Bertemu Dara

Sore harinya Jelita pun bergegas ingin pulang ke mansionnya, namun sayang ban Mobilnya tiba-tiba saja kempes dan dia binggung harus berbuat apa, karena hari sedang hujan deras,

"Jelita ayo ikut aku!" ucap Darandra yang tiba-tiba menepuk pundaknya dari belakang.

"Kak Andra kau mengagetkanku saja aku masih muda belum menikah aku tidak mau mati muda karena serangan jantung!" cicitnya membuat Darandra hanya bisa terkekeh dengan tingkah adik sepupunya yang menggemaskan itu.

"Kamu kalau marah lucu tau" ujar Darandra mencubit ujung hidung Jelita yang begitu mancung.

"Kakak sakit tau!" kesalnya menepuk pundak Darandra, dan merekapun tertawa bersama tanpa mereka sadari sepasang mata sedang mengawasinya dengan tatapan penuh dendam dan kebencian.

"Ayo nanti kita telat katanya hari ini Kakak mu akan datang nanti kakakmu khawatir loh!" Jelas Darandra, lagi dan di anggu ki Jelita ia pun lalu masuk ke dalam mobil, dan mobil pun segera melesat menerobos hujan yang tiba-tiba saja turun dengan derasnya.

Tak ada percakapan mereka sibuk dengan fikirannya masing-masing Darandra berfikir ia tak sabaran akan bertemu dengan adiknya yang sudah puluhan tahun berpisah, sedang Jelita berfikir kenapa Darandra begitu mirip dengan Dara kakaknya, seandainya dia wanita mungkin bagai pinang di belah dua fikirnya.

30 menit akhirnya merekapun sampai di sebuah mansion yang begitu elit dan megah,Darandra memarkirkan mobilnya dengan arahan dari Jelita karena ini kali pertamanya menginjakkan kaki di tempat yang begitu luasnya.

"Apa kamu di sini tinggal sendiri?"

"Tidak aku tinggal dengan Daddy." Jawab

Jelita yang terus melang kah terburu-buru karena tak sabaran ingin bertemu kakak yang sudah ia rindukan itu, Darandra hanya mengangguk mendengar jawaban Jelita dan berusaha mengimbangi langkah Jelita.

Ceklek krieet...!

Jelita membuka pintu lalu menuju ruang tengah dan terus mencari sosok yang di rindukan.

"Kak Dara, dimana kok di sini tidak ada?" gumam Jelita yang memang tak melihat siapa pun di tempat itu.

"Dara ada di dapur jawab Devan yang baru ke luar dari kamar tamu.

"Kak Devan, kakak di sini!" jerit Jelita dan menghambur ingin memeluk Devan.

"Stop...!

Berhenti di situ! badanmu masih bau bersihkan badanmu dulu baru bisa memeluk Kakak!" titah Devan acuh karena Devan orangnya sangat acuh bahkan terkadang jutek hanya dengan orang-orang terdekatnyalah ia lembut dan hangat, kini tatapannya beralih ke arah laki-laki yang menurutnya begitu mirip dengan Dara.

Sedang Jelita merengut kesal pada Devan yang tidak memperdulikan tangannya yang menggantung di udara tertahan saat ingin memeluknya.

"Kak Devan jahat!" ketus Jelita.

"Aku akan mendoakan Kakak agar berjodoh dengan gadis yang menyebalkan!" umpatnya lagi sambil melangkah meninggalkan Devan dan Darandra yang masih sibuk saling menatap.

"Kamu pasti Darandra!" tebak Devan.

"Kok Kak Devan bisa mengenalku?" ujar Darandra bingung karena ini pertama kalinya ia berjumpa dengan Devan.

"Hmm..." sambil tersenyum.

"Kau begitu mirip dengan Dara. Bagaimana aku tidak mengenalmu kalian itu kan saudara kembar." Jelas Devan lagi,

"Oh iya..." sela Darandra tersenyum kaku saat tersadar sambil menggaruk tenggkuknya yang tidak gatal, ia pun pamit untuk membersihkan dirinya.

"Kak Devan aku seperti mendengar kakak berbicara dengan laki-laki?" celetuk Dara yang baru saja tiba dari dapur.

"Dara kau mengagetkan Kakak saja" balas Devan.

"Maaf Kak!" cicitnya merasa bersalah.

"Ya sudah bersihkan dulu badanmu aku sudah lapar lanjut Devan tanpa ingin menjawab pertanyaan Dara.

Setelah semuanya sudah siap Dara pun masuk ke ruang makan terlebih dahulu namun ia mengerutkan alisnya ketika melihat di atas meja makan begitu banyak piring.

"kok piringnya ada 4 apa kakak punya tamu? tanya Dara.

"Dan aku juga dari tadi sudah menelpon Jelita tapi tidak di angkat mungkin dia akan sedikit terlambat, karena hujan, jalanan pasti macet." Jelasnya lagi.

''Hmmm'' hanya itu yang keluar dari bibir Devan.

*

"Kak, Dara aku merindukanmu!" cicit Jelita yang baru saja masuk yang di ikuti Darandra yang juga berada di belakang Jelita.

"Jelita,kau!" pekik Dara terkejut lalu berlari memeluk sang Adik.

"Kakak juga rindu sama kamu!" balasnya sambil terus memeluk sang Adik tersayang nya.

''Aku kira kamu akan datang terlambat ayo kita makan aku juga membawa makanan ke sukaanmu yang Bunda titip lajutnya lagi.

''Oh ya benarkah? aku jadi lapar'' selorohnya membuat Dara terkekeh.

"Aku juga merindukanmu!" sela Darandra, yang mengulurkan tangan ingin memeluk sang adik, membuat Dara dan Jelita mengurai pelukannya, dan menatap ke arah Darandra secara bersamaan.

"Ayo lah please...! apa kau benar-benar melupakanku?" cicit Darandra kembali membuat Dara membulatkan matanya dan seraya mendekat.

"Kakak, kau kah ini? kau begitu tampan." ucap Dara polos tanpa sadar.

"Aku tentu sangat merindukanmu bodoh!" ucapnya sambil memukul lengan Darandra,lalu memeluknya.

"Kenapa kau tak pernah menghubungiku? selama belasan tahun, apa kau tak pernah merindukanku?" keluh Dara dalam isakannya sambil memukul dada bidang milik Darandra lalu memeluk erat kembali sang kakak, begitu pun sebaliknya Darandra pun segera membalas pelukan saudara kembarnya itu.

"Hei kenapa kau jadi menangis? dasar cengeng, lihatlah ingusmu itu memenuhi baju ku, kau memang tak pernah berubah selalu saja jorok!" gerutu Darandra saat Dara dengan sengaja memakai bajunya untuk mengelap ingusnya, yang berlarian ingin keluar.

"Biar saja kau kan masih punya banyak koleksi baju sedang aku adikmu satu-satunya!" protes Dara sambil mengerucutkan bibirnya Membuat Darandra gemas dengan saudara kembarnya itu.

"Jadi Kak Andra adalah Kak Darandra? kenapa aku terlambat menyadarinya" celetuk Jelita,yang baru menyadari kalau sahabat yang ia kagumi adalah kakak sepupunya sendiri.

"Jadi kalian sudah saling mengenal?" tanya Dara menatap Jelita dan Darandra bergiliran.

"Ya! tentu saja. Karena Kak Andra berpura-pura menjadi mahasiswa baru di kampusku" jelas Jelita menatap tajam ke arah Darandra.

"Sudahlah! aku lapar ayo kita makan dulu kangen-kangenannya nanti saja. Sekarang cacing di perutku sudah minta untuk di isi!" sela Devan yang dari tadi hanya jadi penonton setia.

Mereka pun segera duduk dan melahap semua makanan yang ada, setelah semuanya beres mereka pun kembali bercengkrama melepas rindu dan berbagi cerita hingga tak terasa malam telah larut Devan pamit undur diri sedang Darandra untuk sementara menginap dulu, karena itu permintaan adiknya.

*

*

*

Malam pun berlalu membuat Dara yang begitu penat terlarut dalam mimpi, ntah apa yang membuatnya begitu terengah-engah,dengan berbaluh peluh yang mengucuri seluruh tubuhnya.

''Selamatkan dia cepat! selamatkan dia, dia akan tenggelam cepatlah! siapapun kalian cepat selamatkan dia, anak itu akan tenggelam!"

teriak Dara namun tak ada satu orang pun yang ingin mendekat untuk menolong bahkan dia sendiri tak bisa berenang, akhirnya Dara pun melihat seorang anak perempuan kecil mendekat di tepi kolam lalu anak itu pun masuk untuk menolong anak laki-laki yang baru saja akan tenggelam.

.

.

.

Jauh di tempat yang berbeda di negara yang berbeda seorang yang bertubuh kekar terlelap dalam tidurnya dan di waktu yang bersamaan,dia juga terengah-engah dalam tidurnya ntah apa yang sedang ia mimpikan hingga seluruh tubuhnya pun bergetar hebat. "Jangan pergiii!"

Episodes
1 Prolog
2 Bersitegang
3 Bertemu Dara
4 Mimpi masa lalu
5 Berdebat
6 Segepok uang
7 Exel.
8 Menikahlah denganku.
9 Siapa Exel sebenarnya?
10 Akad Nikah
11 Apa-apaan ini?
12 Tempat Paforit
13 Hubungan palsu
14 Menangislah...
15 Seperti ibu-ibu komplek
16 Tangan itu tidak asing
17 Jangan menutup luka
18 Jangan pergi!
19 Membantu Dara
20 Merindukanmu
21 Terima kasih Kak
22 Satu tamparan
23 Terkesima.
24 Salah faham.
25 Hukuman
26 Panik
27 Apa sebesar itu cintamu padanya?
28 Kau tetap manis
29 Jangan mencariku.
30 Menyesali sikapnya
31 Kabar penculikan.
32 Baby Boy
33 Jadi Excel adalah Kak Kenan.
34 Kemarahan Anggun.
35 Aku adik sepupumu.
36 Ada apa denganku.
37 Bingung dengan perasaannya
38 Ucapan Ulang Tahun
39 Katakan padaku kalau kau mencintaiku.
40 Misi
41 Terima kasih karena masih bersama ku.
42 Jangan salahkan aku.
43 Exel Junior
44 Tempatmu adalah di sisiku
45 Permintaan maaf Bram
46 Yuri
47 Reno telah tiada
48 Kabar kehamilan
49 Kamu sedang Hamil.
50 Andai aku bisa memelukmu
51 Aku ingin makan Ayam geprek.
52 Exel memilihku atau memilih dia.
53 Dokter Arya
54 Permintaan Reno
55 Pengejaran
56 Flashback of
57 Nona Dara
58 Menuju Incheon internasional
59 Gay.
60 Kedatangan Orang tua
61 Merindukan Exel.
62 Menghukum Dara
63 Hanya sedikit
64 Buaya Air
65 Salah masuk toilet
66 Maaf
67 Resepsi
68 Kebohongan Damara
69 Mengancam Tuan Muda
70 Jelita
71 Amara Koma
72 Kalung merpati
73 Melamar
74 Pernikahan Jelita VS Damara
75 Pesan Bunda.
76 Pembantu
77 Untung saja
78 Tidak akan pernah lupa
79 Tidak akan melepaskan mu.
80 File
81 Tuduhan Damara
82 Tolonglah
83 Apa kau butuh tumpangan?
84 Darimana saja kamu.
85 Jangan sekarang.
86 Bersikap Sedikit lembut.
87 Demi menjaga perasaanmu.
88 Memberikan tamparan
89 Kasih sayang yang hangat
90 Special.
91 Menjadi teman spesial
92 Mencari Jelita
93 Aku tidak berselingkuh
94 Ada apa dengan Jelita?
95 Kau pasti membenciku bukan?
96 Merubah panggilannya
97 Dia itu suamiku.
98 Melupakan semua kejadian itu.
99 Kesabaran yang di uji.
100 Demi membuktikan
101 Dia itu adalah istriku
102 Mengantar pulang
103 Menangislah jika kamu ingin menangis
104 Jelita berbadan dua
105 Kamu kenapa
106 Rencana licik
107 Flashback OF
108 Merindukan
109 Biarkan seperti ini dulu
110 Pertengkaran
111 Jadi Jelita Hamil.
112 Aku Merindukanmu.
113 Buatku Itu sangat Penting
114 Debaran
115 Ikut ke Kantor
116 Cemburu
117 Dia sekertaris ku.
118 Lakukan jika Anda bisa
119 Ada Apa dengan Wajahmu?
120 Memanggil Sayang
121 Aku Hanya Takut.
122 Nama Yang Tidak Asing
123 Aku Merindukanmu Kak.
124 Jangan Salahkan Aku.
125 Kejutan
126 Stop!
127 Aku mencintaimu bahkan lebih.
128 Sayang Kau menyakitinya.
129 Kelahiran
130 Villa
131 Apa yang kau lakukan.
132 Syarat.
133 Meminta cerai
134 Menyesal
135 Kecelakaan
136 Kritis
137 Aku tidak sakit Bunda.
138 Apa kau lupa Dia adalah Cinta kita
139 Keajaiban.
140 Ada sesuatu di Bibirmu sayang.
141 Jelita Masih trauma.
142 Tidak Ada Hubungan.
143 Anak Mami Kenapa?
144 Dera dan Siksa
145 Untuk Apa Kau Datang kemari
146 Cerita Sebenarnya.
147 I Love You
148 Lintah
149 Jelita mulai Kepo
150 Namanya Bara.
151 Jangan menyalahkan.
152 Aku sudah menghapusnya
153 Bencilah Sifatnya
154 Jangan Terlalu Pede kamu.
155 pengumuman
156 Bertemu Bara.
157 Kenapa Begitu Susah.
158 Kau dan Dia sama Saja.
159 Aku tidak bisa Memberi Cinta
160 Kebenaran, yang terungkap.
161 Kalau Perempuan marah.
162 Hanya sebatas suka sama-suka
163 Keputusan.
164 Aku pernah terhkilaf.
165 Berusaha menahan
166 Kakak yang cantik
167 Hukuman?
168 Mobil mogok.
169 Sah
170 Wajah angker
171 Aku butuh hanya kesabaranmu
172 Alergi
173 Mencari kerja
174 Selamat menjadi lbu
175 Kedatangan Lisa.
176 Aku mencintai Lisa
177 Jadilah Asisten Pribadiku.
178 Hanya Ingin Bunda
179 Perasaan yang dongkol
180 Bara kangen Bunda
181 Aku Membebaskanmu
182 Berhak Bahagia.
183 Kau mau apa?
184 Benteng pertahanan
185 Boleh Aku Memelukmu?.
186 Operasi
187 Aku akan menghukummu lagi
188 Aku Merindukan Kalian
189 Amnesia
190 Ini Sudah Takdir.
191 Apa yang Kau lakukan disini?
192 Mencari Renata
193 Apa Kau Masih Marah.
194 Bertemu Mantan Suami.
195 Kau Menyakitiku
196 Perasaan Tidak Enak
197 Cemburu.
198 Hampir keguguran.
199 Singgah Di Cafe.
200 Bertemu Restu Lagi.
201 Pak Tuan
202 Permintaan maaf
203 Aku hanya lngin mengantarmu.
204 lngin bertemu anak-anak.
205 Kedatangan Jelita
206 Melihat Pelakor dan Pebinor.
207 Bunga untuk Siapa?
208 Bawa Aku Pergi Jauh.
209 Tentang Amara
210 Hana
211 Menuju Sengkang
212 Menyelidiki
213 Mengabaikanmu.
214 Surat dari Lisa.
215 Aku hanya Menginginkanmu.
216 Rasa Penyesalan.
217 Changi Airport
218 Permintaan Maaf Baron
219 Berdebat
220 Cek up
221 Kau Adalah Bidadari Hatiku.
222 Baby Cahaya.
223 Menemui Renata.
224 Renata Kritis.
225 Sempurna
226 Sadar dari Koma.
227 Kemarahan Damara.
228 Dokter David.
229 Jelita Hamil Lagi
230 Ungkapan perasaan.
231 Dendam.
232 Merasa Cemburu
233 Lepaskan Aku.
234 Bucin Akut.
235 Kelahiran Baby Mentari.
236 Ending
Episodes

Updated 236 Episodes

1
Prolog
2
Bersitegang
3
Bertemu Dara
4
Mimpi masa lalu
5
Berdebat
6
Segepok uang
7
Exel.
8
Menikahlah denganku.
9
Siapa Exel sebenarnya?
10
Akad Nikah
11
Apa-apaan ini?
12
Tempat Paforit
13
Hubungan palsu
14
Menangislah...
15
Seperti ibu-ibu komplek
16
Tangan itu tidak asing
17
Jangan menutup luka
18
Jangan pergi!
19
Membantu Dara
20
Merindukanmu
21
Terima kasih Kak
22
Satu tamparan
23
Terkesima.
24
Salah faham.
25
Hukuman
26
Panik
27
Apa sebesar itu cintamu padanya?
28
Kau tetap manis
29
Jangan mencariku.
30
Menyesali sikapnya
31
Kabar penculikan.
32
Baby Boy
33
Jadi Excel adalah Kak Kenan.
34
Kemarahan Anggun.
35
Aku adik sepupumu.
36
Ada apa denganku.
37
Bingung dengan perasaannya
38
Ucapan Ulang Tahun
39
Katakan padaku kalau kau mencintaiku.
40
Misi
41
Terima kasih karena masih bersama ku.
42
Jangan salahkan aku.
43
Exel Junior
44
Tempatmu adalah di sisiku
45
Permintaan maaf Bram
46
Yuri
47
Reno telah tiada
48
Kabar kehamilan
49
Kamu sedang Hamil.
50
Andai aku bisa memelukmu
51
Aku ingin makan Ayam geprek.
52
Exel memilihku atau memilih dia.
53
Dokter Arya
54
Permintaan Reno
55
Pengejaran
56
Flashback of
57
Nona Dara
58
Menuju Incheon internasional
59
Gay.
60
Kedatangan Orang tua
61
Merindukan Exel.
62
Menghukum Dara
63
Hanya sedikit
64
Buaya Air
65
Salah masuk toilet
66
Maaf
67
Resepsi
68
Kebohongan Damara
69
Mengancam Tuan Muda
70
Jelita
71
Amara Koma
72
Kalung merpati
73
Melamar
74
Pernikahan Jelita VS Damara
75
Pesan Bunda.
76
Pembantu
77
Untung saja
78
Tidak akan pernah lupa
79
Tidak akan melepaskan mu.
80
File
81
Tuduhan Damara
82
Tolonglah
83
Apa kau butuh tumpangan?
84
Darimana saja kamu.
85
Jangan sekarang.
86
Bersikap Sedikit lembut.
87
Demi menjaga perasaanmu.
88
Memberikan tamparan
89
Kasih sayang yang hangat
90
Special.
91
Menjadi teman spesial
92
Mencari Jelita
93
Aku tidak berselingkuh
94
Ada apa dengan Jelita?
95
Kau pasti membenciku bukan?
96
Merubah panggilannya
97
Dia itu suamiku.
98
Melupakan semua kejadian itu.
99
Kesabaran yang di uji.
100
Demi membuktikan
101
Dia itu adalah istriku
102
Mengantar pulang
103
Menangislah jika kamu ingin menangis
104
Jelita berbadan dua
105
Kamu kenapa
106
Rencana licik
107
Flashback OF
108
Merindukan
109
Biarkan seperti ini dulu
110
Pertengkaran
111
Jadi Jelita Hamil.
112
Aku Merindukanmu.
113
Buatku Itu sangat Penting
114
Debaran
115
Ikut ke Kantor
116
Cemburu
117
Dia sekertaris ku.
118
Lakukan jika Anda bisa
119
Ada Apa dengan Wajahmu?
120
Memanggil Sayang
121
Aku Hanya Takut.
122
Nama Yang Tidak Asing
123
Aku Merindukanmu Kak.
124
Jangan Salahkan Aku.
125
Kejutan
126
Stop!
127
Aku mencintaimu bahkan lebih.
128
Sayang Kau menyakitinya.
129
Kelahiran
130
Villa
131
Apa yang kau lakukan.
132
Syarat.
133
Meminta cerai
134
Menyesal
135
Kecelakaan
136
Kritis
137
Aku tidak sakit Bunda.
138
Apa kau lupa Dia adalah Cinta kita
139
Keajaiban.
140
Ada sesuatu di Bibirmu sayang.
141
Jelita Masih trauma.
142
Tidak Ada Hubungan.
143
Anak Mami Kenapa?
144
Dera dan Siksa
145
Untuk Apa Kau Datang kemari
146
Cerita Sebenarnya.
147
I Love You
148
Lintah
149
Jelita mulai Kepo
150
Namanya Bara.
151
Jangan menyalahkan.
152
Aku sudah menghapusnya
153
Bencilah Sifatnya
154
Jangan Terlalu Pede kamu.
155
pengumuman
156
Bertemu Bara.
157
Kenapa Begitu Susah.
158
Kau dan Dia sama Saja.
159
Aku tidak bisa Memberi Cinta
160
Kebenaran, yang terungkap.
161
Kalau Perempuan marah.
162
Hanya sebatas suka sama-suka
163
Keputusan.
164
Aku pernah terhkilaf.
165
Berusaha menahan
166
Kakak yang cantik
167
Hukuman?
168
Mobil mogok.
169
Sah
170
Wajah angker
171
Aku butuh hanya kesabaranmu
172
Alergi
173
Mencari kerja
174
Selamat menjadi lbu
175
Kedatangan Lisa.
176
Aku mencintai Lisa
177
Jadilah Asisten Pribadiku.
178
Hanya Ingin Bunda
179
Perasaan yang dongkol
180
Bara kangen Bunda
181
Aku Membebaskanmu
182
Berhak Bahagia.
183
Kau mau apa?
184
Benteng pertahanan
185
Boleh Aku Memelukmu?.
186
Operasi
187
Aku akan menghukummu lagi
188
Aku Merindukan Kalian
189
Amnesia
190
Ini Sudah Takdir.
191
Apa yang Kau lakukan disini?
192
Mencari Renata
193
Apa Kau Masih Marah.
194
Bertemu Mantan Suami.
195
Kau Menyakitiku
196
Perasaan Tidak Enak
197
Cemburu.
198
Hampir keguguran.
199
Singgah Di Cafe.
200
Bertemu Restu Lagi.
201
Pak Tuan
202
Permintaan maaf
203
Aku hanya lngin mengantarmu.
204
lngin bertemu anak-anak.
205
Kedatangan Jelita
206
Melihat Pelakor dan Pebinor.
207
Bunga untuk Siapa?
208
Bawa Aku Pergi Jauh.
209
Tentang Amara
210
Hana
211
Menuju Sengkang
212
Menyelidiki
213
Mengabaikanmu.
214
Surat dari Lisa.
215
Aku hanya Menginginkanmu.
216
Rasa Penyesalan.
217
Changi Airport
218
Permintaan Maaf Baron
219
Berdebat
220
Cek up
221
Kau Adalah Bidadari Hatiku.
222
Baby Cahaya.
223
Menemui Renata.
224
Renata Kritis.
225
Sempurna
226
Sadar dari Koma.
227
Kemarahan Damara.
228
Dokter David.
229
Jelita Hamil Lagi
230
Ungkapan perasaan.
231
Dendam.
232
Merasa Cemburu
233
Lepaskan Aku.
234
Bucin Akut.
235
Kelahiran Baby Mentari.
236
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!