Dengan gaya Anggun dan percaya dirinya Jelita melangkah mendekati mobil itu tak lupa ia pun memakai kaca mata hitamnya, lalu.
Tok...tok...tok...!
Dan seorang lelaki berperawakan sedang dan
wajah lumayan tampan, membuka pintu mobil lalu keluar dari mobilnya dengan cermat ia menelisik Jelita dari bawah hingga ke atas ia pun bergidik ngeri melihat penampilan Jelita yang begitu cantik dan **** namun itu cukup merasa di dalam hatinya saja.
"Aku tau Anda mungkin orang kaya. Tapi terimalah ini untuk mengganti kerusakan yang ada pada mobil Anda ucap Jelita, menyerahkan segepok uang.
"Nona saya hanya_"
"Lagi pula kau yang salah. Kau tiba-tiba saja muncul di depanku untung saja sekarang terima saja uang ini aku rasa itu sudah cukup!" imbuhnya lagi memotong kalimat orang yang ada di depannya.
"Tapi Nona Anda harus_"
"Aku tidak punya banyak waktu dan_" ucapan Jelita terjeda saat seseorang menurunkan kaca mobil yang ada di depannya itu, dan ia begitu terpesona dengan ketampanan pria yang jauh lebih tampan dari pada orang yang ia temani bicara.
"Ada apa Rony? kenapa kau meladeni gadis yang tidak tau etika ini! ayo kita berangkat aku tidak mau kita terlambat karena masalah ini. Dan kau Nona simpan uang mu itu! untuk membeli pakaian yang layak!" ucapnya datar tanpa ekpresi.
"Kau akan membayarnya lain kali!" imbuhnya sedangkan Jelita masih melongo terpesona atas ketampanan lelaki itu. Dan begitu tersadar dengan ucapan lelaki itu.
"Kau...hey...kau-kau bilang apa tadi? tadi kau menyuruh ku_" belum selesai ia bicara mobil itu pun melesat meninggalkannya. "Hey dasar brengsek" pekik Jelita menendangkan kakinya ke udara.
"Awas saja jika aku betul berjumpa dengan mu akan ku buat kau menyesal karena telah menghinaku dan apa katanya? aku akan membayarnya lain kali yang benar saja dasar konyol." kesalnya lalu membuka pintu mobil untuk masuk kembali.
"Kak Andra kau ken_"
"Biarkan aku yang membawa mobil aku tidak mau kau berbuat ulah lagi!" potong Darandra.
Jelita pun terpaksa memilih membuka pintu belakang.
"Duduk di depan aku bukan sopirmu!" perintah Darandra membuat Jelita semakin dongkol." Ia pun terpasa menuruti kata Kakaknya karena ia tak ingin berdebat cukup lelaki asing itu yang membuatnya kesal.
"Kau kenapa? ada apa dengan wajah mu itu?
dan kemana suara cempreng mu, itu apa kau lagi sariawan atau lagi datang bulan?" selidik Darandra, namun bukannya menjawab Jelita, hanya memokuskan pandangannya ke depan tanpa berkedip.
Sedang Darandra yang di buat binggung atas perubahan sikap Jelita hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Dasar wanita tidak bisa di tebak, kenapa dia tiba-tiba diam, tapi yah sudah lah, itu artinya aku terbebas hari ini dari suara cemprengnya" Gumamnya hanya dalam hati.
"Kak hari ini kau harus menemaniku ke kantin aku lapar!" ujar Jelita membuka percakapan
Darandra pun hanya mengangguk mengiakan, ajakan Jelita padahal baru saja dia ingin bernafas lega karena tak mendengar suaranya. Begitu sampai di kampus, tanpa mereka sadari semua mata memandang ke intiman mereka, dan banyak yang merasa patah hati baik itu laki-laki yang menyukai Jelita, maupun para gadis yang terpesona dengan ketampanan Darandra, apa lagi Amara ia begitu terkejut melihat kedekatan Andra dengan Jelita.
"Sial, kenapa mereka jadi semakin dekat sih!" rutuknya kesal.
"Apa Kak Andra suka dengan orang yang bernampilan tomboy?" gumamnya lagi pada diri sendiri. Amara pun lebih memilih pergi dari pada terus sakit mata dan sakit hati melihat ke intiman ke duanya.
Sedangkan Darandra kembali di buat pusing dengan segala ocehan dan tingkah laku Jelita yang kembali on. Dan dia pun dibuat tertawa dengan cerita Jelita yang tadi kenapa dia sampai diam tak mau bicara.
''Hahaha..! Akhirnya ada juga orang yang tidak tertarik padamu itu tandanya orang itu sangat waras berbeda dengan laki-laki yang selalu mengejarmu mereka itu tidak waras'' ledek Darandra membuat Jelita kesal.
"Kakak...!" peliknya membuat gendang telinga Darandra terasa berdenging.
*
*
*
Sementara itu di sebuah gedung tertinggi di antara gedung-gedung di sekitarannya nampak Dara yang merengangkan otot-ototnya.
"Huhf akhirnya kelar juga." seloroh nya
"Ayo makanlah aku membawakan makanan kesukaanmu hmm" ucap Devan yang baru saja masuk, sambil menyodorkan kotak makanan di depan Dara,dan Dara pun segera membukanya, karena kebetulan ia sangat lapar, ini hari pertama dia masuk ke kantor, hingga melewatkan waktu makan siangnya, ia sengaja ikut Devan ke perusahaan Daddy Rafanya, ia ingin tau cara orang menjadi pemimpin sebuah perusahaan,ternyata itu tidak mudah, untung saja ada Devan yang banyak membantunya hingga ia pun selesai tepat waktu walau harus mengorbankan makan siangnya.
"Lain kali kamu jangan seperti ini, aku tidak mau kamu kenapa-kenapa, lagi pula Daddy kan tidak memaksamu untuk mengurus perusahaan." Ucap Devan, membuka percakapan.
"Aku tau itu Kak, Daddy memang tidak memaksa tapi aku ingin belajar, aku ingin seperti Daddy yang selalu bekerja keras" jelasnya.
"Iya tapi tidak dengan mengabaikan dirimu juga, untung aku di sini kalau tidak apa kamu akan ingat untuk mengisi perutmu apa lagi ini hari pertama bagaimana kalau setahun?" sela Devan lagi menatap wajah Dara yang menurutnya semakin cantik.
"Iya Kak maaf..." ucapnya manja sambil menyendok makanan ke dalam mulutnya, membuat Devan tersenyum gemas melihat wanita yang sangat ia cintai itu. Setelah semuanya selesia Dara pun membersih sisa-sisa bekas makannya dan merapikan ruangan kerjanya dengan cekatan,
"Aku akan mengantarmu pulang!" seru Devan. "Tapi! Kak, aku mau jalan-jalan!" jawab Dara, "Besok hari libur kau bisa pergi bersama Jelita. Kaliankan sudah lama tidak pergi bersama, jadi besok kau bisa pergi berdua karena aku masih ada urusan di luar." Terang Devan lagi. Dan di angguki oleh Dara.
Merekapun segera menuju lantai dasar untuk segera pulang namun baru beberapa menit mereka meninggalkan gedung yang menjulang tinggi itu tiba-tiba gawai milik Dara pun bergetar, membuat Devan yang fokus menyetir melirik ke arah Dara yang masih sibuk mencari gawainya.
"Siapa?" tanya Devan hampir tak terdengar saat melihat Dara benggenggam gawainya
"Bunda..." jawab Dara yang setengah berbisik.
Devan pun mengangguk mengerti,
"Assalamualaikum Bunda!" ucap uluk salam Dara begitu menerima panggilan masuk."Waalaikum salam ini Daddy Nak, bukan Bunda" jawab Rafa dari seberang,
Dara pun megernyitkan alisnya, kok tumben sang Daddy menelponnya dengan nomor Bundanya.
"Memang Bunda ke mana Dad?" tanya Dara khawatir.
"Bunda ada sayang cuma Bunda lagi syok karena Bunda, hampir mengalami kecelakaan, untung ada seseorang yang datang membantu." Jelas Rafa menjawab pertanyaan Dara. Dan sontak membuat Dara terkejut.
"Kecelakaan!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments