"Dan ini! tut--Tuan apa Anda tidak salah dengan semua ini?" protes Dara.
"Dengarkan aku perempuan membawa sial,aku tidak pernah salah dan tidak pernah main-main dengan apa yang akan aku lakukan dan aku tidak suka di bantah, apa kau paham itu!"
Exel mencengkram rahang Dara begitu kencang hingga wajahnya memerah dan mendorong wajahnya ke belakang hingga kepala Dara terbentur di tembok.
Bugh.
"Auuw...!" pekik Dara kesakitan. Dan ia pun menahan air matanya agar tidak terjatuh karena ia tak ingin terlihat lemah di depan Exel.
"Lain kali jangan pernah sekali-kali membantah bahkan protes jika kau ingin keluargamu aman ikuti semua yang ku ingin kan faham!" bentaknya lagi tepat di depan wajah Dara, membuat Dara memejamkan matanya karena takut dengan kemarahan Exel.
"Ayo Reno kita pergi, dari sini! aku sudah muak melihat wajah sok polosnya, kita pergi ke tempat biasa!" ucap Exel melenggang pergi, meninggalkan Dara yang masih meringis kesakitan. Sedangkan langkah panjang Exel di ikuti Reno, bahkan sempat-sempatnya ia mendorong bahu Dara hingga hampir saja membuatnya terjatuh. "menyingkirlah dari hadapan ku wanita bo...doh..,!" sarkasnya, "dan tanda tangani surat itu! sa'at aku kembali' kau harus memberikannya pada ku dan malam ini kau harus menunggu ku sapai aku pulang! jangan sampai kau tertidur!." Ucapnya lagi begitu sampai di pintu lalu melang kah pergi tanpa menoleh.
Dara hanya bisa menunduk menahan,tes,bening kristal pun jatuh membasahi pipinya, "Astagfirullah ya Allah: lirihnya,tak terbayang bagaimana tersiksanya ia akan menjalani rumah tangga yang tidak sehat selama setahun,namun ia rela mengorban kan dirnya demi keluarganya.
Dara menatap kembali surat kontrak yang ada di tangannya,ada beberapa poin yang ter tulis.
1.Dilarang ikut campur urusan pribadi masing-masing.
2.pihak ke dua harus ikut aturan pihak pertama,setiap *perkataan**nya* harus di taati.
3.di larang menyentuh atau memegang apa pun milik pihak pertama, tanpa *seizin**nya*,apa lagi sampai bersentuhan fisik kecuali atas ke inginan pihak pertama.
4.pihak ke dua harus mengerjakan semua,pekerjaan rumah sendiri tanpa bantuan orang lain.
5.di larang tidur sekamar,apa lagi sampai masuk di kamar pihak pertama,tanpa seizin nya.
6.pihak ke dua harus menjaga jarak dari pihak pertama, jika pihak pertama *membutuh**kan* nya pihak pertama harus stay tepat waktu.
7.Dilarang protes atau pun membantah,jika pihak ke dua melanggar salah satu poin di atas maka pihak pertama berhak menghukum nya dengan hukuman Yang setimpal.
8.Pihak pertama selalu benar.
9.Dilarang jatuh cinta
10.pihak pertama tidak pernah salah jika berslah,maka kembalikannke poin no8.
11.Dan pergi ka jam ini hanya berlaku setahun,setelah setahun pihak ke dua bukan lah istri pihak pertama lagi.
Demikianlah isi dari surat kontrak yang harus Dara tanda tangani,
"Bunda maafkan Dara karena tidak bisa memenuhi janji" lirihnya, dengan air mata yang terus meleleh membasahi kedua pipinya.
Sungguh mimpinya menikah dan menjalani Rumah tangga dengan penuh cinta seperti ke dua orang tuanya bagai api jauh dari panggang, namun ia bertekad untuk membuat Exel jatuh cinta padanya, dan jika selama setahun Exel tak bisa mencintainya maka ia pun akan pasrah dan mundur.
*
*
*
"Tuan apa Anda tidak terlalu, mmm...keterlaluan, terhadap Nona Dara?" tanya Reno ragu karena ia takut jika tuannya itu tersinggung dan marah.
"Ohw...apa kau sudah berani bersimpati padanya? apa selama ini kau lupa atau pura-pura tidak tau apa yang menyebabkan aku melakukan ini?' aku menderita selama puluhan tahun hidup dengan ketakutan siksaan bahkan hampir membuat nyawaku hilang kau tau kenapa? karena keluarga Rafa Raindra Irawan brengsek itu..!!" teriak Exel mengetatkan rahangnya. Membuat Reno merasa takut dan serba salah,
"Jika kau ingin membela bahkan mengasihaninya maka keluarlah dari mobil ini, sebelum aku membunuhmu bersamanya!" ucap Exel penuh penekanan di setiap kalimatnya.
"Dan apa kau tau karena wanita itu aku kehilangan liontin yang paling berharga yang aku jaga selama ini bahkan dengan nyawaku sekalipun!''
Lanjutnya lagi dengan tatapan mata yang membunuh.
"Tit-tidak Tuan walau Anda membunuhku aku tidak akan pergi dari sisi Anda karena saya pernah berhutang nyawa pada Anda, jadi nyawa saya adalah milik Anda, Tuan!" jawab Reno dengan susah payah menelan saliva.
"Menyingkirlah biar aku yang membawa mobilnya!"
"Tat tapi Tuan_" Exel menatap tajam kearah Reno, membuatnya tercekat, Reno pun terpaksa turun dan berpindah tempat duduk tepatnya di samping kemudi, Exel pun melajukan mobilnya dengan ke cepatan tinggi, 30 menit merekapun sampai pada sebuah tempat yang nampak begitu indah walau hari sudah malam.
karena sekitarnya di penuhi dengan lampu taman dan lampu hias yang berasal dari sebuah villa yang begitu elit karena di lengkapi dengan sistim ke amanan yang begitu canggih,namun ada yang unik di balik kencang gihannya di sekelilingnya di bangun hutan buatan sungai buatan yang di penuhi ikan hias, sebuah taman dan kolam renang yang begitu indah karena sekelilingnya di penuhi bunga-bunga beraneka warna.
"Tuan kenapa kita harus kesini?" tanya Reno memberanikan diri, karena ia penasaran dan penuh keheranan. Karena ia sempat berfikir kalau tuannya itu, akan membawanya ke sebuah club malam elit, langganannya yang ada di kota itu. Namun ini kenapa di bawa ke taman kayak orang mau pacaran.Fikirnya ia pun bergidik ngeri,
"Apa Tuan menyukai_' tit_tidak ini tidak mungkin tapi ini malam pertama manya Tuan,seharusnya dia mengajak Nona Dara bukan aku"
dan Exel menatap Reno lalu dia pun menyeringai tipis.
"Aku tau apa yang ada di otak bejatmu itu." ucapnya, dan yah aku membawamu kesini agar kamu tau tempat paforitku kalau lagi jenuh, dan ingin sendiri.
"Kau tau Ren...aku sengaja membeli tempat ini, karena tempat ini, adalah sejarah kebangkitanku dari keterpurukan, tempat ini membuatku bertemu dengannya, saat itu,karena dia yang membuatku hidup hingga sekarang ini.
Karena dialah aku bisa berjuang melawan takutku, dia yang membuatku sukses, seperti sekarang ini" terangnya panjang lebar.
"Dan gara-gara wanita sialan itu aku harus kehilangan benda satu-satunya yang tersisa dan paling berharga,dalam hidupku, aku seolah tak ada harapan untuk bertemu" Jelas nya lagi sedangkan Reno hanya menyimak dengan serius apa yang di ceritakan tuannya itu tanpa ingin menjedanya.
"Ren...Kenapa kau diam saja tanpa bertanya atau menjeda biasanya kamu paling bawel!" ujar Exel menatap Asisten sekaligus sahabat dalam suka dukanya itu.
"Tidak apa-apa Tuan aku hanya ingin menjadi pendenagar setia Anda." Jawabnya menimpali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 236 Episodes
Comments