara yang masih bingung memilih untuk segera pergi, karena dia tidak mau Exel marah dan menyiksanya lagi, apa lagi dia sudah menandatangani sebuah surat yang harus mengharuskannya jaga jarak, walau sebenarnya ia ingin sekali menyentuh dan memeluk suaminya itu, dan menanyakan pada suaminya, luka apa yang pernah ia dan keluarga torehkan di masa lalu, hingga membuatnya begitu terluka dan harus balas dendam.
Dengan perasaan was-was ia mulai beringsut pelan-pelan agar tak menimbulkan suara di tambah rasa sakit di seluruh tubuhnya membuatnya terus meringis namun ia pun harus kuat menahan rasa sakitnya, dan saat ia akan mencapai tepian ranjang, tiba-tiba saja tangannya di tarik begitu saja hingga badannya kembali membentur badan Exel. Bugh.
"Aaaww...!" pekiknya namun berusaha menutup mulut dengan satu tangannya agar tak menimbulkan suara, sedang tangan yang satu lagi masih berada dalam genggaman tangan Exel.
Deg.
"Tangan ini? tit--tidak ini tidak mungkin dia! dia tidak mungkin pangeran mimpi yang seperti di ucapkan oleh Jelita" cicitnya. Mengingat kembali perkataan sang adik kalau dia akan jatuh cinta dan menikah dengan pangeran mimpinya.
"Jangan pergi! jangan tinggalkan aku! aku mencintaimu, aku mohon jangan pergi!" ucap Exel tiba-tiba membuat jantung Dara berdegup kencang dan pastinya wajahnya pun memerah semerah tomat, ia berusaha menengadah kan kepalanya karena posisinya tepat berada di atas dada bidang suaminya itu.
Setelah melihat dengan seksama, ternya Exel masih menutup matanya rapat-rapat, "Ternyata dia hanya bermimpi aku kira dia serius" gumam Dara pelan, ada raut ke kecewaan tergambar jelas di wajahnya, ia berharap Exel benar-benar mencintainya namun kenyataan tak sesuai harapan Dara pun hanya bisa tersenyum hambar menyaksikan dirinya seperti orang bodoh yang sedang jatuh cinta.
Dara yang sudah mulai menyukai suaminya itu terlepas dari apa yang ia alami, ia akan berusaha mencintai suaminya dengan tulus hingga kontrak pernikahan mereka berakhir,
"Izin kan aku untuk menjadi penyembuh lukamu"
lirihnya dalam hati, sambil terus menatap wajah yang begitu tenang memejamkan mata di depannya itu, ia pun memberani kan diri untuk menyentuh wajah Exel dengan lembut, "kau begitu tampan sekali" ucapnya pelan tanpa sadar.
Dan dengan perlahan ia pun memberanikan diri untuk membenamkan wajahnya di dada bidang suaminya itu. Hingga 30 menit ia terkejut mendapat dorongan kasar dari suaminya itu.
"Kau untuk apa kau di sini? dan kau berani memelukku dengan tubuh hinamu itu! apa kau ingin menjadi ******! dan berusaha menggodaku hah!" bentak Exel membuat Dara kembali bergetar ketakutan, namum ia barusaha untuk tenang.
"Sejak kapan kau masuk tidur di ruanganku ini'? bukankah aku sudah melarangmu' dan untuk selalu menjaga jarak dengan ku tapi kau!" Exel mendorong kening Dara dengan jari telunjuknya.
"Aku akan menghukummu dengan hukuman setimpal tapi tunggu saat kau sembuh lanjut nya lagi.
"Maaf..." hanya itu yang terucap dari bibir Dara, ia pun beringsut ingin turun dari ranjang dan segera keluar dari kamar itu.
"Kau mau kemana?" tanya Exel
"Tentu saja keluar dari sini Tuan." jawab Dara, "Karena saya juga ingin sholat jelasnya lagi, "Sholat?" Exel menautkan kedua aliasnya.
"Apa itu sholat?" apa sebuah benda tanya Exel yang memang tak pernah di ajarkan ibadah padahal sejak kecil bik Nany dan Mom, Sonya selalu berusaha ingin mengajarkannya tentang Sholat namun lagi-lagi om Bram selalu jadi penghalang seolah ia sengaja menjauh kan Exel dengan Agama.
Dara hanya tersenyum simpul mendengar pertanyaan suaminya itu, "Tuan Sholat itu bukan benda tapi itu ada lah ibadah sebagai tanda ketakwaan kita sama sang pencipta, jelas Dara lagi, "Apa kah Tuan tidak pernah sholat?" tanya Dara dan dianggu ki oleh Exel. "Jika Anda ingin tenang maka sholatlah,dan jika Anda ingin membalas dendam ke pada saya Anda juga harus sholat!" Jelasnya lagi,
''Apa hubungannya Shalat dan dendamku padamu hah?''
''Ada Tuan dengan Sholat mungkin bisa membuat Anda merasa jauh lebih baik'' ucap Dara kembali dengan antusias.
"Dan semoga dengan shalat kau bisa menghapus demdammu." Gumamnya hanya dalam hati.
"Baiklah tapi tidak sekarang nanti saja!''
"Tapi Tu--" Ussst ucapannya terjeda saat Exel memberi isarat untuk diam,
"Sholat saja di sini!" ucap Exel, Dara pun segera beringsut untuk turun dari tempat tidur, "Kau mau ke mana? bukankah aku menyuruhmu untuk Sholat di sini!" seru! Exel lagi.
"Aku mau ketoilet Tuan untuk berwudhu" "Wudhu?" kembali Exel menautkan alisnya. Lalu dengan sabar Dara pun segera menjelas kan apa manfaat berwudhu dan tujuannya. "Lalu kau akan basah-basahan?' kau taukan lukamu belum boleh terkena air, apa tidak ada cara lain?"
"ada Tuan, bertayamum dengan bemakai debu yang bersih.
lagi-lagi Exel binggung ia berfikir apa ada debu yang bersih menurutnya semua debu itu kan kotor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments